Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN DALAM KONSELING,TINDAK LANJUT, DAN MENGAKHIRI

KONSELING

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Konseling)


Dosen Pengampu:
Ibu Solihatun M.Pd., Kons

Oleh Kelompok 11:


Ahmat Baihaki (202201501534)
Finsensian Udak (202201501542)
Umi Rachmawati (202201501564)
Titi Sugiyatnie (202201501574)

Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan


Pengetahuan SosialUniversitas Indraprasta PGRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Penilaian dalam
konseling,Tindak Lanjut dan Mengakhiri Konseling”. Makalah ini
disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar
Konseling untuk mahasiswa S1 jurusan Bimbingan dan Konseling.
Penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik atas bantuan dari
berbagai pihak.

Oleh karena itu, Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen


mata kuliah Keterampilan Dasar Konseling yakni ibu Solihatun,M.Pd.,
Kons. yang telah membimbing kami serta teman-teman dalam mata
kuliah Keterampilan Dasar Konseling dan pihak lain yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa yang membaca dan
mempelajarinya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………ii

BAB I ............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3.Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II ........................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

2.1.Penilaian Dalam Konseling................................................................. 2

2.2.Tindak Lanjut ...................................................................................... 3

2.3.Mengakhiri Konseling ........................................................................ 4

BAB III .......................................................................................................... 7

PENUTUP ..................................................................................................... 7

3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 7

3.2.Saran ................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan
peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua
perubahannPerilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu,
Yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi
yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan
tanggung jawab yang penting untuk Mengembangkan lingkungan,
membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan,
membelajarkan individu. Untuk mengembangkan, merubah dan emperia
perilaku.Teknik penilaian dalam konseling,tindak lanjut, dan mengakhiri
konseling sangat berperan penting dalam mengarahkan klien/konseli kearah
yang lebih baik dan menjadi terarah pada tujuan yang dicapai.
Penggunaan teknik teknik khusus dalam proses bimbingan dan konseling
diharapkan membantu klien atau konseli dalam mengindetifikasi masalah
diri sendiri, pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan Pengambilan
keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan klien yang
sedang dibimbing.Dalam menindak lanjutkan masalahnya yang harus
melalui persetujuan antara konselor dengan klien. Apabila klien tidak
membutuhkan tindak lanjut, konselor harus menerima bahwasanya
klien/konseli tidak lanjut dan memutuskan untuk mengakhiri proses
konseling atas keingginan konseli setelah banyak pertimbanggan dan
konselor sudah memberikan bantuan sepenuhnya.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja Penilaian dalam konseling ?
2. Apa yang dimaksud Tindak Lanjut ?
3. Bagaimana cara Mengakhiri Konseling?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui Penilaian Konseling
2. Untuk mengetahui cara Tindak Lanjut dalam proses konseling
3. Untuk mengetahui cara Mengakhiri proses Konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Penilaian Dalam Konseling
Menurut Taufik dan Yeni karneli (2012: 146) konselor perlu melakukan
apakah konseling yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik atau tidak.
Dalam penilaian konseling dapat dilakukan penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses menyangkut dengan bagaimana dilakukan penilaian
proses konseling yang dijalani bersama klien, apakah dapat mencapai sasaran
yang diinginkan atau masih belum. Sejumlah indicator keberhasilan proses
konseling dapat dilihat dari gejala-gejala ekpresi yang ditampilkan klien dapat
menjadi instrumenta untuk menentukan keberhasilan dalam konseling. Rasa
puas dengan anggukan bahwa klien mendapatkan pemahaman yang
diharapkan, sebaliknya apabila klien banyak diam dan kurang berekpresi puas
ini menunjukan bahwa konseling belum menghasilkan sesuatu yang berarti.
Penilaian hasil kegiatan palayanan bimbingan dan konseling dilakukan
melalui 1.Penilaian segera (LAISEG)
Yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani. Menurut prayitno (2012) penilaian segera dilaksanakan pada setiap
akhir sesi layanan.
2.Penilaiaam jangkn jangka pendek (LAIJAPEN)
Yaitu penilaian dalam jangka waktu tertentu setelah satu jenis layanan atau
kegiatan pendukung di selenggarakan untuk mengetahui dampak layanan
terhadap klien. penilaian jangka pendek dilakukan setelah satu minggu
sampai satu bulan.
3.Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG)
Yaitu penilaian dalam jangka waktu tertentu ( 1 sampai 6 bulan) setelah
satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung diselenggarakan untuk
mengetahui lebih jauh dampaknya terhadap klien.
Menurut Munro (1983: 91) bahwa menilai hasil dilakukan dengan segera
sesudah klien melaksanakan rencana pengubahan tingkah lakunya konselor
hendaklah membicarakan pengalaman. untuk mdapatkan keberhasilan
konseling, konselor dapat konselor dapat melakukan penilaian segera yaitu
dengan cara menanyakan langsung kepada klien menyangkut pemahaman
atau pengetahuan baru yang diperoleh klien.
Konselor melakukan wawancara dengan klien untuk mendapatkan
pemahaman lebih mendalam tentang masalah, sejarah hidup, dan tujuan
klien.Konselor juga mengamati perilaku verbal dan non-verbal klien selama
sesi konseling untuk memahami ekspresi emosional dan pola
komunikasi.Konselor dapat menggunakan tes, kuesioner, atau instrumen
penilaian lainnya untuk mengumpulkan informasi yang terstruktur dan
objektif.Memperoleh informasi yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi
masalah, kekuatan, dan sumber daya klien.Konselor mengalisis informasi
tentang latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman
hidup klien untuk konteks yang lebih luas.Konselor bekerja sama dengan

2
klien untuk merumuskan tujuan dan rencana intervensi yang sesuai dengan
kebutuhan individu klien.Jika diperlukan, konselor mengevaluasi risiko
keamanan atau kesehatan klien dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.

2.2.Tindak Lanjut
Menurut Taufik dan Yeni Karneli (2012) Tindak lanjut konseling
hendaklah didasarkan dari hasil penilaian penyelenggaraan konseling. Hasil
penilaian ada kemungkinan berkenaan dengan empat hal:
Konseling telah dapat berjalan dengan baik dan telah menghasilkan
keputusan yang sesuai dengan masalah yang dialami klien.
Akhir pembicaraan konseling diketahui bahwa masalah yang dialami klien
bukan bidang keahlian konselor.
Masalah klien adalah bukan wewenang konselor seperti masalah pidana.
Dalam hal ini konselor dapat segera memutuskan hubungan
konseling.Apabila klien enggan untuk melaksanakan keputusan konseling
tanpa batas waktu yang jelas. Dalam menanggapi kondisi ini, konselor
hendaklah menerapkan teknik no excuse (tidak ada maaf), dalam arti sekali-
sekali konselor tidak menerima alasan-alasan yang dikemukakan klien
tersebut.Untuk mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari latihan yang
dilakukan maka adalah amat perlu sekali menyelenggarakan beberapa usaha
tindak lanjut.
Menurut Munro (1983: 125) tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk
satu atau serangkaian pertemuan singkat. Dalam pertemuan ini para peserta
dapat bertukar pengalaman dalam menggunakan keterampilan-keterampilan
yang dipelajari, meminta dorongan dan pengarahan lebih lanjut atau meminta
bantuan dalam meningkatkan keterampilan yang telah dipelajari tersebut.
Bentuk lain dari tindak lamjut adalah para peserta saling mengemukakan,
pengalaman kepada teman sejawat, atau jika mereka telah benar-benar
pengalaman dan benar-benar merasa mampu mengajar sejawat yang lain
tentang keterampilan yang dimaksud.
Dengan tindak lanjut para peserta dimungkinkan untuk dapat lebih
mengenal orang lain, berpandangan lebih luas, lebih mau lagi menghadiri
latihan-latihan seperti itu. Tindak lanjut penting sekali untuk memperkuat
dampak latihan dan merangsang untuk mau terus-menerus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki.
Tahap/Tindak Lanjut Layanan Bimbingan Perorangan
Tahap ini terjadi dimulai sejak konseli menemui konselor hingga berjalan
sampai konselor dan konseli menemukan masalah konseli. Pada tahap ini
beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :

 Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli (rapport).


Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya
asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.

3
 Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah
terjalin dengan baik dan konseli telah melibatkan diri, maka konselor harus
dapat membantu memperjelas masalah konseliMembuat penaksiran dan
perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan
masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi konseli, dan menentukan berbagai
alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

 Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan


konseli, berisi : (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan
yang diinginkan olehkonselidan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak
tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan konseli; dan (3) Kontrak
kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung
jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian
kegiatan konseling.
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling
selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini
terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam.Penjelajahan
masalah dimaksudkan agar konseli mempunyai perspektif dan alternatif baru
terhadap masalah yang sedang dialaminya.Konselor melakukan reassessment
(penilaian kembali), bersama-sama konseli meninjau kembali permasalahan
yang dihadapi konseli. Menjaga agar hubungan konseling tetap
terpelihara.Hal ini bisa terjadi jika : konseli merasa senang terlibat dalam
pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk
mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Konselor
berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi
dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli
terhadap konseli. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan
yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor
maupun konseli.

2.3.Mengakhiri Konseling
Kegiatan mengkhiri konseling pada dasarnya adalah seni masing-masing
konselor,namum penting diperhatikan bahwa hendaknya klien pada saat
meninggalkan pertemuan konseling memiliki kesan yang positif tentang
konseling yang dijalani dan juga terhadap pribadi konselor. Untuk itu ada
baiknya apabila konselor melakukan hal-hal sebagai berikut pada saat
mengakhiri konseling :
1.Konselor menegaskan peranan penting klien untuk berusaha maksimal
mungkin melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disimpulkan konselor di
bagian akhir dari konseling. Konselor dapat berkata bahwa keberhasilan klien
keluar dari masalah yang dialami tergantung dari usaha klien menjalankan
keputusan yang hasil konseling secara baik. Oleh karena itu selanjutnya
konselor meminta agar klien memiliki komitmen yang tinggi dalam
menjalankan keputusan tersebut, dalam arti berusaha dengan sungguh-

4
sungguh melaksanakan dan tidak mudah putus asa.
2.Konselor dapat memberikan dorongan dan semangat kepada klien dan juga
menempatkan harapan konselor terhadap klien, misalnya mengatakan kepada
klien: “ bahwa keberhasilan dan kebahagiaan yang diraih oleh klien adalah
juga keberhasilan dan kebahagiaan yang konselor juga”. Dalam arti konselor
merasa berhasil membantu klien melalui proses konseling yang dijalaninya.
3.Konselor mendoakan agar apa yang dilakukan klien dapat berjalan dengan
baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Misalnya konselor mengatakan:
“saya mendoakan semoga Anda dapat menjalankan rencana-rencana kegiatan
yang sudh kita putuskan dalam konseling tadi, dan Tuhan memberikan
kemudahan kepada Anda dan tidak banyakk menenmukan kendala, serta
Anda dapaat keluar dari situasi masalah yang sedang Anda Alami pada saat
sekarang ini.
4.Konselor membuka kesempatan kepada klien untuk memperoleh layanan
konseling berikutnya apabila di kemudian hari klien membutuhkannya.
Dalam hal ini konselor dapat mengatatakan bahwa: Apabila suatu waktu
Anda membutuhkan layanan konseling lagi, Anda dapat menemui saya di
tempat Saya ini..yaa tentunya pada hari-hari sebelumnya dengan janji yang
kita sepakati. Karena itu Anda dapat mendaftar atau menghubungi saya
melalui SMS pada nomor hp saya ini (Sambil konselor memberikan kartu
nama) kepada klien.
5.Konselor mengakhiri konseling dengan cara menyampaikan: Selamat
Ya..sambil mengulurkan tangan untuk menyalami klien. bagi klien tangan
yang berjenis kelamin sama dengan konselor, konselor juga dapat
memberikan sentuhan fisik seperti menepuk dengan lembut punggung klien,
sambil mengantar klien ke pintu keluar ruangan konseling.
Menurut Munro (1983: 111) konselor hendaknya selalu menyadari bahwa
mengakhiri suatu hubungan konseling dengan melalui alih tangan kasus atau
penghentian layanan memerlukan prosedur dan pemenuhan persyaratan
tertentu.
1. Alih tangan (referral)
Jika konselor memutuskan bahwa kliennya memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang tidak dapat dipenuhi oleh konselor, maka konselor harus
mempertimbangkan untuk mengalih tangan klien kepada orang atau badan
lain.Setelah konselor terlebih dahulu mengungkapkan dan menilai
a) Konselor terlebih dahulu mengetahui badan lain yang mungkin
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan klien.
b)Konselor memilih suatu badan yang tepat, konselor membicarakan
kemungkinan alih tangan itu dengan badan yang dimaksud.
c)Jika alih tangan tampaknya memang mungkin, hal itu selanjutnya
dibicarakan dengan klien
d)Bila suatu rencana alih tangan telah disetujui , maka harus pula disiapkan
langkah-langkah tertentu dengan maksud agar klien dapat mengetahui
dengan pasti kapan dan kemana dia harus pergi dan kapada siapa dia
datang.
e)Konselor hendaklah siap untuk membantu badan tempat alaih tangan itu

5
denganmenyediakan imformasi tentang masalah klien.
f) Setelah alih tangan dilakukan konselor siap sedia untuk bekerja sama bila
dibutuhkan oleh badan alih tangan itu.
2.Penghentian layanan
Menurut Munro (1983: 113) penghentian layanan pada setiap waktu
terutama bilamana tujuan-tujuan hubungan konseling telah tercapai.
Penghentian juga dapat dilakukan berdasarkan persetujuan yang telah
ditetapkan pada permulaan pertemuan. Tahap penghentian harus dimulai dari
konselor, dan jika memungkinkan juga dari klien, dengan meninjau dan
menyimpulkan apa-apa yang telah dilakukan dalam konseling. Dalam hal ini
peninjauan dapat didasarkan atas tujuan yang ditetapkan dan hasil-hasil yang
dicapai, dan juga pada banyaknya waktu yang telah dipakai.
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yangtelah terbangun dari proses konseling
sebelumnya.Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian
segera). Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnyaPada tahap akhir
ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien;(2) perubahan
perilaku konseli ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3)pemahaman
baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanyarencana
hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.
Termination (Pengakhiran) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan
konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik mengakhiri
untukdilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mengakhiri karena
komunikasi konseling betul-betul telah berakhir. (Supriyo dan Mulawarman,
2006). Penggunaan Termination bertujuan tercapainya pemahaman antara
konselor dan klien atas apa yang ingin di capai oleh konselor dan klien serta
terbentuk peta koknitif. Dalam penggunaan teknik ini modalita yang
digunakan oleh konselor bisa menggunakan verbal dan juga non verbal.
Verbalnya yaitu mengatakan ” baik, waktu telah menunjukan pukul…….,
sesuai dengan kesepakatan……”, dan “tidak terasa sudah……….menit,
sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati.........,”.Sedangkan non Verbalnya
yaitu melihat jam dan melihat kondisi klien.

6
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penilaian dalam konseling berperan sebagai landasan pemahaman
terhadap klien, memungkinkan perancangan intervensi yang tepat. Tindak
lanjut melibatkan implementasi strategi perubahan dengan memonitor
perkembangan klien, sementara pengakhiran konseling perorangan
melibatkan evaluasi hasil dan perencanaan langkah selanjutnya.
Keseluruhan, proses ini menekankan pentingnya penilaian yang cermat,
tindak lanjut yang terarah, dan pengakhiran yang memastikan pemeliharaan
perubahan positif dalam kehidupan klien.

3.2.Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
dan menjadi wawasan kita dalam memahami materi “Penilaian dalam
Konseling,Tindak Lanjut,dan Mengakhiri Konseling”. Kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun dari
bahasa yang kita sajikan. Apabila ada kritik dan saran yang membangun bisa
disampaikan kepada kami, agar kami pribadi bisa membuat makala yang
lebih baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Munro,dkk.(1983). Penyuluhan (counseling):suatu pendekatan Berdasarkan


keterampilan.Jakarta:Ghalia Indonesia.
Prayitno.(2012).Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung.Padang: FIP UNP Yeni
Karneli (2000).Teknik dan Laboratorium Konseling 1.Padang UNP
Hariastuti, T. R, & Darminto, E. (2007). Keterampilan-keterampilan Dasar dalam
Konseling. Surabaya: Unesa University Press
Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Prayitno. (2004). Seri Layanan Konseling: Layanan Konseling Perorangan.
Padang: UNP Press.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Supriyo & Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang:
UNNES

Anda mungkin juga menyukai