Disusun Oleh :
Akika Binti Ma’unah (2017011018)
Nurul Rizki Amalia (2017011046)
Riske Putri W (2017011193)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia tak akan luput dari masalah dalam kehidupan
sehari harinya, masalah besar atau pun masalah kecil. Dalam
menanggapi permaslahan manusia mempunyai kemampuannya
masing masing dalam mengatasi dan menyelesaikan suatu
masalahnya. Tetapi setiap manusia memilki kelemahan pada saat
mengalami masalahnya. Dari situ muncul lah sebuah konseling
yaitu tempat dimana setiap manusia mencari jalan atau menacari
arahan agar setiap masalahnya selesai. Selain itu proses konseling
mengunkan proses yang di padu oleh teori teori para ahli psikologi.
Kegiatan konseling terdiri atas serangkaian proses yang dilakukan
antara konselor dan klien (konseling) dan didasarkan pada teori-
teori konseling sebagai landasan pemberian layanan. Proses
konseling berkembang dalam tahap yang dapat didefinisikan
dengan transisi yang dapat dikenali. Tahap pertama mencakup
membangun suatu hubungan dan memfokuskan diri untuk
mendapat partisifasi klien dalam mengeksplorasi isu-isu yang
langsung mempengaruhinya.pada tahap ini konselor membangun
kepercayaan pada klien agar lebih terbuka dalam membicarakan
masalahnya. Lalu pada proses selanjutnya memberikan masukan
dari sebuah maslah yang klien alami atau memberikan jalan. Lalu
kemudian memengevaluasi apa saran konselor yang telah diberikan
kepada klien berjalan baik atau tidak. Jika dalam evaluasi sudah
berjalan dengan baik. Lalu selanjunya yang dilakukan konselor
teriminasi, yaitu salah satu tahap dalam konseling dimana konselor
harus mengakhiri konseling, keputusan ini dapat dilakukan sepihak
atau bersama.
B. Rumusan masalah
1. Apa dari terminasi?
2. Apa Penyebab dari dari terminasi?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terminasi dan evasluasi
pada psikologi konseling, dapat mengerti fungsi terminasi
dan langkah langkahnya.
2. Untuk mengetahui apa fungsi dar terminasi dan evaluasi
pada proses konseling?
3. Untuk mengetahui prinsip prinsip dari terminasi da
penyebab dari dari terminasi?
D. Manfaat penulisan
Dapat memahami dan paham dari materi evaluasi dan terminasi
pada psikologi konseling sehingga para mahasiswa mengerti isi
materi yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
Menurut Sukardi (2008:251) mengemukakan: “Evaluasi proses
untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program
bimbingan dan konseling, dituntut proses pelaksanaan program bimbingan
yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan”.
Sedangkan menurut Sugiyo (2011:112): Evaluasi proses dilakukan
untuk mengidentifikasi atau memprediksi proses-proses yang menghambat
desain prosedur atau implementasinya, merekam dan menilai
keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan bahan-bahan informasi
untuk penyusunan program dimasa depan. Menurut Sukardi (2008:253)
mengemukakan: “Evaluasi hasil diadakan melalui peninjauan terhadap
hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri
dalam berbagai aspeknya”.
Jadi Evaluasi dalam konseling merupakan penilaian yang
dilakukan untuk melihat ketercapaian klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
B. Terminasi
Terminasi adalah salah satu tahap dalam konseling dimana
konselor harus mengakhiri konseling, keputusan ini dapat dilakukan
sepihak atau bersama. Terminasi merupakan aspek konseling yang paling
sedikit dibahas. Kebanyakan konseling dianggap sudah selesai apabila
klien merasa sudah puas dan tidak memiliki masalah lagi. Tapi terminasi
hubungan konseling mempunyai dampak pada semua pihak yang terlibat,
dan biasanya kompleks serta rumit.
Terminasi juga merupakan pintu masuk bagi kontak selanjutnya
yang akan datang. Kita akui itu merupakan proses pemecahan masalah
secara terus menerus. Terminasi sering menjadi proses yang
mengharukan. Hal ini disebabkan karena relasi yang baik dan cukup
mendalam diantara konselir dengan kliennya.
D. Langkah-langkah Terminasi
a. Persiapan Verbal
a.) Klien merasa bahwa dirinya telah sembuh walaupun sebenarnya hal
tersebut hanya berupa pengurangan simton.
e.) Klien tidak memiliki komitmen yang cukup untuk berubah karena
untuk berubah klien harus melalui proses yang lama dan menyakitkan
f.) Klien tidak memiliki cukup waktu atau keuangan yang tidak
mendukung