Anda di halaman 1dari 32

KONSELING

PENGERTIAN KONSELING

Konseling merupakan proses pemberian


bantuan dari konselor kepada klien agar klien
dapat memahami masalahnya dan mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah

TUJUAN KONSELING
 Membangun kemampuan untuk mengambil
keputusan bijak dan realistik.
 Menuntun perilaku mereka dan mampu
mengemban konsekuensinya.
 Memberikan informasi
PRINSIP DASAR KONSELING

 Non diskriminatif
 Proses belajar bersama

 Tanpa prasangka

 Setara

 Rahasia

 Sensitif pada kebutuhan klien

 Dilandasi kejujuran dan tanggung jawab


TEKNIK-TEKNIK DASAR KONSELING

 Perilaku Attending : membuka diri


Contoh :
Kepala, Ekspresi wajah (tenang, ceria, senyum),
Posisi tubuh, Tangan (variasi gerakan
tangan/lengan spontan berubah-ubah)
 Empati ikut merasakan apa yang dialami orang
lain
 Following Skills : mengikuti alur ceritera
TEKNIK-TEKNIK DASAR KONSELING
 Refleksi

Contoh : Refleksi perasaan, Contoh :


”Tampaknya Anda sangat menyesal dengan itu
….”
Refleksi pikiran, Contoh : ”Tampaknya yang
Anda katakan…”
Refleksi pengalaman, Contoh : ”saya pernah
mendapatkan informasi juga mengenai hal ini,
sehingga ........”
 Menangkap Pesan (Paraphrasing) : teknik
untuk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan klien.
TEKNIK-TEKNIK DASAR KONSELING
 Eksplorasi
 Pertanyaan Terbuka (Opened Question)

 Dorongan minimal (Minimal Encouragement) :

teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung


yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan
klien
 Menyimpulkan Sementara (Summarizing) :

Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara


pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas
TEKNIK
KONSELING
Faktor Penentu Penggunaan
Teknik Konseling
 Sisi Konselor  dasar teori yg dikuasai & disenangi

 Sisi Klien  kompleksitas masalah yg dihadapi,


persoalan waktu utk m’jalankan konseling
TEKNIK KONSELING
• PENDEKATAN LANGSUNG (DIRECTIVE
APPROACH)

• PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG (NON


DIRECTIVE APPROACH)

• PENDEKATAN EKLEKTIK (INTEGRATIVE


APPROACH)
DIRECTIVE APPROACH:
• Tokoh pendiri: Williamson
• Counselor centered
• Konselor  aktif, m’dominasi seluruh interaksi dgn
klien, m’arahkan, m’bimbing, m’pengaruhi, m’berikan
hal2 yg diperlukan klien, pemberian nasihat, dorongan
saran dan bujukan
• Klien  pasif, tidak punya pengertian/insight sama
sekali dlm m’hadapi masalah, tdk bisa m’ciptakan hub
dengan konselor, tertutup thd masalahnya, cenderung
menerima, motivasi rendah
• Waktu lebih cepat
• Action approach, behavioristik
• Efek: klien dependen  solusi: tdk m’berikan nasihat
NON DIRECTIVE APPROACH:
• Tokoh: Carl Rogers
• Client centered  person centered
• Konselor  fasilitator, pendengar, m’beri dorongan pada
klien
• Klien  b’tanggung jawab penuh atas proses terapi &
perkembangan dirinya
• 3 ciri konselor: empati, acceptance/positive regard,
congruenceness/genuineness
• Utama: sikap &perilaku konselor dibanding pengetahuan,
teori, ataupun teknik2 konseling yg dikuasai
• Fokus: m’berikan kebebasan bagi klien utk menentukan
tujuan/goal masing2
• Waktu lebih lama
ECLETIC / INTEGRATIVE APPROACH

• No single theory

• Integration: theory & technique

• Tujuan utama: efficient, effective,


applicable
LANGKAH – LANGKAH
KONSELING
Menurut Brammer, Abrego & Shostrom (1993)

1. Membangun hubungan
2. Identifikasi & Penilaian masalah
3. Memfasilitasi perubahan terapeutis
4. Evaluasi & Terminasi
HACKNEY & CORMIER (2001)
1. Membangun hubungan & rapport
2. Asesmen
3. Menetapkan sasaran
4. Memulai intervensi
5. Terminasi & tindak lanjut
GLADDING (1992)

Menegakkan struktur Mengembangkan rapport

Eksplorasi dr self, lap Identifikasi masalah


perseptual & tingkah laku

Kemungkinan evaluasi &


mendptkan masukkan dr Penyelesaian masalah
lingk spt asimilasi informsi

Rencana tindakan Pembuatan keputusan

Tindak lanjut &


kemungkinan
Terminasi
pengembangan strategi
tambahan
PROSES KONSELING
PROSES
KONSELING

1. Tahap awal 2. Tahap inti 3. Tahap akhir


1. Membangun hubungan konseling yang
melibatkan klien Kunci keberhasilan
membangun hubungan terletak pada
terpenuhinya asas-asas konseling, terutama
asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan; dan kegiatan.
2. Memperjelas dan mendefinisikan masalah.
TAHAP Jika hubungan konseling sudah terjalin
AWAL dengan baik dan klien telah melibatkan diri,
maka konselor harus dapat membantu
memperjelas masalah klien.
3. Membuat penaksiran dan perjajagan
Konselor berusaha menjajagi atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang
bantuan yang mungkin dilakukan,
Menegosiasikan kontrak
4. Kontrak waktu, kontrak tugas, kontrak
kerjasama
1. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih
dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien
mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap
masalah yang sedang dialaminya. Konselor
melakukan reassessment (penilaian kembali),
bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan
yang dihadapi klien.
2. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
TAHAP Hal ini bisa terjadi jika :

INTI
Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau
wawancara konseling, serta menampakKan kebutuhan
untuk mengembangkan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-
teknik konseling yang bervariasi dan dapat
menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar –
benar peduli terhadap klien.
3. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak
tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.
1. Konselor bersama klien membuat
kesimpulan mengenai hasil proses
konseling
2. Menyusun rencana tindakan yang akan
dilakukan berdasarkan kesepakatan yang
telah terbangun dari proses konseling
sebelumnya.
3. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil
konseling (penilaian segera).
4. Membuat perjanjian untuk pertemuan
TAHAP berikutnya
AKHIR Pada tahap akhir ditandai beberapa hal,
yaitu ;
 Menurunnya kecemasan klien
 Perubahan perilaku klien ke arah yang
lebih positif, sehat dan dinamis.
 Pemahaman baru dari klien tentang
masalah yang dihadapinya.
 Adanya rencana hidup masa yang akan
datang dengan program yang jelas.
MEMANTAPKAN HUBUNGAN BAIK

 Menerima klien apa adanya


 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Membuat klien merasa diterima nyaman
rileks
 Menjalin kerjasama dengan klien
 Memberi respon positif : pujian dan
dukungan
PUJIAN DAN DUKUNGAN

 Memberi Pujian
Mengungkapkan persetujuan atau
kekaguman sehingga mendorong tingkah
laku yang baik, penghargaan terhadap
tindakan/usaha yang telah dilakukan klien
dengan baik.
Contoh :
Hari ini kamu kelihatan segar sekali
 Memberi Dukungan
Memberi dukungan, kepercayaan dan
harapan. Konselor mengungkapkan kata-
kata agar klien tahu bahwa konselor
percaya klien dapat mengatasi masalah
dan membantu klien mengatasi masalah.
Contoh :
Kamu sudah memilih keputusan yang tepat
untuk merencanakan masa depanmu
MENDENGAR AKTIF
MENDENGAR AKTIF
 Merupakan proses aktif yang membutuhkan partisipasi
aktif dari yang mendengar
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Mendengarkan dengan usaha untuk memahami sudut
pandang orang yang bicara
 Mendengarkan dengan usaha memahami perasaan yang
tersurat maupun tersirat
TAHAPAN KONSELING

“basa-basi” (rapport)

“gimana kabarnya, sehat ?”


“ oya, perkenalkan nama saya…”
“naik apa kesini….sendirian saja?”
PENGGALIAN MASALAH/PENGUMPULAN
DATA
“selain yang tadi, apa lagi yang
membuat kamu sedih..”

“diantara semua yang kamu


ceritakan, mana yang paling
membuat
kamu tertekan..”
MEMILIH SOLUSI TERBAIK UNTUK KLIEN
“dari semua yang sudah kita diskusikan, mana
yang menurut kamu paling mungkin untuk
dilakukan?”
MENDISKUSIKAN ALTERNATIF SOLUSI
“kalau (yang ini) konsekuensinya adalah…. Kalau
(yang tadi) begini....”

PENUTUP
“oke, kamu coba dulu keputusan kamu…minggu
depan kita lihat perkembangannya, kalau ada
yang perlu didiskusikan lagi saya siap bantu
kok…”
“ semoga sukses ya, saya yakin kamu bisa..”
PERLU DIHINDARI…
 Hanya menasehati
 Bertanya secara interogatif

 Memandang persoalan orang lain selalu sama dengan


anda
 Memandang enteng perasaan orang lain

 Membiarkan konseling terus berlangsung jika anda


tidak paham persoalannya.
PRASYARAT KONSELING YANG YOUTH FRIENDLY
 Konselor menjamin “Privacy”
 Tempat nyaman untuk melakukan konseling

(ruangan&fasilitas, tenang, dll)


 Sikap konselor terhadap remaja
KODE ETIK KONSELOR
 Menjamin kenyamanan klien
 Berorientasi terhadap kepentingan klien

 Memiliki ketrampilan dan teknik konseling

 Memiliki prosedur rujukan

 Mempertahankan dan mengembangkan kompetensi

 Penghargaan terhadap klien

 Bertanggung jawab

 Menjaga kerahasiaan

Anda mungkin juga menyukai