Oleh:
Sintya Frelian Ristiyani
1301412064
A. Latar Belakang
Dalam berbagai keperluan ilmiah, data merupakan bentuk jamak dari datum,
yang mempunyai arti sebagai sejumlah keterangan atau informasi tentang
sesuatau benda atau nonbenda. Informasi atau keterangan tersebut dapat berupa
besaran, ukuran, angka, atau dapat pula berupa penjelasan deskriftif, uraian atau
kualifikasi tentang sesuatu. Jadi, data merupakan “potret” atau gambaran lengkap
tentang sesuatu. Misalnya, data intelegensi dapat dimaknai sebagai ukuran,
angka,deskripsi atau kualifikasi tentang intelegensi seseorang. Demikian pula
pengertian data pribadi berarti kumpulan tentang angka – angka, ukuran, besaran,
deskripsi,dan kualifikasi tentang pribadi seseorang.
Begitu pun dalam suatu proses pelaksanaan pendidikan disekolah maupun
diluar sekolah, hendaknya sebagai seorang tenaga pendidik ataupun sebagai
tenaga konselor disekolah harus memiliki asesement terhadap siswa atau individu
sebagai pelaku pendidikan. Dengan kata lain bahwa dengan memiliki sebuah
asesement terhadap individu tersebut maka kita sebagai tenaga pendidik ataupun
sebagai konselor dapat mengetahui dengan jelas dan dapat mengetahui dengan
detail mengenai diri siswa atau individu tersebut. Juga bagi seorang konselor,
pengumpulan data-data pribadi dapat membantu seorang konselor memahami
permasalahan seorang individu dengan jelas sehingga dapat membantu dalam
pemecahan masalah yang dialami individu tersebut
Didalam hal ini, proses asesement juga tidak serta merta berjalan dengan
sendirinya atau dengan kata lain tidak didasari dengan suatu proses teknik
pengambilan data yang akurat terhadap siswa atau individu tersebut. Peran teknik
pengambilan data yang menggunakan teknik tes maupun teknik non-tes inilah
yang menjadi pedoman serta menjadi acuan terhadap proses asesement yang
dilakukan oleh seorang tenaga pendidik atau konselor terhadap siswa atau
individu dalam memahami setiap detail aspek-aspek yang terdapat didalam diri
individu tersebut.
B. Tujuan
1. Sebagai dasar untuk menentukan jenis bantuan yang diberikan.
2. Individu akan memperoleh bantuan yang terarah sehingga apa yang
diharapkannya tercapai.
3. Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan.
4. Untuk mengumpulkan data dan informasi yang digunakan untuk memahami
tingkah laku siswa
A. Raport
Kami dari kelompok 3 menggunakan beberapa rapport yang mendukung untuk
hubungan baik dengan beberapa siswa sebelum melaksanakan penyebaran
instrument.
a) Salam pembuka
Anggota kelompok masuk dalam ruangan kemudian mengucapkan
salam setelah dipersilahkan dari guru pembimbing kelas.
b) Perkenalan
Anggota kelompok kami perkenalan dahulu satu-satu didepan kelas.
Siswa yang ingin bertanya lebih lanjut kami beri kesempatan bertanya.
Selain dari kelompok kami yang perkenalan, siswa siswi berkenalan
secara bergantian dengan berdiri ditempat duduk.
c) Permainan
Anggota kelompok kami memberikan permainan melatih konsentrasi,
karena kita mengganggap bahwa siswa yang baru bertemu dengan orang pasti
diacuhkan maka dari itu kami memeberikan permainan melatih konsentrasi
dengan cara :
1) Kami memberi arahan dengan setiap siswa menyebutkan nomor urut
dari bangku belakang sebelah kiri sampai bangku depan sebelah
kanan.
2) Setelah itu kami menyuruhnya untuk mengingtanya dan kami
memanggil nomor secara acak itu.
3) Apabila setelah dipanggil anak-anak lama menjawab atau menyebut
angka yang sebelumnya sudah disebutkan maka anak tersebut diberi
hukuman seperti menyanyi di depan kelas maupun menari di depan
kelas, hyan bertujuan untuk mencairkan suasana agar tidak tegang dan
lebih rilex.
B. Penstrukturan
Dalam pelaksanaan assessment sebelumnya kelompok saya memberikan
pengarahan mengenai maksud dan tujuan kami dalam pemberian instrument.
Kemudian dalam penstukturan kelompok kami menjelaskan mengenai adanya
asas kerahasiaan dalam penggunaan assessment. Tujuannya agar siswa merasa
nyaman dan tidak takut akan kebocoran mengenai masalah yang ada pada diri
siswa tersebut. Kemudian maksud dari praktik ini adalah untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan kehidupan pribadi para siswa sehingga lebih mudah
memahami tentang karakteristik dan kehidupan para siswa yang pada dasarnya
setiap individu unik dan mempunyai karakteristik yang berbeda.
Pada saat pelaksanaan intrumen sosiometri metode yang digunakan sama dengan
pada saat pelaksanaan instumen Daftar Cek Masalah (DCM) dan instrument
angket. Hanya saja ketika kelompok kami membacakan petunjuk pengisian lebih
menekankan kepada keberaniaan siswa untuk memilih salah satu temnnya di
kelas yang ia sukai dan juag memilih salah satu yang tidak ia sukai. Tidak lupa
kelomok kami mengingat kan kepada responden bahwa semua instrument yang
kelompok kami buat mengguanakan asas keraasiaan.
Berbeda dengan pelaksanaan instrumen Daftar Cek Masalah (DCM), Angket dan
Sosiometri ketika pelaksaaan instrument observasi kelompok kami tidak
membagikan instrumen tersebut kepada responden melainkan dengan cara
mengamati langsung siswa ketika guru sedang menyampaikan materi. Dalam
observasi siswa tidak tahu sedang kita amati, tujuannya agar tidak terjadi tingkah
laku yang dibuat oleh siswa.
Pada pelaksaan instrument wawancara saya memanggil salah satu nama dari
daftar absen di kelas, dan memintanya untuk saya wawancara. Namun sebelum
wawancara dimulai terlebih dahulu saya membangun rapport kepada responden
agar responden merasa nyaman, tidak takut, menumbuhkan rasa percaya diri
responden. Setelah itu saya baru melaksakan proses wawancara, saat proses
wawancara pelaksanaannya tidak begitu tegang, disini saya mencitakan suasana
yang santai namun serius. Tujuannya agar siwa lebih terbuka dan tidak menutup
diri.
Jika dilihat secara individu, dari 10 responden yang telah mengisi DCM
maka ada 2 anak yang paling banyak memiliki maalah yaitu Agus Setyawan
Widodo dan Pinta Talia Cahya, dari 41 pernyataan yang kami cantumkan dalam
DCM mereka sama-sama memberi tanda cek untuk 18 pernyataan, ini
menandakan masalah yang dihadapi Agus dan Pinta sangat kompleks, mulai dari
masalah belajar, masalah kesehatan, masalah keluarga, masalah hubungan sosial,
masalah ekonomi, agama dan moral, rekreasi dan hobi, masalah hubungan
pribadi, dan masalah dengan guru.
C. Observasi
Dari observasi yang dilakukan kepada 5 orang siswa di SMP ISLAM
TERPADU UNGARAN, yang bertujuan untuk mengetahui perilaku buruk yang
dilakukan siswa di kelas saat kegiatan belajar mengajar (KBM), diperoleh data
sebagai berikut:
Observee 1 : Dini Mareta
Pelaksanaan :
Observee 2 : Arum
Pelaksanaan :
Observee 3 : Edang F.
Pelaksanaan :
Observee 4 : Sekar
Observee 5 : Emil
Pelaksanaan :
SISWA KELAS 7C
Dipilih/ ditolak
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Angger - V X
2 Anisa - V X
3 Aofa - X V
4 Arjun - X V
5 Artwinda V - X
6 Arum V - X
7 Aziz Z. - X V
8 Bella V - X
9 Dimas V - X
10 Dini - V X
11 Emil - X V
12 Endang V X -
13 Erna V - X
14 Galang V X -
15 Heppita V X -
16 Herlena X - V
17 Ilham - X V
18 Ilham Dwi X V -
19 Indra X - V
20 Lita V X -
21 M. Zain X - V
22 Prayogo X - V
23 Rizki A X V -
24 Rizki Adit V X -
25 Vega V - X
26 Wenda X V -
27 Yanuar V X -
28 Abdilah X V -
Jumlah pemilih 1 3 2 1 1 0 0 4 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 2 3 3 2 0 0 0
Jumlah penolak 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0 13 0 1 0 0 0 0 0 1 2 2 0 0 0 0 1 4 0
Keterangan :
V = dipilih
X = ditolak
INDEKS STATUS PEMILIHAN / CHOICE STATUS ( CS ) KELAS : 7C
KELAS 7C
11 Keterangan :
Di pilih :
Ditolak :
8
27
24
2 7 23
3
20 22
21 25
4
5 9 10 13 14 19 26
1
6 12 15 16 17 18
28
HASIL PENGOLAHAN SOSIOMETRI
KELAS 7C
1. Emil
2. Yaunar
3. Aziz Y.
Diperoleh juga data beberapa anak yang mendapat skor pemilihan kategori tinggi
dan dapat dikategorikan sebagai anak yang memiliki hubungan social baik, yaitu
sbg:
1. Bella
2. Anisa
3. Rizki A
4. Rizki Adit
E. Wawancara / Interview
Dari wawancara yang dilakukan kepada kelas VII C di SMP ILSAM
TERPADU UNGARAN, yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa
yang mencakup 5 aspek sesuai teori Abraham Maslow yaitu: fisiologis, rasa
aman dan keselamatan, kasih sayang dan hubungan social, penghargaan, dan
aktualisasi diri, dan diperoleh data sebagai berikut:
Tujuan Wawancara : Mengetahui lima kebutuhan siswa menurut Teori
Kebutuhan Abraham Maslow di SMP ISLAM UNGARAN.
Kode Subyek :B
Pelaksanaan :
1. Hasil Wawancara
1) Kebutuhan Fisiologis
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kebutuhan rasa akan kasih
sayang Dini sangat terpenuhi.
4) Kebutuhan Penghargaan
Mega merupakan siswa yang aktif di kelas. Dia dianggap oleh teman-
temannya sebagai siswa yang pintar dalam kelas. Terbukti bahwa dia
sering mendapat nilai bagus di antara teman-temanya ketika ulangan.
Ketika SD kelas V juga sering diikutsertakan dalam lomba, seperti lomba
membaca A’quran dan dia berhasil menjadi juara 3. Karena kepintarannya
Dini sering di minta pendapat oleh teman-temannya terutama saat
berdiskusi mengenai pelajaran.
Selain di sekolahan teman-temannya yang sering meminta Dini untuk
berpendapat dan Gurunya yang sering merespon Dini ketika Dini
berpendapat, saat di rumah orang tuanyapun memberikan kesempatan
untuk anaknya berpendapat mengenai apapun. Misalnya etika dini
berpendapat mengenai kegiatan yang ada di sekolah seperti pramuka, yang
meurutnya sangat melelahkan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan penghargaan Mega
(15 tahun) cukup terpenuhi.
Dini sangat menetahui apa yang dia sukai, di waktu luang Dini selalu
memanfaatkan waktunya untuk menggambar. Selain mengetahui apa yang
dia sukai dia juga merasa bahwa dia sangat mudah bergaul dan sangat
percaya diri. Dini selalu mencontoh kedua kakaknya yang selalu berani
tampil dimanapun. Namun dibalik kelebihan yang Dini miliki, Dni
mempunyai kelemahan yaitu sulit berkonsentrasi ketika suasananya ramai.
Dini belum begitu mengetahui bakat apa yang dia miliki. Namun dia
sangat menyukai menggambar, orang tua Dini tidak melarang kesukaan
dini,jutru orang tuanya sangat mendukung apa yang dilakukan anaknya
asalkan positif.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan aktualisasi diri
Mega (15 tahun) sudah cukup terpenuhi.
BAB III
PENAFSIRAN HASIL NON TES
Dari 10 responden yang saya ambil setiap siswa memilki sifat dan masalah
bermacam-macam :
Maulana Junaedi merupakann siswa yang mudah bergaul namun dalam prestasi
belajarnya kurang memuaskan karena siswa yang akbar di panggil jun itu ketika
pelajaran sering tidak memperhatikan gurunya. Dia termasuk anak-anak yang sering
rebut sendiri atau sibuk sendiri didalam kelas ketika proses belajar menagajar
berlangsung. Jun merasa sering sulit tidur akibatnya ketika disekolahan tanpa segaja
sangat pelajaran terkadang jun sering tertidur. Jun merasa bahwa orang tuanya selalu
sibuk dan pulang kerja selalu sore shingga Jun tidak pernah merasakan rekreasi
bersama keluarga.
Adi Praudiato adalah siswa yang kurang pintar . Dia banyak menghabiskan
waktunya untuk menonton televise selain itu Adi sering merasa bahwa penjelasan
guru kurangjelas, sehingga dia tidak dapat memahaminya,nmau ketika Adi juga
sering kluar keringat dingin ketika dsuruh maju kedepan. Adi merasa sangat
terganggu dengan pertekaran ayah dan ibunya dirumah. Namun adi termasuh anak
yang mudah bergaul dengan siapa saja dia termotivasi mengikuti organisasi karena
ingin mempunyai teman yang banyak.
Agus setyawan Widodo adalah salah satu siswa yang mals untuk beribadah dan
tidak pernah bersungguh-sungguh dalam beribadah. Dia tidak memperhatikan guru
yang mengajarnya ketika gurunya menyampaikan materi, sering menyepelekan dan
tidak mennggap penting pelajaran yang disampaikan gurunya. Agus buka tie anak
yang pandai dia sangat cuek dengan lingkungan sekitar. Karena sikanya Agus sukar
untuk mendapatkan kawan. Agus merasa bahwa orang tuanya idak pernah
memperhatikannya begitupun dengan gurunnya dia merasa bahwa gurunya tidak bisa
memahaminya karena Agus sering dihukum oleh gurunya. Agus tidak sedikpun
termotivasi untu mengikuti organisasi disebabkan karena pengaruh teman-teman dan
lingkungan disekitarnya yang tidak ikut organisasi
Agus Widiana adalah siswa yang sering meminjam uang temannya. Dia merasa
tidak pernah ukup dengan pemberian orang tuannya. Dia idak mempunyai banyak
teman karena ucapan dan perbuatannya yang tidak sesuai dengan norma, begitupu
ketika drumah Agus sering bertengkar dengan adik maupunkakanya. Prestasi Aggus
disekolahpun biasa-biasa saja. Ketika d suruh maju kedepan Agus sering merasa
gugup dan tidak oercaya diri. Saat Dirumah Agus sering menghabiskan waktunya
untuk menonton tv karen dirumah tidak ada yang menegurnya karena kedua orang
tuanya selalu pulang kerja hingga sore dan ketika orang tuanya dirumah anne sangat
merasa terganggu dengan pertengakaran kedua orang tuanya.
Agus Widiani adalah siswa yang bersikap dingin terhadap siapapu. Tidak jauh
berbed dengan kembaranny yaitu Agus Widiani Dia tidak suka bersosialisasi dengan
temannya, diansangat sulit mendapatkan kawan karena sikap dia yang dngin dan
karena ucapannya yang sering melanggar norma. Agus tidk pernah bercengkrama
dengan orang tuanya dan ketika dirumah Agus sering bertengkar dengan adik maupun
kakanya, pertekaran orang tua dirumah sangat mebuat agus mengganggu pikirannya.
Agus tidak begiu pintar d kelasnya. Dia jarang memperhtikan gurunya ketika sedag
menyampaikan materi. Agus kekurangan buku peljaran krena tidak mampu
membelinya. Ketika agus disurus maju kedepan agus merasa sngat gugup dan merasa
cemas ketika menghadapi tes.
Kartika D.P adalah siswa yang sulit untuk mendapatkan teman karena Tika
termauk anak yang sangat pendiam. Dia sering bersikap dingin dalam pergaulan.
Ketika dirumah Tika sering menghabiskan waktunya untuk mennton televise, selain
itu Tika sering berantem dengan adek maupun kakanya. Dina mersa bahwa orang
tunya tidak pernah mengajak rekreasi. Selain itu hobi Tika sering dihalangi oleh salah
serorang keluarganya. Walaupun Tika k mendapatkan teman tetapi dia termotivasi
mengikuti kergiatan karena ingin mendapatkan teman banyak.
Ike Iswari adalah siswa yang dalam prestasinya biasa-biasa saja. Dia sering
merasa jelas dengan penjelasan guru dan merasa sulit untuk memahami pelajaran
selain itu dia sering gugup ketika disuruh maju kedepan Dia sering mersa cemas tiap
kali menghadapi tes. Dia jarang bercngkrama dengan kedua orang tuanya, karena dia
lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah untuk menonton tv. Ike merupakan
anak yang mudah bergaul dengan siapapun sehingga dia mempunyai banyak teman.
Dan dia juga termotivasi oleh sahabatnya untuk mengikuti organisasi.
Ibra H.P adalah siswa yang malas untuk beribadah dan tidak pernah
bersungguh-sungguh dalam beribadah. Dia sering iri hati ats prestasi orang lain. Dia
tidak memperhatikan guru yang mengajarnya ketika gurunya menyampaikan materi,
sering menyepelekan dan tidak mennggap penting pelajaran yang disampaikan
gurunya.. Ibra merasa bahwa orang tuanya idak pernah memperhatikannya. Salah
seorang anggota keluarga ibra sering menghalangi hobinya. Ibra merasa harga dirinya
kurang. Agus merasa bahwa oang tuanya tidak pernah mengajak berekrasi. Agus
termotivasi mengikuti organisai untuk mendapat dan menambah pengalaman. Ibra
termasuk anak yang mudah bergaul dengn siapapun.
Pinta Thalia Cahya adalah siswa yang dalam pretasinya kurang memuaskan.
Namun dia sering iri dengan prestasi kawannya. Dia merasa kurang jelas dengan
penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga merasa sulit untuk memahami
pelajaran. Selain dalam prestasinya dia tidak penah bersungguh-sunggu dalam
beribadh dan merasa malas untuk beribadah. Dia merasa sering gugup ketika disurih
maju kedepan. Dia sering tidak dapat memahami pelajaran namun dia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk menonton tv. Selain itu Pinta sering tidak
mengerjakan tugas.
Mia oktaviana adalah siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti
organisasi agar dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Namun hobinya sering
dihalangi oleh salah seorang anggota keluarganya. Mia mempunyai keinginan untuk
berekreasi namun selalu terhalang karena orang tuanya tidak pernah mengajaknya
berekreasi. Dia banyak menghabiskan waktunya untuk mnonton tv hingga lupa untuk
makan. Mia mempunyai banayk teman karena dia tipe anak yang mudah bergaul
dengan siapaun. Namun sayangnya dalam retasinya Mia termasuk anak yang kurang
pintar.
BAB IV
REFLEKSI DIRI
A. SIMPULAN
Dalam proses pengumpulan data diperlukan instrumen/alat
pengumpul data. Alat pengumpulan data non-tes adalah wawancara,
observasi, angket, inventori, sosiometri, catatan harian, analisis hasil karya,
dan otobiografi. Masing-masing instrumen memiliki kelemahan dan kelebihan
tersendiri, sehingga dalam menggunakannya harus memperhatikan segi fungsi
spesifik dari masing-masing instrumen. Berdasarkan praktek yang telah
dilaksanakan data yang diperoleh dari instrument-instrumen tersebut diolah
kemudian dianalisi untuk memperoleh hasil akhir yang sesuai. Dengan adanya
alat instrument tersebut memudahkan seorang pendidik maupun guru
Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui tentang kondisi siswanya dan
memudahkan guru Bimbingan dan Konseling dlam pemberian layanan
B. SARAN