Anda di halaman 1dari 41

EVALUASI BK

MODEL EVALUASI PROGRAM


GYSBERS DAN HENDERSON
Deskripsi Mata Kuliah

 Model evaluasi sangat banyak, salah satu yang sering


digunakan dalam BK adalah model evaluasi program
Gybsers dan Henderson. Pada sub pokok bahasan ini
akan dipaparkan mengenai hakikat evaluasi model
Gysber dan Henderson, teknik evaluasi program layanan
dasar, dan instrumen evaluasi program BK.
Tujuan Materi

 Beberapa teori menekankan evaluasi pada aspek yang


sangat luas, model evaluasi Gybers dan Henderson
sangat spesifik pada bidang BK terutama pada aspek
evaluasi program. Sehingga dengan memahami model
ini maka mahasiswa diharapkan mampu melakukan
alternatif prosedur evaluasi program dengan mudah.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Indikator Capaian
 Mahasiswa mampu menjelaskan jenis data yang
diperlukan dalam evaluasi program
 b. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik evaluasi
pada program layanan dasar BK
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi instrumen yang
tepat dalam melakukan evaluasi.
EVALUASI MODEL GYSBERS
DAN HENDARSON
Evaluasi Model Gysbers dan
Hendarson
 Hasil pemikiran Gysbers merupakan pemikiran yang
sering digunakan sebagai dasar pengembangan program
BK. South California Model (1999), North California
(2001), Texas (2004), Missouri (2011) dan Indonesia
(2016) mengembangakan program BK komprehensif
berdasrkan pemikiran Gysbers dan Henderson (1994).
Pemikiran mereka diikuti karena hasil pemikirannya
ditulis dengan lengkap dari dasar pengadaan program,
cara pelaksanaan dan cara melakukan evaluasi.
Evaluasi Model Gysbers dan
Hendarson
 Berdasarkan penjelasan Gysbers mengenai evaluasi diketahui
bahwa evaluasi model Gysbers dibagi berdasarkan tujuan.
Evaluasi personil tujuannya untuk mengevaluasi konselor
sekolah. Evaluasi ini apabila diamati lebih jauh merupakan dapat
dikatakan evaluasi pada 56

 aspek input. Evaluasi program yang dilakukan untuk melihat


kesesuaian program dengan standar program yang ditetapkan.
Evaluasi program disebut juga evaluasi proses. Evaluasi hasil
berisi mengenai dampak dari kegiatan dan layanan program
yang diberikan kepada siswa, sekolah, dan masyarakat. Evaluasi
ini dengan kata lain merupakan evaluasi (dampak).
Tiga Macam Evaluasi Gysbers

 Penjelasan Gysber dan Henderson juga memberikan arti


bahwa untuk mengetahui hasil layanan BK yang telah
diberikan evaluasi yang dilakukan harus menyeluruh.
 Formula yang diberikan yaitu evaluasi personil + evaluasi
program= evaluasi hasil. Model Gysbers memandang
bahwa evaluasi ini merupakan satu kesatuan yang utuh
untuk mengevaluasi seluruh program.
1. Evaluasi Personil

 Evaluasi personil merupakan cara untuk memberikan


penilaian dan pengukuran pada pelaksana program.
Evaluasi ini dilakukan untuk menunjukan unjuk kerja
konselor dalam melaksankan program kerja yang telah
dibuat.
 Ketika diketahui berdasarakan evaluasi ada unjuk kerja
yang masih kurang dari konselor maka dapat diperbaiki.
 Perbaikan ini diharapakan berdampak pada
pelayanannya dan program yang diberikan pada
stakeholder.
Gybers (2006) menjelaskan bahwa ada tiga hal yang
menjadi kriteria dalam evaluasi personil.

1. Evaluasi diri
2. Evaluasi adminsitratif
3. Evaluasi tujuan.

• Evaluasi diri dan adminsitratif fokus pada kompetensi


konselor dalam melaksanakan profesinya dan menunjukan
data yang dapat menunjang keputusan profesionalnya.
• Evaluasi tujuan berfokus pada program pengembangan diri
konselor.
• Agar evaluasi personil berjalan dengan sesuai maka
konselor dan evaluator misalnya kordinator BK atau
kepala sekolah dilatih untuk memahami tugas-tugas
konselor sekolah dan sikap profesional juga dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai untuk
mengumpulkan data yang dapat mendukung evaluasi.
Proses evaluasi diri dan pekerjaan terdiri atas enam
langkah-langkah:

1. pengumpulan data
2. analisis data
3. penyelesaian penulisan evaluasi formulir draf evaluasi
4. konferensi evaluasi
5. analisis setalah evaluasi dan
6. penyelesaian formulir evaluasi.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Proses evaluasi diri
dan pekerjaan

1. Pada proses ini, konselor sekolah dan evaluator menyelesaikan 3


langkah pertama (pengumpulan data, analisis data, penyelesaian
penulisan evaluasi formulir draf evaluasi) secara terpisah
2. Pada konferensi evaluasi, yang merupakan langkah keempat,
mereka mendiskusikan evaluasi mereka terhadap hasil kerja
konselor.
3. Evaluator kemudian mempengaruhi langkah kelima dan keenam
(analisis setelah evaluasi dan penyelesaian formulir evaluasi),
memerlukan tanda tangan penting, dan mengantarkan salinan
dari formulir tersebut seperti yang telah ditetapkan.
• Evaluasi yang terfokus pada kegiatan pengembangan diri.
Evaluasi ini meninjau rencana pengembangan kompetensi
profesional guru BK. Tujuan evaluasi ini menilai sebarapa
jauh guru BK ikut serta dalam program

• Pengembangan profesional yang guru ikuti baik di


Perguruan Tinggi atau dalam kegiatan yang dilakukan di
daerah, dapat digunakan untuk mengukur apakah ada
peningkatan skill profesional setelah Guru mengikuti
kegiatan pengembangan diri.

• Penilai evaluasi ini dapat dilakukan oleh staff guru BK yang


lain, kordinator guru BK, dan kepala sekolah.
2. Evaluasi Program

 Kemampuan yang dimiliki konselor sangat menunjang


dalam merancang dan melaksanakan program.
 Program yang ada meski telah dirancang oleh konselor
yang mendapatkan penilaian dengan kategori baik
melalui evaluasi personil tetap diperlukan evaluasi.
 Program dalam BK sendiri sekarang telah memiliki
ketentuan dan standar. Di Indonesia ketentuan program
dapat dilihat dalam rambu-rambu penyelenggaran BK
(ABKIN, 2008).
Kriteria Pengukuran Program BK

 Kriteria yang dapat digunakan dalam mengukur program BK


yaitu kriteria eksternal dan internal. the ASCA (2013)
merekomendasikan evaluasi program diadakan ketika program
tersebut sudah didesain (pertama kali atau baru saja) dan
kemudian sekali setahun sesudah itu. Apakah dilakukan sekali
dalam setahun, atau secara berkala.
 Proses belajar mandiri (self study review) memberikan guru BK
kesempatan untuk menuliskan program BK yang aktual yang
dapat implementasikan wilayah tersebut.
 Hasil dari program evaluasi berisi pernyataan kemajuan yang
telah dicapai atau dapat memberi informasi mengenai
kekurangan didalam pelaksaan program.
3. Evaluasi Hasil

 Salah satu model evaluasi hasil pada layanan dasar yang


sesuai untuk mengukur kriteria keberhasilan layanan dasar
pada aspek hasil ABKIN adalah model evaluasi hasil
Gysbers.
 Evaluasi model Gysbers memiliki kriteria yang sama. Kriteria
evaluasi hasil model Gysbers adalah mengukur kontribusi
BK terhadap pada kesuksesan siswa khususnya prestasi
akademiknya dan menunjukan apa yang dilakukan serta
bagaimana caranya.
Prosedur Evaluasi Model Gysbers
1. Mengindentifikasi Pencapaian Siswa
 Pencapaian siswa merupakan target utama dari sebuah
tujuan program. Evaluasi hasil pada program BK dapat dimulai
dari mengidentifikasi misi sekolah dan program peningkatan
pencapaian sekolah.
 Cara mengidentifikasi dampak dari sebuah program BK dapat
dilihat khususnya melalui program peningkatan pencapaian
sekolah. Dokumen tersebut berfokus pada pencapaian
prestasi akademik siswa, penciptaan kondisi lingkungan yang
mendukung perkembangan siswa, dan memastikan bahwa
siswa memiliki persiapan kerja yang baik.
Prosedur Evaluasi Model Gysbers

2. Mempertimbangkan Penggunaan Data


 Menurut Gysbers dan Henderson (2006), empat jenis
data yang dapat di pertimbangkan dalam rencana
evaluasi hasil. Student Achievment, progress and
behavior data, Process data, preception data, dan
result data.
a) Student Achievment, Progress and Behavior Data((Data
prestasi akademik, peningaktan akademik, dan data
prilaku)

Data yang termasuk pada data ini yaitu standar skor tes,
rata-rata skor tes, jumlah kehadiran, dan jumlah
pekerjaan rumah (PR) yang diselesaikan. Data tersebut
apabila sudah dikumpulkan di sekolah dapat digunakan
untuk hasil dalam menetapkan efektivitas program
bimbingan dan konseling
b. Process Data (Data Proses)
• Data Proses digunakan didalam program evaluasi (aspek proses)
dan juga pada evaluasi hasil. Proses data berisi mengenai bentuk
kegiatan dan layanan dilaksanakan serta subjek program BK. Data
proses memberikan bukti bahwa layanan telah benar-benar
diselenggarakan.

• ASCA (2012), memberikan contoh data yang dihasilkan dari


evaluasi hasil program pada aspek data proses;
1) Delapan siswa kelas empat berpartisipasi dalam belajar
kelompok yang bertemu enam kali selama 45 menit.
2) Sebanyak 9 siswa dari 45 siswa mengkuti layanan klasikal
3) 38 orang tua menghadiri pertemuan orientasi sekolah
menengah
c. Preception Data (Data Persepsi)
• Data persepsi berisi mengenai hasil pemikiran siswa,
orang tua, administrator, dan lainnya, tentang layanan
yang telah diselenggarakan.
• ASCA (2013) data persepsi merupakan identifikasi
mengenai yang konseli pikirkan, tahu, percaya atau
yang konseli merasa dapat melakukannya.
• Data ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pencapaian
kompetensi, perubahan sikap dan keyakinan, dan
peningkatan pengetahuan.
c. Preception Data (Data Persepsi)

1) Contoh Data Pencapaian 2) Contoh Perubahan Sikap dan


Kompetensi Keyakinan
1. 100 persen siswa mengerti 1. 93 persen dari keempat siswa
kebutuhan yang harus kelas percaya berkelahi bukanlah
dipenuhi untuk lulus dan metode yang tepat untuk
dapat melengkapi memecahkan masalah
perencanaan setelah
mereka selesai sekolah 2. 69 persen dari seluruh siswa
melaporkan merasa aman di
2. 100 persen anak dikelas 9 sekolah
dapat mengetahui tujuan
karirnya 3. 90 persen dari orang tua
melaporkan manfaat dari
presentasi tentang persyaratan
masuk perguruan tinggi
c. Preception Data (Data Persepsi)

3) Contoh Peningkatan
Pengetahuan

1. 89 persen dari anak-anak kelas sembilan menunjukkan adanya


peningkatan pengetahuan yang dibutuhakan mereka dalam
promosi
2. 92 persen dari semua siswa dapat mengidentifikasi tanda-tanda
kekerasan yang mungkin terjadi pada diri mereka
d. Result Data (Data Hasil)

• Data hasil didalamnya terdapat mengenai pengaruh dari pelaksanaan


layanan guru BK kepada siswa. Data hasil berisi peningkatan skor tes
yang dikaitkan pada absensi, kedisiplinan (membolos), perolehan nilai
rata-rata, dan skor tes prestasi. Perubahan tersebut dapat dianggap
sebagai hasil partisipasi mereka pada keikutsertaannya dalam program
BK.
• ASCA (2012), menambahakan bahwa Data hasil adalah data yang mampu
menunjukan dampak dari intervensi. Data hasil melaporkan sejauh mana
program telah memiliki dampak yang positif pada kemampuan siswa
untuk meningkatkan pengetahuan konseli, sikap dan keterampilan yang
mempengaruhi perbaikan dalam prestasi, kehadiran dan tingkah laku.
Data tersebut dikumpukan melalui berbagai macam sumber tingkat
promosi, kehadiran, pembolosan, standar kelulusan dan tingkat kelulusan
siswa.
1) Contoh Data Dampak Pencapaian Prestasi
a. Terdapat peningkatan dari kelulusan dari 79 menjadi 86
persen
b. Terdapat kenaikan pengetahuan dari 2.0 menjadi 3.4
sebelum dan sesudah layanan klasikan dikelas sembilan
c. Terdapat kenaikan dikelas empat pada pencapaian skor
matematika dari 69 menjadi 73

2) Contoh Data Dampak Kehadiran


a. Angka kehadiran dikelas naik dari 88 menjadi 91
persen
b. Teridentifikasi jumlah hari absen siswa dari 15 hari
menurun menjadi 8 hari sampai akhir periode
1) Contoh Data Dampak Pencapaian Prestasi
a. Terdapat peningkatan dari kelulusan dari 79 menjadi 86 persen
b. Terdapat kenaikan pengetahuan dari 2.0 menjadi 3.4 sebelum dan sesudah
layanan klasikan dikelas sembilan
c. Terdapat kenaikan dikelas empat pada pencapaian skor matematika dari 69
menjadi 73

2) Contoh Data Dampak Kehadiran


a. Angka kehadiran dikelas naik dari 88 menjadi 91 persen
b. Teridentifikasi jumlah hari absen siswa dari 15 hari menurun
menjadi 8 hari sampai akhir periode

3) Contoh Data Dampak Prilaku


a) Pelanggaran disiplin menurun
b) Terdapat angka penurunan 15 persen berkaitan dengan
disiplin
Teknik Evaluasi Program
Layanan Dasar BK
Teknik Evaluasi Program Layanan
Dasar BK

 Menurut Gysbers dan Henderson (2003), evaluasi hasil


dapat dicapai melalui sejumlah tahap dengan tindakan yang
diambil pada tiap tahap disesuaikan dengan kondisi
program BK di Sekolah.
 Pada empat komponen yaitu komponen layanan dasar,
layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan
sistem, pencapaian siswa merupakan target utama dari
tujuan program tersebut. Evaluasi hasil pada program BK
dapat dimulai dari mengidentifikasi misi sekolah dan
programnya.
Teknik Evaluasi Program Layanan
Dasar BK

 Desain evaluasi dapat dipilih sesuai dengan komponen


program yang menjadi sasaran evaluasi. Desain evaluasi
juga berkaitan dengan aspek yang akan diukur dan data
yang akan dihasilkan. Pada komponen program layanan
dasar dengan strategi bimbingan klasikal aspek yang akan
diukur adalah keberhasilan layanan dasar capaian
kompetensi siswa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
layanan dasar yaitu bahwa program bimbingan klasikal
(guidance curriculum) dapat memberikan dampak pada
pencapaian tugas perkembangan siswa (Sink et al, 2005).
Instrumen Untuk Mengukur
Berdasarkan kompetensi dan indikator layanan tersebut dikembangkan
menjadi item. Item tersebut merupakan pernyataan yang mengukur
kompetensi siswa berdasarkan standar kemandirian peserta didik
Langkah langkah instrumen milik
Gysbers (1994), yaitu:
1. Mengembangkan kompetensi berdasarkan tugas
perkembangan atau landasan perkembangan yang
diinginkan.
2. Memilih kompetensi dan mengembangkan indikator atau
tujuan layanan
3. Kemudian menjadikan indikator item atau butir
pertanyaan
4. Butir pertanyaan dikembangkan dengan skala sikap
dengan rentang pengukuran tujuh jenis, yaitu sangat
rendah, rendah, jarang, sedang, agak tinggi, tinggi,
sangat tinggi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai