Anda di halaman 1dari 10

BAB I

HASIL OBSERVASI

Kegiatan praktik pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan sejak tanggal 13

September sampai dengan tanggal 9 November 2017. Dalam melakukan

kegiatan PPL, mahasiswa harus mengenal lingkungan Madrasah tempat

dilaksanakannya kegiatan tersebut, baik secara fisik maupun non fisik. Upaya

dapat dilakukan dengan kegiatan yang berorientasi kepada pengenalan akan

lingkungan Madrasah Al-Intishor tersebut. Observasi merupakan suatu metode

yang dapat digunakan dalam permasalahan ini.

Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah data

dengan cara pengamatan terhadap berbagai situasi dan aspek yang berkaitan

dengan Madrasah tempat pelaksanaan PPL. Akibatnya mahasiswa memperoleh

gambaran yang lengkap tentang kondisi fisik maupun nonfisik Madrasah,

sehingga kegiatanPPL dapat dilakukan secara optimal.

Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok dan dilakukan pada satu minggu

di awal kegiatan PPL terhitung sejak pertama kali datang ke sekolah. Adapun

hasil observasi yang telah dilakukan adalah:

Pengamatan saya terhadap siswa selama PPL, kebanyakan siswa lebih suka

bermain-main daripada belajar, contohnya ketika mereka berada di

perpustakaan, kebanyakan dari mereka tidur, ketika bel masuk berbunyi

1
mereka tidak segera masuk kelas., sedangkan fungsi dari perpustakaan itu

adalah tempat belajar yang efektif selain kelas.

Permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan sekolah yakni ketika proses

pembelajaran berlangsung siswa atau siswi sering keluar masuk kelas dan

banyak siswa yang tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan, hal ini tentu

membuat proses belajar mengajar menjadi tidak kondusif dan menciptakan

lingkungan belajar yang tidak baik serta menyebabkan pengaruh yang tidak baik

bagi siswa lainnya dan akan menyebabkan terganggunya siswa yang lain dalam

proses pembelajaran. Namun permasalahan ini bisa ditangani dengan

memberikan pengarahan yang baik pada siswa dan memerikan hukuman bagi

siswa yang melanggar aturan dan ternyata ini bisa menjadi solusi penanganan

atas kasus ini.

A. Studi Dokumentasi

Kasus yang di tangani oleh bimbingan dan konsling (BK) saat ini adalah

beberapa siswa yang suka berkata kotor, dan suka keluar masuk saat jam

pelajaran belangsung.  Ada salah seorang siswi ketika sedang bermain dan 

mengeluarkan kata-kata yang tidak enak di denger menyebabkan temen

yang lainya tersinggung dan menangis, karena tersinggung dan tidak tahan 

dengan perkataan siswa tersebut. Awalnya mereka main-main, tapi lama

kelamaan main-mainnya secara berlebihan sampai-sampai membuat siswa

siswi tersebut menangis dan melaporkan kasus ini kepada guru BK.

2
Perlu penanganan kasus ini dilakukan oleh BK, dimana fungsi Bimbingan

dan konsling itu adalah Bimbinngan dan Konsling. Menangani dan

bertanggung jawab dalam bidang Penyusunan dan program bimbingan dan

konsling, Mengelola dan mengembangkan program bimbingan dan konsling,

Monitor dan mengkoordinasi pelaksanaan bimbingan dan konsling.

Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta

didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Robinson

(Abin Syamsuddin Makmun, 2003) memberikan beberapa pendekatan yang

dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga membutuhkan

layanan bimbingan dan konseling, yakni:

1. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua

peserta didik secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat

ditemukan peserta didik yang benar-benar membutuhkan layanan

konseling.

2. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh

keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru

pembimbing dengan peserta didik. Hal ini dapat dilaksanakan melalui

berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar

mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan

situasi-situasi informal lainnya.

3
3. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang

menimbulkan kearah penyadaran peserta didik akan masalah yang

dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan peserta didik

yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes intelegensi, tes

bakat dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta

diupayakan berbagai tindak lanjutnya.

4. Melakukan analisis hasil belajar peserta didik, dengan cara ini bisa

diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang

dihadapi peserta didik.

5. Melakukan analisis sosiometri; dengan cara ini dapat ditemukan peserta

didik yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial.

4
BAB II

PENGALAMAN LAYANAN BIMBINGAN LATIHAN ADMINISTRASI MADRASAH

A. PERENCANAAN

Pelayanan bimbingan sangat diperlukan agar potensi yang dimiliki oleh

peserta didik dapat dikembangkan secara optimal. Program bimbingan

diarahkan untuk dapat menjaga terjadinya keseimbangan dan keserasian

dalam perkembangan intelektual, emosional dan sosial.

Bimbingan tersebut dapat diupayakan dengan melakukan langkah

seperti:

1) Pertemuan rutin dengan orang tua siswa untuk saling bertukar informasi,

2) Menghimpun berbagai data dari guru yang mengajar, khususnya berkaitan

dengan aktivitas siswa pada saat pembelajaran,

3) Menjaring data dari siswa melalui daftar cek masalah, sosiometri kelas,

angket maupun wawancara.

B. PELAKSANAAN

Pelaksanaan layanan bimbingan hendaknya disesuaikan dengan tujuan

dan sasaran layanan bimbingan serta karakteristik tujuan dan

perkembangan siswa dalam aspek pribadi-sosial, pendidikan serta karir.

Disamping itu sebaiknya diperhatikan pula kebutuhan siswa dari masing-

masing tingkat kelas, jangan digunakan secara kaku, tetapi harus ditetapkan

5
secara fleksibel. Isi layanan bimbingan di MTs Al-Intishor adalah sebagai

berikut:

1. Bimbingan Pribadi

a) Memahami ciri-ciri kecakapan diri sendiri (mengenal kekuatan dan

kelemahannya).

b) Membedakan antara hal-hal yang membantu dan berbahaya bagi

kesehatan fisik.

c) Mendiskusikan tanggung jawab siswa di lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat.

d) Mengetahui bahwa mendengarkan dan berbicara tepat dan sopan

membantu memecahkan masalah.

e) Memberikan contoh pengalaman masa lalu berpengaruh pada

tindakan saat ini.

2. Bimbingan Belajar

a) Mengembangkan rencana untuk mengatur waktu belajar.

b) Mengembangkan motivasi yang mendorong agar mampu belajar

sebaik mungkin.

c) Mempelajari cara-cara belajar yang efektif dan efesien.

d) Menemukan cara-cara menghadapiulangan/tes.

3. Bimbingan Karier

6
a) Mengetahui dan menelaah pekerjaan-pekerjan yang sesuai dengan

diri sendiri.

b) Memperkirakan adanya perbedaan macam-macam karier masa kini

dan masa yang akan datang.

c) Menjelaskan bahwa pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan hidup.

d) Menelaah bermacam-macam cara untuk melihat kemajuan diri.

C. HASIL PENANGANAN KASUS

Keberadaan seorang guru di sekolah tidak hanya sebagai pengajar dan

pendidik semata, melainkan lebih daripada itu yakni menggantikan peran

orang tua siswa selama siswa berada di lingkungan sekolah. Hal ini,

dilakukan untuk memberikan bimbingan,pandangan dan pencerahan.

Berdasarkan pandangan tersebut kehadiran mahasiswa PPL di lingkungan

sekolah setidaknya mampu menjalankan tugas lain sebagai pendidik yakni

sebagai penasehat dan pembimbing.

Dalam kegiatan belajar di kelas khususnya pada mata pelajaran

Matematika, terkadang masih tertanam dalam benak siswa bahwa mata

pelajaran matematika itu adalah mata pelajaran yang menakutkan, sulit

dipahami oleh siswa dan menyebabkan kurangnya minat siswa dalam

pelajaran tersebut. Hal Ini adalah salah satu kasus yang dihadapi dalam kelas

oleh mahasiswa PPL pada mata pelajaran yang diajarkan.

7
Dalam keadaan dan situasi seperti ini mahasiswa PPL harus bisa

menghilangkan perasaan takut tentang mata pelajaran matematika dengan

cara membuat pelajaran atau bidang studi menjadi, menyenangkan dan

menarik. Selain itu mahasiswa PPL harus bisa mengoreksi diri dalam setiap

tampilan dikelas dan berusaha memberikan bimbingan yang mengerti

dengan pelajaran yang diajarkan itu sendiri. Untuk siswa yang sulit mengerti,

mahasiswa PPL harus melakukan pendekatan individual yaitu membimbing

siswa secara rasional sehingga siswa tidak merasa terbebankan dengan

belajar tersebut dan minder dengan siswa yang sudah mengerti.

D. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah

tetap dilakukan untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan

(treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang

dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi bimbingan dan konseling,

Depdiknas (2003) telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan

bimbingan dan konseling yaitu:

1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan

melalui layanan

8
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah

pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut

pengentasan masalah yang dialaminya.

9
BAB III

SIMPULAN

Siswa-siswi MTs al-Intishor Bendega Tanjung Karang Sekarbela Mataram di

dominasi oleh siswa-siswi dari lingkungan Bendega Tanjung Karang tergolong

cukup pintar dan memiliki banyak keterampilan, serta sikap dan prilaku siswa-

siswi mampu mencerminkan akhlak yang berciri khas pesantren, dimana sikap

siswa-siswi ramah tamah dan sopan santun.

Siswa-siswi MTs memiliki banyak potensi dan bakat untuk dikembangkan,

perlunya dukungan dan bimbingan dari para guru dan pihak madrasah untuk

menanamkan kesadaran pada semua siswa menyadari pentingnya mengikutu

kegiatan ektra kelas. Dengan mengikuti kegiatan ektra kelas siswa dapat belajar

banyak dari kegiatan berorganisasi. Semangat untuk mengenali dan terus

mengembangkan bakat dari masing-masing siswa sangat penting dan

selanjutnya bagaimana mereka mampu untuk berprestasi

memberikankebanggan bagi diri sendiri, guru, dan MTs al-Intishor Bendega

Tanjung Karang Sekarbela Mataram.

10

Anda mungkin juga menyukai