Anda di halaman 1dari 15

1.

LAPORAN ADMINISTRASI SEKOLAH

BAB I

OBSERVASI

Kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) dilaksanakan sejak


tanggal 24 September sampai dengan tanggal 24 November 2018. Dalam
melakukan kegiatan PPL, mahasiswa harus mengenal lingkungan
madrasah tempat dilaksanakannya kegiatan tersebut, baik secara fisik
maupun non fisik. Upaya dapat dilakukan dengan kegiatan yang
berorientasi pada pengenalan dan lingkungan tersebut. Observasi
merupakan upaya yang digunakan dalam permasalahan ini.

Kegiatan observasi bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah data


dengan cara pengamatan terhadap berbagai situasi dan aspek yang
berkaitan dengan madrasah tempat pelaksanaan PPL, akibatnya
mahasiswa memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondisi fisik
maupun nonfisik madrasah sehingga kegiatan PPL dapat dilakukan secara
optimal.

Sasaran pokok observasi adalah keadaan sekolah atau kelas


padaumumnya. Proses belajar mengajar dan tugas-tugas keguruan
lainnya selain mengajar dikelas. Dalam melakukan observasi mahasiswa
dipandu menggunakan “Buku Pedoman Pelaksanaan PPL-2” di
samping bimbingan dan arahan dari guru pamong, dosen pembimbing
dan kepala sekolah.Dalam observasi ini metode pengumpulan data yang
di lakukan adalah :

a. Interview (wawancara)
Interview adalah suatu cara pengumpulan data yang di
gunakan untuk memperoleh data atau informasi dari responden
secara langsung.
b. Observasi

1
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan terhadap keadaan atau situasi sekolah atau
kelas MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data
yang bersumber dari benda-benda tertulis seperti buku-buku
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain
sebagainya.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan MTs. NM. Ad-Dinul
Qayyim Kapek jika diihat dari kondisi fisiknya, MTs. NM. Ad-Dinul
Qayyim Kapek dapat dikatakan sebagai sekolah yang memiliki
kategori baik, karena struktur bangunan permanen yang ada mampu
menunjang kegiatan pembelajaran. Lokasi pembangunan yang cukup
luas, memungkinkan dibangunnya fasilitas belajar yang memadai.
Adapun batas wilayah sekolah dapat dirincikan sebagai
berikut:
Letak dan batasan MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek, yaitu:
 Sebelah Utara : Rumah Penduduk
 Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
 Sebelah Timur : Rumah Penduduk
 Sebelah Barat : Jalan Raya
MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek terdapat guru atau pendidik
dan tenaga non kependidikan yang terdiri dari : Guru Tetap Yayasan
dan Guru Tidak Tetap Yayasan, dan Guru Honorer. Semuanya bekerja
dibawah pengarahan kepala madrasah.

2
BAB II
PENGALAMAN LATIHAN ADMINISTRASI SEKOLAH DAN PENANGANAN
KELAS
A. Pengalaman Latihan Administrasi Sekolah
Program PPL 2 adalah sebagai suatu langkah awal latihan
mengajar, tentunya banyak hal yang harus dipelajari, terutama
mengenai administrasi sekolah. Guru pamong adalah orang yang
sangat kami harapkan untuk memberikan bimbingan dan latihan
bagaimana administrasi sekolah yang baik sebagai bagian dari tugas
guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Tugas guru sehubungan
dengan administrasi yang dilakukan di sekolah antara lain meliputi
administrasi pengajaran, kesiswaan, keuangan dan hubungan sekolah
dengan masyarakat. Berdasarkan beberapa pandangan diatas dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kami dalam kegiatan administrasi
sekolah meliputi ruang lingkup yang diuraikan di atas. Akan tetapi
dalam kenyataan yang ada, tidak semua kegiatan administrasi sekolah
dapat kami laksanakan, karena disebabkan oleh hal lain. Adapun
kegiatan administrasi sekolah yang dapat di lakukan adalah
administrasi pengajaran. Pada umumnya kegiatan administrasi
pengajaran meliputi :
1. Buku Kerja 1, meliputi :
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan krangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu yang memuat serangkaian kompetensi.

3
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diartikan
sebagai satuan program pembelajaran yang dikemas untuk
satu atau beberapa kompotensi dasar untuk satu kali atau
beberapa kali pertemuan. RPP berisi garis besar tentang hal-
hal yang harus dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, baik untuk satu kali pertemuan
atau beberapa kali pertemuan.
2. Buku Kerja 2, meliputi :
a. Alokasi waktu
Alokasi waktu disini diartikan, sebagai rencana
perhitungan proses pengajaran dikelas, jam efektif dan tidak
efektif mengajar dikelas per bulan dan per minggu.
b. Kalender Pendidikan
Kalender pedidikan merupakan satuan perencana
dalam proses belajar mengajar dalam dua semester (1 tahun)
kedepan, sehingga suatu proses pengajaran dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan
c. Kode Etik Guru
Kode etik guru merupakan, suatu acuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan dalam mengajar, bagaimana guru
harus mendidik dan mebentuk muruid-murudnya maupun
didalam kelas maupun disekolah.
d. Kegiatan Harian
Kegiatan harian merupakan, seluruh kegiatan yang
dilakukan guru setiap hari mengajar di sekolah.
e. Tata tertib Guru
Tata tertib guru dimaksudkan agar seorang guru tetap
disiplin dalam mengajar, tetap mematuhi setiap peraturan dari
suatu lembaga tersebut.

4
f. Program Tahunan (Prota)
Program Tahunan (Prota) adalah program
pembelajaran yang dilaksanakan dalam jangka waktu satu
tahun dan program ini disusun berdasarkan bidang studi
dengan berpedoman pada kalender pendidikan yang telah
ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Kementrian Agama RI.
g. Program Semester (Prosem)
Program Semester (Promes) adalah penjabaran dari
program tahunan yang masing-masing semester memiliki
alokasi waktu selama enam bulan dan program ini berisikan
kegiatan yang akan akan dilaksanakan dalam waktu enam
bulan, disusun berdasarkan kalender pendidikan.
3. Buku Kerja 3, meliputi :
a. Absensi
Absensi merupakan suatu acuan yang harus dimiliki
setiap kelas atau walikelas, agar dapat mengenal siswa, dan
mengetahui keadaan setiap siswa.
b. Jurnal
Jurnal merupakan suatu upaya untuk mengetahui
batasan-batasan materi ajar yang telah di berikan kepada
peserta didik.
c. Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran merupakan suatu acuan yang
digunakan untuk mengetahui kapan, dimana, dan dikelas
berapa kita akan mengajar.
d. Penilaian
Penilaian merupakan, hasil evaluasi akhir dari materi-
materi yang telah di berikakn kepada peserta didik, sejauh

5
mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
kita berikan.
e. Kisi soal dan Butir Soal
Kisi soal dan Butir Soal merupakan suatu acuan yang di
gunakan untuk menguji kemampuan pemahaman peserta didik
sehingga guru mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam
mengajar.
B. Pengalaman Latihan Administrasi Kelas

Dalam administrasi kelas ini, mahasiswa PPL bisa mengetahui


keadaan kelas setiap jam pelajaran sesuai dengan bidang studi yang
diajarkan. Mahasiswa PPL akan mengetahui dan menyimpulkan dalam
setiap akhir bulan siapa siwa yang paing rajin, malas, izin dan sakit.
Selain itu dengan adanya absensi mahasiswa PPL akan lebih tahu
nama-nama siswa yang diajarkan. Adapun rincian pengelolaan
administrasi kesiswaan ini meliputi: mengisi buku induk siswa,
membuat absen, membuat daftar nilai siswa, membuat daftar tamu,
membuat laporan hasil belajar, membuat soal tes ulangan,membuat
daftar piket dan lain sebagainya.
Dari keseluruhan kegiatan tersebut tidak semua dapat dilakukan oleh
mahasiswa PPL, akan tetapi mengenai dan cara pembuatan sudah di
kuasai, sedangkan kegiatan yang dapat diikuti oleh mahasiswa PPL
adalah membuat absen, membuat daftar nilai siswa dan membuat
daftar piket. Pengalaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut
dapat memberikan pengetahuan lainnya tentang administrasi yang
ada di sekolah. Jadi ada beberapa kontribusi edukatif yang sangat
besar bagi mahasiswa PPL dari pengalaman kegiatan administrasi
kelas ini.

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada pembahasan kesimpulan ini kami dapat menyimpulkan
beberapa hal, sekiranya dapat menjadi wawasan baru sekaligus
menjadi pengalaman pertama bagi mahasiswa PPL. Banyak hal yang
harus diperhatikan menjadi guru yang professional, diperlukan
keterampilan-keterampilan mengajar. Pengetahuan mengenai dasar-
dasar mengajar adalah sebagai pedoman agar dalam pelaksanaan
tugas mengajar akan berjalan dengan baik.
Sebagai guru yang profesional ada beberapa hal yang harus
diperhatikan berkaitan dengan keprofesionalannya, seperti:
pembuatan Silabus, RPP, daftar nilai siswa, tugas mengajar sesuai
dengan kurikulum, pengelolaan kelas, penggunaan media yang tepat
dan benar, penerapan berbagai macam metode mengajar, bagaimana
penanganan kasus dan perlu untuk diketahui administrasi madrasah
Proses administrasi merupakan salah satu faktor pendorong
jalannya operasional kurrikulum tingkat sekolah, yang diharapkan
mendorong tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien serta dapat
mengkader output yang berkualitas dan bermutu.
Melalui proses pengadministrasian ini Mahasiswa PPL dapat
membandingkan, menyesuaikan dan menerapkan yang didapatkan
pada masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Pengetahuan baru ini sekiranya dapat membuat Mahasiswa PPL
merasakan bagaimana mengelola segala aktivitas di sekolah dan di
kelas.

7
B. Saran
Guru pamong sudah sangat membantu dalam membimbing dan
mengarahkan bagaimana menjadi guru yang profesional.
Memberikan masukan bila ada kekurangan dalam proses
pembeiajaran dan mengenai administrasi kelas.

8
2. LAPORAN PENANGANAN KASUS
BAB I
HASIL OBSERVASI DAN STUDI DOKUMENTASI
A. Peserta Didik
Siswa-siswi MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim, Kapek Gunung Sari
Lombok Barat di dominasi oleh siswa-siswi dari lingkungan Kapek.
Siswa MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim, Kapek tergolong cukup pintar dan
memiliki banyak keterampilan, serta sikap dan prilaku siswa-siswi
mampu mencerminkan akhlak yang berciri khas pesantren, dimana
sikap siswa-siswi ramah tamah dan sopan santun. Siswa-siswi di MTs.
NM. Ad-Dinul Qayyim, Kapek memiliki karakter yang beraneka ragam,
ada siswa-siswi yang aktif, penurut pada gurunya, cerewet, nakal, dan
pendiam hal itulah yang membuat guru-guru bangga kepada siswa-
siswi yang banyak membutuhkan perhatian. Justru itulah yang di
pandang sebagai salah satu bagian dari proses mereka untuk menjadi
orang yang dianggap dewasa. Ketidak wajaran dari prilaku mereka
akibat lingkungan yang tidak seimbang dengan kemauan mereka.
Siswa-siswi MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek keseluruhannya
beragama islam, karena MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek merupakan
salah satu lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren dimana
siswa-siswi di MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek tidak hanya berstatus
sebagai siswa-siswi akan tetapi sebagai santri. Saya memiliki
kebanggaan sendiri kepada siswa-siswi yaitu nilai-nilai keagamaan
yang sangat dijunjung tinggi. Kegiatan keagamaan dilakukan setiap
hari jumat yaitu imtaq.
Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki peran sangat
penting karena siswa yang menjadi tolak ukur berhasil tidaknya
proses belajar mengajar. Oleh karena itu keadaan dan peran aktif
siswa sangat mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran.

9
B. Guru Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan konseling
2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah
yangdihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih
berprestasi dalam kegiatan belajar
4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa
dalammemperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan
lapanganpekerjaan yang sesuai
5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
6. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling
7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi hasil belajar
8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan
dan konseling
9. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

C. Latihan Penanganan Kasus


Keberadaan seorang guru di sekolah tidak hanya sebagai
pengajar dan pendidik semata, melainkan lebih daripada itu yakni
menggantikan peran orang tua siswa selama siswa berada di
lingkungan sekolah. Hal ini, dilakukan untuk memberikan bimbingan,
pandangan dan pencerahan. Berdasarkan pandangan tersebut
kehadiran mahasiswa PPL dilingkungan sekolah setidaknya mampu
menjalankan tugas lain sebagai pendidik yakni sebagai penasehat dan
pembimbing.
Keberadaan seorang guru di sekolah tidak hanya sebagai
pengajar dan pendidik semata, akan tetapi lebih dari sekedar itu yakni
menggantikan peran orang tua siswa selama siswa berada di sekolah.

10
Hal ini di lakukan untuk memberikan bimbingan, pandangan dan
pencerahan. Berdasarkan pandangan di atas kehadiran kami di
lingkungan sekolah setidaknya mampu menjalankan tugas lain
sebagai pendidik yakni sebagai penasehat dan pembimbing. Sehingga
dalam hal ini kami memilih melakukan bimbingan kepada siswa yang
lambat dalam mengerjakan tugas, minat atau motivasi belajarnya
kurang dan permasalahan yang sedang terjadi di dalam kelas yakni
seringnya terjadi perkelahian antar sesama teman sekelas, hal ini
tentu membuat proses belajar mengajar menjadi tidak kondusif dan
menciptakan lingkungan dan motivasi belajar yang tidak baik serta
menyebabkan pengaruh yang tidak baik bagi siswa lainnya. Dan di
dalam kelas masih banyak terdapat siswa yang tidur ketika guru
sedang menjelaskan.

11
BAB II
PENGALAMAN LAYANAN BIMBINGAN
Pendidikan pada dasar adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik
dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Salah satu caranya adalah dengan memberikan bimbingan dan
konseling, upaya ini dapat diberikan secara formal maupun secara
non-formal. Dalam melakukan suatu bimbingan dan konseling ada
beberapa langkah yang harus di tempuh, diantaranya : kegiatan
perencanaan, persiapan, identifikasi, pelaksanaan, bimbingan,
evaluasi dan tindak lanjut.
A. Perencanaan
Pada tahap perencanaan kami melakukan beberapa langkah
untuk melakukan bimbingan. Jenis bimbingan yang diberikan yakni
secara formal atau pada saat proses pembelajaran berlangsung dan
non-formal atau diberikan di luar jadwal belajar aktif. Adapun langkah
perencanaan yang kami lakukan diantaranya :
1. Melakukan persiapan, yakni melakukan identifikasi sebuah kasus
yangterjadi di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
faktor yangmengakibatkan terjadinya kasus tersebut, dilihat dari
keadaan individusiswa, keluarga dan lingkungannya.
2. Melakukan observasi , yakni mengamati secara langsung keadaan
didalam kelas. Hal ini dilakukan dengan cara mengamati secara
lansungdan melakukan wawancara dengan siswa yang
bersangkutan.
B. Pelaksanaan
Kegiatan selanjutnya yakni pelaksanaan bimbingan yang telah
di rencanakan, di mana dalam melaksanakan bimbingan ini kami
menggunakan pendekatan individu dan kelompok. Contoh kecil saja
studi kasus yang kami jalankan yaitu : mereka tidak semangat dalam

12
belajar (motivasi belajar rendah), tidur dalam kelas, kesulitan
mengerjakan tugas, berselisih pendapat dan berujung dengan
pertengkaran namun tidak sampai dengan kekerasan seperti adu fisik
dan lain sebagainya, namun hanya sampai perang mulut sehingga
menimbulkan keributan, maka disitulah peran kami bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan tersebut. Selama melaksanakan
kegiatan PPL selalu diikuti dengan pemberian bimbingan kepada
siswa yang bersangkutan. Adapun materi bimbingan yang diberikan
yakni : mengenai bagaimana cara belajar yang baik, menghargai
waktu, menyelesaikan permasalahan dengan mandiri, menghormati
orang tua, guru, orang lain, dll.

C. Hasil Penangnan Kasus


Adapun hasil dari perencanaan dan pelaksanaan penyelesaian
dari permasalahan tersebut yakni dengan memanggil siswa
bermasalah tersebut, disitulah nanti akan di tanya permasalahan apa
yang menyebabkan mereka tidak semangat dalam belajar, kesulitan
mengerjakan tugas, tidur dalam kelas. Kemudian setelah megetahui
permasalahannya maka dicarilah solusi apa yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Misalkan dengan cara mendekati
siswa yang kurang semangat dalam belajar, memberikan arahan dan
bimbingan terhadap kesulitan belajar dan membuat perjanjian bagi
siswa yang suka tidur dikelas, bahwa barang siapa yang melihat
temannya tidur, bangunkan bagaimanpun caranya, dengan memberi
ketegasan saya (guru) yang bertanggung, dan hasil dari cara tersebut
berhasil bahkan saya melihat mereka dengan bangga dan bahagia
menerapkan cara itu dan tidak menimbulkan perkelahiaan.
dikarnakan kondisi yang cocok untuk menerapkan hal itu dengan
melihat kondisi dan kejiwaan anak pondok, dan tentunya di iringi
dengan pemberian nasihat serta bimbingan secara berkelanjutan.

13
Berdasarkan pengalaman yang telah di lalui, kegiatan bimbingan ini
dirasakan sangat bermamfaat, karena dengan adanya layanan
bimbingan dan konseling ini mahasiswa merasakan langsung
bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh para
siswa.

D. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Setelah melakukan perencanaan, persiapan, identifikasi, dan
memberikan bimbingan, langkah selanjutnya yaitu mengevaluasi dan
tindak lanjut. Adapun kegiatan evaluasi yang kami lakukan yakni cara
mandiri dengan melakukan pemantauan secara lansung keadaan
siswa dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.
Sedangkan proses selanjutnya yakni tindak lanjut, dan ini bertujuan
ketika kami tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada, maka
kami meminta bantuan kepada guru pamong, guru-guru yang ada,
atau bahkan bisa langsung dapat dikonsultasikan kepada kepala
sekolah untuk menangani permasalahan tersebut dan tentunya
teman-teman PPL pun berperan penting, saya selalu mendiskusikan
permaslahan-permasalahan yang di hadapi dan kami pun bisa
bertukar pikiran dan saling memberikan solusi.

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilaksanakan kami dapat
menyimpulkan bahwa anak MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim Kapek, masa
anak-anak yang duniannya masih ingin bermain. Dengan cara
penanganan kasusyang baik adalah dengan cara menasehati,
memberikan bimbingan danpendekatan yang baik agar siswa yang
memiliki kasus tersebut merasa diperhatikan. Karena faktor
lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang membuat
siswa tersebut membutuhkan perhatian yang lebih sehinggasiswa
melakukan hal-hal yang membuat guru harus menghukum siswa
tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian studi kasus
tersebutyaitu:
1. Melakukan perencanaan,
2. Pelaksanaan,
3. Hasil penanganan kasus,
4. Evaluasi dan tindak lanjut.
B. Saran
Program yang ada di Madrasah perlu dipertegas dan terus
dikembangkan, sehingga siswa-siswi sanggup menganggap perlunya
untuk terlibat dalam keseluruhan dari program tersebut, bukan untuk
hari ini akan tetapi sangat bermanfaat untuk hari dan dapat dilakukan
secara berkelanjutan dan lebih baik lagi.

Foto kelas VII E

15

Anda mungkin juga menyukai