A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah pasal 15 menyatakan bahwa beban kerja
Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah mengalamai perubahan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan
kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan Standar Nasional
Pendidikan ke dalam kategori standar, mandiri dan bertaraf internasional. Penjelasan Pasal 11,
ayat 2 dan ayat 3 Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa dengan diberlakukannya
Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah memiliki kepentingan untuk memetakan
sekolah/madrasah menjadi sekolah/madrasah yang sudah atau hampir memenuhi Standar
Nasional Pendidikan dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan
sekolah/ madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori
standar.
Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri
didasarkan pada terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan).
Secara umum tujuan dari program pengawasan adalah: (1) mendorong sekolah untuk dapat
menyelenggarakan pendidikan agar mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi standar
nasional pendidikan, (2) memberikan arahan upaya-upaya yang harus dilakukan sekolah untuk
dapat memenuhi/hampir memenuhi standar nasional pendidikan, ( 3) memberikan pendampingan
kepada sekolah untuk mewujudkan pengawasan dalam kurun waktu tertentu, (4) menjalin
kerjasama dan meningkatkan peran serta stakeholder pendidikan di SD baik di tingkat pusat dan
daerah dalam mengembangkan pengawasan, dan (5) mendapatkan model/rujukan pengawasan.
Program pengawasan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu identifikasi profil sekolah berdasarkan
data yang di jaring melalui inventarisasi kondisi sekolah; penyusunan program kerja oleh
sekolah; penilaian, penyempurnaan dan penyepakatan program kerja melalui asistensi dan
sinkronisasi program; dan supervisi hasil pelaksanan program sekolah.
Berkaitan dengan program sekolah tersebut di atas, tindak lanjut pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah adalah melakukan supervisi keterlaksanaan program sekolah yang
telah disusun oleh pihak sekolah dan pencapaian profil sekolah yang sesuai standar nasional
pendidikan. Kegiatan Supervisi dilakukan sebagai upaya pembinaan untuk memantau
keterlaksanaan program kerja dan pencapaian profil sekolah.
B. Tujuan
C. Sasaran
Sasaran supervisi di SDN 52 OKU adalah di mana guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelasnya. Sasaran supervisi yang akan dilakukan pada
semua komponen pelaksana program sekolah. Lokasi supervisi ditetapkan kemudian berdasarkan
kesepakatan bersama antara supervisor dan responden sesuai jadwal yang telah direncanakan.
C. Petugas
1. Jumlah dan unsur
Jumlah petugas supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebanyak 1 orang dapat
dibantu oleh guru senior.
2. Tugas dan tanggungjawab
a. Melakukan temu awal dengan kepala sekolah dan staf yang ditunjuk sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam surat tugas untuk menjelaskan maksud, tujuan,
kegiatan, dan jadwal pelaksanaan supervisi.
b. Mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara, studi dokumen, dan studi
lapangan yang berkaitan dengan:
Keterlaksanaan program sekolah
Permasalahan dan pemecahan masalah
Identifikasi profil
3. Mengolah data dan informasi dalam instrumen supervisi dan format keberhasilan dan
permasalahan pelaksanaan program
4. Menyusun tindak lanjut hasil supervisi pada format keberhasilan dan permasalahan
pelaksanaan program
5. Pada hari terakhir melakukan pertemuan antara kepala sekolah dan staf yang ditunjuk
untuk menjelaskan hasil pelaksanaan supervisi guna mencapai kesepakatan dan
kesepahaman
6. Menyusun laporan hasil supervisi
7. Menyerahkan laporan hasil supervisi kepada pihak-pihak yang membutuhkan laboran
tersebut.
D. Perangkat
E. Responden
F. Strategi Pelaksanaan
1. Temu awal
Temu awal merupakan kegiatan pertemuan antara petugas supervisi/ kepala
sekolah menjelaskan maksud, tujuan, jadwal, responden, dan substansi materi
pelaksanaan supervisi. Kegiatan temu awal diupayakan tidak menggunakan waktu terlalu
lama.
2. Pelaksanaan supervisi
3. Pembagian waktu
Agar pelaksanaan supervisi terlaksana efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi
yang optimal dan akurat, maka perlu dilakukan pembagian waktu.
Pembagian waktu dilakukan berdasarkan responden/guru yang akan disupervisi sesuai
dengan instrumen yang tersedia.
4. Temu akhir
Temu akhir dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data, informasi dan layanan
asistensi selesai dilaksanakan. Petugas menyampaikan hasil supervisi sesuai dengan
kondisi yang ada. Jika terjadi perbedaan persepsi antara kepala sekolah dan
pihak guru maka disarankan untuk dilakukan pengkajian kembali. Kepala
sekolah menyerahkan copy hasil supervisi yang sudah disepakati kepada guru berupa
hasil supervisi keterlaksanaan program pembelajaran, keberhasilan dan permasalahan
pelaksanaan program pembelajaran.
G. Pelaporan
H. Pembiayaan
Supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah dibiayai oleh sekolah. Ketentuan mengenai
pembiayaan kegiatan ini disesuaikan dengan anggaran yang direncanakan (RKAS).
I. Program Kegiatan:
Pelaksanaan Supervisi
No Nama Guru Adm Keterangan
Supervisi KBM
Pembelajaran
Guru
1 I
Devi Octariani, S.Pd Kelas
Hj. Hurhazanah, Guru
2 II
S.Pd Kelas
Guru
3 III
Sunarti, S.Pd Kelas
Guru
4 IV
Nurhasanah, A.Ma Kelas
Guru
5 V
Meriasutni, S.Pd Kelas
Hj. Surmawartini, Guru
6 VI
A.Ma Kelas
Junaidi Muslim, Guru
7 PAI
S.Pd.I Mapel
Guru PJO
8
Rica Firguna, S.Pd Mapel K
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL SUPERVISI
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat
maupun stakeholders. Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada
guru yang belum memenuhi standard dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut.
Dalam Tindak lanjut ini akan disampaikan beberapa hal berbentuk tabel yaitu:
Rekap Hasil Supervisi
Analisis Hasil Supervisi
Program Tindak lanjut hasil supervisi
Tindak Lanjut hasil Supervisi
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Supervisi dilakukan untuk mendapatkan gambaran proses dan hasil pelaksanaan program
sekolah bidang pembelajaran.
2. Supervisi dilaksanakan dengan metode kuesioner, diskusi, wawancara, studi dokumen
dan studi lapangan.
3. Kegiatan supervisi melibatkan responden Guru, Penanggung Jawab TIK, Staf TU, Siswa
dan Komite Sekolah.
4. Dari hasil supervise dapat diketahui kelemahan dari guru yang perlu ditingkatkan,
sehingga di masa mendatang dapat berkembang secara maksimal.
5. Dari hasil supervisi yang dilaksanakan di SDN 52 OKU telah menghasilkan hal-hal
sebagai berikut:
a. sebagian besar guru telah dapat membuat dan menyusun administrasi program
pembelajaran,
b. masih ada beberapa guru yang perlu dibina untuk memahami dan meningkatkan
kompetnsinya tentang penyusunan administrasi pembelajaran.
c. proses pembelajaran sudah menunjukkan kesesuaian dengan RPP yang telah disusun,
namun perlu diarahkan pada proses pembelajaran model PAIKEM yang mengarah
pada anak sebagai subjek pembelajaran,
d. dalam kegiatan supervisi perlu adanya pembinaan secara khusus tentang teknik
penilaian. Hal ini perlu diarahkan pada instrumen dan model penilaian yang variatif.
B. Rekomendasi
1. Dari hasil supervisi terhadap guru pada semester II ini diharapkan adanya kerja sama
antara kepala sekolah dan guru untuk:
a. saling meningkatkan kompetensi dalam pelaksanaan tugas sebagai guru,
b. supervisi jangan dianggap sebagai kegiatan untuk menilai, mencari kesalahan dan
sebagainya, tetapi merupakan suatu cara untuk saling sharing dan berusaha
meningkatkan kemampuan,
c. dalam kegiatan supervisi guru dapat secara aktif meminta kepada kepala sekolah atau
guru senior untuk mengamati, menilai kinerjanya supaya tahu apakah masih ada
kekurangan. Berawal dari kekurangan tersebut guru minta saran dan bimbingan untuk
meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran atau dalam bidang administrasi,
d. supervisi bukan hanya dilakukan oleh kepala sekolah tetapi juga diharapkan
pengawas SD juga aktif dalam pelaksanaan supervisi. Kalau hal ini dapat berjalan
dengan baik diharapkan mutu pendidikan akan meningkat, karena masalah yang
timbul dapat diatasi bersama oleh beberapa pihak pemangku kepentingan. Hal ini
sangat diharapkan agar kesalahan tidak hanya ditumpukan pada guru tanpa ada solusi
dari atasan,
e. Pihak Dinas Pendidikan diharapkan supaya berperan aktif untuk memfasilitasi hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan supervisi. Meliputi pembekalan secara khusus
tentang teknik dan perangkat berupa instrumen. Tidak kalah pentingnya juga
pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi yang menjadikan permasalahan rendahnya
mutu pendidikan perlu dikaji dan dicari solusinya.
Kepala Sekolah,