Anda di halaman 1dari 6

Rismawanti Nurfatimah

1701930
Pendidikan Teknik Bangunan (A)
Bimbingan dan Konseling

UTS (Soal Ganjil)

1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem
pendidikan, khususnya di sekolah. Jelaskan!

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem
pendidikan khususnya di sekolah; guru merupakan salah satu pendukung unsur
pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana
layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

3. Perkembangan teknologi banyak memberikan kemudahan-kemudahan bagi individu,


akan tetapi dapat pula menimbulkan masalah-masalah. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut , dan berikan contohnya.

Teknologi banyak memberikan bantuan kepada individu seperti komputer untuk


perhitungan-perhitungan, kendaraan untuk perhubungan dan angkutan, radio, televisi,
telpon, dan sebagainya akan tetapi hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah.
Contohnya antara lain: masalah penyesuaian diri, lapangan kerja, pendidikan,
persaingan, belajar, dan sebagainya.

5. Berikan beberapa contoh konkret yang menunjukan bahwa antar siswa terdapat
perbedaan dalam beberapa aspek. apa yang dapat dilakukan sehubungan dengan adanya
perbedaan tersebut?

Misalnya :
• Hasil belajar antar siswa
• Tingkah laku dalam mengikuti pelajaran.
• Cita-cita, minat pada pelajaran.
• Pergaulan, dan sebagainya.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain :
• Memahami latar belakang dan aspek perbedaan dan latar belakangnya.
• Memberikan informasi yang dibutuhkan.
• Memberikan kesempatan berprestasi sesuai dengan keadaan dirinya.
• Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

7. Sebutkan 5 masalah yang dihadapi para remaja dan berikan contohnya!


1) Perilaku Bermasalah (Problem Behavior)
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam
kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku
bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses
sosialisasi dengan remaja lain, guru, dan masyarakat. Contoh dari masalah ini ialah
perilaku malu dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah termasuk
dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja menjadi
kurang pengalaman. Jadi, perilaku bermasalah ini akan merugikan remaja di
sekolah secara tidak langsung akibat perilakunya sendiri.
2) Perilaku Menyimpang (Behavior Disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau dan
menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) serta perilakunya tidak
terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami
perilaku ini. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia merasa tidak tenang dan tidak
bahagia sehingga menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang
pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang
mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya. Contohnya ialah suka
menggangu teman yang sedang belajar.
3) Penyesuaian Diri yang Salah (Behaviour Maladjustment)
Perilaku tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan
mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara
cermat akibatnya. Contohnya ialah perilaku menyontek, membolos, dan melanggar
peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di
sekolah menengah.
4) Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar atau Salah (Conduct Disorder)
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara
perilaku yang benar dan perilaku yang salah. Wujud dari conduct disorder adalah
munculnya cara berpikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari
aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya adalah karena sejak kecil, orang tua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan yang salah pada anak. Seharusnya,
orang tua mampu memberikan hukuman (punishment) saat anak berperilaku salah
dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak berperilaku baik atau benar.
Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia
memunculkan perilaku antisosial, baik secara verbal maupun secara nonverbal.
Contoh perilakunya antara lain; melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan (membully) temannya.
5) Perilaku Berkaitan dengan Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Perilaku berkaitan dengan perhatian adalah anak yang mengalami defisiensi
dalam perhatian dan tidak dapat menerima impuls-impuls sehingga gerakan-
gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hiperaktif. Remaja di sekolah yang
hiperaktif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga
tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat
berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Contohnya ialah jika diajak berbicara,
remaja yang hiperaktif tidak akan memperhatikan lawan bicaranya dan cepat
terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar.
9. Sebutkan dan jelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah
1) Identidikasi Kasus
Sebagai langkah awal ketika akan memberikan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik ialah identifikasi masalah yaitu mengamati
peserta didik baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal lain yang
bias dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung kepada peserta didik,
meminta peserta didik untuk menjelaskan masalah yang dihadapi,
menanyai pendapat dari teman-teman dekatnya maupun melihat masa lalu dari
peserta didik tersebut.Dalam melaksanakan identifikasi kasus mengumpulkan
data konselor bisa juga menggunakan metode observasi yaitu dengan
penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan
menggunakan alat indera terhadap kejadian-kejadian yang bisa langsung
ditangkap pada waktu kejadian berlangsung.
2) Diagnosa
Suatu proses penentuan masalah yaitu dengan melihat hasil d
ari identifikasi yang telah dilakukan. Identfikasi sangat erat hubungannya
dengan diagnosa karena ketika identifikasinya salah akan berakibat kesalahan
juga dalam penentuan masalahnya.
3) Pragnosa
Pragnosa merupakan bentuk penentuan penyelesaian dari permasalahan
yang telah teridentifikasi. Penentuan opsi penyelesaian hendaknya menitik
beratkan pada tingkat kesessuaian dan ketepatan dengan masalah yang ada.
4) Terapi
Terapi merupakan bentuk langkah konkrit dari bimbingan dan
konseling, proses terapi dilaksanakan secara berkesinambungan serta
menghadirkan hal-hal yang sekiranya dapat mempermudah dalam
mpelaksanaan terapi.
5) Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi merupakan hal yang terakhir dalam melaksanakan bimbingan
dan konseling. Evaluasi melihat seberapa besar pengaruh atau hasil dari terapi
yang telah diberikan, evaluasi juga berfungsi untuk melihat sejauh mana tingkat
kesesuaian antara permasalahan yang dihadapi dengan penyelesaian yang telah
diberikan. Apabila hasilnya positif (sesuai) maka terapi yang dilakukan bisa
dilaksanakan secara terus menerus sampai peserta didik mampu menggali
potensi, serta mampu mengembangkan apa yang ia cita-citakan, namun begigu
juga sebaliknya ketika hasil dari evaluasi menunjukan ketidak cocokan maka
hal yang perlu dilakukan ialah melihat identifikasi apakah benar-
benar sudah sesuai dengan prosedur yang standar atau belum.

10. Jelaskan persamaan dan perbedaan tugas memberikan bimbingan kepada siswa di
sekolah antara guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling dan berikan
contoh masing-masing
Persamaan

NO. PERSAMAAN
1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Memberikan layanan dan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
kegiatan belajar
3. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dann
hubungan antar siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling
4. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksud itu
5. Saling membantu dalam pengumpulan informasi yang diperlukan
dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya
tindak lanjutnya.

Contohnya:

Dalam hal ini, guru mata pelajaran dapat membantu terhadap siswa yang bermasalah dalam
mata pelajaran yang dia ajar, sehingga dalam hal ini guru mata pelajaran berperan juga dalam
melakukan konseling terhadap siswa.
Perbedaan

TUGAS GURU TUGAS GURU KONSELOR (BK)


· Guru memiliki tugas untuk mendidik danPePengembangan kehidupan pribadi, yaitu
mengajar siswa bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai bakat dan
minat.
· Guru harus dapat membedakan ilham Pengembangan kehidupan sosial, yaitu
yang baik bagi kemajuan anak didik bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan
sosial dan industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat.
· Guru hendaknya dapat membantu Pengembangan kemampuan belajar, yaitu
memperbaiki dan menilai secara kritis bidang pelayanan yang membantu peserta
terhadap proses pengajaran. didik mengembangkan kemampuan belajar
untuk mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah secara mandiri.

· Guru harus dapat menjadi pencetur ide- Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan
ide kemajuan dan pendidikan dalam yang membantu peserta didik dalam
pengajaran memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan karir.
· Guru harus dapat memberikan Dapat membantu menangani problema pada
informasi perkembangan ilmu diri siswa.
pengetahuan dan teknologi selain
sejumlah bahan pelajaran untuk setiap
mata pelajaran yang diprogramkan dalam
kurikulum.

Contohnya:

Masalah kesulitan belajar peserta didik sesungguhnya lebih banyak bersumber dari proses
pembelajaran itu sendiri. Hal ini berarti dalam pengembangan dan proses pembelajaran fungsi-
fungsi bimbingan dan konseling perlu mendapat perhatian guru. Sedangkan, konselor dalam
pengembangan kemampuan belajar dibidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah secara mandiri.

11. Sebutkan dan jelaskan tahapan yang harus dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling dalam memberikan konseling di sekolah
Secara umum, proses konseling oleh guru bimbingan dan konseling
terdiri dari tiga tahapan yaitu:
(1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah);
(2) tahap inti (tahap kerja);
(3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
A. Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai
konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang
perlu dilakukan, diantaranya
1) Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci
keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas
bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan; dan kegiatan.
2) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah
terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus
dapat membantu memperjelas masalah klien.
3) Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau
menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin
dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan
menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.
4) Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan
klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang
diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas,
yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan (3) Kontrak kerjasama
dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab
bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan
konseling.

B. Inti (Tahap Kerja)


Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya
adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa
hal yang harus dilakukan, diantaranya :
1) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan
masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru
terhadap masalah yang sedang dialaminya.
2) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
3) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika :
1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling,
serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang
bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar –
benar peduli terhadap klien.
3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah
dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun
klien.

C. Akhir (Tahap Tindakan)


Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling.
2) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan
yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
3) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
4) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan
klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis;
(3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4)
adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai