PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku tatakrama siswa disekolah yang sangat menonjol yaitu masih ada
sebagian siswa yang kurang memahami nilai-nilai dasar tatakrama, hal ini dapat
perilaku yang menonjol antara lain bertutur kata yang tidak baik, berlaku kasar, tidak
berpakaian yang tidak senonoh atau tidak sesuai dengan aturan disekolah. Hal ini
kurangnya pemahaman siswa terkait tatakrama dan kurangnya perhatian dari guru-
antara orang tua dengan anaknya, antara guru dengan muridnya, antara siswa dengan
siswa, antara warga dengan masyarakat lingkungan. Karena setiap insan, tua atau
mudah, tinggi atau rendah, pria atau wanita, guru atau murid sama-sama ingin
dihargai dan dihormati martabat kemanusiaannya, pengabdian sopan santun itu kerap
kali menjadi sebab pertama didalam menimbulkan ketegangan antara sesama insan.
Menurut Ibrahim (2003 : 32) Tatakrama artinya cara melakukan pergaulan antara
seseorang dan orang lain. Menurut tatakrama, bergaul dengan orang yang berbeda,
berbeda pula tatakramnya. Terhadap orang yang lebih mudah kita menyayangi,
terhadap orang yang sederajat kita harus menghargai, sedangkan terhadap orang yang
lebih tua kita harus menghormati. Aturan cara menghargai orang lain inilah yang
1
Sari (2010 : 5) Menyatakan bahwa Tatakrama adalah perbuatan atau tindakan
yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma-norma yang berlaku untuk
kebiasaan. Dengan istilah lain tatakrama adalah norma kebiasaan yang mengatur
tersebut,seperti : Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa
(YME) yaitu: pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
hubungannya dengan Diri sendiri, yaitu : jujur, berperilaku baik, bertanggung jawab,
disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir logis, mandiri dan cinta ilmu. Nilai karakter
dalam hubungannya dengan Sesama, yaitu : sadar akan hak dan kewajiban diri dan
orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain,
sopan santun dan demokratis. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah.
sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara
2
kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkwatirkan bagi
masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak.
Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka
kebiasaan menyontek, sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi
dianggap sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjerumus
pendidikan sebagai eksistensi seorang guru. Bila dahulu seorang guru mempunyai
peran yang sangat penting dan menjadi pusat dalam proses belajar mengajar dikelas,
kini guru berperan sebagai pendamping yang menemani anak didik belajar untuk
yang dihadapi siswa dapat di antisipasi sedini mungkin sehingga tidak mengganggu
jalannya proses pembelajaran. dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar
cukup berarti. Dalam iklim perubahan pendidikan sebagaimana tersebut, peran guru
menjadi tidak dominan didalam kelas. Kehadirannya hanya mendampingi anak didik
agar bisa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pada saat seperti inilah
sesungguhnya peran guru dalam membantu anak didik untuk dapat mengambil
keputusannya sendiri sangat dibutuhkan. Hal ini semestinya dapat dilakukan oleh
setiap guru atau lebih khususnya dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan
konseling.
3
Disamping itu juga Azzet, M (2011) menyatakan bahwa kehadiran guru
bimbingan dan konseling dipandang penting karena adanya sebuah fakta yang harus
aspek dalam dirinya. Pada saat mengalami perkembangan ini tidak sedikit individu
kenyataan inilah yang apabila tidak dapat dihadapi dengan baik oleh individu anak
layanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam
terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera serta menjadi warga masyarakat
yang peduli kemaslahatan atau kepentingan umum (the common good) pada jenjang
kunjung (Rouving Counselor) yang diangkat pada tiap-tiap gugus sekolah untuk
membantu guru SMK dalam mengatasi perilaku yang mengganggu seperti kurang
disekolah. Oleh sebab itu Guru bimbingan konseling mempunyai peranan penting
Uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana tatakrama
siswa, apa dampak dari perilaku tidak bertatakrama, ingin mengetahui apa yang
menjadi faktor penyebab lunturnya tatakrama dengan judul “Peran Guru Bimbingan
4
B. Identifikasi Masalah
Agar arah dan tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan adanya
kelas ini dipusatkan pada upaya meningkatkan sikap tatakrama siswa jurusan TKJ
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana cara meningkatkan sikap tatakrama siswa jurusan TKJ Kelas XII B
1. Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan sikap tatakrama siswa jurusan TKJ Kelas XII
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
5
yang baik pada guru dan siswa dilihat dari hasil penelitian yang akan
bantuan pada orang yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah atau
yang dikenal dengan “Counseling For All” maka penelitian ini sangat
lingkungan sosialnya secara efisien dan efektif sehingga siswa tersebut dapat
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Sekolah
3. Bagi Siswa
baik.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bimbingan Konseling
Menurut Wardati (2011 : 17) Bimbingan dan konseling adalah proses interaksi
antara konselor dengan konseli, yakni siswa baik secara langsung atau tidak
merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu
Pemberian bantuan kepada anak didik ini dipandang penting agar mereka
bantuan dalam bimbingan dan konseling ini dilakukan secara terencana, termasuk
menggali segala hal yang terkait dengan anak didik, berdasarkan identifikasi
kebutuhan mereka, tujuan pendidikan, dan harapan dari orang tua peserta didik.
sebagai makluk Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan
sebagai makluk Tuhan, Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat
7
3. Bidang bimbingan dan konseling
Menurut Wardati (2011 : 43) salah satu fenomena yang sering terjadi dalam
sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan ijasah dan nilai bagus, tanpa
memperhatikan bekal atau keahlian yang dimiliki peserta didik. Tentunya ini
kemajuan dunia pendidikan diindonesia. Dengan adanya hal ini guru dituntut
halnya layanan bimbingan dan konseling, yang sesungguhnya upaya ini tidak
dapat terlepas dari kegiatan belajar mengajar disekolah, karena tidak adanya
bimbingan dan konseling disekolah siswa dapat mengenal potensi diri dan segala
komponen yang ada dalam dirinya. Yang perlu diperhatikan dalam memberikan
layanan bimbingan kepada peserta didik tetap berfokus pada empat bidang
dikelompokkan yaitu :
1. Bidang pribadi
produktif.
8
d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
2. Bidang sosial
Bidang ini kerap diberikan pada siswa yang merasa kesulitan dalam
membina pergaulan karena beberapa hal, baik dari luar atau dalam. Ada
secara efektif.
teman sebaya, baik disekolah yang sama, disekolah lain, diluar sekolah
maupun masyarakat.
3. Bidang belajar.
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisiensi serta
9
keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani
berkelompok.
pribadi.
4. Bidang karier
Hendaknya dilakukan dengan obrolan dua arah antara konselor, dalam hal
10
sebagai guru bimbingan dan penyuluhan (Guru BP). Penyebutan guru bimbingan
dan penyuluhan ini akhirnya berubah menjadi guru bimbingan dan konseling
(Guru BK) seiring dengan perubahan istilah penyuluhan yang berubah menjadi
kesempatan untuk bertatap muka lebih banyak dengan siswa. Oleh sebab itu peran
dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling disekolah sangat diharapkan.
pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis dan mengenal, memahami tingkat
memahami seluruh aspek kepribadian peserta didiknya. Untuk itu guru harus
mampu:
kelompok.
pembelajaran.
yang dihadapinya.
11
interaksi dengan lingkungannya. Terdapat perbedaan individu antara siswa
yang satu dengan yang lainnya. Selain itu siswa sebagai pelajar, senantiasa
terjadi perubahan perilaku sebagai akibat hasil proses belajar yang telah
dilakukan oleh siswa. Beberapa masalah psikologis yang menjadi tugas dan
2. Masalah sosial.
dengan baik dan tidak menyesuaikan diri, maka timbul banyak masalah.
12
3. Masalah perbedaan individu.
pintar atau cerdas, cepat dan lambat dalam belajar, berbakat, kreatif.
5. Masalah belajar.
13
B. Tatakrama
1. Pengertian Tatakrama
Tatakrama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma,
demikian, tatakrama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau
sopan santun.
Arianti (2002: 94) menyatakan bahwa “Tatakrama adalah tata cara atau
ini merupakan suatu cara yang lahir karena adanya suatu hubungan antara
manusia satu dengan manusia lainnya. Kebiasaan ini muncul karena adanya
setiap lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum baik itu lembaga
santun siswa di sekolah maka siswa itupun akan mempunyai kepribadian yang
14
2. Manfaat Dan Pentingnya Tatakrama
seorang siswa harus bertatakrama dengan siswa lain. Guru, karyawan serta
b) Dapat membuat individu baik siswa maupun guru lebih mudah untuk
c) Memberi keyakinan pada diri siswa dalam setiap situasi karena siswa
memiliki tatakrama yang baik atau dengan kata lain dapat membuat
mengajar.
(Simorangkir 1984:30)
a) Lingkungan Keluarga
orang tua, kakak, adik dan anggota keluarga yang lain dalam bentuk
15
i. Masuk dan keluar rumah memberi salam dan meminta ijin
atau memberitahu.
b) Lingkungan Sekolah
iii. Meminta ijin kalau hendak keluar pada saat jam pelajaran
nama baik teman dan saling menolong dalam hal yang baik dan
16
membeda-bedakan apalagi membentuk kelompok sendiri, apabila
c) Lingkungan Masyarakat
ketentraman.
a. Ketaqwaan
17
agama masing-masing (antara lain memperingati hari besar
kesusahan.
budaya masing-masing.
karena benar).
18
4. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung
bertanggungjawab).
c. Kedisiplinan/Ketertiban
bersama-sama.
19
d. Kebersihan/Kesehatan/Kerapian
pada tempatnya.
semacamnya.
e. Keamanan
sekolah.
20
3. Menjaga keamanan sekolah dari pengaruh negatif baik dari
lainnya.
f. Kejujuran
antara lain:
orang lain.
kecurangan.
g. Tanggung jawab
dasar yang tidak kalah penting dengan nilai dasar yang lain.
21
2. Melaksanakan secara sungguh-sungguh seluruh tugas yang
ditetapkan.
h. Kebersamaan
mampu.
i. Keadilan
lain :
kemampuan masing-masing.
22
4. Menggunakan fasilitas sekolah tidak sesuai dengan
peruntukannya.
j. Respek
ini perlu dimiliki oleh seluruh siswa, guru, warga sekolah, dan
orang lain.
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
23
d. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
politik bangsa.
orang lain.
24
m. Bersahabat/Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa
dirinya.
2 Kejujuran Jujur
3 Kedisiplinan Disiplin
25
5 Respek Menghargai prestasi
damai, toleransi
4. Macam-Macam Tatakrama
kapan saja, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Tatakrama akan dapat
Sikap saat bergaul dengan orang lain seseorang individu harus dapat
agar individu tersebut dapat menyesuaikan diri dan dapat diterima oleh
dia berada, memikirkan dahulu apa yang dilakukan dan diperbuat, begitu
26
menyesuaikan diri, pakaian mana yang akan dipakai ke suatu tempat atau
tidak berlebihan, memakai pakaian sesuai dengan tempat dan acara yang
yang baik, kita harus tahu siapa lawan bicara kita, apakah lawan bicara
tersebut teman, guru, orang tua atau orang yang belum dikenal. Sebagai
menyesuaikan diri dengan siapa kita bicara, tidak menyela dan memotong
sopan saat berhadapan dengan orang lain orang yang lebih tua khususnya
sebagai berikut :
lingkungan.
27
6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lunturnya Tatakrama
Faktor dari sendiri atau faktor internal yaitu salah satu pengaruh yang
timbul dari diri siswa itu sendiri, faktor internal ini merupakan faktor
saat dewasa.
28
c. Faktor Dari Lingkungan
permunculan, dan pembiasaan sikap dan perilaku sesuai norma, nilai sopan
santun yang pelaksanaanya tidak dapat dipisahkan dari agama dan budaya
bangsa Indonesia. Pembinaan sikap dan perilaku sesuai norma nilai tatakrama
terhadap siswa akan berjalan efektif dan efisien bila para instruktur dibina dan
Tatakrama bagian dari bimbingan sosial. Menurut Djumhur dan Surya (dalam
Tohirin 2007: 125) bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk
masalah sosial, sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar
29
dalam lingkungan sosialnya. Oleh karena itu guru bimbinngan konseling mempunyai
tidak dominan didalam kelas. Kehadirannya hanya mendampingi anak didik agar bisa
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pada saat seperti inilah sesungguhnya
peran guru dalam membantu anak didik untuk dapat mengambil keputusannya sendiri
sangat dibutuhkan. Hal ini semestinya dapat dilakukan oleh setiap guru atau lebih
khususnya dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan konseling. Disamping itu
kehadiran guru bimbingan dan konseling dipandang penting karena adanya sebuah
fakta yang harus diperhatikan adalah bahwa setiap individu mengalami perkembangan
dalam berbagai aspek dalam dirinya. Pada saat mengalami perkembangan ini tidak
lingkunagn terhadap dirinya, kenyataan inilah yang apabila tidak dapat dihadapi
dengan baik oleh individu anak didik maka akan memunculkan persoalan tersendiri.
Dengan demikian anak didik membutuhkan guru bimbingan dan konseling agar dapat
apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau
dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau
memberikan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta
30
Berangkat dari sebuah kenyataan bahwa setiap anak didik merupakan pribadi
yang unik dan dinamis maka seorang guru yang memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling harus mempunyai perhatian utama pada masalah yang dihadapi
individu. Dengan memperhatikan masalah yang dihadapi individu ini, setidaknya ada
1. Seorang guru yang memberikan pelayanan bimbingan dan konseling bisa lebih
fokus terhadap anak didik yang sedang didampinginya sehingga hal ini
dilakukan guru bimbingan konseling dalam mengatasi berbagai masalah siswa dalam
sekolah.
Peran guru bimbingan konseling adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
mengarahkan perilaku siswa sesuai dengan kemampuan dan minat kearah yang
31
positif, dan menunjang pembelajaran. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan
memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, termasuk
dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian guru bimbingan diharapkan
dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik dari diri siswa baik perkembangan
Garut, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa layanan bimbiangan kelompok dapat
peneliti sebagai guru BK di SMK Negeri 2 Ende berharap dapat juga diterapkan
E. Kerangka Berpikir
Keluarga yang tidak mampu membahagiakan anaknya juga dapat membuat anak
tersebut mengalami penyimpangan sosial, tidak sopan dalam hal ini mengeluarkan
kata-kata kotor, kasar, mencoret dinding sekolah, berpakaian tidak senonoh. Itu
dikarenakan ia berusaha mencari sumber kebahagiaan dan kasih sayang yang lain.
Anak juga akan mencari perhatian dengan cara berbuat hal yang tidak baik. Kedua,
Jika tanpa pengetahuan dan kesadaran yang cukup, seseorang mudah terpengaruh oleh
32
Dampak dari perilaku yang tidak bertatakrama adalah tidak memiliki rasa percaya
diri ketika mengadapi masyarakat dari tingkat manapun, tingkah laku dan ucapannya
bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukan sikap yang tidak mempertimbangkan
serta mencerminkan perhatian kepada orang lain, tidak bisa menguasai diri sendiri dan
lain, selalu berusaha mengecewakan, membuat gusar dan membuat orang marah.
Bimbingan Sosial
Tatakrama
33
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sikap tatakrama siswa
jurusan TKJ Kelas XII B SMK Negeri 2 Ende akan mengalami peningkatan kearah
yang baik dan semakin memiliki nilai tatakrama dengan adanya layanan konseling
kelompok.
34