Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab


yang besar untuk mencapai tujuan pendidikan. Adanya norma-norma yang
berlaku di sekolah bertujuan untuk mengatur kedudukan dan peranan
seseorang sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan di capai.

Norma-norma yang berkembang dalam dunia pendidikan patut


untuk ditaati dengan baik oleh siswa. Hal ini ditegaskan dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 12 bahwa
“setiap siswa berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk
menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.”
Keberhasilan proses pendidikan di sekolah sangat bergantung pada tingkat
kedisiplinan siswa dalam mematuhi peraturan sekolah. Untuk itu
diperlukan upaya dari berbagai pihak seperti kepala sekolah, guru atau
pihak bimbingan dan konseling untuk menginternalisasi sikap disiplin di
lingkungan sekolah. Penanaman disiplin bertujuan agar siswa mampu
mengendalikan dirinya dari sikap kurang terpuji baik di lingkungan
sekolah ataupun masyarakat.

Bimbingan dan konseling yang ada di sekolah merupakan sarana


tepat untuk membimbing dan mengarahkan siswa dari sikap kurang
terpuji. Sebab sekolah merupakan lembaga pendidikan yang didirikan
untuk kebutuhan hidup yang lebih baik terlebih di era globalisasi seperti
saat ini.Melihat segala sesuatu dapat diakses secara bebas dan tidak ada
yang menjadi penghalang kecuali diri sendiri. Para siswa membutuhkan
bimbingan sebagai filter dampak negatif dari globalisasi. Achmad Juntika
menjelaskan bahwa “dampak negatif dari globalisasi dapat mengakibatkan
konflik, stres, kecemasan dan frustasi, pelanggaran disiplin, kolusi, dan
korupsi bahkan penggunaan obat-obatan terlarang.” Bimbingan dan
konseling berperan sebagai pemeliharaan pribadi siswa untuk
2

membimbing dan mencegah agar terhindar dari dampak negatif globalisasi


seperti pelanggaran kedisiplinan yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran.

Salah satu pencegahan dan cara mengatasi dampak globalisasi


dapat dilakukan dengan pendidikan. Pendidikan memiliki keterkaitan erat
dengan globalisasi sejalan dengan pendapat Achmad Juntika. Untuk
menangkal dan mengatasi dampak era globalisasi tersebut perlu disiapkan
insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia yang
bermutu yaitu manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat jasmani dan
rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara
profesional, serta dinamis dan kreatif.

Peran bimbingan dan konseling di sekolah untuk membantu siswa


agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenali diri
sendiri, serta mengatasi permasalahan sehingga dapat menentukan jalan
hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.
Bimbingan dan konseling juga membantu menyesuaikan dirinya dengan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta
merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan
dunia pada saat ini ataupun masa yang akan datang.

Layanan bimbingan dan konseling hanya dapat diberikan oleh


orang yang benar-benar profesional dalam bidangnya. Pelaksanaan
layangan bimbingan dan konseling melibatkan seorang konselor yaitu
seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan bimbingan. Mamat
Supriatna, menjelaskan bahwa “seorang konselor adalah seorang guru
yang mempunyai kehalian khusus dalam menangani kasus siswa yang
bermasalah.”

Seorang konselor dalam melaksanakan bimbingan memerlukan


kerja sama dengan guru-guru di sekolah untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi oleh siswanya secara lebih luas dan mendalam. Konselor
membantu kepala sekolah, guru dan stafnya untuk kesejahteraan sekolah.
3

Hal ini tampaklah jelas bahwa seorang konselor mempunyai tugas seperti
yang ditegaskan sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian terhadap situasi atau keadaan sekolah.


2. Berdasarkan penelitiannya, konselor wajib memberikan saran atau
pendapat kepada kepala sekolah atau staf pengajar yang lain demi
kelancaran dan kebaikan sekolah.
3. Menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak, baik yang bersifat
preventif, presenvatif, maupun yang bersifat korektif.

Hubungan antara konselor dengan siswa (klien) akan terjalin dengan


mengadakan bimbingan dan konseling sehingga menjadi suatu keakraban
dan keterbukaan. Siswa akan merasa bahwa dirinya diperhatikan oleh
guru, juga mendapatkan motivasi untuk belajar. Siswa yang mempunyai
masalah dapat langsung menemui guru pembimbing untuk berkonsultasi
sehingga permasalahan yang dihadapinya tidak semakin berlarut-larut.
Oleh karena itu seorang konselor harus mempunyai keahlian khusus dan
metode yang menarik dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa.

Hakikatnya sumber permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada masa


remaja pada intinya berasal dari luar diri mereka. Seperti sikap orang tua,
keadaan keluarga, pengaruh tayangan televisi, film-video, perilaku teman
sebaya yang menyimpang dan faktor negatif lainnya dalam kehidupan
sosial. Faktor-faktor ini merupakan hal yang menunjang timbulnya
permasalahan sehingga dapat mempengaruhi perilaku kedisiplinan siswa.

Perilaku disiplin merupakan aspek utama dan penting dalam


pendidikan, sehingga siswa dapat mengontrol perilakunya sendiri sesuai
dengan nilai-nilai norma yang diberlakukan. Jika siswa mampu
mendisiplinkan diri maka ia memiliki kemampuan untuk mengantisipasi,
mengakomodasi, dan mewarnai arus globalisasi. Adanya bimbingan dan
konseling di sekolah diharapkan dapat menyesuaikan diri siswa terhadap
lingkungan sekolah.
4

Bimbingan dan konselingmerupakan salah satu layanan untuk


mengatasi masalah perilaku kedisiplinan siswa. Melalui progam
bimbingan dan konseling siswa yang kurang memiliki perilaku
kedisiplinan dapat diketahui penyebab-penyebabnya sesuai permasalahan
yang dihadapi siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam peneliti


sebagai berikut:

Bagaimanakah tingkat kedisiplinan di SMA Negeri I Air Putih?

Bagaimana layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Air Putih?

Apakah layanan bimbingan konseling berpengaruh terhadap kedisiplinan


siswa di SMA Negeri 1 Air Putih?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui deskripsi layanan bimbingan konseling di SMA
Negeri I Air Putih
2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di SMA Negeri I Air
Putih
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun


praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan


khazanah intelektual serta dapat dijadikan sumber informasi atau
masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai
bimbingan dan konseling dalam menanamkan sikap disiplin.

2. Manfaat Praktis
a. Guru Bidang Studi/ Guru Pembimbing
5

1) Memahami bagaimana hasil layanan bimbingan dan


konselingyang dilakukan di sekolah.
2) Memberikan evaluasi agar layanan bimbingan dan
konselingbisa lebih efektif dalam membina dan
meningkatkankedisiplinan siswa.
b. Siswa
1) Penelitian dilakukan guna memberikan pemahaman kepada
siswa tentang layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
di sekolah.
2) Menumbuhkan sikap disiplin siswa dengan bimbingan yang
telah diberikan di sekolah.
c. Kepala sekolah
1) Sebagai bahan informasi mengenai layanan bimbingan dan
konseling siswa guna meningkatkan kedisiplinan.
2) Sebagai wacana untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam
pelaksanakan layanan dan bimbingan dan konseling khususnya
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga dapat
membuahkan hasil yang maksimal.
d. Lembaga sekolah

Penelitian ini bisa memberikan masukan kepada SMA Negeri 1 Air


Putih dalam memberikan pemahaman kepada siswanya mengenai
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan pentingnya
menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan siswa.

e. Dikpora Sleman

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada


Dinas Pendidikan dan Olah Raga Sleman sebagai bahan evaluasi
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

f. Masyarakat dan orang tua siswa

Penelitian ini bisa memberikan gambaran kepada orang tua dan


masyarakat umum mengenai bimbingan dan konseling yang
6

diberikan kepada siswa dan penting sikap disiplin dalam berbagai


perbuatan.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Tinjauan tentang bimbingan konseling
a. Pengertian bimbingan

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan


dari kata bahasa Inggris “guidance”. Kata “guidance” adalah kata
dalam bentuk mashdar (kata benda)yang berasal dari kata kerja “to
guide” artinya menunjukan, membimbing, atau menuntun orang
lain ke jalan yang benar. Jadi kata “guidance” berarti pemberian
petunjuk, pemberian tuntunan, atau tuntunan kepada orang lain
yang membutuhkan.

Menurut Rachman Natawidjaja menyatakan, bimbingan


adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara kesinambungan, supaya individu tersebut
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan
dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan
umumnya.

b. Pengertian Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa


latin yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang
dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.

Sedangkan secara istilah konseling adalah proses


pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor atau pembimbing) kepada individu yang mengalami
sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.
8

Jadi dari pengertian di atas konseling merupakan pemberian


bantuan pemahaman dan petunjuk terhadap masalah yang dihadapi
yang dilakukan konselor terhadap konseling.

c. Pengertian layanan Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling adalah upaya dalam memberikan


pelayanan bantuan kepada anak didik agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal. Pemberian bantuan kepada anak didik
ini dipandang penting agar mereka dapat memilih, mempersiapkan
diri, memegang tanggung jawab, dan mendapatkan hal yang
berharga dari keputusan yang diambilnya.

d. Tujuan Bimbingan Konseling

Tujuan bimbingan konseling sudah bisa diketahui dalam


rumusan tentang bimbingan konseling seperti telah dikemukakan
di atas. Siswa yang dibimbing merupakan individu yang sedang
dalam proses perkembangan. Oleh sebab itu, merujuk kepada
perkembangan individu yang dibimbing, maka tujuan bimbingan
konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada
individu yang dibimbing.

Bimbingan konseling memiliki tujuan umum dan khusus:

1) Tujuan umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-undang Distro Pendidikan Nasional Tahun 2003
(UU No. 20/2003), yang menyatakan terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Budi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan, dan keterampilan, sehat jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2) Tujuan khusus
9

Tujuan khusus pelayanan bimbingan konseling bertujuan


untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan
karier. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai
tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam
mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung
jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan
dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
diamksudkan untuk mewujudkan pekerja yang produktif.

e. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan


kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena
itu pelayanan bimbingan konseling selalu memperhatikan
karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik.
Pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah yaitu:

1) Bidang Bimbingan Pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan


konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

2) Bidang Bimbingan Sosial

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan


konseling di sekolah berusaha membantu peran peserta didik
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
dilandasi Budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kenegaraan.

3) Bidang Bimbingan Belajar

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan


konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan
10

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang beik dalam


menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi.

4) Bidang Bimbingan Karier

Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan


konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri,
mengembangkan dan memantapkan pilihan karier.

2. Tinjauan Tentang Kedisiplinan


a. Pengertian kedisiplinan
Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa
Inggris “dicipline” yang artinya pengikut dan penganut. Sedangkan
secara terminologi, istilah disiplin mengandung arti sebagai
keadaan tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan senang hati
pada ajaran pemimpinnya.

Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti


ketaatan kepada peraturan di sekolah, tata tertib dan sebagainya.
Dalam teori tersebut, dapat diartikan bahwa orang tua dan guru
adalah pemimpin sehingga seorang anak atau siswa sebagai
pengikut atas aturan-aturan yang mereka buat guna menjadi insan
yang berguna.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan


kesadaran seseorang dalam mentaati aturan dan norma-norma
sosial. Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela menaati
semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Unsur-unsur Kedisiplinan

Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk


berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial
11

mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok. Unsur-unsur


diplin diantaranya yaitu:

1) Peraturan

Disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah pola yang


ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin
ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya
adalah untuk membekali anak dengan pedoman berperilaku
yang disetujui dalam situasi tertentu.

2) Hukuman

Disiplin adalah hukuman. Hukuman adalah menjatuhkan


hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan
atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Walaupun
tidak dikatakan secara jelas, tersirat didalamnya bahwa
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran ini disengaja, dalam
arti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah tapi
tetap dilakukannya.

3) Penghargaan

Disiplin adalah penggunaan penghargaan. Istilah


penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil
yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi
dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di
panggung.

4) Konsistensi

Disiplin ialah konsistensi. Konsistensi berarti tingkat


keseragaman atau stabilitas. Ia tidak sama dengan ketetapan,
yang berarti tidak adanya perubahan. Sebaliknya, artinya ialah
suatu kecendrungan menuju kesamaan. Bila disiplin itu
konstan, tidak akan ada perubahan untuk menghadapi
kebutuhan perkembangan yang berubah.
12

c. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap


Kedisiplinan Siswa

Bimbingan dalam pendidikan sekolah ialah memberikan


bantuan kepada siswa agar ia memiliki pemahaman yang benar
akan diri pribadinya dan akan dunia sekitarnya. Sekolah sebagai
salah satu proses pembelajaran pendidikan formal dituntut untuk
melaksanakan pembelajaran secara optimal untuk melahirkan
siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas ini adalah berasal
dari anak-anak yang mempunyai motivasi belajar yang baik
sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, pelayanan bimbingan konseling


di sekolah memiliki tujuan agar mencapai perkembangan siswa
yang optimal. Pemilihan bimbingan konseling yang tepat terkait
dengan efektifitas layanan bimbingan akan memberikan dampak
yang positif terhadap perkembangan kepribadian siswa.

Salah satu kepribadian siswa yang baik dan diharapkan


orang tua, guru dan masyarakat adalah siswa yang memiliki tingkat
kedisiplinan yang tinggi. Disiplin akan membuat seseorang tahu
dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan dan
hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan
13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alokasi Waktu

Berdasarkan objek penelitian, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian di SMA Negeri 1 Air Putih sebagai lokasi penelitian di kab.
BatuBara. merupakan sekolah menengah yang memiliki sistem pendidikan
dengan menekankan kedisiplinan dan peraturan (tata tertib). Bimbingan
dan konseling di SMA Negeri 1 Air Putih juga memiliki peran yang cukup
besar dalam membantu kelancaran proses belajar mengajar dan menangani
masalah siswa seperti kedisiplinan siswa. tingkat kedisiplinan siswa akan
menjadikan lingkungan sekolah kondusif sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan tertib. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Layanan Bimbingan dan
Konseling dengan Perilaku Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 1 Air
Putih.”

B. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang ditetapkan, pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
C. Instrumen Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan ini telah membuktikan teori bahwa


layanan bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang positif dengan
perilaku kedisiplinan siswa. Temuan peneliti tersebut sekaligus
memperkuat hasil penelitian bahwa bimbingan dan konseling memiliki
fungsi dan peran yang besar dalam menegakkan kedisiplinan siswa. Siswa
pada usia sekolah menengah pada umumnya usia belasan tahun merupakan
masa remaja. Pada usia ini siswa dalam masa transisi baik fisik, sosial,
maupun emosional. Sehingga siswa pada masa ini perlu mendapatkan
bimbingan dan pembinaan yang baik dari guru ketika di sekolah
khususnya guru BK. Temuan peneliti juga memberikan penekanan bahwa
layanan bimbingan dan konseling disamping membimbing sekaligus
14

mendidik. Hal ini didasarkan bahwa dunia pendidikan khususnya


pendidikan formal merupakan kekuatan besar untuk membangun watak
siswa. Membudayakan disiplin dalam kehidupan di lingkungan sekolah
pada siswa dapat memberikan dampak yang positif di luar sekolah.
Berdisiplin yang baik akan menghasilkan kehidupan yang teratur, sebab
disiplin dapat mengatur perilaku siswa dan menjadi unsur yang pokok dari
segala hal. Hendaknya dalam memberikan bimbingan dan pembinaan
dilakukan secara sungguh-sungguh, hal ini dapat dijadikan acuan bagi
guru dan sekolah untuk mempersiapkan proses pendidikan dan
pembelajaran yang terencana.
15

DAFTAR PUSTAKA

Juntika Achmad Nuruhsan. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam


Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama
Mamat Supriatna. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi
Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Rajawali
Pres

Bimo Walgito. 2004. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir).


Yogyakarta: Penerbit Andi

Fuad Ihsan. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai