Anda di halaman 1dari 5

A.

BIMBINGAN KLASIKAL
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013), bimbingan klasikal merupakan
layanan dasar bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan
perilaku efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu kepada tugas
perkembangan peserta didik, layanan ini ditujukan untuk seluruh peserta didik. 1
Dirjen PTK Depdiknas (2007), mengemukan bahwa layanan bimbingan klasikal
adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor
untuk melakuka kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal,
konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan
bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat.2
Menurut Santoso (2011), bimbingan klasikal adalah program yang dirancang
menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di
kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para
peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat).3
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa bimbingan klasikal merupakan
layanan dasar yang dirancang ditujukan kepada peserta didik yang berupa diskusi
atau curah pendapat.
2. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Layanan bimbingan klasikal memiliki beberapa ketentuan dalam
pelaksannanya, adapun perbedaannya antara mengajar dan membimbing yakni
sebagai berikut:
a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau
menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang
dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan menyampaikan informasi yang
dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan yang optimal seluruh
aspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.
b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan
konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspekaspek
perkembangan peserta didik.
c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau
konselor adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang
memendirikan peserta didik atau konseli.
3. Tujuan Bimbingan Klasikal
Tujuan bimbingan klasikal menentukan arah pada proses bimbingan klasikal
dan menentukan perilaku sebagai bukti hasil bimbingan klasikal. Menurut Ahmad
juntika Nurihsan (2006) bahwa tujuan bimbingan memberikan arah agar individu
1
Ahmad Juntika Nurihsan, dan Mubiar Agustin. Dinamika Perkembangan Anak Dan Remaja:
Tinjauan Psikologi, Pendidikan Dan Bimbingan. (Bandung: PT Refika Aditama, 2013). hal. 34
2
Depdiknas. Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama. (Jakarta: Puskur
Balitbang, 2007)
3
Djoko Budi, Santoso. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Malang: tanpa penerbit, 2011). hal.
139
dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta
kehidupannya pada masa yang akan datang; mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan seoptimal mungkin; menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; dan mengatasi hambatan serta
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, ataupun lingkungan kerja.4
Jadi, tujuan dari bimbingan klasikal adalah membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri, mampu
beradaptasi dalam kelompok, mampu menerima support atau memberikan support
pada orang lain.
4. Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut winkel dan hastuti (2010) fungsi bimbingan klasikal lebih bersifat
prefentive dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang
pelajaran, bidang sosial, dan bidang karir.
Menurut Syamsul Yusuf dan Ahmad juntika Nurihsan (2006) dalam
pengembangan, penyaluran adaptasi dan penyesuaian. Fungsi preventif atau
pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari pencegahan
adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari terjadinya tingkah laku yang
tidak diharapkan atau membahayakan diri dari orang lain.5
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi layanan
bimbingan klasikal yaitu sebagai tindakan preventif atau pencegahan pada
pengengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pelajaran, bidang sosial dan
bidang karir serta untuk menghindarkan siswa dari tingkah laku yang tidak
diharapkan
B. LAYANAN ORIENTASI
1. Pengertian Layanan orientasi
Menurut Priyatno, layanan orientasi adalah layanan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap
siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan
ke arah dan tentang sesuatu yang baru.6
Menurut Sukardi, layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling
yang memunginkan peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti
sekolah yang baru dimasuki peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.7
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang
asing. Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk
4
Ahmad Juntika Nurihsan. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan.
(Bandung: Refika Aditama, 2006). hal. 8
5
Ibid.., hal. 8
6
Prayitno. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. (Padang: Universitas Negeri
Padang. 2004). hal. 255-256
7
Sumiati DM & Sukardi DK. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta.
2008)
bersosialisasi. Dengan perkataan lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang
sesuai dengan tuntutan lingkungan barunya. Ketidakmampuan bersosialisasi juga
menimbulkan perilaku maladaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan
orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antar individu dengam suasana
ataupun objek-objek baru agar ia dapar mengambil manfaat berkenaan dengan
situasi atau objek yang baru tersebut.8
Jadi pengertian layanan orientasi secara umum adalah layanan bimbingan
yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas atau
siswa senior dengan tujuan membantu mengorientasi serta mengarahkan dan
membantu mengadaptasi siswa juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh
terutama orang tuanya dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru
di SMP atau SMA. Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program
pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf, guru,dan kurikulum program
BK, program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.
Menurut Prayitno, layanan orientasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:9
a. Layanan Orientasi di Sekolah
Bagi siswa, ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga pendidikan di
sekolah yang baru dimasukinya itu dapat memperlambat kelangsungan proses
belajar. Bahkan lebih jauh dari itu dapat membuatnya tidak mencapai hasil
belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, mereka perlu diperkenalkan dengan
berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru.
Siswa-siswa yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat
mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui itu
pada garis besarnya adalah kurikulum sekolah, jurusan-jurusan, dan program-
program sekolah lainnya, sistem pendidikan, peraturan yang berlaku misalnya:
tata tertib, layanan-layanan sekolah, staf sekolah, keadaan lingkungan fisik seperti
gedung-gedung, peralatan, dan lain-lain. Kemudian, untuk materi dan kondisi
kegiatan seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, sedangkan untuk
peraturan dan berbagai ketentuan lainnya, seperti: disiplin hak dan kewajiban
b. Metode Layanan Orientasi Sekolah
Keluasan dan kedalaman masing-masing pokok materi yang disampaikan
kepada siswa disesuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan
anak. Untuk anak-anak yang baru memasuki kelas satu SD, tentulah materi-
materi tersebut tidak perlu disampaikan kepada anak-anak yang masih sangat
muda itu. Pokok-pokok materi itu sebaiknya disampaikan kepada orang tua
murid, pemahaman orang tua terhadap berbagai materi itu akan membantu
mereka memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anak mereka untuk
dapat mengikuti pendidikan di SD dengan sebaik-baiknya.
c. Layanan Orientasi di Luar Sekolah
Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi
yang diperlukan dan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti:
8
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). (Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2011). hal. 137
9
A, Mappiare. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010)
Badan Penasihat Perkawinan, Pusat Rehabilitasi Narapidana, Pusat Orientasi
Tenaga Kerja, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta
penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat itu
2. Tujuan Layanan Orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru, serta akan
mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Hasil yang
diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian diri siswa
terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa, dengan memahami kondisi,
situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan memberikan dukungan yang diperlukan
bagi keberhasilan belajar anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh
pelayanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Secara lebih khusus, tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi
tertentu pelayanan bimbingan dan konseling. Dilihat dari fungsi pemahaman,
layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman
tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya. Hal-hal
yang baru dijumpai diolah oleh individu, dan digunakan untuk sesuatu yang
menguntungkan.
Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu
individu agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak
memahami situasi atau lingkungan atau lingkungannya yang baru. Dilihat dari fungsi
pengembangan, apabila individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu
memanfaatkan secara konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru,
maka individu akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
Pemahaman tentang situasi yang baru dan kemampuan konstruktif memasuki
suasana baru, merupakan jalan bagi pengentasan dan dalam membela hak-hak
pribadi sendiri (fungsi advokasi).10
3. Isi Layanan Orientasi
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal berkenaan dengan susunan,
lingkungan, dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi
bidang-bidang:
1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan hubungan sosial
3. Pengembangan kegiatan belajar
4. Pengembangan karier
5. Pengembangan kehidupan berkeluarga
6. Pengembangan kehidupan beragama.

10
Prayitno. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.., 2004
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Juntika Nurihsan, dan Mubiar Agustin. 2013. Dinamika Perkembangan Anak Dan
Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan Dan Bimbingan. Bandung: PT Refika
Aditama.
Ahmad Juntika Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Depdiknas. 2007. Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Puskur Balitbang.
Djoko Budi,Santoso. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang: tanpa
penerbit.
Mappiare, A. 2010. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Universitas
Negeri Padang.
Sukardi, DK & Sumiati, DM. 2008. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai