Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK KONSELING

KONSEP LAYANAN ORIENTASI

Dosen Pengampu: SRI MARYATI. MA

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Ai Nuraeni (180911001)
Cuanton (180911039)
Nurulli Badi H.F (180911036)
Ridwanul Kholik (180911028)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Konsep Layanan Orientasi”

Shalawat dan salam, semoga selalu tercurah limpahkan kepada Baginda


Mulia yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kepada keluarganya, para
sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
dan keterampilan konseling. Dengan membaca makalah ini, manfaat yang dapat
kita ambil adalah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, mengetahui tentang
Pengertian, tujuan dan pelaksanaan Layanan Orientasi.
Kami menyadari akan keterbatasan dalam menyelesaikan makalah ini,
sehingga masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Cirebon, November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum layanan orientasi dibutuhkan setiap orang dalam
memasuki suasana baru atau siswa baru yang baru memasuki sekolah
baru unruk memperoleh sebuah informasi tentang sekolah untuk bisa
beradaptasi. Pengenalan lingkungan sekolah sangatlah penting untuk
menunjang siswa dalam beradaptasi dengan lingkungn. pengenalan
sekolah dapat tercapai secara utuh apabila layanan orientasi dilakukan
dengan oftimal. Layanan orientasi merupaka sebuah layanan atau suatu
kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami lingkungn
barunya. Dimana tujuan dari orientasi ini adalah untuk memberikan
pengenalan tentang kegiatan dan situasi lingkungan di tempat tersebut.
Sehingga layanan orientasi ini sangt lah penting dilakukan untuk
tercapai nya suatu tujuan yakni siswa dapat mengenali lingkungn
sekolahnya dan pegawai juga dapat mengenali dan memahami suatu
pekerjaannya atau tempat kerjanya sehingga tidak akan menghambat
dalam melakukan sebuah adptasi dengn teman maupun lingkungan.
Dalam Konseling, layanan orientasi merupakan bagian dari
layanan konseling yang mana dengan adanya layanan orientasi proses
bibingn konseling akan berjalan dengn lancar dan siswa di sekolah akan
lebih memahami dirinya serta dapat beradaptasi dengan baik serta dapat
memahami segala situasi dan kondisi lingkungn sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Layanan Orientasi?
2. Bagaimana Tujuan Layanan Orientasi?
3. Bagaiamana Pelaksanaan Konsep Layanan Orientasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengertian LayananOrientasi.
2. Untuk mengetahui Tujuan LayananOrientasi.
3. Untuk mengetahui Pelaksanaan Konsep Layana Orientasi .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Layanan Orientasi


Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki
lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah
dan menyenangkan bagi setiap orang. Demikian juga bagi siswa baru di
sekolah atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka
belum banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya.1
Orientasi berarti tetapan kedepan kearah dan tentang sesuatu yang
baru. Hal ini sangat penting berkenaan dengan berbagai kondisi yang ada,
peristiwa yang terjadi dan kesempatan yang terbuka dalam kehidupan setiap
orang. Kondisi yang ada, peristiwa yang terjadi dan kesempatan-kesempatan
baru yang terbuka tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja, tanpa makna dan
guna, melainkan perlu ditangkap, ditatap, dipahami, dimaknai disikapi dan
bahkan diberikan perlakuan agar kondisi, peristiwa dan kesempatan itu
berguna dan membawa kebahagiaan.
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu
yang asing. Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan
untuk bersosialisasi. Dengan perkataan lain individu akan sulit melakukan hal-
hal yang sesuai dengan lingkungan barunya. Ketidakmampuan bersosialisasi
juga bisa menimbulkan perilaku mal adaptif atau perilaku menyimpang bagi
individu. Layanan orientasi berusaha mengantarkan individu memasuki
suasana ataupun objek baru. 2
Dibawah ini ada beberapa pengertian mengenai layanan orientasi:
Menurut Prayitno, orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan
tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa
1 Prayitno & Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.
255-256.
2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi), (Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada, 2013), hal.137.
bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah
yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. 3
Layanan orientasi adalah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada
murid-murid baru, misalnya tentang program pengajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, aturan sekolah dan suasana pergaulan, cara-cara belajar yang
baik,
Menurut Sukardi, layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik terutama orang tua Menurut
Slameto, layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada semua
siswa, khususnya siswa baru.
Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik atau klien memahami lingkungan seperti sekolah
yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. 4
Setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari
berbagai hal. Seperti memasuki suasana baru, misalnya daerah baru, sekolah
baru, kampus baru, dan lain-lain yang mana kesemuanya merupakan peristiwa
penting. Timbul pertanyaan, apa yang diketahui oleh orang yang menghadapi
suasana baru? Pemahaman tentang suasana baru itu sangat mendukung usaha
dalam menyesuaikan diri terhadap suasana tersebut. Seseorang butuh orang
lain dalam penyesuaian dirinya terhadap suasana baru itu, terlebih mereka
butuh orang yang benar-benar tahu akan suasana itu. Pada diri konselor harus
memiliki sifat empati terhadap orang lain, layanan orientasi adalah hal
pertama yang dilakukan untuk membantu seorang klien dalam mengenal
suasana yang baru ia masuki.
Layanan orientasi berupaya menjembatani kesenjangan antara
seseorang dengan suasana ataupun objek-objek baru . Layanan ini juga secara
langsung ataupun tidak langsung “mengantarkan” orang yang dimaksud
memasuki suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil manfaat
3 Henny sepriyana, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya, (Medan : LPPI, 2019),
hal. 103
4 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal.43.
berkenaan dengan situasi atau objek baru itu. Konselor bertindak sebagai
pembangun embatan atau agen yang aktif “mengantarkan” seseorang
memasuki daerah baru.5
Di lingkungan sekolah Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada
awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan
guru, kurikulum, program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana
pra sarana dan tata tertib sekolah.
Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidaktauaannya terhadap lingkungan
lembaga pendidikan (sekolah) yang disekolah baru dimasukinya itu dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari
itu dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh
sebab itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan
lembaga pendidikan yang baru itu.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa
juga, hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi
orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan
pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah
dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan Layanan Orientasi


Hasil yang diharapkan melalui pemberian layanan orientasi adalah
mempermudah siswa dalam menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan sosial
kegiatan belajar, dankegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa.
Demikian juga orang tua siswa dengan memahami kondisi, situasi dan
ketentuan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan yang diperlukan
bagi keberhasilan anaknya. Pada bidangbimbingan ini layanan orientasi
berperan dalam pemberian pengenalan diantaranya: 6

5 Prayitno. Layanan Konseling (Layanan L.1-L.9). 2004. Hlm. 2

6 Henny sepriyana, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya, (Medan : LPPPI,
2019), hal. 105
a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai
kondisi/situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan
dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya
dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut.
Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau
lingkungan baru. Adapun kegiatannya yang dilakukan dalam layanan
orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan keterangan tentang
berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar.7
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada
murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.
Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya
permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan
kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. 8 Begitu
juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat
mendukung keberhasilan anaknya.
Seperti halnya ketika para siswa baru mengikuti kegiatan masa
orientasi di sekolah, mereka dikenalkan dengan berbagai macam kegiatan
yang ada di sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler, selain itu mereka juga
dikenalkan dengan pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan
guru, kurikulum, dan program BK.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan
orientasi adalah:

7 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi), (Jakarta:PT


RajaGrafindo Persada, 2013), hal.138.
8 Djumhur & Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV ILMU, 1975),
hal.47.
a. Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan
memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah.
b. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang
berhasil disekolah.
c. Anak-anak dari kelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu
yang lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas
sosial ekonomi yang lebih tinggi.

Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa
juga, hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi
orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan
pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah
dengan sebain-baiknya. Menurut Prayitno dalam bukunya yang berjudul
Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, layanan orientasi dibagi menjadi 3
macam yaitu:

a. Layanan Orientasi di Sekolah


Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidakketahuannya terhadap
lingkungan lembaga pendidikan di sekolah yang baru dimasukinnya itu
dapat memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih
jauh dari itu dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Oleh sebab itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai
hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu.
Allan & McKean menegaskan bahwa tanpa progam-program
orientasi, periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung
kirakira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan &
McKean menunjukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
yaitu:
1) Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan juga
memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah.
2) Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang
berhasil di sekolah.
b. Layanan Orientasi di Luar Sekolah
Demikian juga individu-individu yang memasuki lingkungan baru di
luar seperti pegawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana
yang kembali ke masyarakat setelah sekian lama menjalani masa
hukumannya, memerlukan orientasi tentang lingkungan barunya itu.
Dengan orientasi itu proses penyesuaian diri atau penyesuaian diri kembali
akan memperoleh dukungan yang amat berarti. Cara penyajian orientasi di
luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang diperlukan dan
siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat
Perkawinan”, :Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga
Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta
penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat itu.

C. Pelaksanaan Layanan Orientasi


Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara
seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi
dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, atau video atau peninjauan
ketempat yang dimaksud misalnya ruang kelas, labolatorium, perpustakaan
dan lain-lain, meskipun materi orientasi dapat diberikan oleh guru
pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, namun seluruh
kegiatan itu direncanakan oleh guru pembimbing. Proses atau tahap layanan
orientasi adalah sebagai berikut 9
a. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
2) Menetapkan peserta layanan,
3) Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,
4) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
5) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

9 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi), (Jakarta:PT


RajaGrafindo Persada, 2013), hal.141-142.
1) Mengorganisasikan kegiatan layanan,
2) Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi
3) format layanan dan penggunaan media.
c. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan materi evaluasi,
2) Menetapkan prosedur evaluasi,
3) Menyusun instrumen evaluasi,
4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
5) Mengolah hasil aplikasi instrumen.
d. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan standar analisis,
2) Melakukan analisis,
3) Menafsirkan hasil analisis.
e. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang
terkait,
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10 Henny sepriyana, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya, (Medan : LPPPI,
2019), hal. 108.
Layanan orientasi terkhusus di sekolah adalah layanan
bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dalam hal ini konselor
dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu
mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa juga
pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya
dalam rangka mempermudah orang yang terkait (klien) beradaptasi
dengan situasi yang baru.
layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu (klien)
agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang
baru. Dengan kata lain agar klien dapat memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau
lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan klien
utuk memasuki dan beradaptasi dengan suasana atau lingkungan baru
tersebut.
Jadi pemakalah mengambil kesimpulan bahwa layanan
orientasi terkhusus di sekolah adalah layanan bimbingan yang
dikoordinir guru pembimbing dalam hal ini konselor dengan bantuan
semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi
(mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa juga pihak lain yang
dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya dalam rangka
mempermudah orang yang terkait (klien) beradaptasi dengan situasi
yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

A.Hallen . Bimbingan dan Konseling. Quantum Teaching. 2005. Jakarta


Prayitno, Erman Amti. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Rineka Cipta.
2004. Jakarta
Prayitno. Layanan Konseling (Layanan L.1-L.9). 2004
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gunawan, Yusuf, 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Nurihsan, Achmad Juntika, 2005. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Prayitno dan Erman Amti, 2015. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Henny sepriyana, 2019. Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan
Aplikasinya, Medan : LPPPI.n

Anda mungkin juga menyukai