Anda di halaman 1dari 23

Jawaban Soal No 2

Jenis-jenis Layanan BK

1. LAYANAN ORIENTASI

Layanan Orientasi

 Layanan orientasi mempunyai fungsi sebagai usaha


pengenalan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang baru
bagi siswa. Pengenalan-pengenalan lain yang dapat diberikan
kepada siswa seperti kurikulum baru yang diterapkan sekolah,
waktu proses belajar di sekolah. Pelaksanaan layanan
orientasi ini berdasar pada anggapan bahwa memasuki
lingkungan baru dan mengadakan penyesuaian bukanlah hal
yang mudah (Prayitno & Amti, 1999).

 Layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada


Deskripsi umum siswa yang baru, dan jika perlu melalalui orang tua siswa
guna memberikan pemahaman dan memungkinkan
penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru
dimasukinya.

Dapat kita simpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan


yang diberikan kepada peserta didik baik baru maupun lama serta
pihak-pihak lain untuk mengenal dan memahami keadaan dan
situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar
peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri sebagaimana
materi yang diberikan.

Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat


beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara
tepat dan memadai. Sehingga peserta didik akan lebih mudah
Tujuan
dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah guna mencapai
keberhasilan belajarnya. Tujuan program orientasi ialah untuk
memberikan pengenalan kepada murid – murid tentang kegiatan
dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya (Djumhur I. &
Drs.Moh. Surya ; 47 ; 1975). Selain itu layanan orientasi
diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian
siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain
disekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga
bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah
sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.

Sumber :

2. LAYANAN INFORMASI

Layanan Informasi

 Menurut Prayitno dan Amti (2004: 259-260) menyatakan


bahwa layanan informasi adalah : “Kegiatan memberikan
pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu
tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan
atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan
informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari
Deskripsi umum fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling“.

 Menurut Nurihsan (2014: 19) berpendapat bahwa “layanan


informasi merupakan layanan memberi informasi yang
dibutuhkan oleh individu”.

 Menurut Tohirin (2013: 142) berpendapat bahwa “layanan


informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa
dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan
hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.”
Dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah layanan yang
memberikan segala data dan informasi yang diberikan kepada
peserta didik untuk memberikan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik, dalam
menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, baik untuk
keperluannya sehari-hari, sekarang maupun untuk perencanaan
kehidupannya ke depan.

Tujuan layanan informasi adalah untuk membekali individu


dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman yang selanjutnya
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari dan perkembangan
dirinya baik dalam kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga
maupun masyarakat agar individu memperoleh informasi yang
Tujuan sesuai dalam rangka memilih dan mengambil keputusan secara
tepat dengan menyesuaikan dengan kebutuhannya, serta untuk
mencegah timbulnya masalah untuk mengembangkan dan
memelihara potensi yang ada dan untuk memungkinkan peserta
didik yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan
hak-haknya.

Sumber :

Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Rinika Cipta.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2014. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai


Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

3. LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN


Layanan Penempatan dan penyaluran

 Menurut Prayitno (2004: 2) layanan penempatan adalah:


“Suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu
individu atau kelompok yang mengalami mismatch
(ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha
pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan
yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada
individu untuk berkembang secara optimal”.

 Mulyadi (2003:26) yang menjelaskan bahwa: “Layanan


penempatan dan penyaluran merupakan layanan bimbingan
Deskripsi umum dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan atau program studi, program
latihan, magang, kegiatan kolektra kurikuler) sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya”.

Dapat disimpulkan bahwa layanan penempatan dan penyaluran


adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa
mengembangkan dan menyalurkan bakat, minat , dan potensi yang
dimiliki secara tepat dan sesuai.

Komponen layanan penempatan dan penyaluran yaitu;

a. Konselor

Konselor sebagai pelaksana layanan PP, adalah ahli pelayanan


konseling yang sangat peduli terhadap optimalisasi perkembangan
Komponen individu demi kebahagiaan kehidupannya.

b. Subjek layanan dan masalahnya

Subjek layanan PP adalah siapa saja yang memerlukan kondisi


lingkungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan
perkembangannya, baik di sekolah, di rumah, dalam organisasi,
dan sebagainya.

c. Potensi dan kondisi diri subjek layanan

1) Potensi inteligensi, bakat, minat dan kecendrungan


pribadi.

2) Kondisi psikofisik, seperti terlalu banyak bergerak,


cepat lelah, alergi terhadap kondisi lingkungan
tertentu

3) Kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan


sosial

4) Kemampuan panca indra

5) Kondisi fisik, seperti: jenis kelamin, ukuran badan,


keadaan jasmaniah lainnya.

6) Kondisi lingkungan

7) Kondisi fisik, kelengkapan, serta tata letak dan


susunannya

8) Kondisi udara dan cahaya

9) Kondisi hubungan sosia-emosional

10) Kondisi dinamis suasana kerja dan cara-cara


bertingkah laku

11) Kondisi statis, seperti aturan dan pembahasan-


pembahasan

 Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah


diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk
mengembangkan potensi dirinya. Tempat yang dimaksud
Tujuan adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-emosional, dan lebih luas lagi lingkungan
budaya, yang secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangan individu.
 Tujuan khusus layanan penempatan dan penyaluran:

a. Mencapai kematangan dalam mengembangkan


penguasaan ilmu teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau
melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam
kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih
jurusan secara tepat.

b. Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan


cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita
masa depan.

c. Siswa mampu mempersiapkan diri untuk mewujudjan


cita-citanya

d. Mencapai kematangan dalam pilihan karir dengan cara


mengenal makna kerja sebagai panggilan hidup.

e. Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan


sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, intelektual, dan ekonomi sehingga memahami
arti penting bekerja dalam kehidupan.

Penyelenggaraan layanan penempatan dan penyaluran relatif


sengat terbuka dan sering kali mengikutsertakan pihak-pihak di
luar konselor dan subjek layanan. Dalam hal ini, asas kesukarelaan
dan keterbukaan subjek layanan (klien) sangat penting. setelah itu
asas kekinian dan asas kegiatan merupakan jaminan bagi
Asas Kegiatan
kelancaran dan seksesnya layanan penempatan dan
penyaluran. Asas kerahasiaan di terapkan untuk hal-hal yang
bersifat pribadi, khususnya untuk kondosi pribadi yang tidak boleh
dan tidak layak di ketahui pihak lain. Asas kerahasiaan harus di
jamin oleh konselor.

Sumber :
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.

Prayitno. 2004. Layanan penempatan dan penyaluran. Padang : FKIP Universitas


Negeri Padang.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.

Nursalim, Muchamad & Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Unesa
University Pers.

4. LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

Layanan Penguasaan konten

 Prayitno (2004, dalam Tohirin, 2011: 158) layanan


penguasaan konten yaitu suatu layanan bantuan kepada
individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk
menguasai kemampuan atau kompetensi.

 Menurut Erman Amti, layanan penguasaan konten adalah


layanan yang membantu klien untuk menguasai masalah yang
sedang dihadapinya, baik mengenali masalah, pengungkapan
masalah, dan pengentasan masalah
Deskripsi umum
 Menurut Allson, layanan penguasaan konten adalah layanan
yang membantu peerta didik menguasai konten tertentu,
terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan disekolah, keluarga atau masyarakat.

 Prayitno dkk (2015:120) mengemukakan layanan penguasaan


konten yaitu : Layanan BK yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan dalam melakukan perbuatan atau mengerjakan
sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah atau
madrasah, keluarga dan masyarakat sesuai dengan tuntutan
kemajuan dan berkarakter cerdas yang terpuji, sesuai dengan
kompetensi dan peminatan dirinya.

Dapat disimpulkan bahwa layanan penguasaan Konten


merupakan layanan BK yang dirancang untuk membantu peserta
didik (siswa) dalam menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau
mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah,
keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan
berkarakter yang terpuji.

Komponen Layanan Penguasaan konten yaitu :

a. Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling,


penyelenggaraan layanan PKO dengan menggunakan
berbagai modus dan media layanannya. Konselor menguasai
konten yang menjadi isi layanan PKO yang
diselenggarakan.

b. Individu atau klien adalah subjek yang menerima layanan.


Komponen Individu penerima layanan PKO dapat merupakan peserta
didik (siswa di sekolah), klien yang secara khusus
memerlukan bantuan konselor, atau siapapun yang
memerlukan penguasaan konten tertentu demi pemenuhan
tuntutan perkembangan dan/atau kehidupannya.

c. Konten adalah isi layanan PKO, yaitu satu unit materi yang
menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang
dikembangkan oleh konselor dan diikuti atau dijalani oleh
individu peserta layanan.

 Tujuan umum : Menurut Prayitno (2012: 90) tujuan umum


layanan penguasaan konten yaitu dikuasainya suatu konten
Tujuan
tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau klien
untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan
penilaian dan sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan
tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi
masalah-masalahnya. Sehingga individu yang bersangkutan
lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif
(kehidupan efektif sehari-hari).

 Tujuan khusus : Menurut Prayitno (2012: 90) tujuan khusus


layanan penguasaan konten dapat dilihat dari kepentingan
individu atau klien mempelajarinya, dan isi konten itu sendiri.
Tujuan khusus layanan penguasaan konten terkait dengan
fungsi-fungsi konseling, yaitu:

1) Fungsi pemahaman, yaitu menyangkut konten-konten


yang isinya merupakan berbagai hal yang perlu dipahami.
Seluruh aspek konten (yaitu fakta, data, konsep, proses,
hukum dan aturan, nilai dan bahkan aspek yang
menyangkut persepsi, afeksi, sikap dan tindakan)
memerlukan pemahaman yang memadai. Konselor dari
konten yang menjadi fokus layanan penguasaan konten.

2) Fungsi pencegahan dapat menjadi muatan layanan


penguasaan konten apabila kontennya memang terarah
kepada terhindarkannya individu atau klien dari
mengalami masalah tertentu.

3) Fungsi pengentasan akan menjadi arah layanan apabila


penguasaan konten memang untuk mengatasi masalah
yang sedang dialami klien.

4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, yaitu


penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak
langsung mengembangkan di satu sisi, dan di sisi lain
memelihara potensi individu atau klien.

5) Fungsi pembelaan, Penguasaan konten yang tepat dan


terarah memungkinkan individu membela diri sendiri
terhadap ancaman ataupun pelanggaran atas hak-haknya.
Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat terbuka. Asas
yang paling diutamakan adalah asas kegiatan, dalam arti peserta
layanan diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani
semua kegiatan yang ada didalam proses layanan. Asas kegiatan
ini dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta
Asas Kegiatan
layanan. Dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan
lancar dengan keterlibatan penuh peserta layanan.

Secara khusus, layananpenguasaan konten dapat diselenggarakan


terhadap klien tertentu. Layanan khusus ini dapat disertai asas
kerahasiaan, apabila klien dan kontennya mengendakinnya.

Sumber :

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Padang: Universitas Negeri


Padang.

5. LAYANAN KONSELING INDIVIDU

Layanan Konseling individu

 Konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling


yang memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan
layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru
pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah
pribadi yang di derita konseli. (Hellen: 2000).
Deskripsi umum
 Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang
dialakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien( Prayitno: 1994).
Menurut Gibson, Mitchell dan Basile (hibana: 20013) ada
sembilan tujuan dari konseling perorangan, yakni :

1. Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses


pertumbuhan dan perkembanganya serta mengantisipasi hal-
hal yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti
perkembangan kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif,
fisik, dan sebagainya).

2. Tujuan pencegahan yakni konselor membantu klien


menghindari hasil-hasil yang tidak diinginkan.

3. Tujuan perbaikan yakni konseli dibantu mengatasi dan

Tujuan menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan.

4. Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan


untuk memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan,
dan mencoba aktivitas baru dan sebagainya.

5. Tujuan penguatan yakni membantu konseli untuk


menyadari apa yang dilakukan, difikirkan, dan dirasakn sudah
baik

6. Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar


pembelajaran dan keterampilan kognitif

7. Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar


dan kebiasaan untuk hidup sehat.

Sumber :

6. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK


Layanan Bimbingan kelompok

 Winkel & Hastuti (2004: 547), menjelaskan bahwa bimbingan


kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang
perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-
masing individu-individu dalam kelompok, serta
meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka
tujuan yang bermakna bagi para partisipan.

 Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk


memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing)
yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat (Sukardi dalam Romlah, 2001: 48).

Deskripsi umum  Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan


oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok
saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya; apa yang
dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang
bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno,
1995: 178).

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah


satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok

Komponen dalam layanan bimbingan kelompok:


Komponen
a. Pemimpin kelompok : pemimpin kelompok adalah
konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan
praktik konseling profesional. Dalam layanan bimbingan
kelompok tugas Pemimpin kelompok adalah memimpin
kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui
“bahasa” Konseling untuk mencapai tujuan-tujuan
konseling.

b. Anggota kelompok : Kegiatan ataupun kehidupan


kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para
anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa
keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok.

c. Dinamika kelompok : interaksi dan interdepensi antar


anggota kelompok yang satu dengan yang lain kekuatan-
kekuatan sosial yang membentuk sinergi dari semua
faktor yang ada di dalam kelompok yang menyebabkan
adanya suatu gerak perubahan dan umpan balik antara
anggota dengan kelompok secara keseluruhan.

d. Waktu dan tempat : layanan bimbingan kelompok dapat


diselenggarakan kapan saja, sesuai dengan kesepakatan
antara pemimpin kelompok dan para anggota kelompok,
baik terjadwal maupun tidak terjadwal.

 Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk


membantu para siswa yang mengalami masalah melalui
prosedur kelompok. Selain itu bimbingan kelompok juga
bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing
anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul
dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun
Tujuan
yang menyedihkan.

 Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

a. melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat

b. melatih siswa untuk bersikap terbuka

c. melatih siswa untuk membina keakraban dengan teman-


temannya

d. melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri

e. melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa

f. melatih siswa untuk memperoleh keterampilan social

g. melatih siswa untuk mengenali dan memahami dirinya


(Amti, 1991: 108-109).

Menurut Prayitno asas-asas dalam bimbingan kelompok meliputi:

a. Asas keterbukaan : asas bimbingan kelompok yang


menghendaki agar anggota kelompok untuk bersikap
terbuka dalam memberikan informasi.

b. Asas kesukarelaan : asas bimbingan kelompok yang


menghendaki para peserta anggota kelompok untuk
Asas Kegiatan sukarela dalam mengikuti kegiatan.

c. Asas kekinian : yaitu segala sesuati yang terjadi dalam


bimbingan kelompok topik bahasan bersifat sekarang
maupun masa terjadinya.

d. Asas kenormatifan : yaitu asas yang menghendaki tata


karma dan cara berkomunikasi yang baik dan masih
dalam batas norma yang berlaku (2004: 14-15).

Sumber :

Amti, Erman. 1991. Bimbingan dan Konseling. Penerbit: Jakarta.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Penerbit: Ghalia Indonesia.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Padang: Universitas Negeri


Padang.
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UPT
UNM PRESS.

Winkel, WS. 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.


Yogyakarta: Media Abadi.

7. LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Layanan Konsling kelompok

 Layanan konseling kelompok adalah Layanan bimbingan dan


konseling yang memungkinkan siswa memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
Dinamika kelompok ialah suasana yang hidup, yang
berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya
interaksi antar sesama anggota kelompok. (Prayitno dalam
Vitalis, 2008:63).

Deskripsi umum  Layanan konseling kelompok adalah suatu proses antar


pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang
disadari, dibina, dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan
diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi
antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap
nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk
belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik (Winkel dan
Hastuti, 2004:198).

Komponen

Tujuan Tujuan konseling kelompok antara lain (Prayitno dalam Vitalis,


2008:63) :

a. Melatih siswa agar berani berbicara dihadapan orang


banyak.

b. Melatih siswa agar dapat bertoleransi dengan temannya.

c. Mengembangkan bakat dan minat masing-masing.

d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi


oleh kelompok.

e. Melatih siswa untuk berani sharing dalam kelompok.

Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan


sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.
Melalui konseling kelompok hal-hal yang dapat menghambat atau
mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan
didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan
sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal
(Tohirin, 2007:181).

Asas Kegiatan

Sumber :

8. LAYANAN KONSULTASI

Layanan Konsultasi

 Menurut Prayitno (2004: 1), ”layanan konsultasi adalah


Deskripsi umum Layanan konseling oleh konselor terhadap pelanggan
(konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan
untuk menangani masalah pihak ketiga”.

 Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6)


dijelaskan bahwa”layanan konsultasi yaitu layanan yang
membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik”.

 Brow dkk (dalam Marsudi, 2003:124) menegaskan


bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan
kepada siswa(klien), tetapi secara tidak langsung melayani
siswa melalui bantuan yang diberikan oleh orang lain’.

 Dapat kami disimpulkan bahwa layanan konsultasi adalah


layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada
konsulti dengan tujuan memperoleh wawasan, pemahaman,
dan cara-cara yang perlu dilaksanakan konsulti dalam rangka
membantu terselesaikannya masalahyang dialami pihak ketiga
(konseli yang bermasalah).

Komponen layanan konsultasi yaitu :

1. Konselor

Konselor adalah tenaga ahli konseling yang memiliki kewenangan


melakukan pelayanan konseling pada bidang tugas pekerjaanya.
Sesuai dengan keahliannya. Konselor melakukan berbagai jenis
layanan konseling; salah satu di antaranya adalah layanan
Komponen
konsultasi. Dalam melaksanakan layanan konsultasi ini konselor
mempraktikkan teknik-teknik konsultasi yang secara simultan juga
melaksanakan prinsip dan asas-asas konseling,dan jika di perlukan
melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

2. Konsulti

Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor


agar dirinya mampu menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga yang menjadi tanggung jawabnya. Bantuan ini diminta dari
konselor karena konsulti belum mampu menangani situasi atau
pihak ketiga itu.

3. Pihak ketiga

Pihak ketiga adalah individu yang kondisi atau permasalahannya


di persoalkan oleh konsulti, kondisi/permasalahan pihak ketiga itu
perlu di atasi, dan konsulti merasa (setidak-tidaknya ikut
bertanggung jawab atas pengatasannya).Pihak ketiga yang
dilibatkan dalam konsultasi harus terkait langsung dengan
konsulti yang mengalami permasalahan yamg di maksudkan,tanpa
adanya individu ketiga yang spesifik, maka pihak ketiga itu di
anggap tidak ada, dan layanan konsultasi tidak selayaknya di
selenggarakan.

Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125)


merumuskan tujuan layanan konsultasi sebagai bagian tujuan
bimbingan di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar


bagi siswa, orang tua dan administrasi sekolah.

b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan


informasi diantara orang yang penting.

c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan ddan


Tujuan
fungsi bermacam- macam untuk menyempurnakan
lingkungan belajar.

d. Memperluas layanan dari para ahli.

e. Memperluas layanan pendidikan guru dan administrator.

Tujuan umum Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan


kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan atau
permasalahan yangdialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak
ketiga mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan konsulti,
sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga itu
setidaknya sebagian menjadi tanggung jawab konsulti.

Asas Kegiatan

Sumber :

9. LAYANAN MEDIASI

Layanan Mediasi

Menurut Prayitno (2004) layanan mediasi merupakan Layanan


konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau
lebih yang sedang keadaan yang tidak menemukan kecocokan.
Deskripsi umum
Berdasarkan makna ini, layanan mediasi juga berarti layanan atau
bantuan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan
bermusuhan.

Komponen layanan mediasi yaitu :

a. Konselor
Adalah seorang memahami permasalahan yang terjadi
antara pihak yang bermasalah dan berusaha membangun
jembatan antara pihak yang bermasalah tersebut.

Komponen b. Klien
Adalah dari dua pihak atau lebih yang sedang mengalami
ketidakcocokan dan sepakat meminta bantuan konselor untuk
menangani permasalahan itu.

c. Masalah klien
Adalah masalah hubungan yang terjadi antara individu atau
kelompok yang sedang bertikai dan meminta konselor untuk
mengatasinya.

d. Isi layanan mediasi

Masalah atau isi yang dibahas dalam layanan mediasi adalah


hal-hal yang berkaitan dengan hubungan yang terjadi antara
individu –individu (para siswa) atau kelompok-kelompok
yang bertikai. Masalah-masalah tersebut dapat mencakup:
pertikaian atas kepemilikan sesuatu, perasaan tersinggung,
dendam dan sakit hati, tuntutan atas hak, dam kejadian
dadakan berupa perkelahian antar pelajar. Isi atau masalah dan
layanan yang dibahas dalam layanan mediasi lebih banyak
berkenaan dengan masalah-masalah individu yang
berhubungan dengan orang lain atau lingkungan nya (masalah
sosial). Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi
bukan masalah yang bersifat kriminal. Dengan perkataan lain
individu atau kelompok yang menjadi klien dalam layanan
mediasi, tidak sedang terlibat dalam kasus kriminal yang
menjadi urusan petugas polisi.

 Tujuan umum layanan mediasi bertujuan agar tercapai kondisi


hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau
pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Dengan
perkataan lain agar tercapai hubungan positif dan kondisif
diantara siswa yang sedang bermusuhan.

Tujuan  Tujuan khusus layanan mediasi bertujuan agar terjadi


perubahan atas kondisi awal yang negative (bertikai atau
bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat)
dalam hubungan antara dua belah pihak yang bermasalah.
Terjadinya perubahan kondidi awal yang cenderung negatif
kepada kondisi yang lebih positif .

Sumber :
10. LAYANAN ADVOKASI

Layanan Advokasi

Layanan advokasi adalah layanan BK yang membantu peserta


didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
Deskripsi umum
diperhatikan dan atau mendapatkan perlakuan yang salah sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas dan terpuji.

Komponen layanan advokasi yaitu :

1. Konselor

Konselor sebagai pelaksana layanan advokasi dituntut


untuk mampu berkomunikasi, melobi dan mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari hubungan dengan pihak-pihak terkait,
dan juga mengolah kondisi dan materi secara optimal.
WPKNS (Wawasan, Pengetahuan, Keterampilan, Nilai dan
Sikap) yang ada pada diri konselor cukup luas dan memadai
terkait dengan pelanggaran hak klien yang dilayani dan pihak-
pihak terkait.
Komponen
2. Korban Pelanggan Hak

Korban pelanggan hak merupakan person atau individu


atau klien yang mrnjadi “bintang” dalam layanan advokasi.
Untuk klienlah segenap upaya dilaksanakan. Keputusan atau
kondisi yang menerpa klien diupayakan untuk diangkat
sehingga tidak lagi menimpa dan menghinggapi dirinya. Hak
yang dipecundangi itu dikembalikan kepada klien, sedapat-
dapatnya sepenuhnya, sejenis-jenisnya, sebersih-bersihnya.
Dari kondisi semula yang bermasalah sampai dengan
kembalinya hak klien untuk selanjutnya klien menjadi individu
yang dapat menikmati haknya untuk sebesar-besarnya
kesempatan dirinya.

3. Pihak-pihak Terkait

Pihak terkait pertama adalah person yang memiliki


kewenangan untuk mempengaruhi terimplementasikannya hak
klien. Pengaruh dari pihak yang berkewenangan itu dapat
dalam kadar yang bervariasi, pengaruhnya cukup ringan atau
sampai amat berat atau bahkan bersifat final.

 Tujuan Umum Layanan advokasi dalam konseling bermaksud


mengentaskan klien dari suasana yang menghimpit dirinya
karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan
terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan
perkembangannya, khususnya dalam bidang pendidikan
menjadi tidak lancar, terganggu, atau bahkan terhenti atau
terputus. Dengan layanan advokasi yang berhasil klien akan
kembali menikmati hak-haknya, yang dengan demikian klien
berada kembali dalam posisi perkembangan diri (yaitu
pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, keluarga,
keagamaan, dan atau kemasyarakatan) secara positif dan
Tujuan
progresif.

 Tujuan khusus layanan advokasi dalam konseling adalah


membebaskan klien dari cengkeraman pihak tertentu yang
membatasi atau bahkan menghapus hak klien dan masalah
klien teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang
pendidikan, maka layanan advokasi dalam konseling
dilakukan berkenaan dengan hak-hak klien dalam bidang
pendidikan. Di luar bidang pendidikan, layanan advokasi
dapat dilaksanakan oleh konselor sepanjang pemasalahan
klien masih berada dalam kewenangan konselor
menanganinya.
Asas kesukarelaan dan asas keterbukaan sangat
diperlukan berkenaan penggalian informasi, kesediaan mengubah
ataupun memperbaiki konsep/ pandangan dan sikap berdasarkan
nilai-nilai yang lebih rasional, berdasarkan moral dan progresif,
serta kemauan positif bersama untuk memuliakan harkat dan
martabat manusia (HMM) yang ada pada diri klien dapat
dikembangkan melalui teraktualisasikannya kedua asas tersebut.
Asas Kegiatan
Asas kegiatan pada diri klien tidak banyak dituntut dari klien,
karena ia sebagai korban memang tidak bisa banyak berbuat,
kecuali menunggu hasil akhir layanan advokasi. Asas kerahasiaan
diberlakukan dalam bentuk tidak membesar-besarkan
permasalahan yang terjadi yang akan berdampak negatif bagi
pihak-pihak terkait, atau yang akan justru menyulitkan
terlaksananya program yang dilakukan melalui layanan advokasi.

Anda mungkin juga menyukai