Anda di halaman 1dari 4

PUASA MENUJU TAQWA

Ma’asyiral muslimin rahima kumullah!

Dengan penuh kesungguahan hati marilah kita tingkatkan kualiatas iman


dan taqwa kita kepada Allah swt. dalam artian kita jalankan segala
perintah-Nya dan kita tinggalakan segala larangan-Nya kapan pun dan dimana
pun kita berada.

Sebagai landasan khutbah kita pada hari ini, marilah kita bacakan terlebih
dahulu firman Allah swt dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183 :

‫ب آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا‬


َ ‫علَ ْي ُك ُم ُك ِت‬ َ َ‫لَعَلَّ ُك ْم قَ ْب ِل ُك ْم ِم ْن الَّذِين‬
َ ِ‫علَى ُكت‬
ِ ‫ب َك َما‬
َ ‫الصيَا ُم‬
َ‫تَتَّقُون‬

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuas sebagai mana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Q.S.
al-Baqarah :183)
Ma’asyiral muslimin rahima kumullah!

Puasa merupakan suatu ibadah yang dilakukan semua umat manusia,


hanya saja metode dan caranya yang berlainan. Dalam islam, puasa
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakasanakan oleh setiap individu
yang mengaku muslim. Tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan puasa,
mulai dari yang tua maupun yang muda, orang kaya, orang miskin dan semua
golongan diwajibkan untuk melaksakan puasa. Secara umum, puasa berarti
menahan. Sedangkan dalam istilah islam, puasa berati menahan diri dari haus
dan lapar mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari serta dari segala
sesuatu yang membatalkannya.
Ma’syiral muslimin rahima kumullah!

Berdasarkan ayat yang telah kita bacakan di awal khutbah tadi, Allah swt
mewajibkan kepada seluruh orang-orang yang beriman untuk berpuasaa.
Puasa merupakan suatu kewajiban sekaligus rutinitas tahunan bagi seorang
mukimin. Akan tetapi, pengaruh puasa terhadap mukmin yang
melaksanakannya akan berbeda satu sama lain, karena pengaruh itu akan
timbul sampai dimana kemampuan mereka mampu melaksanakan ibadah
puasa tersebut semaksimal mungkin. Nah, sekarang muncul pertanyaan bagi
kita, Apa keutamaan bagi orang yang menjalankan puasa dengan sepenuh
hati? Dalam sebuah hadits yang Shahih, Rasulullah menggambarkan sebuah
keutamaan bagi orang yang melaksanakan puasa, khususnya puasa
ramadhan :

Artinya :
“Barang siapa yang mempuasakan Ramadhan karena iman dan
mengharapkan ridha Allah swt, niscaya akan di ampuni dosanya yang telah
lalu”(H.R. Bukhari dan Muslim).

Pada dasarnya, tujuan puasa itu hanya satu, sebagai mana yang terdapat
pada akhir ayat, yaitu menjadi….. la’allakum tattaquun, ialah menjadi hamba
Allah yang bertaqwa. Dengan puasa, seorang mu’min akan mencapai taraf
taqwa yang merupakan salah satu ciri dari orang yang beriman.
Ma’ayiral muslimin rahima kumullah!

Jelaslah bahwa jika dengan puasa kita mencapai taqwa di dunia, maka
taqwa itu merupakan modal bagi kita untuk bisa mendapatkan kedudukan
yang tinggi di akhirat. Karena Allah swt mengatakan :
Artinya :

“..... Sesungguhnya yang paling mulia di sisi tuhan mu ialah orang-orang yang
paling bertaqwa diantara kalian ......” (Q.S. al-Hujurat : 13)

Hal ini hendaknya jangan kita lupakan disamping mengingat dosa-dosa


yang telah kita perbuat. Karenanya, berpuasa dengan melatih jiwa untuk
mencapai taqwa, ini juga berarti bahwa dengan berpuasa kita telah
mempersiapkan diri untuk mendapat karunia yang besar dari Allah swt. Kalau
memang demikian, maka sangat rugilah seorang mukmin yang apabila
dengan puasanya tersebut, ia tidak bisa mendapat karunia dari Allah swt dan
tidak bisa membawanya menuju la’allakum tattaqun.

Ma’asyiral muslimin rahima kumullah!


Puasa yang berhasil meningkatkan taqwa seseorang akan menumbuhkan
sikap yang positif, baik itu dari segi rohaniyyah maupun jasmaniyyah. Jika
dilihat dari segi rohaniyyah, maka puasa dapat membuat jiwa menjadi tenang
dan selalu melatih diri untuk bersabar. Bilamana kuat ruhaniyyah seseorang
atau suatu bangsa, ia akan dapat bertahan menghadapi tantangan demi
tantangan, dan akhirnya hasil yang didapat akan memuaskan. Kita harus
menyadari bahwa ketahan nasional suatu bangsa bersumber dari ketahanan
ruhaniyyah bangsa tersebut.
Jika kita lihat dari segi jasmaniyyah, maka puasa dapat menjadikan
manusia memiliki ketahan jasmaniyyah yang baik. Namun, jika kita tanya pada
sebagian masyarakat, mungkin masih ada sebagian kecil masayarakat yang
menganggpa bahwa puasa bisa membuat fisik menjadi lemah. Tapi,
kenyataannya bukan demikian. Justru dengan puasa lah ketahanan fisik bisa
meningkat, karena ia telah mengendalikan suatu organ dalam tubuh yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan jasmaniyyah,
yaitu pencernaan. Bicara masalah pencernaan, suatu riset telah membuktikan,
seseorang yang telah menderita penyakit maag yang sudah bisa dikatakan
cukup lama, dengan ia melaksakan puasa dengan ikhlas, Alhamdulliah
penyakit tersebut lambat laun mulai berkurang dan akhirnya bisa hilang dari
dirinya. Masya Allah!!!

Selain dari hal di atas, dalam puasa juga terdapat latihan moral untuk
semakin meningkatkan kesucian. Karena pada dasarnya, puasa bukan hanya
sekedar menahan diri dari haus san lapar dari terbit fajar sampai terbanam
matahari, tapi dalam melaksakan puasa kita juga harus menahan diri dari
sesuatu atau hal-hal yang tidak wajar. Imam al-Ghazali pernah mengatakan,
bagi orang yang berpuasa supaya menahan mata agara tidak melihat sesuatu
yang terlarang, menahan telinga, supaya tidak mendengar sesuatu yang
merangsang, menahan lidah, supaya tidak mengucapkan kata-kata keji dan
kotor, menahan hati supaya tidak mendendam, benci dan sebagainya. Semua
hal diatas merupakan sebuah latihan yang bisa mendidik kita menjadi pribadi
yang lebih bermoral, berakhlak dan berbudi luhur.

Ma’syiral muslimin rahimaku kumullah!

Bila kita kaji lebih jauh lagi, maka akan kita sadari bahwa pada hakikatnya
ibadah puasa yang dilakukan dengan lillahita’ala akan membentuk jiwa
manusia semakin peka terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan.
Pertama, dengan mengendalikan waktu makan dan minum, setiap orang yang
berpuasa berarti mengendalikan sifat egois dalam dirinya. Kedua, dengan
berpuasa, seoarang akan bisa merasakan bagaimana susah nya kalau tidak
makan, seperti yang dirasakan oleh kaum fakir miskin sehingga akan
terguguah jiwa nya untuk mau menolong kaum duafha’ tersebut.

Dari semua hikmah di atas, maka benarlah bahwa sesungguhnya ibadah


puasa akan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Demikian pula, dengan
puasa akan meningkatkan sifat dan sikap yang mampu mengendalikan disiplin
diri dalam menjalankan kehidupan dunia yang fana’ ini.
Ma’asyiral muslimin rahima kumullah!

Itulah beberapa dari sekian banyaknya hikmah yang terkandung dalam ibadah
puasa. Yang semuanya tersebut merupakan salah satu jalan menuju taqwa.
Semoga kita bisa menjalankan puasa dengan sepenuh hati dan mampu
meraih derajat yang tinggi disisi allah, yaitu menjadi orang-orang yang

muttaqiin. Amiin!

Anda mungkin juga menyukai