Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin wa bihi nasta'iinu 'ala umurid dun-yaa wad diin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Wa Asyhadu anna Muhammadan
‘abduhu wa rosuuluh.
Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah yang Maha
Ghofur, yang memberi kita umur panjang. Semoga kita tidak kufur.
Sholawat bertanda salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, nabi kita,
Rasul kita, yakni Nabi Muhammad SAW.
Allahumma sholli ‘alaa Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad.
Pada kesempatan ini izinkanlah saya menyampaikan ceramah singkat saya yang berjudul :
Halo teman-teman yang baik! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian semua dalam
keadaan sehat dan bahagia di bulan Ramadhan yang mulia ini.
Teman-teman, apakah kalian tahu apa itu bulan Ramadhan? Bulan Ramadhan adalah bulan
yang sangat istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Ini adalah bulan di mana kita
berpuasa, belajar tentang kesabaran, dan berbagi dengan orang lain.
Puasa itu apa sih? Puasa adalah saat kita menahan diri dari makan dan minum dari terbit
fajar sampai terbenam matahari. Namun, puasa tidak hanya tentang menahan lapar dan
haus, teman-teman. Puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga sikap dan perbuatan kita
agar selalu baik dan benar di hadapan Allah Swt.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu puasa wajib yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Tujuannya membentuk manusia bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al
Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْب ِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Selain itu , di bulan Ramadhan ini, kita juga memperbanyak ibadah. Kita membaca Al-Qur'an
lebih banyak dari biasanya, kita berdoa lebih sering, dan kita berusaha untuk menjadi
pribadi yang lebih baik setiap harinya. Ingatlah, Ramadhan bukan hanya tentang menahan
lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan kebaikan dalam hati kita, menjaga sikap
dan perbuatan kita, serta berbagi kasih kepada sesama. Sebagaimana Firman Allah dalam
surat Fushilat ayat 46 :
َم ْن َع ِم َل َص اِلًح ا َفِلَنْفِس ٖه ۙ َو َم ْن َاَس ۤا َء َفَعَلْيَهاۗ َو َم ا َر ُّبَك ِبَظاَّل ٍم ِّلْلَعِبْيِد
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan
sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya”.
Yang kedua, meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Ketika melaksanakan puasa,
bukan hanya tidak makan dan minum. Akan tetapi, kita harus menjaga diri kita dari
berbuat kemunkaran dan memperbanyak amal kebaikan.
Kewajiban menjalankan ibadah puasa bukan berarti hanya menahan diri dari makan dan
minum di siang hari. Tetapi puasa yang sesungguhnya adalah selain menahan diri dari
makan dan minum juga menahan diri dari berbagai ucapan dan perilaku yang negatif.
Rosululloh SAW bersabda :
Dari Abi Hurairoh ra. berkata : “Rosululloh SAW bersabda : ‘Barangsiapa tidak meninggalkan
perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh seseorang meninggalkan makanan
dan minumannya.” (HR Bukhori)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Thobroni Rosululloh menyatakan :
“Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya
kecuali lapar dan dahaga.
Dari kedua hadits tadi dapat kita fahami bahwa puasa bukan sekedar menahan rasa lapar
dan haus. Melainkan menahan diri dari segala sesuatu yang menyimpang dari ketentuan
Allah Swt. Sehingga orang yang mampu melaksanakan puasa dengan sempurna akan
mampu mendisiplinkan diri baik ucapan maupun perilakunya yang akhirnya terhindar dari
sifat-sifat negatif dan mampu meraih kemuliaan.
Yang ketiga, sikap saling mencintai sesama muslim dan rasa peduli terhadap saudara-
saudara kita yang kurang mampu.
Puasa Ramdahan yang kita jalani ini juga mengajarkan kepada manusia untuk lebih peduli
kepada sesama dengan banyak bersedekah. Rasa haus dan lapar dikala berpuasa, dapat
meningkatkan solidaritas sosial yang merupakan suatu sikap yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat.
Setiap perintah yang diberikan oleh Allah tidak ada satupun yang tidak memiliki hikmah.
Dengan momentum bulan suci Ramadhan, marilah kita senantiasa melakukan amal
kebaikan. Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang dirindukan oleh
surganya Allah SWT.
Akhir kata, yang jauh itu waktu, yang dekat itu, yang besar itu nafsu, yang berat itu
amanah, yang mudah itu berbuat dosa, yang panjang amal sholeh, dan yang indah itu
saling memaafkan.
Billaahit taufiq wal hidayah, wa ridho wal inayah, wassalaamu‘alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.***