Anda di halaman 1dari 5

CERAMAH TENTANG PUASA: TARGHIB RAMADHAN

Alhamdulillahi robbl alamiin, nahmaduhu wanastaiinu wanastaghfiruhu,,,wana uuddzu


billahi min syururi anfusina wamin ssaayyiati a`malina...mayahdillahu fala mudhillalah
waamayuddhlilhu ffala haadiya lahu.. asyhadu allaa ilaaha illallah wa ashadu anna
muhammadarrasulullah allahummasalli ala ssaayidina muhammad wa ala ali sayidina
muhammad... amma ba`du.
Sebagai hamaba allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur atas
kehaddirat allah swt yang telah memberikan kekuatan kesehatan iman lahir dan batin kepada
kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di ttempat ini dalam rangka menghambakan diri
kepada allah swt.
Salaawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi allah
muhammad saw yang telah menngantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang
jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. semoga kita semua
termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..
Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan ceramah agama yang
berjudul “Targhi Ramadhan”.
Karena kita sebentar lagi insyaAllah akan kedatangan tamu yang luar biasa mulia.
Bulan yang agung, bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’anul Karim. Maka selayaknya kita
kaum Mukminin, dengan kedatangan bulan ini merasa gembira.
Kedatangan bulan ini adalah merupakan kesempatan emas yang Allah ingin berikan
kepada kita untuk menggugurkan dosa-dosa kita. Karena bulan Ramadhan Allah Subhanahu
wa Ta’ala syariatkan karena adanya hikmah-hikmah yang agung sekali. Diantara hikmah dari
bulan Ramadhan adalah melatih kesabaran.
Melatih kesabaran kita untuk menahan dari sesuatu yang bisa membatalkan puasa.
Kesabaran yang dimaksud di sini yaitu kesabaran yang bersifat badan kita. Dimana kita sabar
untuk tidak makan, kita sabar untuk kita tidak minum, kita sabar untuk menahan syahwat,
jima’. Ini sebetulnya kesabaran yang bisa dikatakan yang paling rendah. Karena para ulama
mengatakan bahwa sabar itu ada tiga tingkatan; tingkatan yang pertama adalah sabar dalam
rangka menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, tingkatan yang kedua adalah sabar untuk
meninggalkan kemaksiatan, kemudian yang terakhir yaitu sabar dalam menghadapi musibah,
lapar, haus, dahaga.
HIKMAH PUASA
Maka kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan hamba-hambaNya untuk
lapar selama sebulan disiang hari? Karena disana ada hikmah-hikmah yang luar biasa juga.
Apa itu?
Yang pertama, sebelas bulan kita sudah makan, minum, makan, minum. Sementara
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwasanya seburuk-buruk bejana
untuk dipenuhi adalah perut. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ْ َ‫ًًّرا ِم ْن ب‬:; ‫َما َمأَل َ آ َد ِم ٌّي ِوعَا ًء َش‬
‫ط ٍن‬
“Tidaklah anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk daripada perutnya sendiri.” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Bayangkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa bejana yang paling
buruk untuk dipenuhi adalah perutnya sendiri. Kenapa? Dari makanan itu banyak penyakit-
penyakit, belum lagi racun dan yang lainnya. Maka ini hikmah yang bersifat fisik. Allah ingin
bersihkan badan kita. Dikeluarkan toksin-toksin, racun-racun dari tubuh kita. Tentunya
insyaAllah memberikan juga kesehatan dan kekuatan didalam puasa kita.
Makanya di Jepang sedang berjamuran rumah puasa untuk pengobatan pengeluaran
toksin dari dalam tubuh. Dimana mereka di rumah tersebut berpuasa dari semenjak terbit
fajar sampai terbenam matahari.
Yang kedua, hikmah yang agung yaitu bagaimana mensucikan hati kita dengan puasa.
Karena dengan kita berpuasa di bulan Ramadhan, disetiap hari kita berpuasa, di malam hari
kita shalat tarawih. Maka dengan seperti itu MasyaAllah memberikan kesucian hati kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menyebutkan tentang kewajiban bulan Ramadhan, Allah
menyebutkan hikmahnya yang agung.

﴾١٨٣﴿ َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Allah menyebutkan di sini, “agar kalian bertakwa.” Subhanallah. Taqwa adalah tujuan
paling agung deri puasa. Dimana hakikat taqwa itu adalah kekuatan jiwa untuk melaksanakan
ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. MasyaAllah, Subhanallah. Orang yang bertaqwa ini
diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak sekali keistimewaan. Maka untuk supaya
sampai kepala derajat taqwa ini Allah syariatkan puasa Ramadhan.
Kita berpuasa sebulan penuh, Subhanallah.. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

ُ‫ك بِالصَّوْ ِم فَإِنَّهُ اَل ِم ْث َل لَه‬


َ ‫َعلَ ْي‬

“Hendaknya kamu beribadah puasa karena ibadah puasa itu tidak ada tandingannya.” (HR.
An-Nasa’i)
Bagaimana maksudnya tidak ada tandingannya? karena di dalam puasa terdapat
kesabaran sementara pahala sabar tidak ada batasannya. Bukankah Allah Ta’ala berfirman:
ٍ ‫إِنَّ َما ي َُوفَّى الصَّابِرُونَ أَجْ َرهُم بِ َغي ِْر ِح َسا‬
١٠﴿ ‫ب‬

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka


tanpa batas.” (QS. Az-Zumar[39]: 10)

MasyaAllah.. Amalan yang lain ditulis oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat.
Sedangkan untuk puasa, tidak.
Ini hikmah yang sangat agung sekali. Membentuk ketakwaan itu bukan perkara yang mudah.
Membentuk ketakwaan butuh kepada, kekuatan jiwa dan hati. Dan untuk membentuk jiwa
yang taqwa ini harus dengan menyusahkan diri dulu. Bayangkan sebulan penuh puasa,
hasilnya luar biasa. Memang segala sesuatu harus susah dulu. Apalagi untuk mendapatkan
surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk membentuk jiwa taqwa memang harus dipaksa hati
kita ini.
Memang sudah sunnahtullah untuk mendapatkan kesenangan harus disertai dengan
kesusahan dulu. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan bulan Ramadhan ini. Puasa 30
hari atau kurang 1 hari. Menyusahkan diri kita untuk berpuasa demi untuk membeningkan
hati kita supaya hati kita lebih indah dari mutiara. Supaya hati kita berkilau dengan cahaya
iman. Subhanallah.
Saudara-saudaraku, bukankah ini sebuah hikmah yang luar biasa sekali dalam
kehidupan kita? Karena kesempurnaan manusia bukan dengan banyak makan, saudaraku.
Orang yang banyak makan saya yakin badannya banyak penyakit.
Lihat orang-orang yang pengen sehat. Ternyata mereka harus diet. Untuk diet,
makannya harus dikurangi. Biasa makan tiga piring, dikurangi setengah piring. Tidak boleh
makan ini, ini, ini, menahan diri supaya badannya tetap bugar, ramping, enak. Ternyata
supaya itu saja kita harus menyiksa diri. Apalagi untuk mendapatkan predikat
taqwa, nggak bisa sembarangan.
Makanya ketika saya kemarin najak, saya berfikir, “Ya Allah, ini nanjak setinggi ini
kita berusaha capek-capek untuk bisa nanjak. Kenapa kita tidak berusaha capek untuk
mendapatkan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Terkadang ada orang yang gowes yang
tujuan pertamanya untuk sehat, bisa ibadah. Tapi lama-lama malah tujuan utamanya malah
gowesnya, bukan ibadahnya.

Gowes sehari, dua hari kuat, tahajudnya lewat, baca Qur’annya mana, katanya
tujuannya mau ibadah? Ternyata tidak ada hasilnya. Ini juga bahaya. Berarti melenceng dari
tujuan.
Saudara-saudaraku sekalian,
Jadi, puasa Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan kepada kita ini sesuatu
yang memang untuk kebaikan kita. Allah sayang kepada hambaNya terkadang dengan cara
nyusahin dikit. Nabi Yusuf ‘Alaihish Shalatu was Salam kurang taqwa bagaimana lagi? Allah
sayang kepada Nabi Yusuf. Allah ingin menyelamatkan Nabi Yusuf dari fitnah para wanita
bangsawan. Caranya bagaimana? Dipenjara di bawah tanah bertahun-tahun. Akhirnya
selamat Nabi Yusuf dari fitnah. Allah sayang kepada Nabi Yusuf.

Terkadang Allah sayang kepada hamba dengan cara nyusahin dulu. Tujuannya supaya


dia mau sadar kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya ulama Salaf terdahulu
ada yang berkata begini, “Kami dahulu ketika ditimpa kesusahan, kami bisa sabar. Tapi
ketika kami ditimpa kesenangan kami tidak bisa sabar.”
Iya, dengan kesenangan kita jadi manja. Orang yang terbiasa senang, terbiasa enak,
sehingga ibadah yang berat sedikit saja terkadang mengeluh.  Ini adalah akibat tidak sabar
disaat diberikan kesenangan.
Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya atas bimbingan Allah SWT
Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnyadari saya pribadi sebagai
manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam, subhanakallahu maa wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha anta, astaghfiruka wa
atuubu ialaih,,,
Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
AGAMA ISLAM
“TARGHIB RAMADHAN”

NAMA : NINDYA ALITA ROSALIA


KELAS : XI MIPA 3

SMAN 1 MATARAM

Anda mungkin juga menyukai