Anda di halaman 1dari 3

CANDI BOROBUDUR

Mahakarya Arsitektur Abad ke-9


Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Phone: (0293) 788 266
Candi Borobudur merupakan monumen Buddha termegah dan kompleks stupa terbesar di
dunia yang diakui oleh UNESCO. Bangunan Candi Borobudur secara keseluruhan menjadi
galeri akan mahakarya para pemahat batu.
Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung ada di Eropa,
Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa. Bangunan yang disebut
UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini ramai
dikunjungi oleh peziarah pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha
yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan
China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel
relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai
ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

Foto (31)
Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga,
Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Selain mengisahkan tentang
perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan
masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut
yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal
dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The
Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai
Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.
Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus
berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina.

Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah
kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini
dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang
berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka
akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan
tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.
Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur
dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan
Mendut dan Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah
kepemimpinan arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih
lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem interlock dalam pembangunan candi.
Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang
diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang
menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.
Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya agung yang menjadi
bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. Mengusung
konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha,
bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu
(Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Jika dilihat
dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi
yang berada di tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan
stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk
melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang
sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.
Menikmati kemegahan Candi Borobudur tidak hanya cukup dengan berjalan menyusuri
lorong dan naik ke tingkat teratas candi. Satu hal yang jangan dilewatkan adalah
menyaksikan Borobudur Sunrise dan Borobudur Sunset dari atas candi. Siraman cahaya
mentari pagi yang menerpa stupa dan arca Buddha membuat keagungan dan kemegahan
candi lebih terasa. Sedangkan berdiri di puncak candi di kala senja bersama deretan stupa dan
menyaksikan sinar matahari yang perlahan mulai lindap akan menciptakan perasaan tenang
dan damai.
Jam buka:
Senin - Minggu, pukul 06:00 - 17:00 WIB
Harga tiket:

Wisatawan domestik atau pemegang KITAS: Rp 30.000

Wisatawan domestik anak-anak: Rp 12.500

Wisatawan mancanegara: USD 15

Wisatawan mancanegara dengan kartu pelajar: USD 8

Anda mungkin juga menyukai