Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Uno, 2008:2). Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi
mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian
pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yangdipelajari siswa”.
Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari
kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat
tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai
tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan
adalah bagaimana cara menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat
berfungsi secara optimal.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan
utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah
dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai
diabaikan.
E. Tipe-tipe Belajar
Dalam praktik pengajaran, penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi merupakan
tindakan kurang bijaksana. Tidak ada suatu teori belajar pun cocok untuk segala situasi.
Karena masing-masing mempunyai landasan yang berbeda dan cocok untuk situasi tertentu.
Robert M. Gagne mencoba melihat berbagai teori belajar dalam satu kebulatan yang Baling
melengkapi dan tidak bertentangan. Menurut Gagne, belajar mempunyai delapan tipe.
Kedelapan tipe 1tu bertingkat, ada hierarki dalam masing-masing tipe. Setiap tipe belajar
merupakan prasyarat bagi tipe belajar di atasnya.
Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip umum baik dalam
belajar maupun mengajar. Artinya, dalam mengajar atau membimbing siswa belajar pun
terdapat tingkatan sebagaimana tingkatan belajar di atas. Kedelapan tipe itu adalah sebagai
berikut.
1.Belajar Isyarat (Signal Learning)
Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons bersyarat. Seperti menutup
mulut dengan telunjuk, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dengan telunjuk dan
lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar
semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi, respons yang dilakukan itu
bersifat umum, kabur, dan emosional.
2. Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learning)
Tipe belajar S–R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan S–R.
Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itu pun ikatan S–R. Jadi, belajar stimulus
respons sama dengan teori asosiasi (S–R bond). Setiap respons dapat diperkuat dengan
reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe belajar stimulus respons.
3.Belajar Rangkaian (Chaining)
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara berbagai S–R yang
bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik; seperti gerakan dalam mengikat
sepatu, makan-minum-merokok; atau gerakan verbal seperti selamat-tinggal, bapak-ibu.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Tipe belajar ini adalah mampu mengaitkan suatu yang bersifat verbalisme kepada sesuatu
yang sudah dimilikinya. Misal “pyramids itu berbangun limas” adalah contoh tipe belajar
asosiasi verbal. Seseorang dapat menyatakan bahwa piramida berbentuk limas kalau ia
mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, dan kerucut. Hubungan atau asosiasi
verbal terbentuk bila unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti
yang lain.
5.Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian seperti membedakan berbagai
bentuk wajah, hewan, tumbuhan, dan lain-lain.
6.Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil memuat tafsiran terhadap
fakta atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta.
7.Belajar Aturan (Rule Learning)
Belajar aturan adalah lebih meningkat dari tipe belajar konsep. Dalam belajar aturan,
seseorang dipandang telah memiliki berbagai konsep yang dapat untuk mengemukakan
berbagai formula, hukum, atau dalil.
8.Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Tipe belajar yang terakhir adalah memecahkan masalah. Tipe belajar ini dapat dilakukan oleh
seseorang apabila dalam dirinya sudah mampu mengaplikasikan berbagai aturan yang relevan
dengan masalah yang dihadapinya. Dalam memecahkan masalah diperlukan waktu yang
cukup, bahkan ada yang memakan waktu terlalu lama. Juga sering kali harus melalui
berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu. Dalam segala langkah
diperlukan pemikiran sehingga dalam memecahkan masalah akan diperoleh hasil yang
optimal.
Kedelapan tipe belajar di atas tampaknya para ahli sepakat. Tipe belajar yang memiliki
hierarki. Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar selanjutnya. Sebaliknya
tiap tipe belajar memerlukan penguasaan pada tipe belajar di tingkat bawahnya. Belajar
memecahkan masalah misalnya harus menguasai sejumlah aturan yang relevan, seterusnya
untuk belajar aturan perlu penguasaan beberapa konsep yang digunakan pada aturan.
Dalam kaitan dengan perencanaan pengajaran, tipe belajar ini perlu mendapat perhatian,
sebab hal ini menjadi salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran yang
diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, agar siswa belajar mencapai taraf yang lebih
tinggi, diperlukan kemampuan guru dalam menerapkan prinsip-prinsip sebagaimana yang
telah diuraikan di atas.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan
teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati
sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara
sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam
suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk
merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih
dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam
makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur-unsur
pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan
evaluasi pembelajaran.
Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut diarahkan
1. Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan?
2. Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut?
3. Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat
dicapai?
4. Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan?
Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem perencanaan
pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media serta mengembangkan evaluasi
pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan mengandung rangkaian-
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode-metode dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan
berdasarkan jadwal sehari-hari.
adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai
tujuan yang telah digariskan.’ Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru
dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi
peserta didik.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Banghart dan Trull (Hernawan, 2007)
bahwa:
Maka dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajara merupakan proses yang
diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusuna materi
pengajaran, peggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar
Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007)
yang meliputi :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implementasi pembelajaran.
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk
4) Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan
memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun.
Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum
maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus
memenuhi unsur :
1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk kegiatan
yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan
2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau
urutan penyajianya.
3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan
untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus
saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk
4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator, materi pokok
5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian
6. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajaran sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir
7. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajraan harus
dapat mengkomodasai keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai
oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi kemampuan yang harus
dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan
“perubahan perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut ecara garis
besarnya meliputi bidang pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (pikomotor).
Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan)
yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan
pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam
setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari segi
pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah tujuan
pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan merupakan tahap awal atau
sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi.
Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan
yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan
nasional.
Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih spesifik menyangkut
dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus siswa setelah mengikuti setiap pokok
atau materi pembelajaran. Tujuan diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi
kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau
bidang studi. Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau
institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan
program satuan pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara
Selain dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi, yang menurut
Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan
pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses
2. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui
perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses
pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu
rutinitas.
3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana dan
fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga
sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses
4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui perencanaan yang
matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari
setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan
5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui
perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki
siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu yang
terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu
terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan
Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga
proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru,
setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap
efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru
Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap
pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang
dalam kurikulum.
Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (Hernawan, 2007)
1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya
dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan
mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang
baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang
up-todate pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran
adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan
Kedua, pembelajaran diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dengan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada.
Jadi, perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni
perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada.
Hasil akhir dari proses pengambilan keputsan tersebut adalah tersusunnya
dokumen yang berisi terntang hal - hal di atas, sehingga selanjutnya dokumen
tersebut dapat dijadika sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajan.
Kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung - untungan, yakni
melalui adanya proses perencanaan yang matang
Sebagai alat untuk memecahkan masalah
Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat
Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi kreatif
Fungsi inovatif
Fungsi selektif
Fungsi komunikatif
Fungsi prediktif
Fungsi akurasi
Fungsi pencapaian tujuan
Fungsi kontrol
1. Signifikasi
2. Relevan
3. Kepastian
4. Adaptabilitas
5. Kesederhanaan
6. Prediktif
LANGKAH - LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
1. Merumuskan tujuan khusus
Domain kognitif
Sikap dan apresiasi
Keterampilan dan penampilan
2. Pengalaman belajar
3. Kegiatan belajar mengajar
4. Orang - orang yang terlibat
5. Bahan dan alat
6. Fasilitas Fisik
7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
HAKIKAT PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
OLEH KELOMPOK II
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan
Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di
dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan
pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas,
mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang
guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat
pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula
berpengaruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan Standar Kompetensi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Dasar ?
4. Apa yang dimaksud dengan Indikator ?
Apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mengetahui Standar Kompetensi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kompetensi Dasar
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Indikator
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu Perencanaan berasal dari kata
rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu “Perencanaan” harus memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
Kata yang kedua adalah Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
dengan “Pengajaran” adalah Upaya untuk membelajarkan siswa. (Degeng,1989). Yang
menurut Muhaimin (2001, 183) kata pembelajaran lebih tepat digunakan karena
menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Disamping itu kata
pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat desain
pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2008, 26) Pembelajaran adalah terjemahan dari “Intruction”,
kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika. Hal seperti itu dikutip dari
pernyataannya Gagne (1992) bahwa mengajar atau teaching adalah bagian dari pembelajaran
atau instruction.
Jadi Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa
dalam memanfaatkan semua potensi dan sumber yang ada baik dari dalam diri siswa maupun
dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan
siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran
yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru,
tetapi memungkin berinteraksi dengan semua sumber belajar yang dipakai untuk mencapai
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajran memusatkan pada bagaimana
membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap
apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi
dari pembelajran yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini
hal-hal yang dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah bagaiman cara
menggorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana
menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada dan dapat berfungsi secara optimal.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Perencanaan Pembelajaran harus memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan standar Kompetensi guru
adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dalam bentuk
penguasaan perangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan
bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus
dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas
pada jenjang pendidikan tertentu.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
Kuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
Kompetensi Dasar;
Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk
menyusun indikator.
Dalam tujuan pembelajaran disimpulkan bahwa:
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat
meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan dalam
pembutan makalah ini maka kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAK
Anonim:http://www.kosmaext2010.com/makalah-pentingnya-perencanaan-dan-desain-
pembelajaran-pai.php diakses hari Minggu 20 Mei 2012.
Anonim:http://www.sekolahdasar.net/2010/10/pengertian-perencanaan-pembelajaran.html
diakses hari Sabtu 19 Mei 2012.
Anonim: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2147958-perencanaan-
pembelajaran/#ixzz1vGdzDeUV diakses hari minggu 20 Mei 2012.
Anonim:http://fachurodji-pendidikan.blogspot.com/2012/01/konsep-perencanaan-
pembelajaran.html diakses hari minggu 20 Mei 2012.
Degeng, 1989, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti
Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada
Media Group
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu
kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan
atau lebih.
Langkah-langkah menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi beberapa hal berikut :
Tuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu (jam pertemuan).
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan Standar Isi.
c. Indikator
2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi.
3. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja KD atau SK.
4. Prinsip pengembangan indicator adalah urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan Kontekstual.
5. Keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara
konsisten.
d. Materi Pembelajaran
Cantumkan materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya yang telah dikembangkan dalam
silabus. Dalam menetapkan dan mengembangkan materi perlu diperhatikan hasil dari pengembangan
silabus, pengalaman belajar yang bagaimana yang ingin diciptakan dalam proses pembelajaran yang
didukung oleh uraian materi materi untuk mencapai kompetensi tersebut.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan materi adalah kemanfaatan, alokasi waktu,
kesesuaian, ketetapan, situasi dan kondisi lingkungan masyarakat, kemampuan guru, tingkat
perkembangan peserta didik, dan fasilitas.
Agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar, maka perlu
diperhatikan criteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan sebagai berikut :
1. Sahih (valid), artimya materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji
kebenaran dan kesahihannya.
2. Relevansi, artinya relevan atau sinkron antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar yang
ingin dicapai.
3. Konsistensi, artinya ada keajegan antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar dan standar
kompetensi.
4. Adequasi (kecukupan), artinya cakupan materi pembelajaran yang diberikan cukup lengkap untuk
tercapainya kemampuan yang telah ditentukan.
5. Tingkat kepentingan, artinya dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyan berikut : sejauh
mana materi tersebut penting dipelajari? Penting untuk siapa? Di mana dan mengapa penting ?
dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diperlukan
oleh siswa.
6. Kebermanfaatan, artinya materi yang diajarkan benar-benar bermanfaat, baik secara akademis,
maupun nonakademis.
7. Layak dipelajari, artinya materi tersebut memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat
kesulitannya (tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit) maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatnya bahan ajar dan kondisi setempat.
8. Menarik minat, artinya materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa
untuk mempelajarinya lebih lanjut.
e. Tujuan Pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran
diambil dari indikator.
Strategi atau skenario pembelajaran adalah strategi atau scenario apa dan bagaimana dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara terarah, aktif, efektif, bermakna dan
menyenangkan. Strategi atau scenario pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru secara beruntun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
Rumusan pernyataan dalam langkah pembelajaran minimal mengandung dua unsur yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Syarat
penting yang harus dipenuhi dalam pemilihan kegiatan siswa dan materi pembelajaran adalah :
1. Hendaknya memberikan bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan
dibawah bimbingan guru;
2. Merupakan pola yang mencerminkan cirri khas dalam pengembangan keterampilan dalam mata
pelajaran yang bersangkutan , misalnya observasi dilingkungan sekitar;
3. Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia;
4. Bervariasi dengan mengombinasikan antar kegiatan belajar perseorangan, pasangan, kelompok, dan
klasikal;
5. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti bakat, kemampuan, minat,
latar belakang keluarga, social ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapai siswa
yang bersangkutan.