Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN DAN MANFAAT SERTA KEDUDUKAN MATAKULIAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013

Nurul Farida Yanti, Kartika Catur

1UIN KHAS Jember, Jl. Mataram No.1 Mangli Jember, Jawa Timur, Indonesia
e-mail : nurulok71@gmail.com
1UIN KHAS Jember, Jl. Mataram No.1 Mangli Jember, Jawa Timur, Indonesia
e-mail : kcatur220@gmail.com
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan salah satu bagian dari kegiatan di sekolah. Proses
belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting di dalam hasil belajar yang di capai oleh
siswa. Untuk mendapatkan pencapaian yang baik, sebelum melakukan proses belajar mengajar
guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang baik. Oleh karena itu seorang guru harus
paham urgensi dari perencanaan pembelajaran. Implementasi seorang guru sangat diperlukan
dalam hal ini. Jika guru tidak melakukan perencanaan pembelajaran, maka dipastikan bahwa
hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran akan jauh dari sasaran pendidikan itu
sendiri. Padahal, sasaran pendidikan adalah mendidik siswa untuk mendayakan akal Budi nya
didalam menyelesaikan setiap permasalahan baik di sekolah maupun di kehidupan nyata.
Hal inilah yang membuat penulis kemudian mengambil topik tentang perencanaan
pembelajaran untuk proses belajar mengajar. Jadi, guru tidak hanya memaparkan kurikulum ke
dalam silabus dan RPP secara administratif saja, tetapi juga harus membuat perencanaan
pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
merupakan proses awal seorang guru untuk melakukan proses belajar mengajar. Karena
berhasil dan tidak nya hasil belajar siswa yang dicapai bergantung pada perencanaan
pembelajaran. Jika perencanaan dilakukan dengan baik maka tidak menuntut kemungkinan
hasil belajar siswa menjadi baik.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk mengulas materi tentang
Pengertian dan Manfaat serta kedudukan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dalan
Kurikulum 2013
PEMBAHASAN
A.Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Ely berpendapat bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir
yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Berdasarkan pendapat tersebut
dapat digambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan menetapkan target atau tujuan
yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target atau tujuan tersebut dirumuskan
bagaimana mencapainya. Bertepatan dengan hal itu, Terry mengutarakan pendapatnya bahwa
perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan
tertentu. Reigeluth ikut mengutarakan pendapatnya dan menyatakan pengembangan adalah
penerapan kisi-kisi perencanaan di lapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka
perencanaan tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh.
Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan.
Menurut pendapat dari Gagne bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa
yang dilakukan guru untuk mengelola fasilitas dan sumber belajar yang tersedia agar dapat
dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Sedangkan pembelajaran berasal dari kata
instruction yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata
instruction banyak dipengaruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa
sebagai sumber kegiatan. Di samping itu, kata instruction dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi yang diprediksi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari segala sesuatu, dan
peran guru berubah menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Hakikat dari Pembelajaran merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dan
perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.
Hal ini harus dalam kondisi yang tertata, yang di maksud tertata disini adalah tujuan dan isi
pembelajaran jelas, strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang memudahkan belajar.
Di pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya sebagai salah
satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai seorang ahli dalam menata
sumber – sumber belajar lain serta mengintegrasikannya ke dalam tampilan dirinya. Pendidik
harus mampu menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi dari keseluruhan
sumber belajar. Ini berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan perencanaan
pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar. Perencanaan pembelajaran
bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam belajar. Peserta didik yang selayaknya
dijadikan kunci akhir dalam menetapkan mutu suatu perencanaan pembelajaran.
Dari kedua makna mengenai konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya
menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan secara
rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Gentry berpendapat perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang
merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan
pembelajaran umum tercapai. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan
suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna
memperoleh perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan
peserta didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu.
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik yakni:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu
perencanaan pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang
mungkin dapat berpengaruh, dan juga disusun dengan mempertimbangkan segala
sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses
pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk merubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Hal ini menjelaskan bahwa titik fokus utama dalam perencanaan
pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan. Maka dari itu, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi
sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran
merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran,
perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan
ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Secara umum pendekatan sistem terdiri atas analisis, desain, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi.Perencanaan pembelajaran mencakup seluruh proses yang
dilaksanakan pada pendekatan sistem. Dick dan Carey menyatakan bahwa konsep pendekatan
sistem merupakan landasan pemikiran dari suatu perencanaan pembelajaran. Teori belajar,
teori evaluasi, teori pembelajaran merupakan teori-teori yang melandasi perencanaan
pembelajaran. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan
pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran,
pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
B.Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari
kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada
tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada
di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan
pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang
dihadapi setiap sekolah.
Manfaat yang dirasakan guru dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan adalah:
a. Melalui proses perencanaan yang matang maka akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan, artinya perencanaan yang matang dan akurat maka akan
mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai. Mengapa
demikian? Sebab perencanaa disusun untuk memperoleh kerhasilan, dengan demikian
kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi oleh guru.
b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Guru yang melakukan perencanaan yang
baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan diihadapi oleh siswa dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru akan
dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul. Guru
hendaknya menyadari bahwa proses pembelajaran adalah proses yang kompleks dan
sangat situasional, berbagai kemungkinan dapat saja terjadi. Melalui perencanaan yang
matang maka guru dengan mudah mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan
sudah diantisipasi sebelumnya.
c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka saat ini banyak
sumber-sumber belajar yang mengandung berbagai informasi. Dengan demikian siswa
akan dihadapkan pada kesulitan belajar memilih sumber belajar yang dianggap cocok
dengan tujuan pembelajaran. Dalam rangka inilah perencanaan yang matang
diperlukan. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja
yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.
d. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya
proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya,akan tetapi akan berlangsung
secara terarah dan terrorganisir. Dengan demikian untuk dapat menggunakan waktu
seefektif mungkin untuk keberhasilan proses pembelajaran. Mengapa demikian? Sebab
melalui perencanaan yang matang maka guru akan bekerja setahap demi tahap untuk
menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan (Sanjaya, 2013:33).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat perencanaan pembelajaran, yaitu :
1. Sebagai pedoman dalam proses pembelajaran
2. Untuk memprediksi keberhasilan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
3. Sebagai alat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
Perencanaan pembelajaran juga akan memudahkan guru dalam proses belajar mengajar.
Karena perencanaan pembelajaran memuat garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu, dengan adanya
perencanaan pembelajaran proses belajar mengajar akan berjalan secara sistematis dan
terorganisir.
C.Kedudukan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang berbasis karakter. Pemerintah
menetapkan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan dari pemerintah dalam bidang pendidikan
yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh
bangsa Indonesia kedepan. Kurikulum 2013 diharapkan mampu memberikan keseimbangan
pada aspek sikap (spiritual dan sosial), aspek pengetahuan, dan aspek ketrampilan, sehingga
kurikulum 2013 dapat menjawab permasalahan pembelajaran yang selama ini dlam prakteknya
cenderung mengutamakan aspek kognitif saja.
Adapun karakteristik kurikulum 2013, yaitu :
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang mmeberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menetapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Mmeberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
penegtahuan, dan ketrampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas meliputi unsur pengorganisasian (organizing elements)
kompetensi dasar dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memeperkaya (enriched) anatar mata pelajaran dn
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical.
Struktur Kurikulum 2013
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata
pelajaran. Jadi kompetensi Inti harus menggambarkan keseimbangan antara pencapaian hard
skill dan soft skill. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti -1 (KI-1) untuk sikap spiritual
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam Kurikulum 2013 melebur menjadi tematik integratif, yaitu
penggabungan mata pelajaran berdasarkan tematema tertentu. Penggabungan tema tersebut
disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013.
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, II masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk
kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Satu jam pelajaran di SD/MI adalah
35 menit. Beban belajar di SMP/MTS untuk kelas VII, VIII, IX yaitu 38 jam dengan durasi
waktu satu jam pelajaran 40 menit. Sedangkan untuk SMA/SMK/MA/MAK beban belajar
untuk kelas X adalah 42 jam dan kelas XI,XII adalah 44 jam pelajaran dengan durasi waktu 45
menit per satu jam pelajaran. Adanya tambahan jam belajar dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang panjang karena penyampaian informasi kepada peserta
didik perlu adanya latihan untuk mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
berkomunikasi. Sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tentang materi yang
dipelajari berdasarkan pengalaman yang mereka peroleh dari proses mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
4. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang terdiri atas
sikap, ketrampilan, dam pengetahuan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi
Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar di SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata
pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni
budaya dan Prakarya, dan Pendidikan jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
PENUTUP
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup
analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi
pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat perencanaan pembelajaran, yaitu :
1. Sebagai pedoman dalam proses pembelajaran
2. Untuk memprediksi keberhasilan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sebagai
alat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Pemerintah menetapkan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan memperoleh hasil pembelajaran
yang maksimal sebaiknya guru kreatif dalam menyiapkan alat dan bahan untuk dibagikan
kepada peserta didik dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok peserta didik, dan
memberikan motivasi kepada mereka agar peserta didik aktif dalam proses pembelajara
DAFTAR PUSTAKA
67, Permendikbud No. “Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah,” 2013.
Dr. Hj . Mukniah, M. Pd.i. Perencanaan Pembelajarah, n.d.
A. Mulyasa. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015.
“Kurikulum Pendidikan Dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar,” n.d., 8.
M.Pd., Dr. Rusydi Ananda. Perencanaan Pembelajaran, n.d
Sanjaya, Wina. Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, 2016.
Soekamto, Toeti. Perancangan Dan Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Intermedia,
1993.
BIODATA PENULIS 1

Nama saya Nurul Farida Yanti dan tempat tanggal lahir saya yaitu di Jember, 02 Juni 2004.
Saya alumni SMAN 01 KENCONG dan melanjutkan S1 di Universitas Islam Negeri Kiai Haji
Achmad Siddiq Jember. Hobi saya adalah Mendengarkan Musik dan bermain Volly, ketika
saya sedang stres kedua hobi saya itu sangat membantu untuk membuat saya lebih bersemangat
lagi.
BIODATA PENULIS 2

Kartika Catur Pribawati, penulis lahir di Banyuwangi, tanggal 28 juli 2002, tinggal di dusun
sidodadi, desa tegalharjo, kecamatan Glenmore, kabupaten Banyuwangi, penulis lahir dari
pasangan bapak Untung Pribadi dan ibu Rahmawati. Riwayat pendidikan penulis yaitu : TK
Nurulhuda, SDN 03 Tegalharjo, SMPN 03 Glenmore, SMAN 01 Glemore. Saat ini penulis
tercatat sebagai Mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Achmad Siddiq Jember,
jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penulis aktif dalam organisasi UKOR,
dan hobi bermain Bulutqngkis.

Anda mungkin juga menyukai