NIM : 19.275
BAB 1
2. Menurut Ibrahim
5. Menurut Reigeluth
Perencanaan pembelajaran adalah merupakan suatu sistem pengembagan setiap unsur
pembelajaran, meliputi pengembangan tujuan, isi, metode, dan pengembangan evaluasi.
Secara prinsip memiliki makna yang sama bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu
proses merumuskan, mengelola, dan mengembangkan setiap unsur pembelajaran menjadi
suatu sistem perencanaan sebagai pedoman operasional pembelajaran.
1. Menetapkan yang mau dilakukan oleg guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya
dalam implementasi pembelajaran.
2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan
kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau dirancang oleh guru
termasukkegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan
pembelajaran, harus benar dan dapat diertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan
sistematikanya atau urutan penyajiannya.
3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun
perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, antara unsur yang satu dengan unsur
yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan satu kesatuan yang utuh
untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator,
materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajara dan
sistem dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasrar.
6. Aktual dan Kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajaran
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel yaitu keseluruhan komponen silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor)
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari
segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah
tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan tahap awal atau
sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, kompleks dan lebih tinggi
lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari
tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan
tujuan pendidikan nasional.
Tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai
pedoman atau sebagai petunju bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan perencanaan tidak hanya penguasaan terhadap
prisip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program
pembelajaran, tujuaan perencanaan pembelajaran untuk menguasai sepenuhnya bahan materi
ajar, metode dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran1.
1
Fitra Delita Perencanaan Pembelajaran Geografi (Sukabumi : Huara Publishing, 2020), 27
3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui
perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan
bagaimana mengelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi
untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.
4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui
perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus
dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian guru tentu
saja sudah membayangkan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai setiap indikator
tersebut.
5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik;
yaitu melalui perencanaan, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan
potensi yang dimilki siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap
tepat untuk meresponnya.
6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala
sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara
internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran,
maupun dengan pihak eksternal yaitu pihak-pihak masyarakat (stake holder).
Fungsi Perencanaan Pembelajaran (Menurut Hamalik)
1. Memberi guru pemahan yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur
yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat
siswa dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan errol dalam mengajar dengan adanya
organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-
bahan yang up-todate pada siswa.
BAB 2
2
St. Marwiyah Perencanaan Pembelajaran Kontemporer Berbasisi Penerapan Kurikulum 2013 (Yogyakarta : CV
Budi Utama, 2018), 53
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar
(KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Menurut Majid (2006), Perencanaan Pembelajaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
berikut :
Menurut Harjanto (1997:5) Perencanaan Komprehensif yang Menalar dan Efisien, yakni:
1. Signifikansi
2. Fasilibitas
Maksudnya perencanaan harus disusun berdasrkan pertimbangan realistis baik yang
berkaitan dan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi
4. Kepastian
5. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatiakn ialah agar perencanaan pengajaran disusun
dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti
terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptasi
7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan
untuk menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring
9. Isi Perencanaan
a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaima cara mengorganisasi aktifitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktifitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
e. Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya
dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen
oerasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pengajaran.
BAB 3
A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata competence, yang berarti kecakapan, kemampuan. Jika
melihat dari pengertian tersebut, maka hal ini berarti erat kaitannya dengan pemilikan
pengertian, kecakapan atau keterampilan sebagai guru. Kompetensi sebagai suatu tugas yang
memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh
jabatan seseorang (Robert Houston). Dalam hal pembelajaran, terjadi interaksi dua arah yakni
antara peserta didik dengan pendidik. Oleh karena itu, perlu juga adanya kompetensi yang
dimiliki oleh peserta didik yaitu, kemampuan peserta didik untuk mengerjakan sesuatu
dengan baik sebagai hasil dari proses pembelajaran atau pendidikan yang diikutinya.
Demikian juga Glasser membagi kompetensi guru menjadi emapt hal yaitu:
Mustaqim, berpendapat bahwa “pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi dalam cara
belajar mengajar”.
Dalam Permendiknas RI NO. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebut bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan
topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan
prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar
siswa. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran.
- Mengingat
- Menghafal
*. Pemahaman
- Menerjemahkan
- Menginterprestasikan
- Menyimpulkan
*. Penerapan
*. Analisis
*. Sintesis
*. Evaluasi
*. Pengamalan
*. Pengorganisasian
*. Pemberian respon
- Aktif hadir
- Berpartisipasi
*. Pengenalan
- Ingin menerima
- Ingin menghadiri
*. Naturalisasi
*. Perangkaian
*. Ketepatan
*. Penggunaan
*. Peniruan
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomo.
Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilih taksonomi pembelajaran dalam
tiga kawasan, yakni kawasan kognitif, efektif, dan psikomotor.
1. Kawasan Kognitif
Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes,
apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Terdiri dari:
a. Kemauan menerima
b. Kemauan menanggapi
c. Berkeyakinan
d. Penerapan karya
e. Ketekunan dan ketelitian.
3. Kawasan Psikomotor
a. Persepsi
b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan
c. Mekanisme
d. Respons terbimbing
e. Kemahiran
f. Adaptasi dan originasi.
BAB 4
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun
eksternal. Oleh karena itu menurut Mulyasa (2007:103), tugas guru yang utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan
kompetensi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut perlu dikondisikan lingkugan yang
kondusif dan menantang rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan
berlangsung secara efektif. Masalah sekatrang adalah bagaimana mengubah pola pikir
pendidik agar kembali ke tugas utamanya dengan memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik sehingga bangkit rasa ingin tahunya dan terjadinya proses belajar yabg tenang
dan menyenangkan. Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan adanya keterbukaan
merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang
penuh berbagai tantangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyenangkan berasal dari kata senang,
yang berarti puas, lega, gembira, riang. Sehingga menyenangkan mempunyai maksud
menjadikan senang, gembira, lega, puas. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di
dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat
belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang
menarik, bersemangt, perasaan gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya
pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam,
perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/berminat, jenuh,
suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan (Nurseto, 2o11).
Mereka lebih suka belajar sambil melakukan daripada hanya diterangkan atau
membaca buku-buku statis. Mereka mampu menggunakan berbagai perangkat IT secara
intuitif dan membrosing internet. Mereka akrab dengan up-to-date electronic gadgets, seperti
iphone, MP3 players, dan telepon celuler. Siswa-siswa itu karena mereka dapat menyentuh
dan bermain dengan alat-alat tersebut. Mereka suka bereksplorasi ke internet untuk
mempelajari siswa yang baru, membuat album foto, atau membuat blok dan lain sebagainya.
Mereka suka mempelajari sesuatu dengan sendiri dan berinisiatif mempelajari barang-barang
yang baru
Karena terbiasanya dengan teknologi dalam kehidupan mereka, generasi ini merasa
nyaman dalam lingkunan yang penuh media, dikelilingi oleh berbagai jenis alat-alat digital
seperti komputer, LCD Projector, MP4 dan iPhones. Hidup dalam lingkungan multimedia ini,
mereka ingin mempertunjukkan diri mereka dengan komputer interaktif seperti game dan
film baik itu di rumah maupun di sekolah. TV dan computer banyak memberikan efek visual.
Lingkungan generasi (1981-1999) and z (setelah 2000) yang penuh media telah
membuat mereka tampak kurang memperhatikan. Jika disuruh melakukan suatu pekerjaan
yang sama dalam waktu yang lam, mereka mungkin akan kewalahan atau frustasi dibuatnya.
Mereka mungkin akan lebih menikmati kegiatan-kegiatannya jika mereka mendapatkan
memperoleh banyak tugas secara serempak karena mereka biasanya dapat berpindah dari satu
tugas ke tugas lain secara cepat.
5. Edutainment
Kata edutainment merupakan gabungan dari dua kata education (pendidikan) dan
entertainment (hiburan), yang mengacu pada hiburan yang mendidik atau pendidikan yang
menyenangkan. Isi produk memberikan pengguna pengembangan keterampilan secara khusus
atau penguatan pembelajaran dalam seting hiburan.
Bagi generasi digital pembelajaran dianggap sebagai suatu kegiatan yang interaktif
dan harus melibatkan kegiatan yang menyenangkan. Mereka menginginkan guru atau
pendidik memasukkan game dan kegiatan yang menyenangkan dalam kurikulum. Akan
tetapi, dalam kontek pembelajaran di Indonesia, penggunaan internet dalam pembelajaran
masih belum membudaya. Menurut Handayani dalam Purwanto (2015), metode pembelajaran
saat ini masih belum memanfaatkan teknologi internet secara maksimal. Padahal,
pembelajaran menggunakan teknologi internet dinilai memberikan nilai plus. Bagi sebagian
orang, kecanggihan teknologi mungkin merupakan hal yang sulit. Bagi sebagian yang
menganggap teknologi sesuatu yang sangat sulit, tentu karena belum terbiasa. Padahal dalam
pembelajaran sangat diperlukan kreativitas dan inofasi yang sifatnya menghibur. Hal itu
dilakukan agar pesan yang akan disampaikan melalui pembelajaran lebih dapat diterima oleh
peserta didik.
Oleh karena itu, untuk menjamin agar gaya pembelajaran generasi sekarang ini bisa
terpenuhi dengan baik maka strategi yang diterapkan harus menyesuaikan dengan kebutuhan
mereka. Ahmad (2015) membuat suatu ilustrasi yang menarik bagi para pendidik bahwa
suatu filosofi yang terpancar dari dunia digital bahwa yang besar tidak harus berat, justru
yang kecil memberikan sesuatu yang besar. Ketika secara manual (tulis tangan) tidak lagi
dapat mengejar apa yang dipikirkan, dan apa yang dituturkan, maka dunia digital
menjawabnya, bahwa pikiran dan tuturan bisa dituliskan secepatnya. Ketika naskah tulisan
tangan dan gambar harus diketik kembai, dunia digital dapat menyelesaikannya dengan cepat
dan dengan scanner. Ketika media pendidikan (alat digital) sangat terbatas untuk dibuat,
dunia digital menyelesaikan dengan program animasi. Ketika virus kecil hanya bisa dilihat
oleh mata kasar, dunia digital menyelesaikannya dengan microskop digital, yang bisa
merekam mati (foto) dan merekam hidup virus. Ketika internet hanya untuk kepentinagn
dunia intelegen dan perang, sekarang internet masuk kelas, melalui jaringan telepon, tetapi
sekarang sudah masuk ke ponsel setiap orang. Ketika kita mulai memantau pembelajaran di
kelas melalui CCTV di ruang kepala sekolah, sekarang bisa di pantau melalui handphone.
Lebih lanjut Herawati mengatakan bahwa edutainment adalah perpaduan kategori yang
menitik beratkan pada materi visual, narasi, format permainan dan gaya pengajaran yang
informal. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan agar menahan lebih lama perhatian
peserta didik dengan melibatkan emosi mereka melalui komputer dengan media penuh warna
dan animasi. Secara teknis, untuk menciptakan kelas yang menyenangkan Davison
memberikan saran agar pendidik mengubah cara mengajarnya dengan membuat aktivitas
sebagai berikut: menciptakan web quests, menciptakan simulasi-simulasi berbasis teknologi,
mengurangi waktu ceramah, memperbanyak diskusi, menyediakan internet siap pakai,
merancang kerja kelompok, membuat model pembelajaran berbasis inquairy, sedikithafalan
banyak interaksi.
IV. Penutup
Merancang dan menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta didik tidak bisa
mengacu pada persepsi seorang pendidik semata. Pengenalan karakteristik dan gaya belajar
peserta didik akan menjadi referensi yang lebih pentig untuk dapat merancang pembelajaran
yang menyeangkan. Strategi dan pendekatan embelajaran yang menyenangkan dapat
diterapkan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan lingkungan terdekat peserta
didik. Kebutuhan dan keinginan peserta didiksekarang ini cenderung lebih senang dengan
pemanfaatan teknologi karena mereka sudah menjadi bagian dari generasi digital. Perubahan
teknologi telah mempengaruhi cara meningkatkan pembelajaran mereka. Teknologi juga
telah memberikan kesempatan bagi mereka membentuk jaringan sosial yang lebih banyak.
Mereka menyukai banyak belajar dengan konteks informal dengan memindahkan isi buku-
buku teks ke dalam PC tablet mereka. Akhirnya perubahan ini memaksa seseorang pendidik
harus melakukan penyesuaian dan memfasilitasi peserta didik agar bisa mendukung
peningkatan prestasi mereka dengan cara mengkondisikan pembelajaran selaras jaman.
BAB 5
i. Latar Belakang
Masalah lain yang berkenaan dengan materi pembelajaran adalah memilih sumber
dimana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititik beratkan
pada buku. Padahal, banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Buku pun
tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti tejadi selama ini. Berbagai
buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Selain itu masalah yang sering dihadapi
pengajar berkenaan dengan materi pembelajaran adalah pengajar memberikan bahan ajar atau
materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,
urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai oleh mahasiswa. Sehubungan dengan itu, perlu disusun
rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan materi pembelajaran untuk membantu pengajar
agar mampu memilih materi pembelajaran dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-
rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran,
penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan pemanfaatan,
serta sumber materi pembelajaran.
ii. Pengertian Desain
1. Cunningham
2. Stephen P. Robbins
3. Hamzah Uno
Desain yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Materi pembelajaran atau materi ajar adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standart kompetensi yang telah
ditentukan. Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan sebagai isi dari suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa materi pelajaran adalah berbagai pengalaman
yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan atau proses
pembelajatan.. Bahan atau materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi
kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka
pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam suatu pendidikan tertentu. Materi
pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam
pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran.
1. Pengetahuan
2. Sikap (attitude)
Sikap menunjuk pada kecerdasan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan
norma yang diyakini keberadaannya oleh siswa dan masyarakat.
3. Keterampilan (skill)
Rencana pembelajaran ini dibuat oleh para guru untuk setiap kali pertemuan. Dalam
mendesain pembelajaran ada beberapa unsur yang terpenting yaitu :
a. Tujuan instruksional
b. Bahan pengajaran
c. Kegiatan belajar
d. Metode belajar
e. Alat bantu mengajar
f. Evaluasi/penilaian
v. Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran berada dalam ruang linkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan
materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran yang digunakan untuk
memilih idi kurikulum bidang studi bersangkutan. Berikut kriteria pemilihan materi
pembelajaran:
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan. Ini berarti terdapat keterkaitan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasrkan
potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya
sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa
aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup
mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka
memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi
manusia yang mudah menyesuaikan diri.
6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang
lingkupnya dan terpusat pada stau topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan
dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan cara ini
diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat segera dilihat
keberhailannya.
7. Materi pelajaran bersumber dari buku yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat.
Ketika faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran. Buku sumber
yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP
yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli
penting, oleh sebab sumber utama memang guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semuaq
hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada para siswa berdasrkan ukuran pribadinya.
Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar
yang paling besar.
Ada empat elemen yang harus dipersiapkn seorang guru dalam mendesain satu pelajaran,
yaitu:
Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum seorang guru memulai mendesain
materi-materi pelajaran dalam bentuk apapun, ia seharusnya memulai mengumpulkan
sebanyak mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
mata pelajaran yang diampu. Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hart
copy, soft sopy melalui perpustakaan, internet dan atau konsultasi dari beberapa sumber.
BAB 6
DESAIN PROGRAM TAHUNAN
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai
tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan
alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Program tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang
hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun
pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan
sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi (satuan
pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran) standart kompetensi, kompetensi dasar, alokasi
waktu dan keterangan.
1) Pengertian
Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Menurut KBBI,
program adalah program dalam sistem persekolahan yang diperuntukkan bagi siswa yang
ingin melanjutkan studi. Sedangkan semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah
kegiatan tatap muka, praktikum, kerja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai
kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Progaram semester adalah program yang
berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam
satu semester. Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil yaitu satuan
semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap
akhir semestersegenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai
dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus
atau tidak.
Karena begitu pentingnya prota dan promes maka guru sebelum melaksanakan
pembelajaran harus menyelesaikan kedua program ini. Sebagian guru menjelaskan bahwa
sebelum menuyusun RPP sebagai rencana skenario pembelajara, maka promes dan prota
harus disiapkan terlebih dahulu, sehingga pembegian pertemuan pembelajaran dapat
terdistribusi secara keseluruhan berdasarkan SK dan KD dengan mempertimbangkan alokasi
waktu yang tersedia.
BAB 8
Sedangkan strategi, secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai “siasat”, “kiat”,
“trik”, atau “cara”. Sedangkan secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi belajar mengajar bisa
diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan atau sejumlah langkah yang
direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Menurut Dick and
Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan
belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas
4
Harjanto Perencanaan Pengajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), 95
5
John Ecol Kamus Inggris Indonesia (Jakarta : Gramedia, 2010), 177
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau
paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Jadi, desain
strategi pembelajaran merupakan proses perencanaan yang sitematis atas seluruh komponen
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh
guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan
hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
1. Interaksi
Kedudukan strategi pembelajaran dalam interaksi yakni proses interaksi atau proses
saling berhubungan yang dilakukan antar pendidik dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Interaksi tersebut harus dilakukan oleh pendidik dengan peserta didik dengan
selalu memiliki banyak cara dan trik yang jitu. Pendidik harus memiliki keahlian dalam
membaca situasi dan kondisi peserta didik harus cepat dan tepat. Pendidik harus merancang
prosedur untuk melakukan interaksi dengan peserta didik.
2. Pembelajaran
3. Materi
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses aktivitas yang memiliki keterukuran secara jelas. Ukuran
keberhasilan dalam pengertian yang operasional adalah penguasaan suatu bahan ajar yang
dinyatakan tujuan pembelajaran khusus dan memiliki konstribusi bagi tujuan di atasnya.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas
proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang didalamnya termasuk terjadinya interaksi
antara pendidik dan peserta didik merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran yang bersifat kognitif adalah upaya menanamkan materi
pembelajaran dalam memori di otak siswa. Materi-materi pada kompetensi yang bersifat
kognitif merupakan materi yang berjenjang dari sesuatu yang kongkrit kepada sesuatu yang
bersifat abstrak. Pada aspek kognitif ini proses pembelajaran akan berusaha untuk
menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak kepada sesuatu yang bersifat kongkrit. Proses ini
tentu bukanlah sesuatu yang mudah, untuk itulah kemudian dikembangkan strategi
pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran dalam aspek kognitif pada dasarnya
adalah untuk memudahkan penerimaan siswa dengan cara merubah dari sesuatu yang bersifat
abstrak menuju ke arah yang kongkrit. Perubahan tersebut dengan harapan akan dapat
memudahkan siswa untuk memahami dan kemudian menyimpannya di dalam mamorinya
dalam waktu yang lama.
2. Aspek Psikomotorik
Pada aspek psikomotorik, strategi pembelajaran digunakan untuk menanamkan
kemahiran kepada siswa terhadap keterampilan yang hendak dikuasai. Strategi pembelajaran
pada aspek ini digunakan untuk membuat sederhana berbagai gerakan kompleks yang harus
diajarkan oleh guru kepada siswa, sehingga kemudian siswa dapat melakukannya dengan
lebih mudah.Misalnya untuk dapat megajarkan kepada siswa suatu keterampilan “memasang”
atau “membongkar” maka guru harus memiliki strategi yang tepat agar teknik “memasang”
atau “membongkar” tersebut dapat mudah dipahami oleh siswa, dan kemudian dapat
ditirukannya dengan mudah atau bahkan dapat dimodifokasinya menjadi keterampilan yang
lebih baik lagi.
3. Aspek Afektif
Kompetensi Dasar
1. Saya dan Guru Sekolah Minggu mampu menjelaskan rancangan perencanaan
pembelajaran
A. Indikator : Mampu menjelaskan rancangan pembelajaran
I. : Pemahaman Alkitab
II. : Kesepuluh Hukum Taurat
III. : Pengembangan bahan ajar seperti : Game, Nyanyian, dan banyak lagi
2. Saya dan Guru Sekolah Minggu mampu mengembangkan Model Perencanaan
Pembelajaran
A. Indikator : Mengembangkan Model-model Pembelajaran
3. Saya dan Guru Sekolah Minggu mampu membuat RPP PAK
A. Indikator : Membuat RPP PAK
4. Gemar Membuat Rancangan Pembelajaran sebelum kegiatan pengajaran kepada anak
sekolah minggu
A. Indikator : Menunjukkan kesenangan dalam membuat ranncangan
pembelajaran
Pokok-pokok Materi Anak Sekolah Minggu
1. Peneganalan kepada Alkitab
2. Penjelasan Tentang Penciptaan
3. Belajar Bernyanyi
4. Pengajaran tentang cara berdoa
5. Boneka Panggung
6. Game
7. Pengambangan Materi
8. Pembuatan RPP
Dalam hal ini dapat dilihat perencanaan pembelajaran yang saya gunakan sesuai
dengan materi kuliah yang sudah diberikan, dalam hal penyusunan perencanaan tersebut saya
bekerja sama dengan guru sekolah minggu yang ada agar memberikan kemudahan bagi saya
dalam hal pendekatan kepada anak sekolah mingu yang memiliki perbedaan karakter mereka
secara pribadi diantara satu sama lain.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari
segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah
tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan merupakan tahap
awal atau sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih
tinggi lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan
penjabaran dari tujuan untuk melaksanakan pembelajaran. Karena pada dasarnya dalam
melaksanakan pembelajaran terlebih dalam hal ini perencanaan kepada anak sekolah minggu,
memerlukan interaksi dengan mereka, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik
kepada mereka, dengan kata lain membuat mereka menjadi aktif.