“pengajaran”. Bahkan orang-orang lebih sering terdengar mengucapkan “Semoga peristiwa itu menjadi
pembelajaran buat kita” daripada mengucapkan “Semoga peristiwa itu menjadi pelajaran buat kita”.
Dengan memperhatikan kebiasaan penggunaan kedua istilah di atas, maka saya tertarik membahasnya
dalam sebuah definisi terkait frase perencanaan pembelajaran dan kata pembelajaran itu sendiri.
Perencanaan pembelajaran adalah catatan-catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum
mengelola proses pembelajaran. Masih dalam sumber yang sama, perencanaan pembelajaran adalah
persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembeajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur: pemilihan materi, metode,
media, dan alat evaluasi ([1]: 1).
Perencanaan pembelajaran adalah apa yang akan dikerjakan guru dan siswa di dalam kelas dan di luar
kelas (Reiser 1986 dalam Djoehaeni: 4). Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan
apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (Sujana 1988 dalam Djoehaeni 2009: 5).
Perencanaan pengajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan
disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim
1993 dalam Djoehaeni 2009: 6)
REFERENCE
Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://www.katabah.com/2013/02/definisi-perencanaan-pembelajaran-dan.html
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
BAGIAN PERTAMA
Pengertian.
Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran
bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan,
sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi
yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis
agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses memahami beragam dokumen normatif (Permen
22, 23, 24,dan lainnya) dan alternatif (buku teks atau sumber lain) serta realitas kontekstual (siswa dan
kebutuhannya), dan selanjutnya mewujudkan hasil pemahaman itu menjadi dokumen aplikatif (silabus
dan RPP) yang siap dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar (pasal 20 PP 19/2005).
Kegiatan pembelajaran harus direncanakan guru bersama peserta didik. Berikut ini gambaran kerangka
kerja dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan segitiga kurikulum yaitu:
-Isi
-Proses
-Lingkungan
Penjelasan :
Isi artinya topik apa yang terdapat dalam kurikulum yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan kelas
berdasarkan pada latar belakang, kemampuan, dan keragaman peserta didik.
Proses adalah bagaimana isi kurikulum itu diajarkan, dengan memanfaatkan berbagai metode dan
sumber belajar yang didasarkan pada cara belajar peserta didik agar dapat terpenuhi kebutuhan
pembelajarannya.
Lingkungan yaitu penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengembangkan psiko-sosial peserta didik. Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif,
aktif, dan kegiatannya berdasarkan pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan
memahami keadaan ini dapat dengan mudah memasukkannya ke dalam perencanaan pembelajaran.
MERENCANAKAN METODE
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai perencanaan pembelajaran dari aspek persiapan metode
mengajar :
Mencakup tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan pemahaman situasi umum harus dimiliki
sebelum guru mengajar di dalam kelas, sehingga dengan pengetahuan tersebut guru dapat membuat
ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tersebut, atau dengan kata lain guru harus
membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi. Selain dari faktor internal
siswa tersebut, seorang guru juga harus mengetahui taraf kematangan serta pengetahuan umum dan
khusus yang dimiliki siswa.
Menyangkut tujuan belajar apa yang akan dicapai oleh para siswa, dan yang harus dimiliki seorang guru,
antara lain : pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkret, yang bisa di ukur
dengan alat- alat evaluasi.
Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, guru memiliki persiapan yang akan
disampaikan kepada siswa dengan memperhatikan batas-batas, luas dan urutan-urutan pengajaran yang
diperlukan.
Tujuan evaluasi adalah sampai sejauh mana daya serap siswa terhadap produk bahasan yang guru
terapkan. Evaluasi menggunakan teknik :
a. Teknik nontes
b. Teknik tes
Adapun langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memahami hal-hal
yang terkait dengan langkah-langkah perencanaan pembelajaran, yang meliputi :
Analisis tujuan pembelajaran adalah bagaimana memahami dan mencermati seperangkat pengetahuan
yang perlu dimiliki oleh seorang guru yang terkait dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi :
konsep tujuan, tujuan sebagai instrumen pengukuran, komponen-komponen tujuan pembelajaran, serta
manfaat tujuan pembelajaran.
Analisis sumber belajar adalah bagaimana seorang guru memahami dan mencermati hal-hal yang
berhubungan dengan sumber belajar dalam rangka merencanakan pembelajaran yakni meliputi : apa
arti media pembelajaran dan bagaimana memilih media pembelajaran.
Analisis karakteristik siswa adalah merupakan seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru dalam rangka merencanakan pembelajaran dengan baik.
Menetapkan tujuan dan isi pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang berkaitan dengan
bagaimana seorang guru dapat memahami tujuan dengan baik dan dapat mengklasifikasikan tujuan
pendidikan untuk merencanakan pembelajaran.
Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang berhubungan dengan bagaimana menetapkan strategi pengorganisasian
isi pembelajaran dengan baik.
Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru yang berkaitan dengan bagaimana strategi menetapkan pengelolaan pembelajaran
dengan baik.
Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang berkaitan dengan bagaimana menetapkan prosedur evaluasi hasil
pembelajaran dengan baik dalam merencanakan pembelajaran.
Yang dimaksud sarat utama dalam perencanaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan atau
syarat seorang perancang pembelajaran, yaitu:
Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya
tarik rancangan pembelajaran. Kemampuan ini meliputi memilih, menetapkan, dan mengembangkan
alat ukur yang paling tepat untuk mengukur pencapaian tujuan/indikator.
Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia
harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat
pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
Dari sederhana kepada yang kompleks, dari kongkret ke abstrak, dari umum kepada yang khusus, dari
yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep) yang bersifat abstrak, menggunakan
prinsip deduksi induksi atau sebaliknya dan biasakan menggunakan reinforcement (penguatan).
Refrensi:
Suharsimi Arikunto, 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara
http://amachmud.blogspot.com/2012/09/perencanaan-pembelajaran.html
PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting untuk
mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini,
pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga negara
berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang
profesional.
Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru
malas, misalnya menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan
dalam mengajar.
Adanya ketidaksinkronan antara tuntutan profesionalisme guru dengan kenyataan, maka seorang guru
harus memahami tentang pembelajaran lebih mendalam. Dengan demikian, penulis tertarik untuk
membahasnya dalam judul: Pentingnya Perencanaan Pembelajaran.
Batasan pembahasan difokuskan pada peran penting perencanaan pembelajaran untuk mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas XII Madrasah Aliyah.
BAB II
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
2.1 Definisi
Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang membangunnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara, perbuatan
merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar.
Begitu juga dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary tertulis bahwa perencanaan adalah the act or
process of making plans for something (kegiatan atau proses merencanakan sesuatu), dan pembelajaran
adalah the act of teaching something to somebody (kegiatan mengajarkan sesuatu kepada seseorang).
Dalam buku yang berjudul Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa perencanaan
pembelajaran dibangun dari dua kata, yaitu:
Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana guru mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang
dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih.
Menurut buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karya Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain
komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari:
Tujuan (Objective)
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan dalam
pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti
bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan elat evaluasi.
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Karena itu,
guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya
pada anak didik.
Metode (Method)
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode-
metode mengajar mencakup:
1) Metode Proyek; yaitu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
2) Metode Eksperimen; yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3) Metode Tugas dan Resitasi; yaitu metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
4) Metode Diskusi; yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama.
5) Metode Sosiodrama; yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial.
6) Metode Demonstrasi; cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7) Metode Problem Solving; yaitu menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
8) Metode Karya Wisata; yaitu mengajak siswa belajar keluar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau objek yang lain.
9) Metode Tanya Jawab; yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
10) Metode Latihan; yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
11) Metode Ceramah; yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Alat (Media)
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Misalnya:
bagan, grafik, komputer, OHP, dan lain-lain.
Evaluasi (Evaluation)
Mengambil petikan dari buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa inti proses
pendidikan adalah pembelajaran. Inilah aktivitas rutin yang dilakukan guru sehari-hari. Agar program
yang mereka lakukan lebih terarah, mereka musti tahu kurikulum yang dirilis pemerintah. Informasi dari
kurikulum itulah sebagai bahan mereka untuk menyusun silabus dan rencana pembelajaran. Guru
selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas teknik menyangkut pembelajaran secara baik.
Tidak hanya itu, penting juga informasi tentang standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru
sendiri.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang
baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami
menegaskan bahwa perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan.
Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul majid mengemukakan
beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja.
Melihat manfaat di atas, maka perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para guru, sesuai
tujuannya yaitu agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
Perencanaan Pembelajaran
Pembahasan tentang pentingnya Perencanaan Pembelajaran dapat dilihat dalam bentuk skema berikut
ini:
Objective
Material
Method
Media
Evaluation
Petunjuk arah
Penyusun data
Pedoman Kerja
Pengukur Efektivitas
Petunjuk arah
Penghematan
Silabus
&
RPP
Proyek, eksperimen, tugas, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, problem solving, karya wisata, Tanya
jawab, latihan, ceramah
Peran penting perencanaan pembelajaran dapat terlihat ketika mengamati keadaan yang mungkin
terjadi ketika diterapkannya perencanaan pembelajaran oleh seorang guru atau sebaliknya.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru melakukan
perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga memungkinkan target penyampaian
materi yang berdasarkan Standar Kompetensi akan tercapai secara optimal, bahkan memungkinkan
siswa lulus ujian dengan skor yang terbaik.
Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara penyampaiannya,
Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga materi akan mudah
dipahami oleh siswa.
Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan siswa sangat tertarik
terhadap materi yang disampaikan.
Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa, bahkan memungkinkan
para siswa dapat menjawab semua soal dengan tepat.
Berdasarkan lima kemungkinan positif di atas, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa proses belajar
mengajar dengan perencanaan pembelajaran yang baik akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Keberhasilan ini akan mendorong siswa dan guru untuk mengembangkan prestasinya di
bidang pendidikan lebih baik lagi.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru tidak melakukan
perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
Guru tidak akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga memungkinkan target
penyampaian materi yang berdasarkan Standar Kompetensi tidak akan tercapai, bahkan memungkinkan
siswa tidak lulus dalam ujian.
Guru tidak menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan cara penyampaiannya, sehingga
selain materi akan sulit dipahami oleh siswa, juga akan memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan,
baik dalam materi maupun penyampaiannya.
Guru tidak akan mempunyai metode yang tepat dalam pengajarannya, sehingga memungkinkan akan
menghambat daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan.
Guru tidak memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga memungkinkan siswa mengalami
kejenuhan karena kurangnya daya kreativitas guru dalam mengajar.
Guru tidak akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa, bahkan
memungkinkan para siswa tidak dapat menjawab soal-soal dengan tepat (mungkin juga mendapatkan
skor di bawah standar minimal).
Berdasarkan lima kemungkinan negatif di atas, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa proses belajar
mengajar tanpa perencanaan pembelajaran yang baik tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Kegagalan ini akan menimpa pada siswa dan guru dalam mengembangkan prestasinya
di bidang pendidikan.
Enco Mulyasa dalam bukunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyatakan bahwa KTSP
merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan karakteristik peserta didik.
Masih dalam buku yang sama, dijelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan
komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus
dilakukan secara profesional.
Karena adanya relevansi yang sangat kuat antara silabus dan RPP, maka berikut ini dituliskan contoh
format silabus dan RPP berdasarkan KTSP untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) kelas XII Madrasah Aliyah:
Silabus
SILABUS
1.1 Menunjukkan menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat
presentasi1.2 Menggunakan menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat
presentasi1.3 Membuat presentasi teks dengan variasi tabel, grafik, gambar, dan diagram 1.1.1
Mendeskripsikan1.1.2 Mengidentifikasi1.2.1 Mengoperasikan1.2.2 Menggunakan1.2.3 Menggunakan
1.3.1 Menghasilkan
Perangkat lunak program presentasi- Lembar presentasi- Objek, audio, dan video pada
presentasi- Durasi presentasi- Dokumen presentasi
- Ceramah, demonstrasi, mengamati, Tanya jawab- Tugas, latihan, Tanya jawab- Tugas,
latihan, eksperimen, Tanya jawab - Penilaian proses dan penilaian hasil- Penilaian proses dan
penilaian hasil- Penilaian proses dan penilaian hasil
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar
Siswa mampu menunjukkan menu dan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat presentasi
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Pretes: Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang Program Pembuat Presentasi
Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan atau kompetensi baru
Kegiatan inti
Pengorganisasian: perorangan
Prosedur pembelajaran:
Tanya jawab
Membuat Rangkuman
Pembentukan kompetensi
Kegiatan akhir
Untuk membentuk dan memantapkan sikap peserta didik terhadap kompetensi yang telah
dipelajari pada akhir pembelajaran bisa dilakukan pengamatan kembali sebagai review
Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Buku paket.
Penilaian
Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan.
Tes lisan dilakukan melalui tanya jawab tentang kegiatan yang baru dilakukan peserta didik sesuai
dengan indikator kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Portopolio mencakup seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir
Mengetahui
Komarudin Tasdik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran adalah rencana guru mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang dan
kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih.
Komponen perencanaan pembelajaran mencakup: tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi.
Perencanaan pembelajaran dianggap penting agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif
dan efisien.
Pembuatan RPP berdasarkan KTSP merupakan komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang penyusunannya didasarkan pada silabus.
3.2 Saran
Untuk menjadi guru yang profesional sangat ditekankan untuk memahami perencanaan pembelajaran
seutuhnya, baik secara teoritis maupun praktis. Guru sangat diharapkan tidak terkungkung dalam
kondisi statusquo yang menganggap puas dengan ilmu yang sudah ada, tetapi ia harus lebih aktif lagi
dalam mengembangkan kemampuan di bidangnya, baik dalam penyampaian maupun dalam
penguasaan materi. Dengan kata lain, guru harus menyukai novelti dan membuang jauh-jauh bersandar
penuh pada pengalaman saja.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djuharie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Yrama Widya
Hornby, A S. 2000. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Sixth Edition. New York:
Oxford University Press
Mulyana, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Rosda
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKNAS RI. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengaja: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar:
Teknik Penyajian. Jakarta: Rineka Cipta
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching
Sadiman. 2006. Teknologi Informasi dan Komunikasi Jilid 3 untuk SMA Kelas XII Berdasarkan Standar
Isi 2006. Jakarta: Erlangga
Sudjana, Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung:
Sinar Baru Algesindo
Sutikno, M. Sobry. 2009. Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep Islami. Bandung:
Prospect
Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2005. Himpunan Perundang-Undangan RI Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Nuansa
Aulia
http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/10/10/pentingnya-perencanaan-pembelajaran/
PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Alloh swt karena berkat limpahan rahmat dan hidayanya penulis
bias menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika dengan baik.
Semua tenaga professional harus memiliki kemampuan professional dalam bidangnya, antara lain
membuat desain dan perencanaan tentang hal-hal yang akan dikerjakannya. Maksudnya ialah agar
pekerjaan yang dilakukannya dapat berhasil dengan baik. Kemampuan membuat desain dan
perencanaan harus dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan karena semua tenaga kependidikan
menginginkan hasil pendidikan berjalan dengan baik.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam membantu penulis
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
untuk perbaikan penulisan makalah yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dimana pendidikan harus bertumpuh pada pemberdayaan semua komponen
masyarakat melalui peran sertanya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang dirumuskan secara jelas
dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1 dan 2 Implementasi dari tujuan pendidikan tersebut,
salah satunya ditentukan melalui pengembangan kurikulum berdasrakan standar nasional pendidikan
dan berdasrakan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.
Salah satu komponen yang mengacu pada prinsip tersebut adalah perencanaan proses pembelajaran
yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 bahwa “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar
Peran seorang guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu memotivasi
siswa dengan sebaik-baiknya dalam proses pembelajaran, karena inti suatu pembelajaran terletak pada
interaksi guru dengan siswa. Dimana guru melakukan kegiatan mengajar sedang siswa melakukan
kegiatan belajar. Sehingga interaksi guru dengan siswa disebut juga proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, adalah Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi
bagi para siswa.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi banyak faktor, salah satu diantaranya adalah proses
pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran yang baik, di pengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.
Dalam kenyataan perencanaan pengajaran di Indonesia tidak jauh berbeda dengan perencanaan di
sektor lain yang kesemuanya menginduk kepada pola perencanaan Bappenas. Perencanaan pengajaran
di Indonesia merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang
akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial budaya dan
kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Definisi ini memperlihatkan
suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.
Suatu perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Dalam perencanaan
pembelajaran, guru harus menentukan skenario atau strategi atau biasa disebut langkah-langkah
pembelajaran dengan baik sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa.
Agar pelaksanaan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien maka diperlukan suatu
perencanaan yang tersusun secara sistematis. Agar terjadi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
diperlukan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan dirancang dalam suatu skenario yang jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menetukan seperangkat
keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa
yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi, renovasi, subsitusi, kreasi, dan sebagianya).
Kajian mengenai perencanaan selalu terkait dengan konsep manajemen dan administrasi, karena
perencanaan merupakan unsur dan fungsi yang pertama dan utama dalam konsep manajemen maupun
administrasi.
b. Seperangkat kegiatan,
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu
mengemban tugas yang dibebankan kepadanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan
mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta
keimanan dan ketakwaan manusia.
Perencanaan pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melihat masa depan dalam hal
menentukan kebijakan. Prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada
dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan Negara dan peserta
didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Jadi, secara konseptual bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan
proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut
berproses didalamnya.
d). Analisis Posisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan merupakan alat pengubah dan pengendali perubahan, sedangkan pembangunan artinya
mengubah untuk maju dan berkembang menuju arah tertentu. Ini berarti setiap upaya pembangunan
memerlukan perencanaan dan setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan.
Karena itu pembangunan dan perencanaan dalam pengertian ini tidak dapat dipisahkan karena memang
saling melengkapi dan saling membutuhkan. Ini berarti setiap upaya pembangunan memerlukan
perencanaan, dan setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan.
Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik model perencanaan, perencanaan pendidikan itu ada
yang bersifat terpadu, dan yang bersifat komprehensif, ada yang bersifat transaksional dan ada pula
yang bersifat strategik.
Kegiatan perencanaan adalah kegiatan yang sistematik dan sequensial, karena itu kegiatan-kegiatan
dalam proses penyusunan perencanaan dan pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan
sesuai dengan karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan.
Gagasan mengenai perencanaan pendidikan sudah ada sejak jaman dahulu, meskipun sifatnya murni
spekulatif. Tujuan pendidikan menurut plato adalah untuk kebahagian individu dan kesejahteraan
Negara, sedangkan tugas pendidikan adalah untuk mencapai tujuan itu melalui lembaga-lembaga sosial
dimana masing-masing individu harus menyesuaikan dengan tujuan itu melalui proses seleksi.
Pendidikan adalah suatu alat yang sangat kuat untuk mencapai perubahan dan untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan para pendidikan dan para perencanaan, yaitu :
a. Tenaga kerja,
b. Merencanakan dan menguasai penerimaan murid, kemudian output lulusan dan
hasilnya.
Perencanaan dipandang penting dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain :
tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik.
5. Dengan adanya rencana, maka aka nada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan.
Salah satu alat kebijakan pemerintah yang terindependensi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya
adalah perencanaan pendidikan. Proses perencanaan pendidikan di Indonesia diarahkan pada relevansi,
efisiensi, dan efektivitas,namun optimalisasi kinerja manajemen pendidikannya belum berjalan sesuai
dengan harapan.
Salah satu bentuk pelaksanaan dari perencanaan pendidikan di Indonesia adalah berkenaan dengan
penerapan desentralisasi pendidikan yaitu Manajemen Berbasi Sekolah (MBS). Tujan utama MBS adalah
meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui
keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
Melalui penerapan MBS itu akan berimplikasi dan berdampak pula pada perubahan sistem perencanaan
pendidikan yang ada di Indonesia. MBS memberikan kewenangan penuh kepada kepala sekolah dan
guru dalam mengatur pendidikan dari pembelajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi,
mempertanggungjawabkan, mengatur serta memimpin sumber daya manusia serta sarana lainnya
dalam rangka membantu proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah. MBS juga perlu
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, guru-guru, serta kebutuhan masyarakat
setempat.
d. Evaluasi rencana,
e. Menentukan rencana,
Gambaran dan batasan permasalahan pendidikan sangat penting dan strategis, karena setiap kegiatan
yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan
Terdapat tiga hal pokok yang harus diketahui dan diperhatikan, untuk
seorang perencana harus mengetahui nilai-nilai, tujuan, dan struktur sosial dari
pendidikan.
Perncanaan berorientasi pada masa depan dan meliputi analisi yang menyeluruh (komperehensif)
tentang masa kini, dan juga kekuatan-kekuatan sejarah yang membentuk perkembangannya. Dalam
perencanaan, tanpa adanya sejarah, maka tidak akan didapatkan momentum untuk melakukan sesuatu
menuju masa depan.
Pendidikan
Sumber daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu diidentifikasi dan dikenali dalam
perumusan sebuah perencanaan pendidikan. Untuk menghasilkan atau mencapai solusi optimal suatu
perencanaan tergantung pada ketersediaan sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik secara
individu maupun kelembagaan.
e). Menentukan Komponen-komponen dari Perencanaan Pendidikan beserta
Prioritasnya
Perencanaaan pendidikan terdiri atas dua komponen dasar yaitu proses perencanaan dan isi
perencanaan. Satu metode untuk mengidentifikasi, menganalisa, mendesain, mengevaluasi dan
mengawasi komponen-komponen tersebut adalah pendekatan sistem
2. 2. 2 Mengevaluasi Rencana-Rencana
Tujuan melakukan simulasi suatu perencanaan pendidikan adalah untuk memberikan suatu metode
dalam mengamati (visualisasi) berbagai perilaku komponen perencanaan. Simulasi adalah sebuah istilah
yang menggunakan model-model, yang didalamnya terdapat pengertian tentang hubungan yang telah
diidentifikasi.
1. Hakikat Simulasi
perilaku sebuah sistem. Simulasi itu adalah sebuah model yang berisi
seperangkat variable yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang
sebenarnya.
b. Model Periode Tertentu (Fixed Period Model), yaitu suatu model dimana waktu
b. Pemetaan peringkat,
Setiap perencanaan hendaknya mencapai tujuannya dengan memadukan semua unsur, sehingga tujuan
itu tercapai dan hasilnya harusmenunjukan imbalan yang berkaitan dengan perencanaan yang
sistematis. Perencanaan pendidikan yang komprehensif harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial, dan
ekonomi yang saling berkaitan dan hendaknya diperlakukan sebagai sistem yang terpadu. Bagian
penting dari suatu perencanaan pendidikan yang komprehensif adalah proses fisisk, sosial, dan
administratif menunjukkan perlunya koordinasi, flesibilitas, dan pemilihan waktu komitmen dan
berbagai fungsi.
2. 2. 3 Menspesifikasikan Rencana
Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang kmprehensif.
Perencanaan muncul sebagai aktivitas keikutsertaan (participatory) dari orang yang akan dilayani oleh
lingkungan dan yang akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak dan kewajiban untuk ikut
serta dalam merencanakan modifikasi atau pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan
pendidikan memberikan rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang
diinginkan.
seharusnya dan apa yang diharapkan akan dilakukan. Alat utamanya adalah
untuk memberisinyal yang benar kepada individu dengan harapan agar pada
gilirannya akan mengambil tindakan yang tepat.
g. Perencanaan otonomi,
seluruh masalah.
k. Pemprograman pendidikan.
Spesifikasi umum untuk penyajian grafik atau statistik antara lain adalah klasifikasi umum, seperti
wilayah pemukiman dengan suatu skema yang menunjukkan kepadatan tinggi, sedang dan rendah,
wilayah perdagangan, jenis-jenis transportasi local, pusat, dan regional, listrik, telepon, air (utilities),
komunikasi dan kelompok industri.
2. 2. 4 Mengimplementasikan Rencana
Sebagai sebuah kebijakan, rencana pendidikan akan mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan
memperhatikan pengembangan program-program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
menjalankannya. Perencanaan pendidikan yang komprehensif merupakan konstitusi yang tidak
permanen dan kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Oleh karena itu, rencana harus
mengembangkan keseluruhan fungsi. Sebuah justifikasi legal dibutuhkan untuk persetujuan,
pelaksanaan, dan review, semua terintegrasi dalam siklus kerja.
Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk
perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin efektivitas agensi.
yaitu :
praktis.
Pengajaran
Penyusunan program pengajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar dan
hasilnya lebih baik. Kurikulum, terutama perangkat pembelajarannya menjadi acuan utama di dalam
penyusunan atau perencanaan suatu program pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan
sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal-hal penting yang juga perlu diperhatikan dalam
perencanaan atau penyusunan suatu program pengajaran, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah
kurikulum terutama perangkat pembelajarannya. Dalam perangkat pembelajaran telah tercantum
Standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, tujuan pembelajaran, indikator serta alokasi
waktu untuk mengajar materi tersebut. Dalam penyusunan program semester, rincian standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diberikan, perlu juga memperhatikan waktu yang tersedia.
Jika waktu yang tersedia cukup banyak maka indikator yang akan disampaikan dapat lebih banyak, tetapi
jika waktu sedikit maka indikator yang akan diberikan dibatasi. Demikian juga pada waktu menyusun
bahan ajar dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), luasnya bahan dan banyaknya aktivitas
belajar perlu disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Perencanaan program pengajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah, terutama tersedianya
sarana-prasarana dan alat bantu pelajaran, karena keduanya menjadi pendukung terlaksananya
berbagai aktivitas belajar siswa.
Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam praktek menggunakan komputer
apabila di sekolah itu tidak tersedia computer. Demikian juga halnya guru tidak mungkin menyuruh
siswa-siswa mengadakan pengamatan terhadap tanaman, jika di sekolah/sekitar sekolah tidak ada
taman.
Dalam program pengajaran, baik program semester maupun program mingguan/harian dapat
dipandang sebagai suatu skenario tentang apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana
mempelajarinya. Agar materi dan cara belajar ini sesuai dengan kondisi siswa, maka penyusunan
program rencana pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.
Keluasan dan kedalaman materi pelajaran serta aktivitas belajar yang direncanakan guru perlu
disesuikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa. Secara umum, siswa dalam satu kelas terbagi
atas tiga kelompok, yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat
belajar. Bagian yang terbanyak adalah yang kelompok sedang, maka penyusunan materi hendaknya
menggunakan kriteria sedang ini. Untuk mengatasi variasi pengetahuan siswa, maka guru perlu
menggunakan metode atau strategi mengajar yang bervariasi pula.
Guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran. Kalau pada suatu saat seorang guru memiliki kekurangan, maka ia dituntut untuk
segera belajar/meningkatkan kemampuan dirinya. Bagi guru-guru yang masih sangat sedikit pengalaman
mengajarnya, perlu mendapat perhatian dengan diikutkan dalam pelatihan-pelatihan sehingga
kemampuannya dapat ditingkatkan.
BAB III
KESIMPULAN
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi banyak faktor, salah satu diantaranya adalah proses
pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran yang baik dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.
Suatu perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang harus dilakukan. Dalam perencanaan
pembelajaran, guru harus menentukan skenario atau strategi atau biasa disebut langkah-langkah
pembelajaran dengan baik sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa.
Dalam pembelajaran, guru perlu memahami kondisi siswa dengan memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat bagi siswa. Agar seorang guru dapat memberikan perlakuan
mendidik yang diharapkan, digunakan beberapa prinsip dalam pengajaran. Prinsip pengajaran yang
diberikan biasanya mengacu pada teori-teori belajar atau konsep psikologi tertentu.
Dalam perencanaan program pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan
pengajaran dapat berjalan lebih lancar dan hasilnya dapat lebih baik, yaitu : Kurikulum, kondisi sekolah,
kemampuan dan perkembangan siswa serta keadaan guru. Apabila hal-hal tersebut diperhatikan dan
dilaksanakan maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
http://diannuraeni.blogspot.com/2012/06/pentingnya-perencanaan-belajar.html
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang
baik. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa
perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul majid mengemukakan
beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja.
Peran penting perencanaan pembelajaran dapat terlihat ketika mengamati keadaan yang mungkin
terjadi ketika diterapkannya perencanaan pembelajaran oleh seorang guru atau sebaliknya.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru melakukan
perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
e. Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2229365-pentingnya-perencanaan-
pembelajaran/#ixzz1hsjoyds2
Pengertian KTSP KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). Konsep Dasar KTSP Dalam Standar Nasonal
Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut. 1.Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. 2.Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Beberapa hal yang
perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai
berikut: KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,
serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan
untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP
merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan
dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP adalah suatu ide tentang
pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni
sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan
otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan
masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP
merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan
masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya
kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai potensi seklah
dan lingkungan sekitar, serta mempertanggunngjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan
Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat
daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan
daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang
pendidikna yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan opersional untuk mencapai tujuan
sekolah. Tujuan KTSP Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk: 1.Meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah
dan masyarakat dalam mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3.Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai. Memahami tujuan di
atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam
konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan sewasa ini. Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh
setiap satuan pendidikn, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut. 1.Sekolah lebih
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat
menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya. 2.Sekolah lebih
mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan
didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan seklah
karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. 4.Keterlibatan semua warga
seklah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang
sehat, serta lebih efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar. 5.Sekolah daapt
bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta
didik, dam masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk
melaksanakna dan mencapai sasaran KTSP. 6.Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan
sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. 7.Sekolah dapat
secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat, serta
mengakomodasikannya dalam KTSP. Landasan KTSP 1.UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional 2.PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3.Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi 4.Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006 Ciri-
ciri KTSP 1.KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program
pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang
tersedia dan kekhasan daerah. 2.Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. 3.Guru harus mandiri dan kreatif. 4.Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan
berbagai metode pembelajaran.
Sumber: Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2007)
Sumber: http://alvyanto.blogspot.com/2010/04/kurikulum-tingkat-satuan-
pendidikan.html#ixzz3Mmd7QWlF
Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP
Dijelaskan oleh BSNP, KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas no.22, dan 23. (Pusat
Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1)
Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas RI nomor 24 tahun 2006
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki posisisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pemberdayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/03/landasan-dan-prinsip-pengembangan-ktsp.html
Acuan operasional penyusunan KTSP meliputi:
•Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik
•Agama
•Kesetaraan Jender
Acuan operasional KTSP yang pertama adalah peningkatan iman dan taqwa, serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Landasan operasional yang kedua dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah tentang peningkatan
kecerdasan, potensi, dan minat peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
kemampuannya.
Tujuan dibuatnya kurikulum adalah agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat,
emosional, kecerdasan intelektual dan spiritual, serta kinestetik murid secara maksimal/ optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
LANDASAN OPERASIONAL KTSP: Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah merupakan lingkungan yang mempunyai keragaman potensi, bermacam kebutuhan, tantangan,
dan keberagaman karakteristik, sehingga ada kalanya, kurikulum harus memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.
Sementara itu, dalam tuntutan pengembangan daerah dan nasional, pengembangan kurikulum harus
memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Kurikulum juga harus
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dan tentunya kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak bisa
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan
memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah
Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh-kembangnya
kesetaraan gender.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
struktur dan muatan kurikulum, antara lain: mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban
belajar, ketuntasan belajar, kelulusan dan kenaikan kelas, pendidikan kecakapan hidup, penjurusan,
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
kalender pendidikan
http://suryantara.wordpress.com/2011/09/28/langkah-langkah-penyusunan-ktsp/
Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran” (Salim, 1987: 98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD. Seperti
diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang
berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang harus
dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian
SK. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan (1) Apa yang
akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran); (2) Bagaimana cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran, metode, media); (3) Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai
(indikator dan penilaian).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem
penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana
pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk
merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok
kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem
penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.
Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam
silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Prinsip ini
mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan
dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan
kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi dan pendekatan pembelajaran yang
tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada silabus dengan tingkat
perkembangan peserta didik akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran.
3. Sistematis
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini,
pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen
penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka pencapaian SK.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat
terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.
Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen
penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.
Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi
dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam
pengembangan pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi
informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pencapaian kompetensi,
melainkan juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas kepada peserta didik.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini
memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya
kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya
serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life skill).
C. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk setiap mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus suatu mata pelajaran memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan SK dan KD
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
D. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada satu sekolah atau
beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
1. Disusun secara mandiri oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah apabila guru-
guru di sekolah yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/
madrasah dan lingkungannya.
2. Sekolah/madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP untuk bersama-sama mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup MGMP setempat. Dapat
pula mengadaptasi atau mengadopsi contoh model yang dikeluarkan oleh BSNP.
E. Komponen Silabus
Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum ini
memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan rambu-rambu dalam menjawab tiga pertanyaan
mendasar dalam pembelajaran, yakni (1) kompetensi apa yang hendak dikuasai peserta didik, (2)
bagaimana memfasilitasi peserta didik untuk menguasai kompetensi itu, dan (3) bagaimana mengetahui
tingkat pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dari sini jelas bahwa silabus memuat pokok-pokok
kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok penilaian.
Pertanyaan mengenai kompetensi yang hendaknya dikuasai peserta didik dapat terjawab dengan
menampilkan secara sistematis, mulai dari SK, KD dan indikator pencapaian kompetensi serta hasil
identifikasi materi pembelajaran yang digunakan. Pertanyaan mengenai bagaimana memfasilitasi
peserta didik agar mencapai kompetensi, dijabarkan dengan mengungkapkan strategi, pendekatan dan
metode yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan mengenai bagaimana
mengetahui ketercaiapan kompetensi dapat dijawab dengan menjabarkan teknik dan instrumen
penilaian. Di samping itu, perlu pila diidentifikasi ketersediaan sumber belajar sebagai pendukung
pencapaian kompetensi.
Berikut disajikan ikhtisar tentang komponen pokok dari silabus yang lazim digunakan:
a. SK
b. KD
c. Indikator
d. Materi Pembelajaran
2. Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok pokok kegiatan dalam
pembelajaran.
§ Jenis Penilaian
§ Bentuk Penilaian
b. Instumen Penilaian
a. Alokasi waktu
b. Sumber belajar.
http://tirman.wordpress.com/pengembangan-silabus/
APA ITU SILABUS ?
• Silabus : garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran ( Salim, 1987 ;
98 )
• Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa
penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dan pokok-
pokok serta materi yang perlu dipelajari siswa.
Penjabaran SK dan KD ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
LANDASAN PENGEMBANGAN
Pasal 17 (2) :
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan Kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk
SD,SMP,SMA dan SMK, dan departemen yang menangani, urusan pemerintahan dibidang agama untuk
MI,MTs, MA dan Mak.
Pasal 20 :
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar
• DINAS PENDIDIKAN
PRINSIP PENGEMBANGAN
• Ilmiah
• Relevan
• Sistematis
• Konsisten
• Memadai
• Fleksibel
• Menyeluruh
KOMPONEN SILABUS
IDENTIFIKASI
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PENGALAMAN BELAJAR
INDIKATOR
JENIS PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
http://rasimunway.blogspot.com/2011/02/silabus-landasan-prinsip-komponen-dan.html
A. Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar
Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup 1
(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekurang-kurangnya memuat tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
B. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.
a. Satuan pendidikan,
b. Mata Pelajaran
c. Kelas,
d. Semester,
e. Jumlah pertemuan.
f. Alokasi waktu
2. Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar,adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran,
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
6. Materi ajar,
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
8. Alokasi waktu,
9. Model/pendekatan/metode pembelajaran,
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan
model/pendekatan/metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
Ada beberapa prinsip penyusunan RPP yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan/perancangan
RPP, diantaranya:
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/09/pengertian-komponen-dan-prinsip.html
LANDASAN PENGEMBANGAN RPP
PP No.19/2005 tentang SNP pasal 20 : Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
https://aritmaxx.wordpress.com/2012/01/04/pengembangan-rencana-pelaksanaan-pembelajaran-rpp/
Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari
mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai
arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.
Mencantumkan Identitas
Identitas disini terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi –
Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
Indikator merupakan => (a) ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar; (b) penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; (c) dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan
potensi daerah; (d) rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi; (e) digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam
pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 35/40/45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai
suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung
pada kompetensi dasarnya.
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh :
Kegiatan pembelajaran: ” Menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara”. Maka
tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik
dapat:
3. Menjelaskan pengertian Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga
dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
Contoh:
Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan pentingnya ideologi bagi suatu bangsa dan negara.
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau
pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam
satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, kooperativ
learning, e-learning dan sebagainya.
a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
dipelajari;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). (75% dari Total Alokasi Waktu)
EKSPLORASI
a. melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain;
c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya;
ELABORASI
a. membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna;
b. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun tertulis;
c. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa
rasa takut;
f. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara
individual maupun kelompok;
g. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok.
h. memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
i. memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
siswa.
KONFIRMASI
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan siswa;
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber;
c. memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan;
d. memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar:
e. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
i. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar siswa;
f. Jawaban dibuktikan dengan melakukan observasi secara acak, hasil supervisi kepala
sekolah/madrasah, dan kesesuaian RPP dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
Catatan :
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai
dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan
modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak
harus ada dalam setiap pertemuan.
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan.
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber
belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan
ajar yang sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang
diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan
bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
Menentukan Penilaian
http://my-world-ly2k.blogspot.com/2012/02/langkah-langkah-penyusunan-rpp.html
PP Akuntansi SMA/SMK Dengan Materi : Pencatatan Transaksi - Tahap Pelaporan
(RPP)
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 1 × 30 menit
A. Kompetensi Inti
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.1.Mensyukuri karunia Tuhan yang maha Esa, atas keteraturan yang salah satunya melalui
pengembangan berbagai keterampilan dalam akuntansi.
1.2.Menyadari kebesaran tuhan yang maha esa yang menciptakan pengetahuan yang salah satunya
keteraturan melalui pengembangan berbagai keterampilan dalam akuntansi.
1.3.Menyadari bahwa tuhan yang maha esa memerintahkan kepada manusia untuk mencatat setiap
kegiatan ekonomi agar terjadi keakuratan, ketertiban, kepercayaan terhadap hasil yang di peroleh.
1.4.Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sehingga menjadi motivasi internal dalam pembelajaran
akuntansi.
1. Menunjukkan rasa syukur dalam memahami pengertian, tujuan dan peran akuntansi.
2. Mensyukuri karunia Tuhan Yang maha Esa atas pengetahuan dalam mendeskripsikan tahap
pelaporan dalam akuntansi.
3. Bersikap proaktif dalam mengetahui Pencatatan pada tahap pelaporan dalam akuntansi.
5. Bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam memahami tahap pelaporan dalam proses pencatatan
berdasarkan agama yang dianutnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami dengan baik tentang apa itu tahap pelaporan dalam proses pencatatan.
2. Mensyukuri Rahmat TYME atas pengetahuan tentang tahap pelaporan dalam proses pencatatan.
3. Mengamalkan prilaku jujur dalam melaksanakan bagian-bagian dari tahap pelaporan itu sendiri.
4. Disiplin dan bertanggung jawab dalam memahami bagian-bagian dari tahapan pelaporan dalam
poses pencatatan.
5. Memahami penerapkan pengetahuan prosedural dan menyajikan dalam ranah konkret tentang
bagian-bagian dari tahapan pelaporan yang dipelajari.
E. Materi Pembelajaran
1. Laporan keuangan
3. Informasi pelengkap
5. Informasi lainnya
Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas
untuk mendapatkan akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus
menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
A. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi,
laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan pelbagai pihak
(misalnya pemilik perusahaan dan kreditor).
Laporan keuangan yang utama terdiri atas: Neraca, Laporan Rugi-Laba, Laporan Perubahan Modal, dan
Laporan Arus Kas. Sebelum kita mempelajari lebih dahulu tujuan laporan keuangan dan karakteristik
kualitatifnya.
Tujuan laporan keuangan menurut “kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan” (IAI, 2002),
adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
b. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang kinerja perusahaan.
d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan
kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB (Financial Accounting Standards
Board) yaitu:
a. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor, kreditor
dan pemakai lain. Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai
tentang berbagai kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan
cukup tekun.
b. Pelaporan keuangan harus meyediakan informasi untuk membantu para investor, kreditor dan
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, ketersediaan dan aliran kas bersih suatu perusahaan.
c. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan
usaha, transaksi, keajdian dan keadaan yang mengubah sumberdaya badan usaha dan klaim terhadap
sumberdaya tersebut.
Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)terdapat 4 karakteristik yang harus dimiliki oleh laporan
keuangan yaitu:
a. Dapat dipahami.
Informasi keuangan dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa yang
sesuai dengan tingkat pengertian penggunanya.
b. Relevan
c. Andal
Agar bermanfaat maka informasi yang disajikan juga harus andal. Informasi harus memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material yang material dan dapat di
andalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Diperbandingkan
Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi pada perioda sebelumnya
pada peusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada perioda waktu yang sama.
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada
suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini di buat untuk
menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan. Jadi, neraca disusun untuk memenuhi salah tujuan laporan keuangan yang telah disebutkan
sebelumnya.
Di neraca, informasi diklasifikasikan berdasarkan pos-pos yang sejenis. Pos-pos yang sejenis
dikelompokkan dan dijumlahkan sehingga mempunyai makna tetentu untuk kepentingan analisis.
Tiga kelompok umum yang tersaji di neraca adalah aktiva, utang dan modal pemilik. Aktiva adalah
sumber-sumber ekonomik yang dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan manfaat dimasa yang
akan datang. Utang merupakan pengorbanan-pengorbanan ekonomik untuk menyerahkan aktiva atau
jasa kepada entitas lain dimasa yang akan datang. Adapun yang dimaksud dengan modal pemilik adalah
hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan utang.
Manfaat neraca adalah pada aspek likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas dan
fleksibilitas perusahaan merupakan kondisi tertentu yang harus dipelihara pada kapasitas yang mungki
untuk menghasilkan laba.
Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-
utangnya tepat pada waktu yang telah disepakati. Para pemasok dana jangka pendek sangat
berkepentingan dengan likuiditas perusahaan. Sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih
memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan perusahaan adalah suatu alat ukur
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sumber dana.
Alasan inilah yang membuat neraca relevan untuk dipelajari oleh para pengambil keputusan.
Laporan rugi-laba adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha peusahaan
dalam rentan waktu tertentu. Laporan rugi-laba ialah catatan semua penghasilan dan biaya yang terjadi
pada selang waktu tertentu. Ini menunjukkan berapa jumlah uang yang diperoleh dan berapa yang
hilang atau dihabiskan slama waktu tertentu. Umumnya laporan rugi-laba dalam waktu satu tahun
sekali. Pada bagian bawah laporan rugi-laba dapat dilihat hasil usaha perusahaan, apakah perusahaan
memperoleh laba atau rugi.
Agar tujuan menyajikan laba-rugi periodik dapat dipenuhi, maka penyusunan laporan rugi-laba harus:
a) Memuat segenap pendapatan (revenue), untung (gain, biaya (expense) dan rugi (loss) pada perioda
yang bersangkutan.
b) Laporan keuangan seyogyanya disusun dalam posisi vertikal, yaitu urut kebawah dengan
pendapatan menempati posisi paling atas, kemudian barulah biaya-biaya (bentuk staffel).
c) Pendapatan dan biaya usaha dipisahkan dari pendapatan dan biaya di luar usaha.
Laporan rugi-laba menyajikan kesuksesan atau kegagalan perusahaan selama periode tertentu dan inilah
daya tarik terbesar dari sebuah laporan keuangan.
Berikut ini beberapa manfaat laporan rugi-laba yang dapat kita ketengahkan:
b) Laporan rugi-laba merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada peioda
berikutnya. Masing-masing pendapatan dan biaya dianalisa secara simultan besama-sama pendapatan
dan biaya pada perioda yang telah lau. Dari situ dapat dilihat kecenderungan pendapatan dan biaya
pada periode berikutnya. Sudah tentu metode ini mempunyai kemungkinan bias, namun paling tidak
merupakan media pengurang ketidakpastian. Tanpa menganalisa hasil operasi perusahaan, orang tidak
mampu meramalkan apa yang akan terjadi.
c) Laporan rugi-laba merupakan media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (rentabilitas ekonomik atau return on investment (ROI).
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi
mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada
suatu peioda akuntansi tertentu. Laporan perubahan modal merupakan pelengkap dari laporan rugi-
laba.
Laporan arus (aliran) kas menyajikan secara sistematis inormasi tentang penerimaan dan pengeluaran
kas selama satu perioda tertentu. Dalam laporan aliran kas, penerimaan dan pengeluaran kas
diklarifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi.
Kegiatan operasi meliputi transaksi-transaksi yang berakibat pada kas, yang menjadi penentu rugi-laba
misalnya penerimaan kas dari penjualan jasa dan pembayaran kas kepada pemasok (karyawan) untuk
memperoleh sediaan (tenaga kerja). Kegiatan pendanaan (pembelanjaan) meliputi kegiatan dengan
pemilik dan kreditor yang yang berpengaruh pada kas, seperti penyetoran modal dan pengambilan
pribadi (prive) atau pembagian deviden tunai, dan penarikan utang bank serta pelunasannya. Kegiatan
investasi meliputi kegiatan membeli aktiva tetap untuk fasilitas produksi, menjualnya kembali kalau
sudah tak terpakai dan kegiatan memberi pinjaman uang serta penerimaan dari hasil tagihan atas
pinjaman tersebut.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, Hendriksen dan Breda (1992) menunjukkan beberapa pos/jenis
informasi yang memerlukan penjelasan (catatan) untuk diungkapkan antara lain:
a) Penjelasan kualitatif dan deskriptif terhadap data kuantitatif yang tertuang dalam laporan
keuangan perusahaan.
f) Segmen usaha.
Sedangkan oleh Jenkins committee (dibentuk oleh AICPA) menyatakan bahwa dalam catatan atas
laporan keuangan harus memuat setidaknya informasi tentang:
c) Informasi ke-depan
Jadi, catatan atas laporan keuangan merupakan metoda pengungkapan yang tidak praktis atau tidak
memenuhi kriteria untuk disajikan didalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus
digunakan dengan penuh kearifan karena memang ada keunggulan dan kelemahan. Beberapa
kelemahannya yaitu:
a) Mengungkapkan informasi penjelas untuk elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan.
b) Mengungkapkan kualifikasi (pengecualian) dan pembatasan elemen-elemen tertentu dalam
laporan keuangan.
c) Mengungkapkan rincian elemen-elemen penyusun laporan keuangan yang dianggap perlu untuk
dirincikan.
d) Menyampaikan informasi penting lainnya yang perlu untuk diketahui oleh pihak eksternal
perusahaan.
e) Mempertahankan statement keuangan sebagai ciri central pelaporan keuangan dengan ringkas
dan jelas meskipun catatan atas laporan keunagan merupakan bagian takterpisahkan dari laporan
keuangan itu sendiri.
Walaupun demikian, kelemahan-kelemahan catatan atas laporan keuangan berikut ini harus
dipertimbangkan juga dalam perkembangan standar akuntansi dimasa yang akan datang:
a) Catatan ini sering dilewatkan oleh pembaca karena memuat bnyak kalimat daripada angka
sehingga dianggap sulit untuk dibaca.
b) Kompleksitas perusahaan cenderung menempatkan catatan ini menjadi sasaran atau fokus
pelaporan dari pada statement keuangan itu sendiri.
c) Catatan atas laporan keuangan seringkali dijadikan subtitusi untuk menyajikan suatu informasi
laporan keuangan.
d) Catatan kaki dapat membingungkan pembacanya dikarenakan isinya yang terkadang terlalu rumit.
C. INFORMASI PELENGKAP
Informasi pelengkap disini ialah informasi yang masih dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan
namun tidak tercantum dalam catatan atas laporan keuangan dikarenakan satu dan lain hal (misalnya:
hal tersebut di anggak penyaji sudah diketahui oleh pemakai laporan keungan pada umumnya sehingga
penjelasannya tidak perlu dicantumkan lagi). Akan tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan
untuk dicantumkan dalam dokumen pelaporan lainnya, sebagai bahan untuk pembelajaran bagi mereka
yang mau mempelajarinya.
Sebagai contoh hal-hal yang perlu untuk dijadikan sebagai informasi pelengkap yakni:
Pelaporan ini dilakukan guna menambah kebermanfatan dan keberpautan informasi akuntansi yang
daisajikan melalui media-media sebelumnya. Akan tetapi pengungkapan/pelaporan yang seperti ini
harus memperhatikan kaidah pelaporan agar sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ada. Agar supaya
sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri.
· Dsb.
E. Informasi lainnya
F. Metode Pembelajaran
a. Penyajian kelas
b. Belajar bersama
c. Kuis
d. Penghargaan kerjasma
2. Pendekatan : Saintific, yaitu pendekatan ilmiah dimana metode ini akan atau berusaha
membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah,
3. Metode : Cooperativ, yaitu sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur,
c. Interaksi personal
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
bersama dan mengabsen
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selama proses pembelajaran.
Inti
1. Guru bertanya tentang apa yang siswa ketahui tentang materi sebelumnya (mereview).
2. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberikan gambaran awal tentang apa itu tahap
pelaporan dalam pencatatan transaksi.
3. Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan tahap pelaporan transaksi secara luas dan
mendalam.
4. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai inti dari
pembelajaran pada hari ini.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi pengetahuan yang menurutnya perlu
di pertanyakan dan perlu penjelasan dari guru.
15 menit
Penutup
1. Guru atau siswa yang dipilih membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
5 menit
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Instrumen tes:
1. Kemukakan pengertian tahap pelaporan dalam proses pencatatan akuntansi secara sederhana!
Jawaban :
Jawab:
Jawab:
Jawab:
5. Menurut kalian apa tahap pelaporan ini penting bagi kalian? Jelaskan!
Jawab:
Keterangan:
Nilai = x 100