Anda di halaman 1dari 23

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK No. 1 ( Penyajian laporan keuangan )


A. Ruang Lingkup.
Dalam penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun
dan disajikan sesuai dengan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan.
B. Tujuan laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai perusahaan yang meliputi:
1. aktiva;
2. kewajiban;
3. ekuitas;
4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
5. arus kas.

C. Tanggung jawap atas laporan keuangan.


Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan perusahaan.

Komponen Laporan Keuangan.


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. neraca;
2. laporan laba-rugi;
3. laporan perubahan ekuitas;
4. laporan arus kas; dan
5. catatan atas laporan keuangan.

D. Pertimbangan Menyeluruh.
 Penyajian Secara Wajar.
 Kebijakan Akuntansi
 Kelangsungan Usaha.
 Dasar Akrual
 Konsistensi Penyajian
 Materialitas dan Agregasi
 Saling Hapus (Offsetting)
 Informasi Komparatif.

E. STRUKTUR DAN ISI


 Identifikasi Laporan Keuangan
Laporan keuangan diidentifikasikan dan dibedakan secara
jelas dari informasi lain da/am dokumen publikasi yang sama.
Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara
jelas. Di samping itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi,
bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
1. nama perusahaan pelapor atau identitas lain;
2. cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas
atau beberapa entitas;
3. tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
4. mata uang pelaporan; dan
5. satuan angka yang digunakan dalam pen yajian laporan
keuangan.
 Periode Pelaporan
 Tepat Waktu

F. NERACA
Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan Jangka Pendek
dengan Jangka Panjang
Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak
lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang
kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar
disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut
urutan jatuh temponya
Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva
yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua
betas bulan dari tanggal neraca.

Aktiva Lancar
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:
1. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki un tuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
2. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca; atau
3. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi,

Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut di atas diklasifikasikan sebagai


aktiva tidak lancar.

Informasi yang Disajikan dalam Neraca


Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi pen yajian secara wajar. Neraca,
minimal mencakup pos-pos berikut:
1. aktiva berwujud;
2. aktiva tidak berwujud;
3. aktiva keuangan;
4. investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
5. persediaan;
6. piutang usaha dan piutang lainnya;
7. kas dan setara kas;
8. hutang usaha dan utang lainnya;
9. kewajiban yang diestimasi;
10. kewajiban berbunga jangka panjang;
11. hak minoritas; dan
12. modal saham dan pos ekuitas lainnya.

Pos, judul, dan sub jumlah lain disajikan dalam neraca apabila diwajibkan
oleh Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan secara wajar.

Informasi Disajikan di Neraca atau di Catatan Atas Laporan Keuangan


Perusahaan harus mengungkapkan, di Neraca atau di Catatan atas Laporan
Keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara
yang tepat sesuai dengan operasi perusahaan. Setiap pos di sub-klasifikasikan, jika
memungkinkan, sesuai dengan sifatnya; dan jumlah terutang atau piutang pada
perusahaan induk, anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa lainnya diungkapkan secara terpisah.
Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut di Neraca atau di Catatan atas
Laporan keuangan :
1. untuk setiap jenis saham:
a. jumlah saham modal dasar;
b. jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh;
c. nilai nominal saham;
d. ikhtisar perubahan jumlah saham beredar;
e. hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis
saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran
kembali atas modal.
f. saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu sendiri atau
oleh anak perusahaan atau perusahaan asosiasi; dan
g. saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan,
termasuk nilai dan persyaratannya;
2. penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas;
3. penjelasan apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi belum
disetujui untuk dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai kewajiban;
dan
4. jumlah dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui.

LAPORAN LABA RUGI

Informasi Disajikan dalam Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut:
1. pendapatan;
2. laba rugi usaha;
3. beban pinjaman;bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan
4. asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
5. beban pajak;
6. laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
7. pos luar biasa
8. hak minoritas; dan
9. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

Pos, judul dan sub jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi
apabila diwajibkan oleh Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan atau
apabila pen yajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan
perusahaan secara wajar.

Informasi Disajikan di Laporan Laba Rugi atau di Catatan atas


Laporan Keuangan
Perusahaan menyajikan, di Laporan Laba Rugi atau di Catatan
atas Laporan Keuangan, rincian beban dengan menggunakan
klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam
perusahaan.

PSAK No. 2 ( Laporan Arus Kas )

LAPORAN ARUS KAS


Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan.

 Penyajian Laporan Arus Kas


Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas
investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21
dan 23 arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih
Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
berikut ini dapat disajikan menu rut arus kas bersih:
a) penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan
apabila arus kas tersebut lebifi mencerminkan aktivitas pelanggan
daripada aktivitas perusahaan; dan
b) penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran
cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu
singkat (maturity short).

Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut
ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih:
a) penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito
berjangka waktu tetap;
b) penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya;
dan (c) pemberian dan pelunasan kredit.

 Arus Kas dalam Mata Uang Asing


Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus
dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan
dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada
tanggal transaksi arus kas.
Arus kas anak perusahaan di luar negeri dijabarkan berdasarkan kurs
transaksi pada tanggal arus kas.

 Pos Luar Biasa


Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya
dan diungkapkan secara terpisah.

 Bunga dan Dividen


Arus kas clan bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan,
masing-masing harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus
diklasifikasikan secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi,
investasi, atau pendanaan.
 Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan
tersendiri dan diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika
secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan
investasi.

 Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak Perusahaan dan Unit Bisnis


Lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak
perusahaan atau unit bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasi sebagai aktivitas investasi.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan,
sehubungan dengan perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis
lainnya selama satu periode:
a) jumlah harga perolehan atau pelepasan;
b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang dibayarkan dengan kas
dan setara kas;
c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang
diperoleh atau dilepaskan; dan
d) jumlah aktiva dan kewajiban selain kas atau setara kas pada anak
perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan,
diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.

 Transaksi bukan Kas


Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan
penggunaan kas atau setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas.
Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas
laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.

 Komponen Kas atau Setara Kas


Perusahaan harus mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan
harus menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan
pos yang sama yang disajikan di neraca.
 Pengungkapan Lain
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas
yang signifikan yang tidak dapat digunakan dengan bebas, oleh perusahaan
atau grup usaha tersebut.

 Masa Transisi
Pernyataan ini berlaku secara prospektif dan pada saat permulaan
pelaksanaan Pernyataan ini bila disusun laporan keuangan komparatif, maka
Laporan Arus Kas tidak wajib disusun secara komparatif.

 Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat
dianjurkan

PSAK No. 3 ( laporan Keuangan Interim )


 Penyajian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi, dan saldo
laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup
periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to-date)
Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai
kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka
pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Kalau suatu
aktiva dan kewajiban dapat atau harus direalisasikan dalam jangka waktu 12
bulan dari tanggal neraca interim,.maka aktiva tersebut digolongkan sebagai
lancar; atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka pendek; kalau
tidak aktiva tersebut digolongkan sebagai tidak lancar atau kewajiban
tersebut digolongkan sebagai jangka panjang.
Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan
aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku.

 Pengungkapan Ringkasan Data Keuangan Interim


Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada
tanggal laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum
yang harus dilaporkan:
a) pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan,
pos luar biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang
terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, perubahan
akuntansi dan laba bersih;
b) data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang
disajikan;
c) pendapatan dan beban musiman;
d) perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
e) pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa
dan tidak sering terjadi;
f) kewajiban kontinjen;
g) perubahan akuntansi; dan
h) perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara
retrospektif dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang
berhubungan dengan periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada
saldo laba awal periode (retained earnings), kecuali jika jumlah tersebut
tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan
kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis.
Pengaruh perubahan akuntansi terhadap hasil keuangan untuk periode
interim pada periode interim berikutnya harus diungkapkan.
Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak
perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat
digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan
interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan
bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi
dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun
yang bersangkutan.

 Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan interim
yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.

PSAK No. 4 ( Laporan Keuangan Konsolidasi )


 Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi
Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak
langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada
perusahaan lain, harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu
perusahaan yang memiliki 50% atau kurang saham berhak suara pada
perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi apabila dapat
dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan konsolidasi
harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang berada di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila:
a) pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak
perusahaan khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali
atau dialihkan dalam jangka pendek.
b) anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang
sehingga tidak mampu mengalihkan dananya kepada induk
perusahaan.
Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi
salah satu criteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk
Investasi.
 Prosedur Konsolidasi
Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak
perusahaan harus dieliminasi.
euntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari
transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi.
Untuk tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak
perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan keuangan
perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan
keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut
dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang:
a) perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan;
dan
b) peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal
pelaporan tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasi.
Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda
(yang lebih dari tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka
penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap
peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang signifikan, yang terjadi antara
tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang
sama atau sejenis. Apabila tidak mungkin digunakan kebijakan akuntansi
yang sama dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, maka harus
diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda tersebut dan
proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap
unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.
Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam
neraca konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba
disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi
untuk Investasi, terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi
persyaratan sebagai anak perusahaan dan juga bukan perusahaan asosiasi
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang
Akuntansi untuk lnvestasi pads Perusahaan Asosiasi.

 Penyajian Tersendiri Laporan Keuangan Induk Perusahaan


Induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi, tidak boleh
menyajikan tersendiri laporan keuangannya (tanpa konsolidasi) sebagai
laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan (general purpose
financial statement). Laporan keuangan tersendiri induk perusahaan hanya
dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan
konsolidasi. Dalam laporan keuangan tersendiri tersebut penyertaan pada
anak perusahaan harus menggunakan metode ekuitas.

Pengungkapan
Pengungkapan berikut harus disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasi:
a) daftar anak perusahaan (yang signifikan), yang antara lain mencakup:
nama anak perusahaan, tempat domisili, bidang usaha dan persentase
pemilikan dan persentase hak suara (apabila berbeda dengan
persentase pemilikan);
b) alasan untuk tidak mengkonsolidasikan anak perusahaan,
sebagaimana diatur pada paragraf 20;
c) sifat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan yang
menyebabkan induk perusahaan dapat melakukan pengendalian
terhadap anak perusahaan meskipun hak suara induk perusahaan,
baik langsung maupun tidak langsung, 50% atau kurang; dan
d) pengaruh dari akuisisi dan penjualan atau pengalihan penyertaan
pada anak perusahaan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha
konsolidasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

 Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi yang
mencakupi periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Penerapan lebih dini dianjurkan.

PSAK No. 6 ( akutansi dan pelaporan perusahan dalam tahap perkembangan )


 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam tahap
pengembangan menyajikan:
posisi keuangan, arus kas serta hasil kegiatan pra operasi sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia bagi perusahaan yang telah beroperasi;
dan
a) informasi lainnya yang dipersyaratkan dalam paragraf 6.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum berlaku bagi setiap perusahaan


dalam tahap pengembangan balk dalam pengakuan pendapatan maupun
dalam menentukan apakah biaya dibukukan sebagai beban pada periode
berjalan, atau ditangguhkan pembebanannya (dikapitalisasi) untuk
disusutkan/diamortisasi selama beberapa periode sesuai dengan pemulihan
manfaatnya di masa depan. Penangguhan pembebanan tersebut hanya
terbatas pada biaya-biaya yang memiliki manfaat di masa depan yang antara
lain meliputi beban pendirian perusahaan.
Laporan keuangan pokok dan informasi lainnya yang perlu disajikan
meliputi:
Neraca, termasuk kerugian kumulatif yang dilaporkan dengan judul yang jelas
seperti "kerugian kumulatif selama tahap pengembangan" dalam kelompok ekuitas;
a) Laporan Laba Rugi yang menunjukkan jumlah pendapatan dan beban
selama periode, termasuk jumlah kumulatif sejak pendirian
perusahaan;
b) (c) Laporan Arus Kas yang menunjukkan sumber dan penggunaan
kas dan setara kas setiap periode, termasuk jumlah kumulatif sejak
pendirian perusahaan; dan
c) (d) Untuk setiap emisi, suatu Laporan Ekuitas yang menunjukkan
(sejak pendirian perusahaan):
(i) tanggal dan jumlah saham atau instrumen-instrumen
permodalan lainnya.
(ii) jumlah uang (per lembar dan total) balk kas maupun non kas
sebagai penukar dari saham atau instrumen permodalan
lainnya yang dikeluarkan perusahaan.
(iii) jumlah yang dibayar dengan aktiva non kas, hakikat dari
aktiva non kas dan dasar penjabarannya.
Laporan keuangan harus diidentifikasikan sebagai laporan keuangan
perusahaan dalam tahap pengembangan, termasuk penjelasan mengenai
hakikat aktivitas tahap pengembangan yang dilaksanakan.
Laporan keuangan pada tahun pertama setelah perusahaan tidak lagi
berada dalam tahap pengembangan harus mengungkapkan bahwa pada tahun-
tahun sebelumnya perusahaan masih berada dalam tahap pengembangan.
Kalau laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya disajikan untuk tujuan
perbandingan, jumlah kumulatif dan informasi tambahan lainnya yang
dipersyaratkan dalam paragraf 6-7 tidak perlu diungkapkan.

 Masa Transisi
Bagi perusahaan yang telah mengkapitalisasi biaya pra operasi
sebelum diberlakukannya Pernyataan ini dapat membebankan sekaligus
saldo biaya pra operasi tersebut pada tahun berjalan atau
mengarmortisasikannya paling lama dalam waktu 3 (tiga) tahun. Perubahan
kebijakan akuntansi tersebut harus diterapkan secara prospektif.

 Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan
lebih dini dianjurkan.

PSAK No. 7 ( pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan


istimewa)

Jika telah terjadi transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan


istimewa, perusahaan pelapor harus mengungkapkan hakikat hubungan istimewa,
jenis dan unsur transaksi yang diperlukan untuk pemahaman laporan keuangan
tersebut.
Pos-pos yang berhakikat sama dapat diungkapkan secara agregatif kecuali bila
pengungkapan terpisah diperlukan untuk memahami dampak transaksi antara pihak
yang mempunyai hubungan istimewa pada laporan keuangan perusahaan pelapor.

TANGGAL EFEKTIF

Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan yang mencakupi


periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan
yang Iebih dini sangat dianjurkan.

PSAK No. 8 (kontinjensi dan peristiwa setelah tanggal)


Kontinjensi
Jumlah kerugian kontinjen (setelah memperhitungkan setiap kemungkinan
untuk memperoleh probable recovery) harus diakui melalui suatu pembebanan
dalam laporan laba/rugi jika:
(a) besar kemungkinan terjadi (probable) peristiwa di waktu mendatang akan
memberikan penegasan bahwa suatu aktiva telah berkurang atau suatu
kewajiban telah terjadi pada tanggal neraca; dan
(b) dapat dilakukan estimasi yang layak terhadap jumlah kerugian yang
ditimbulkan.
Keberadaan kerugian kontinjensi harus diungkapkan dalam laporan keuangan
jika salah satu dari kondisi dalam paragraf 26 tidak dipenuhi, kecuali kalau
kemungkinan terjadinya kerugian sangat tipis (remote).
Keuntungan kontinjen tidak dapat diakui dalam laporan keuangan. Keberadaan
keuntungan kontinjen harus diungkapkan jika besar kemungkinan terjadi (probable)
bahwa keuntungan itu akan dapat direalisasi.
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Aktiva dan kewajiban harus disesuaikan untuk peristiwa-peristiwa yang terjadi
setelah tanggal neraca yang dapat memberi bukti tambahan untuk membantu
estimasi terhadap jumlah yang berkaitan dengan kondisi yang telah ada pads tanggal
neraca atau yang dapat memberikan petunjuk tidak berlakunya asumsi kelangsungan
usaha (going concern) yang menyangkut baik keseluruhan ataupun sebagian
perusahaan.
Dividen yang berkaitan dengan periode yang dicakup oleh laporan keuangan
dan yang diusulkan atau diumumkan setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan
keuangan disetujui harus disesualkan atau diungkapkan.
Aktiva dan kewajiban tidak disesuaikan, tetapi pengungkapan harus
dilakukan, mengenai peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca yang tidak
mempengaruhi kondisi aktiva atau kewajiban pada tanggal neraca. Pengungkapan
ini penting, karena jika tidak diungkapkan dapat mempengaruhi kemampuan para
pembaca laporan keuangan dalam melakukan evaluasi dan keputusan yang benar.

Pengungkapan
Pengungkapan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 27 atau 28 harus mencakup
informasi berikut:
a) jenis kontinjensi;
b) faktor ketidakpastian yang dapat mempengaruhi hasil akhir di masa depan;
dan
c) estimasi mengenai dampak keuangan atau pernyataan bahwa estimasi
semacam itu tidak dapat dibuat.

Bila pengungkapan dari kejadian setelah tanggal neraca diharuskan oleh


paragraf 31 dalam pernyataan ini, informasi berikut ini harus diberikan:
a) jenis peristiwa; dan
b) estimasi mengenai dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi
semacam itu tidak dapat dibuat.

Tanggal Efektif
Pernyataan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi
periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan
lebih dini dianjurkan.

PSAK No. 12 ( pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam


pengendalian bersama oprasi dan aset)
Pelaporan Bagian Partisipasi (Interest) pada Pengendalian Bersama Operasi (Jointly
Controlled Operations)
Sehubungan dengan bagian partisipasinya pada PBO, venturer harus membukukan
dan menyajikan dalam laporan keuangannya:
(a) aset yang dikendalikannya sendiri dan kewajiban yang timbul atas aktivitasnya
sendiri; dan
(b) beban yang terjadi oleh venturer sendiri dan bagiannya atas pendapatan
yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa oleh joint ventures.

Laporan keuangan tersendiri untuk joint venture wajib disusun apabila jumlahnya
material dan proyek kerja sama diselesaikan dalam jangka panjang. Jenis, bentuk dan
isi laporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan venturer dan perjanjian
kontraktual.

Pelaporan Bagian Partisipasi (Interest) pada Pengendalian Bersama Aset

Sehubungan dengan bagian partisipasinya pada PBA, venturer harus membukukan


dan menyajikan dalam laporan keuangannya:
(a) bagiannya (interest) atas aset yang dikendalikan bersama, diklasifikasikan
menurut sifat dari aset tersebut;
(b) kewajiban yang timbul dan menjadi kewajiban venturer sendiri;
(c) bagiannya atas kewajiban bersama yang timbul bersama-sama dengan venturer
lain sehubungan dengan joint ventures;
(d) bagiannya atas output joint ventures, dan bagiannya atas beban bersama
joint ventures tersebut; dan
(e) beban yang terjadi yang menjadi tanggungan venturer sendiri yang berkaitan
dengan bagian partisipasinya (interest) dalam joint ventures.
(f) Apabila penerapan metode proportionate consolidation tersebut di atas tidak
praktis untuk diterapkan, maka venturer dapat menggunakan metode ekuitas
(equity method) untuk membukukan dan menyajikan partisipasinya pada PBA.
(g)
(h) 28 Laporan keuangan tersendiri wajib disusun untuk joint ventures tersebut apabila
jumlahnya material dan proyek kerja sama diselesaikan dalam jangka panjang.
Jenis, bentuk dan isi laporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan venturer
dan perjanjian kontraktual.

Transaksi antara Venturer dan Joint Ventures


Apabila venturer menyerahkan atau menjual suatu dengan kebutuhan venturer
dan perjanjian kontraktual aset kepada joint ventures, pengakuan keuntungan
atau kerugian harus merefleksikan substansi dari transaksi tersebut. Apabila aset
tersebut masih dalam penguasaan joint venture, dan venturer telah mentransfer
risiko dan manfaat yang signifikan atas aset tersebut, maka venturer tersebut hanya
mengakui keuntungan penjualan sebesar bagian partisipasi (interest) venturer
lainnya. Venturer harus mengakui seluruh kerugian apabila akibat penyerahan atau
penjualan aset tersebut terdapat bukti terjadinya penurunan nilai realisasi neto
(net realizable value) aktiva lancar atau penurunan yang tidak bersifat
sementara (other than temporary) nilai tercatat (carrying amount) asetjangka
panjang.
Apabila venturer membeli aset dari suatu joint ventures, venturer tidak
boleh mengakui bagiannya baik atas keuntungan maupun kerugian joint ventures dan
transaksi tersebut sampai saat aset tersebut dijual oleh venturer kepada pihak lain yang
independen. Apabila akibat pembelian aset tersebut terdapat bukti bahwa terjadi
penurunan nilai realisasi neto (net realizable value) aktiva lancar atau
penurunan yang tidak bersifat sementara (other than temporary) nilai tercatat
(carrying amount) aset jangka panjang, maka venturer harus mengakui segera
bagiannya atas kerugian tersebut.

Pelaporan Bagian Partisipasi (Interest) dalam Laporan Keuangan Investor


Bagian partisipasi (interest) investor dalam suatu joint venture, yang tidak ikut
melakukan joint control, diperlakukan sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi, atau jika
investor mempunyai pengaruh signifikan, diperlakukan sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntans! untuk lnvestasi dalam
Perusahaan Asosiasi.

Operator Joint Ventures


Operator atau manajer suatu joint ventures mempertanggungjawabkan
imbalan (management fee) yang diterimanya sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 23 tentang Pendapatan.

Pengungkapan
Venturer harus mengungkapkan jumlah agregat dari kontinjensi berikut ini,
terpisah dari kontinjensi Iainnya dari venturer:
(a) setiap kontinjensi yang timbul akibat bagian partisipasi (interest) venturer
pada joint ventures dan bagiannya atas kontinjensi yang timbul akibat
tindakannya yang dilakukan secara bersama-sama dengan para venturer
lainnya;
(b) bagiannya atas kontinjensi joint ventures dimana venturer tersebut ikut
bertanggung jawab; dan
(c) kontinjensi yang timbul karena venturer ikut menanggung kewajiban
venturer lainnya.
Venturer harus mengungkapkan jumlah agregat komitmen berikut ini,
terpisah dari komitmen Iainnya dari venturer:
(a) komitmen modal/finansial venturer sehubungan dengan bagian
partisipasinya (interest) pada joint ventures dan penyetoran atau
penyetoran modal yang telah dilakukannya pada joint ventures;
(b) bagiannya atas komitmen modal/f inansial yang dibuat oleh joint
ventures.
Agar pemakai laporan keuangan venturer memperoleh pemahaman yang
jelas mengenai aktivitasnya, venturer harus mengungkapkan daftar dan deskripsi
bagian
partisipasinya (interest) yang signifikan pada joint ventures.

Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode
laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih
dini dianjurkan.

PSAK No. 13 ( akuntansi untuk Investasi)


Pengklasifikasian Investasi

Sebuah perusahaan yang membedakan antara aktiva lancar dan tak lancar
dalam laporan keuangannya harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva
lancar dan investasi jangka panjang sebagai aktiva tak lancar.
Perusahaan yang tidak membedakan antara investasi lancar dan jangka
panjang dalam neracanya harus membuat suatu perbedaan untuk tujuan
pengukuran dan menentukan nilai tercatat untuk investasi

Investasi Properti
Investasi berupa properti dapat merupakan investasi lancar atau investasi
jangka panjang. Perlakuan akuntansinya harus sesuai dengan hakikat investasi
tersebut.

Nilai Tercatat dari Investasi


Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar harus dicatat dalam
neraca pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar:
Biaya (cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang atau
LIFO. Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total
atau menurut kategori investasi, atau pada dasar investasi individual, yang
ditetapkan secara konsisten.
Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar harus dicatat dalam
neraca berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga pasar investasi jangka
panjang menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehan secara signifikan
dan permanen,
perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut. Penilaian dalam
hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi secara individual.

Pelepasan Investasi
Pada pelepasan suatu investasi perbedaan antara hasil pelepasan bersih
dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada penghasilan.
Jika investasi tersebut merupakan aktiva lancar yang ditangani secara agregat
dengan metode yang terendah antara biaya atau nilai pasar, laba rugi penjualan
masing-masing investasi ditentukan atas dasar biaya perolehannya.

Pemindahan Investasi
Untuk investasi jangka panjang yang direklasifikasi sebagai investasi lancar,
pemindahan harus dilakukan berdasarkan nilai tercatat.
Investasi yang direklasifikasi dari lancar ke jangka panjang masing-masing
harus 1 dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai pasar, atau pada
nilai pasar 1 jika investasi tersebut sebelumnya dinyatakan pada nilai tersebut.
Laporan Laba Rugi
Hal-hal berikut ini harus masuk dalam penghasilan:
(a) penghasilan investasi berupa;
(i) bunga, royalti, dividen dan sews pada investasi lancar dan
jangka panjang,
(ii) laba dan rugi pada pelepasan investasi lancar;
(iii)penurunan nilai pasar dan pemulihan penurunan tersebut
disyaratkan untuk menyatakan investasi lancar pada yang lebih
rendah biaya dan nilai pasar;
(b) penurunan secara signifikan dan permanen nilai tercatat investasi
jangka panjang, dan pemulihannya; dan
(c) laba dan rugi pelepasan investasi jangka panjang, dihitung sesuai
dengan paragraf 40.

Pengungkapan
Pengungkapan berikut adalah tepat:
(a) kebijakan akuntansi untuk;
(i) penentuan nilai tercatat dari investasi;
(ii) perlakuan perubahan dalam nilai pasar investasi lancar yang
dicatat pada nilai pasar; dan
(b) jumlah signifikan yang dilaporkan sebagai penghasilan investasi
untuk;
(i) bunga, royalti, dividen, dan sewa pada investasi jangka panjang
dan lancar; dan (ii) laba dan rugi pada pelepasan investasi
lancar dan perubahan dalam nilai investasi tersebut;
(c) nilai pasar dari investasi yang dapat dipasarkan jika tidak dicatat
dalam nilai pasar;
(d) nilai wajar dari investasi properti jika dipertanggungjawabkan
sebagai investasi jangka panjang dan tidak dicatat pada nilai wajar;
(e) pembatasan yang signifikan pada kemampuan realisasi investasi
atau pengiriman uang dari penghasilan dan hasil pelepasan;
(f) untuk investasi jangka panjang yang dinyatakan pada jumlah yang
dinilai kembali:
(ii) kebijakan untuk kekerapan revaluasi;
(iii)tanggal revaluasi yang terakhir;
(g) untuk perusahaan yang bisnis utamanya adalah mengelola investasi
analisa portofolio investasi.

Masa Transisi
Perubahan kebijakan akuntansi yang timbul pada saat permulaan
pelaksanaan pernyataan diterapkan secara prospektif.

Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini
sangat dianjurkan.

PSAK No. 14 ( persedian )


Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value).
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembehan, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang
slap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).
Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan
barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang dihasilkan
dan dipisahkan untuk projek khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi
khusus terhadap biayanya masing-masing.
Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 40, harus dihitung
dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau
FIFO), rata-rata tertimbang (weighted average cost method), atau masuk terakhir
keluar pertama (MTKP atau LIFO).
Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut
harus diakui sebagai beban pada periode di mana pendapatan atas penjualan
tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai
realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada
periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali
penurunan nilai persediaan.

PSAK No. 15 ( akuntansi untuk investasi dal perusahan asosiasi)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Investasi dalam perusahaan asosiasi harus dipertanggungjawabkan dalam


laporan keuangan konsolidasi menurut metode ekuitas, apabila investor
mempunyai pengaruh signifikan dan menurut metode biaya, apabila investor tidak
mempunyai pengaruh signifikan.
Investor harus menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal pada
saat:
a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan
asosiasi; atau
b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena perusahaan asosiasi
beroperasi di bawah pembatasan ketat dalam jangka panjang yang secara
signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk memindahkan dana
kepada investor.

Nilai tercatat dari investasi pada tanggal tersebut untuk selanjutnya harus
diperlakukan sebagai biaya.
Penerapan Metode Ekuitas
Nilai tercatat dari investasi dalam perusahaan asosiasi harus dikurangi untuk
mengakui penurunan permanen, dalam nilai investasi. Pengurangan tersebut harus
ditentukan dan dibuat untuk setiap investasi secara individual.Selisih (balk positif
maupun negatif) antara biaya perolehan (aquisition cost) dengan bagian investor
atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (net identificable asset) pada
tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha.
Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba rugi setelah
akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:
(a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
(b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas
nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the
fair value of net identificable assets).

Pengungkapan
Pengungkapan berikut harus dibuat:
(a) daftar dan penjelasan dari perusahaan asosiasi yang signifikan yang
meliputi: nama, tempat, kedudukan, persentase kepemilikan dan
persentase hak suara (apabila berbeda dengan persentase kepemilikan);
dan
(b) metode yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan investasi
tersebut.
Investasi dalam perusahaan asosiasi yang dipertanggungjawabkan dengan
metode ekuitas, harus diklasifikasikan sebagai aktiva jangka panjang dan
diungkapkan sebagai pos terpisah dalam neraca. Bagian investor atas pos luar
biasa atau pos mass lalu (prior period items) yang berasal dari investee harus
diungkapkan secara terpisah.

Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode
laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih
dini dianlurkan.

PSAK No. 16 (aktiva tetap dan aktiva lain-lain)

Pengakuan Aktiva tetap,


Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang
akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

Pengakuan Awal Aktiva tetap


Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai akt& tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan.
Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan.
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran
sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari
pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepas atau yang diperoleh,
yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal yang
Berasal dari Sumbangan.

Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di
masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang
bersangkutan.

Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) terhadap Pengakuan Awal


Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan.
Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena Standar Akuntansi %angan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertuka n. Penyimpangan dari ketentuan
ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan
keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga
perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh daripada penyimpangan
tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal
dengan nama Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap.

Penyusutan
Jumlah dapat disusutkan (depreciable) suatu aktiva tetap harus dialokasikan
secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode penyusutan harus
mencerminkan pola pemanfaatan ekonomi aktiva (the pattern in which the asset's
economic benefits are consumed by the enterprise) oleh perusahaan. Penyusutan
untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan,
kecuali termasuk sebagai jumlah tercatat aktiva lain.
Masa manfaat suatu aktiva tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan,
jika harapan berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya, beban
penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan.
Metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva tetap ditelaah ulang secara
periodik dan jika terdapat suatu perubahan signifikan dalam pola pemanfaatan
ekonomi yang diharapkan dari aktiva tersebut, metode penyusutan harus diubah
untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan
harus diperlakukan sebagai suatu perubahan kebijakan akuntansi dan dilaporkan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.25 tentang Laba atau
Rugi Bersih untuk

PSAK No. 18 ( Dana pensiun )

Laporan Keuangan Dana Pensiun


Laporan keuangan Dana Pensiun, balk yang menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun luran Pasti (PPIP)
mencakup:
(a) Laporan Aktiva Bersih;
(b) Laporan Perubahan Aktiva Bersih;
(c) Neraca;
(d) Perhitungan Hasil Usaha;
(e) Laporan Arus Kas;
(f) Catatan Atas Laporan Keuangan.

Laporan Aktiva Bersih


Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva
bersih yang tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta
pada tanggal laporan.

Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past
service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban
aktuaria, menunjukkan jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun
pada tanggal laporan. Aktiva untuk tujuan penyusunan laporan ini, dinilai sesuai
dengan penjelasan pada butir 28.

Laporan Perubahan Aktiva Bersih


Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih
yang tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan
tersebut yang diperinci atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi
selama suatu periode tertentu.

Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas


, laporan hasil usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis.
Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis
dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian
Investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis
menjadi nilai wajar.
Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan
PPMP, penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Di
dalam Neraca, selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan
sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria.

Dalam Neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada


pemberi kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah
yang telah jatuh tempo pada tanggal laporan.

Penilaian Aktiva Dana Pensiun


Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan
aktiva bersih, aktiva dinilai sebagai berikut:
(a) uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
(b) sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang,
dan surat pengakuan hutang Iebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;
(c) surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek,
dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
(d) penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek, dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
(e) investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal
sebagai hasil penilaian independen;
(f) piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah
memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan
(g) aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan
lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aktiva, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan
sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai
investasi atau aktiva operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih
signifikan.

Pengungkapan
Informasi tentang hal tersebut di bawah ini perlu diungkapkan secukupnya
dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain:
(a) penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama
periode laporan,
(i) nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);
(ii) kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;
(iii) jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;
(iv) jenis program pensiun;
(v) iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
(vi) untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan;
(vii) penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan
kelompok
peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya terjadi);
(b) penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;
(c) penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;
(d) rincian portofolio investasi;
(e) perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama,
dan tanggal laporan akturis terakhir (dalam hal PPMP).

Masa Transisi
penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.

Tanggal Efektif
Pernyataan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan Dana Pensiun
yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai