Anda di halaman 1dari 30

“ PENGARUH MANAJEMEN DAN MOTIVASI

TERHADAP KEBERHASILAN WIRAUSAHA


DI WONOGIRI ”

A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang


berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi
perusahaan tersebut. Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan oleh
beberapa faktor, dan salah satu faktor yang paling dominan mempengaruhi
keberhasilan ini adalah faktor sumber daya manusia yang bekerja di
perusahaan itu. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada keberhasilan
manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang terlibat di dalam
aktivitas perusahaan.
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
dewasa ini adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin dan tingginya
tingkat pengangguran.Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin
meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Data Biro Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran di Indonesia mencapai 6,32 %. Sementara jumlah
pengangguran dari kalangan perguruan tinggi juga relatif meningkat yakni
5,65 juta orang pada Agustus 2011 menjadi 7,25 juta orang di Februari
2012 (www.google.com).
Para pencari kerja baik yang mempunyai gelar sarjana
(pengangguran terdidik) maupun yang tidak, harus bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan dengan lapangan kerja yang terbatas.Adapun
penyebab masalah pengangguran terdidik adalah banyaknya sarjana yang
bertujuan hanya mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan
pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) adalah alternatif
yang bijaksana, selain dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, juga
dapat membantu orang lain. Apabila usahanya maju maka dapat menyerap
banyak tenaga kerja sehingga dapat membantu lebih banyak orang.
Menurut Hutagalung (2008:8) banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha para pengusaha baik yang bersal dari internal maupun
eksternal.Faktor internal lebih banyak berasal dari pengusaha itu sendiri
diantaranya adalah: latar belakang pendidikan, usia, pengalaman, efikasi
diri, motivasi dan masalah internal lainnya. Faktor eksternal dihadapkan
kepada permasalahan di luar organisasi diantaranya: lingkungan, peluang,
persaingan, sistem informasi global, dan masalah eksternal lainnya.

Manajemen Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen


yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi
perusahaan tersebut. Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan oleh
beberapa faktor, dan salah satu faktor yang paling dominan mempengaruhi
keberhasilan ini adalah faktor sumber daya manusia yang bekerja di
perusahaan itu. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada keberhasilan
manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang terlibat di dalam
aktivitas perusahaan.

Persaingan pada era globalisasi saat ini menuntut sebuah perusahaan


untuk dapat memiliki sumber daya yang baik, khususnya sumber daya
manusia yang berkualitas. Selanjutnya, sumber daya manusia ini lebih
dikenal dengan istilah pegawai atau karyawan yang bekerja di suatu
organisasi atau perusahaan. Perusahaan yang memiliki pegawai yang
berkualitas akan mempermudah manajemen mengarahkannya pada
penyelesaian tugas-tugas tertentu. Sebagai upaya untuk mempertahankan
pegawai yang berkualitas, maka perusahaan harus mengetahui kebutuhan-
kebutuhan dari pegawai tersebut. Pemenuhan kebutuhan pegawai akan
memberikan dampak yang positif terhadap prestasi kerja pegawai secara
keseluruhan.

Manajemen dibutuhkan oleh perusahaan karena dalam perusahaan


itu sendiri merupakan alat atau wadah dari sekelompok orang yang bekerja
sama dengan terkoordinasi dengan cara yang terstruktur untuk pencapaian
tujuan tertentu, untuk itu dalam mengkoordinir sekelompok orang tersebut
sangat diperlukan adanya manajemen, agar pencapaian tujuan atau
pemenuhan kebutuhan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan


ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan (Robbins dan Timothy,
2009:222). Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan berusaha
melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan
untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis, tidak cepat puas atas hasil
yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas
perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi
yang tinggi pada umumnya akan lebih cepat meraih keberhasilan.Dalam
hal ini motivasi yang tinggi dibutuhkan dalam meraih keberhasilan usaha.

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha dipengaruhi oleh sifat dan


kepribadiannya. Ciri kewirausahaan dalam hal ini yaitu, memiliki
keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, memiliki kemauan untuk
mengambil resiko, memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman,
mampu memotivasi terhadap diri sendiri, memiliki semangat untuk
bersaing, memiliki orientasi terhadap kerja keras, memiliki kepercayaan
diri yang besar, memiliki dorongan untuk berprestasi, tingkat energi yang
tinggi, tegas, yakin terhadap kemampuan diri sendiri.Memiliki
kepercayaan diri yang besarmerupakan salah satu ukuran untuk
memperoleh hasil.Ukuran lainnya, ialah mempunyai dorongan (motivasi)
yang kuat untuk terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil
(Meredith dalam Suryana (2006:26)).
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka
penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang Keberhasilan
Usaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diangkat
judul :”PENGARUH MANAJEMEN DAN MOTIVASI TERHADAP
KEBERHASILAN WIRAUSAHA DI WONOGIRI”

2. Pembatasan masalah
Sehubungan dengan luas masalah yang timbul dari topic kajian
maka perlu dilakukan pembatasan masalah guna untuk mempermudah
dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pokok
bahasan yang dipermasalahkan, maka penelitian akan membahas :
1. Keberhasilan Seorang Wirausaha di Wilayah Wonogiri.
2. Manajemen yang diterapkan di dalam usaha..
3. Motivasi Wirausaha dalam keberhasilan usaha .
3. Rumusan masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang


telah dikemukakan diatas maka penulis dapat mengemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh Manajemen terhadap keberhasilan berwirausaha


di Wonogiri ?
2. Adakah pengaruh Motivasi terhadap keberhasilan berwirausaha di
Wonogiri ?
3. Adakah pengaruh Manajemen Dan motivasi terhadap keberhasilan
berwirausaha di Wonogiri ?

4. Tujuan penelitian
Adapun Tujuan penelitian yang ingin dicapai :
1. Untuk mengetahui pengaruh Manajemen terhadap keberhasilan
Wirausaha di Wonogiri.
2. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Keberhasilan
Wirausaha di Wonogiri.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh Manajemen Dan Motivasi
terhadap Keberhasilan Wirausaha di Wonogiri.
5. Manfaat penelitian
Pada penelitian ini penulis diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritis dan praktis yaitu :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan di bidang penelitian dan ilmu Ekonomi. Terutama yang
berkaitan dengan pengaruh Pengaruh Manajemen dan Motivasi
terhadap Keberhasilan Wirausaha di Wonogiri.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Wirausaha
Sebagai masukan untuk lebih menumbuhkan jiwa wirausaha dan
tidak takut gagal dalam berwirausaha.
b. Bagi penulis
Untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Manajemen dan Motivasi
terhadap Keberhasilan Seorang wirausaha di Wonogiri
B. LANDASAN TEORI

1.TINJAUAN PUSTAKA

a.Manajemen

1) Pengertian Manajemen

Menurut Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen


sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Richard L.Daft (2002:8) mendefinisikan


“Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
sumberdaya organisasi.”

Menurut Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen


sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.

2) Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan


selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh
seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad
ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi tiga yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang


akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan
dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut.

3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk


mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha.

3) Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti


bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus
dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang
pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri dari:

1. Pembagian kerja (division of work)


2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility)

3. Disiplin (discipline)

4. Kesatuan perintah (unity of command)

5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan


sendiri (subordination of individual interests to the general
interests)

7. Pembayaran upah yang adil (renumeration)

8. Pemusatan (centralisation)

9. Hirarki (hierarchy)

10. Tata tertib (order)


11. Keadilan (equity)

12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)

13. Inisiatif (Inisiative)

14. Semangat kesatuan (esprits de corps)

b. Motivasi

1) Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
"dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam
diri seseorang.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi
seorang entrepreneur adalah be their own bosses

Menurut (Hutagalung dkk, 2010).Motivasi merupakan


satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.Motivasi juga
bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup

Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai


dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan
kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.

2) Faktor yang mempengaruhi motivasi


Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor,
menurut (Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi ), yaitu

a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri


individu, terdiri atas:

 Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang


termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung
pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk bertindak;
 Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau
mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi
pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta
dapat mendorong individu untuk berprestasi;

 Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan.


Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan
merupakan tujuan dari perilaku.

 Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk


menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga
mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan
yang dialaminya.

 Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif


yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan
yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri
individu, terdiri atas:

 Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada


jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan
yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap
atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat
dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh
objek pekerjaan dimaksud;
 Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok
kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat
mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai
suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini
dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

 Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu


terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;

 Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan


karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh
seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang
mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian
imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

c. Keberhasilan Usaha

1) Pengertian Keberhasilan Usaha


Pengertian keberhasilan usaha adalah suatu keadaan
dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya.
Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan,
dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk
mencapia suatu keberhasilan.

Dalam pengertian umum, keberhasilan usaha


menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik/unggul dari pada masa
sebelumnya. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Moch. Kohar Mudzakar (1998) yang menyatakan
bahwa: Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang
menggambarkan lebih daripada lainnya yang sederajat atau
sekelasnya.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha


tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang
mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena
kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari
bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak
berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama
sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika
dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai
berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah
organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang
fasilitas.

2) Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Wirausaha

KEBERHASILAN WIRAUSAHAWAN
Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan
dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis yang kita
kelola. Seorang wirausaha harus mau menghadapi tantangan dan
resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk maju,
dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju.

Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam


bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi
keberhasilan seorang wirausaha dalam

mengembangkan profesinya, yaitu:

a. Kerja keras

Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap


pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh –
sungguh dalam usahanya.

b. Kerjasama dengan orang lain

Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan


pergaulan sebagai langkah pertama untuk mengembangkan usaha.
SEorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul, ramah dan
disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan
orang lain.

c. Penampilan yang baik

Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang


jujur dan disiplin

d. Yakin
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu
keyakinan untuk maju dan dilandasi ketekunan serta kesabaran.

e. Pandai membuat keputusan

Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan


pada alternative sulit, dengan cara pertimbangan yang matang, jangan
ragu – ragu dalam mengambil keputusan yang baik sesuai dengan
keyakinan.

f. Mau menambah Ilmu pengetahuan

Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha,


diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan
kemajuan dalam usaha.

g. Ambisi untuk maju

Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat


mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan
usaha yang keras dan disiplin diri yang baik.

h. Pandai berkomunikasi

Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata
yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan
memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik daan orang akan
percaya dengan apa yang disampaikan

2. KERANGKA BERFIKIR
Pengertian kerangka berfikir menurut para ahli “Kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting” (Sugiyono, 2008:47). Penelitian ini akan membahas tentang
pengaruh Manajemen dan motivasi terhadap keberhasian usaha di
Wonogiri. Agar lebih mudah memahami penelitian ini, maka
digambarkan seperti gambar dibawah ini :

1
Manajemen
(X1)
3 Keberhasilan
Usaha
Motivasi
( X2) (Y)
2

Keterangan:
1. Variabel independent/variable bebas
Yaitu variable yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi
variable yang lain. Yang menjadi variable independen adalah:
Manajemen (X1) dan Motivasi (X2).
2. Variable dependen/ variabel terikat
Yaitu suatu jawaban atas hasil dari perilaku yang dirangsang.
Dalam hal ini yang menjadi variable dependen adalah Keberhasilan
usaha (Y).
Penjelasan Gambar:
Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa
Manajemen (X1) mempunyai pengaruh terhadapa Keberhasilan Usaha
(Y), Motivasi (X2) mempunyai pengaruh terhadap Keberhasilan usaha
(Y). Manajemen dan Motivasi dapat mempengaruhi Keberhasialan
usaha .
3 .Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah” (Sugiyono, 2008:93). Karena merupakan data
empiris yang terkumpul maka perlu diuji sehingga dapat diketahui
kebenarannya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis
adalah sebagai berikut :
1. Manajemen berpengaruh terhadap keberhasilan usaha di Wonogiri
2. Motivasi berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha di Wonogiri
3. Manajemen dan Motivasi berpengaruh terhadap Keberhasilan
usaha di wonogiri.
C. Metode Penelitian
1. Jenis-jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2005:11) jenis penelitian ada 2 yaitu:

a. Penelitian menurut tingkat kejelasannya (eksplantasinya)


digolongkan sebagai berikut:
1) Penelitian deskriptif
Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel / lebih
tanpa perbandingan / menghubungkan variabel dengan
variabel lain.
2) Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan.
3) Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menghubungkan antara 2 variabel atau lebih.
b. Penelitian menurut jenis dan data dapat di golongkan sebagai
berikut:
1) Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksud
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan.
2) Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata ,
kalimat, skema dan gambar.
Berdasarkan uraian diatas jenis penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini berusaha untuk
memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/
melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan faktor-faktor yang tampak sebagaimana adanya.
Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
yang menggunakan data berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Dimana data yang diperoleh dari sampel penelitian
kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan
lalu dipresentasikan.

2. Lokasi Penelitian
Untuk mencari data yang dibutuhkan dan mendukung dalam
penelitian ini, maka peneliti mengambil tempat di toko dan
swalayan di Wonogiri untuk melakukan pencarian data yang
dibutuhkan yaitu data yang mempengaruhi keberhasilan
wirausahanya .

3. Populasi, Sampel, dan Sampling


a. Populasi

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo (1996 : 108 )


menyatakan bahwa “Populasi adalah jumlah dari keseluruhan
obyek ( satuan-satuan atau individu) yang karakterisiknya hendak
diduga-duga. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
pemilik atau pengelola toko dan swalayan di wonogiri yang
berjumlah kurang lebih 110 toko dan swalayan.

b. Sampel

Menurut pendapat Sugiyono (2008:124), bahwa sampel


adalah sebagian individu yang diselidiki. Apabila populasi 110
dengan taraf kesalahan 5%, maka sampelnya 84”. Berikut ini contoh
tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf
kesalahan 1%, 5%, dan 10% sebagai berikut :

Tabel Krecjie dan Morgan

N 1% 5% 10%

110 94 84 78

120 102 89 83

130 109 95 88

140 116 100 92

150 122 105 97

160 129 110 101

170 135 114 105

180 142 119 108

190 148 123 112

200 154 127 115

Berdasakan penetapan sampel tersebut maka dalam


penelitian ini jumlah sampelnya adalah 84 Pemilik ataupun
pengelola toko dan swalayan di Wonogiri.

c. Sampling

Menurut Subagyo (1997:111) ” Sampling adalah cara atau


teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sampling
merupakan cara pengambilan sampel dalam penelitian sebagai
upaya klasifikasi sampel. Penentuan sampel agar diperoleh
sampel yang tepat, maka digunakan cara-cara tertentu yang dikenal
dengan istilah teknik sampling
4. Sumber Data
a. Data Primer
Suharsimi Arikunto (2006:64) mengemukakan bahwa
“Sumber bahan atau dokumen yang dikumpulkan atau digunakan
sendiri oleh pihak yang hadir pada waktu kejadian yang
digambarkan tersebut terjadi”.
b. Data Sekunder
Menurut Arikunto (2006:64) mengatakan “Data sekunder
adalah sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau
digambarkan oleh bukan pihak yang hadir pada waktu kejadian
yang digambarkan tersebut berlangsung”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil
pengertian bahwa data sekunder merupakan data yang ditulis oleh
pihak lain atau pengumpulan data diperoleh berdasarkan dokumen.
2. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang harus
ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti agar dalam pengumpulan
data dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sukandar
Rumidi (2002:10) ” Variabel adalah suatu konsep yang memiliki dua
nilai atau lebih data suatu permasalahan”. Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2005:39) ” Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat”. Dalam penelitian
ini, variabel bebasnya adalah manajemen dan pemberian
motivasi .
b. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2005:40) ” Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadika akibat karena
adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah Keberhasilan berwirausaha.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151), angket adalah
“sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya.” Dalam penelitian ini, penulis akan
menggunakan angket tertutup secara langsung. Angket ini
digunakan untuk menggali data tentang penggunaan media
pembelajaran dan keaktifan belajar mahasiswa

Kisi-kisi Angket
Variabel Indikator Item

Keberhailan 1. Memiliki jiwa wirausaha


2. Sering berinovasi
berwirausaha (Y) 1 sampa 10
3. Memberikan banyak gagasan
terhadap suatu masalah

Manajemen (X1) 1. Ketepatan untuk mendukung


kegiatan didalam usaha tersebut
2. peningkatan minat konsumen
agar dapat menarik minat
konsumen dalam membeli 1 sampai 10
produk
3. peningkatan kemampuan
pemilik atau pengelola untuk
memunculkankan ide atau
gagasan baru untuk usahanya
Motivasi (X2) 1. Pemilik terdorong untuk tekun
dalam menjalankan usahanya
2. Pemilik terdorong untuk ulet
dalam menjalankan usahanya
3. Pemilik lebih terdorong untu 1 sampai 10
lebih semangat dalam
menjalankan usahanya

Penilaian angket menggunakan skala likert 1 sampai 4, sebagai berikut:


1. Jawaban a (selalu) diberi nilai 4
2. Jawaban b (sering) diberi nilai 3
3. Jawaban c (jarang) diberi nilai 2
4. Jawaban d (tidak pernah) diberi nilai 1
4. Uji Instrumen
Arikunto (2005:97) mengemukakan bahwa instrument penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dakam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah diolah. Variasi
instrument yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan
reliable.

a. Uji Validitas
Arikunto (2005:145) mengemukakan bahwa “validitas
adalah ukuran yang menunjang tingkat kevaliditasan dan atau
kesahihan suatu instrument”. Sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Adapun rumus
validitas yaitu dengan menggunakan rumus product moment
angka kasar, yaitu :
N . XY    X   Y 
rxy :
N  X 2

  X  N Y 2  Y 
2 2

Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


X : Skor item

Y : Skor total

N : Jumlah responden

jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir
soal) valid, sebaliknya bila rxy < rtabel maka butir soal tidak valid
sekaligus tidak memiliki persyaratan (Arikunto, 2002:146).

a. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2005:90), reliabilitas adalah pendekatan
atau keajegan suatu instrument. Uji reliabilitas menunjukan
sejauh mana suatu instrument dapat dilakukan berulang-ulang.
Adapun rumusnya yaitu :
2. r 12 12 
R 11 =
(1  r 12 12 )

R 11 = Realibilitas instrumen

r 12 1
2 = r xy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi
antara dua belahan instrumen.

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel


(r 0 > r 1 ) dan nilai r positif.

5. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Menurut Sutrisno (2004:1) Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data Adapun
pengujian normalitas ini dengan rumus chi Square. Perhitungan
ini dilakukan dengan rumus:
 f0  f h 
X2 
fh

Keterangan :

X2 =Chi Square

fo = frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai


pencerminan dari frekuensi yang diharapkan.

Kesimpulan:

Jika X2 < X2 (Chi Square Tabel) maka data dinyatakan normal.

Jika X2 > X2 (Chi Square Tabel) maka data dinyatakan tidak


normal.

b. Uji Linieritas
Sutrisno (2004:2) mengemukakan Uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah :

F=

Keterangan :
F = koefisien regresi
RKreg = rerata kuadrat garis regresi
RKres = rerata kuadrat residu
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dinyatakan linier atau
Ho diterima.
6. Teknik analisis Data
a. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan
perubahan variabel Y disebabkan oleh variabel X. Sugiyono
(2005:211) menjelaskan analisis regresi ganda dua prediktor
menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana :

Y = Keberhasilan berwirausaha

X1 = Manajemen

X2 = Pemberian Motivasi

a = konstanta

b = koefisien korelasi

Langkah-langkah:

1) Persamaan Garis Regresi


Untuk menghitung nilai a, b1, dan b2 dapat menggunakan:

 Y  a.n  b  X
1 1  b2  X 2

 X Y  a X
1 1  b X 1  b2  X 1 X 2

X Y  a  X 1  b X 1  b2  X 2
2
2

2) Uji Signifikansi Simultan/Uji F


Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel bebas dan variabel terikat secara bersama-
sama. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a)Perumusan hipotesis

H 0 :  1   2  0 (tidak ada pengaruh antara variabel x

dengan variabel y).

H 0 : 1   2  0 ( ada pengaruh antara variabel x dengan

variabel y).
b)Level of significant t (a = 5%).

c)Kriteria pengujian statistik.

Daerah ditolak
Daerah
diterima
F ; k –1; k (n-1)

H 0 diterima apabila Fhitung  Ftabel .

F F
H 0 ditolak apabila hitung tabel

a) Penghitungan nilai F
JKreg = b1 ∑x1 y

JK = ∑y2 – Jkreg

Keterangan :

JKreg : ∑ kuadrat regresi

JK : ∑ kuadrat residu

k : banyak variable / predictor

n : jumlah sampel

b) Kesimpulan
Dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel , jika

nilai Fhitung  Ftabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat

variabel independent dengan variabel dependent secara

bersama-sama sebaliknya jika Fhitung Ftabel tidak ada

pengaruh.

3) Uji Signifikansi secara Parsial/Uji t


Pengujian secara individu ini membuktikan bahwa
koefisien regresi suatu model itu statistik signifikan atau tidak
maka dipakai uji – t. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1) Perumusan hipotesis
Ho :  = 0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel X
dan variabel Y.

Ho :   0 berarti ada pengaruh antara variabel X dan


variabel Y.

2) Menentukan level of significant a =


0,05.
3) Kriteria pengujian

Daerah ditolak Daerah ditolak


Daerah diterima

–t tab (a/2; (n-k- t tab (a/2; (n-k-1)


1)
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau p < 0,05 maka ho diterima
Jika thitung < -ttabel atau p > 0,05 maka Ho ditolak
4) Nilai t hitung:
b
t hitung = .
Sb

keterangan :

b = koefisien regresi.

Sb = Standart error koefisien regresi.

5) Kesimpulan
H 0 diterima apabila  t tabel  t hitung  t tabel .

H 0 ditolak apabila thitung ttabelatau  thitung ttabel .

4) Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif


a) Sumbangan Relatif (SR)
Menurut Sutrisno Hadi (2004:41), Sumbangan
relatif adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
masing-masing variabel prediktor terhadap kriterium Y.
Dengan rumus Sumbangan Relatif sebagai berikut :

a1   x1 y 
SR% X 1  x100%
JK reg

a 2 ( x 2 y )
SR% X 2  x100%
JK reg

Keterangan :
SR % X 1 = Sumbangan relatif X 1

SR % X 2 = Sumbangan relatif X 2

a1 = Jumlah produk antara X 1

a2 = Jumlah produk antara X 2

x 1 y = Jumlah produk antara x 1 dan y

x 2 y = Jumlah produk antara x 2 dan y

b) Sumbangan Efektif (SE)


Untuk mencari sumbangan efektif (SE%) prediktor
terhadap kriterium digunakan rumus:
SE %X 1  SR % X 1 .R 2

SE %X 2  SR% X 2 .R 2

Keterangan:

SR % X 1 = Sumbangan relatif X 1

SR % X 2 = Sumbangan relatif X 2

SE % X 1 = Sumbangan efektif X1

SE % X 2 = Sumbangan efektif X2

R2 = Koefisien korelasi determinasi


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2009. Kewirausahaan. Cetakan Keempatbelas. Bandung :


Penerbit Alfabeta.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi, dan Frida Ramadini, 2010


Kewirausahaan.USU Press, Medan.

Kasmir, 2008.Kewirausahaan.Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo.

Meredith.2006.”suryana”.http://www.google.com/~motivasi/keberhsailan
wirausaha.html, diakses 31/03/14.

(Robbins dan Timothy, 2009:222)

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rhineka Cipta.

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


PT. Rineka Cipta
Hadi, Sutrisno. 2004. Penelitian Research. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. manajemen pemasaran. Jakarta: PT
Indeks.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Widiyanto, joko. 2010. Spss untuk analisis data statistik dan penelitian. Surakarta:
BP-FKIP UMS.

TUGAS PENELITIAN PENDIDIKAN


“PENGARUH MANAJEMEN DAN MOTIVASI
TERHADAP KEBERHASILAN WIRAUSAHA
DI WONOGIRI”

Oleh :
PRIYO CANDRA PRATAMA
A210120120
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai