Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASI


“Product Life Cycle”

DISUSUN OLEH
Nayla Fayza Lamatenggo(B01421026)
Syahril Lasulika(B01421015)
Hendra Haipi (B01421022)

FAKULTAS SAINS DAN ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GORONTALO
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 5 Desember 2023

Penyusun
Daftar Isi

Halaman sampul………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………..ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….……...
1.3 Tujuan…………………………………………………………………
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Siklus Hidup Produk…………………………………..
2.2 Tahapan Dalam Siklus Hidup Produk…………………………….
2.3 Strategi Perusahaan Dalam Menghadapi Tiap Tahapan Siklus
Produk……………………………………………………………………...
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan dalam menjalankan aktiitasnya baik perusah
a a n y a n g bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yan
g sama yaitumemperoleh keuntungan" Selain itu perusahaan juga ingin
memberikan
kepuasank e p a d a k o n s u m e n a t a s p r o d u k y a n g y a n g d i h a s i l k
a n n y a , k a r e n a k e p u a s a n konsumen menjadi tolok ukur dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan
yang diinginkan oleh konsumen"7ntuk itu dalam suatu perusahaan harus
mengetahui Siklus
ehidupanP r o d u k , a g a r d a p a t m e m b u a t s u a t u p r o d u k
yang baik dan dapat memenuhikebutuhan konsumen" #an
p e r u s h a a n n y a b e r j a l a n l a n  a r d a n b a i k " # a n s u a t u perusahaan
dapat menjalankan perusahaannya dalam jangka %aktu
yang panjang, berkembang, dan memperoleh keuntungan

2.1 Rumusan Masalah


 Apa itu Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha?
 Apa itu Kemandirian dalam Berwirausaha?
 Bagaimana Kreativitas dalam Berwirausaha?

2.2 Tujuan
 Untuk Mengetahui Apa itu Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha
 Untuk Mengetahui Apa itu Kemandirian dalam Berwirausaha
 Untuk Mengetahui Bagaimana Kreativitas dalam Berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha


Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Karena dengan
memiliki motivasi berprestasi akan menumbuhkan inovatif, kreatif, serta
semangat untuk memajukan usaha yang dikelola.
Berikut adalah alur yang menunjukkan keterkaitan antara motivasi dengan
kewirausahaan.Beberapa cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam
berwirausaha antara lain:

1. Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat
memaksa. Pada awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada
rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode ini sangat tepat
dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju tetapi
tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya

2. Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik,


sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran
tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk menumbuhkan
motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang kewirausahaan.

3. Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga


subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi ini akan lebih
baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahan
kewirausahaan.

4. Belajar dari konsep 3M


a. Mulai dari yang kecil
b. Mulai dari diri sendiri
c. Mulai saat ini juga

Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu,


yaitu motif berprestasi (achievement motive).
Motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada Hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

1. Teori motivasi pertama dikemukakan oleh Maslow, tentang hierarki


kebutuhan yang mendasari motivasi.menurutnya, kebutuhan itu bertingkat
sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu : 1. kebutuhan fisik. 2.
kebutuhan akan keamanan. 3. kebutuhan social. 4. kebutuhan akan
harga diri. 5. kebutuhan akan aktualisasi diri.

Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc, Clelland:


Teori ini menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada prestasi
(achievement – oriented behavior) yaitu tingkah laku yang diarahkan terhadap
tercapainya standard of excellent.
•Menurut teori tersebut, seseorang yang mempunyai need of achievement yang
tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu

•Ciri dari need of achievement yang tinggi: mempertimbangkan apakah pekerjan


yang dilakukan itu cukup menantang atau tidak; kendala-kendala apa yang
mungkin dihadapai dalam mencapai tujuan; strategi apa yang digunakan untuk
mengatasi kendala dan mengantisipasi konsekuensinya; kesediaan memikul
tanggung jawab sebagai konsekuensi usahanya. Berani mengambil resiko ynag
sudah diperhitungkan, kesediaan mencari informasi untuk mengukur
kemauannya. Ingin kepuasan dari apa yang telah dikerjakan

Seseorang termotivasi untuk memulai usaha dipengaruhi oleh:


1.Laba, dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki
2.Kebebasan (bebas mengatur waktu, bebas aturan main yang menekan,
bebas dari aturan budaya organisasi/perusahaan)
3.Impian personal, bebas mencapai standar hidup yang diharapkan.
4.Kemandirian, memiliki rasa bangga karena dapat mandiri, dalam segala
hal (permodalan, madiri dalam manajemen dan menjadi manajer
terhadap diri sendiri.

Oleh sebab itu alasan seseorang menjadi wirausaha meliputi alasan keuangan,
alasan social, alasan pelayanan, dan alasan memenuhi diri sendiri

Motivasi adalah:
Kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan,
dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung motifnya. Motif dengan
kekuatan yang sangat besar berkaitan dengan perilaku. Motif yang kuat dapat
berkurang jika telah mencapai kepuasan atau karena menemui kegagalan

Motivasi berprestasi : kemauan yang berorientasi pada prestasi, yang


didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standard
of excellent/ standart yang sangat baik.
Mc. Clelland mengembangkan teori tentang motivasi berprestasi

Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh 3 kebutuhan:


1.Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
2.Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)
3.Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement).
Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai need for achievement tinggi selalu
mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan untuk melaksanakan
sesuatu selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan yang akan dilakukan itu
cukup menantang atau tidak.

Orang yang memiliki kebutuhan kekuasaan (n-Pow) dan kebutuhan afiliasi (n-
Aff) memiliki keterkaitan dengan keberhasilan manajerial yang baik. Seorang
manajer yang berhasil, memiliki n-Pow tinggi dan n-Aff rendah.

Meski demikian, pegawai yang memiliki n-aff yang kuat yaitu kebutuhan akan
afiliasi, dapat merusak objektivitas seorang manajer, karena kebutuhan mereka
untuk disukai, dan kondisi ini mempengaruhi kemampuan pengambilan
keputusan seorang manajer. Di sisi lain, n-Pow yang kuat atau kebutuhan untuk
kekuasaan, akan menghasilkan etos kerja dan komitmen terhadap organisasi,
dan individu dengan n-Pow tinggi lebih tertarik dengan peran kepemimpinan dan
memiliki kemungkinan untuk tidak fleksibel pada kebutuhan bawahan. Dan
terkakhir, orang n-Ach yang tinggi yaitu motivasi pada pencapaian lebih berfokus
pada prestasi atau hasil.

2.2 Kemandirian dalam Berwirausaha

Dalam kamus psikologi kemandirian berasal dari kata “independence”


yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada
orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri.
Kemandirian dapat diartikan sebagai usaha seseorang untuk bertahan dalam
kelangsungan hidupnya tanpa mengandalkan orang tua dan ketergantungan
pada orang lain serta adanya kebebasan dalam mengambil inisiatif untuk
mengatur kebutuhan diri sendiri. Kemampuan seperti ini hanya dimiliki jika
seseorang mampu memikirkan dengan jelas tentang sesuatu yang dikerjakannya
maupun diputuskannya, baik dari segi manfaat dan kerugian yang akan
dialaminya.

Kemandirian (self reliance) adalah kemampuan mengelola semua yang dimiliki,


mengerti bagaiman mengelola waktu, dan berfikir secara mandiri dengan disertai
dengan kemampuan mengambil serta bisa memecah masalah sendiri.
Kemandirian berarti adanya kepercayaan terhadap ide diri sendiri. Kemandirian
juga berkenaan dengan tugas dan keterampilan bagaimana cara seseorang
mengerjakan dan mencapai sesuatu serta cara mengelola sesuatu tersebut.

Kemandirian adalah tidak adanya keragu-raguan dalam menetapkan tujuan dan


tidak dibatasi oleh kekuatan akan kegagalan. Menurut sudut pandang Erickson
yaitu suatu sikap usaha untuk melepas diri dari orang tua dengan maksud untuk
menemukan dirinya dengan proses mencari identitas.

Maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan sebuah usaha


seseorang untuk bertahan dalam kelangsungan hidupnya tanpa mengandalkan
orang tua dan ketergantungan pada orang lain serta adanya kebebasan dalam
mengambil inisiatif untuk mengatur kebutuhan diri sendiri. Kemampuan seperti ini
hanya dimiliki jika seseorang mampu memikirkan dengan jelas tentang sesuatu
yang dikerjakannya maupun diputuskannya, baik dari segi manfaat dan kerugian
yang akan dialaminya.

Menurut Desmita pengertian dari kemandirian memiliki rincian sebagai berikut

a. Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bergerak maju demi


kebaikan dirinya sendiri.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang
dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Jadi Kesimpulannya,kemandirian merupakan kebebasan seseorang dalam


menentukan dirinya sebagai individualis mantap, percaya diri dan bertanggung
jawab dalam mengambil keputusan yang bersifat inisiatif untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya tabnpa melibatkan bantuan orang lain. Melalui
kemandirian, seseorang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian merupakan hal yang sangat
penting untuk dimiliki dan dikembangkan oleh setiap individu.
Kemandirian memiliki peran dalam mencapai hasil belajar.

Oleh karena itu hendaknya mengembangkan kemandirian dalam aktivitas


belajarnya agar meperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan, wirausaha adalah
seseorang yang dapat membangun sebuah usaha, memanfaatkan sebuah
peluang dan dapat mendapatkan sebuah keuntungan. Sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Kasmir bahwa wirausaha adalah orang berjiwa besar
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutanto bahwa wirausaha adalah orang
yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif,
kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu
peristiwa dengan cara yang mereka pilih dan keinginan berprestasi yang sangat
tinggi, bersikap optimis dan kepercayaan terhadap masa depan.

Berdasarkan hasil paparan di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha itu


mengarah kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan (usahanya)
sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya (yang dapat memanfaatkan
sebuah peluang demi mendapatkan keuntungan). Sedangkan kewirausahaan
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam
melaksanakan usaha atau kegiatan.

2.3 Kreatifitas

Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang
lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan
arti dari kata ‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada
menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah
yang sejatinya diperlukan para wirausahawan.

Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua


pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis,
inovator, penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan
memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas dalam
proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan efektivitas dan
efisiensi pada suatu sistem.
Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang
berorentasi tujuan, yang di desain untuk mencapai solusi suatu permasalahan.
Sedangkan manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses
tetap sama, namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara
wirausahawan yang satu dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi
yang berbeda-beda dalam membangun bisnisnya.
Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang dihasilkan. Semakin
kreatif orang tersebut menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula
hasil dari bisnis yang mereka jalankan.

Namun memang dalam berpikir kreatif tidaklah semudah yang dibayangkan. Bagi
anak-anak mungkin kreatifitas masih sangat luas karena pemikiran mereka
masih dibebaskan. Tetapi semakin bertambah dewasanya seseorang, kreatifitas
seakan-akan telah dikotak-kotakkan dan hal ini menjadi hambatan untuk
seseorang berpikir kreatif. Hambatan tersebut bisa berasal dari banyak hal dan
faktor, seperti hambatan yang dibuat sendiri. Hal ini terjadi karena adanya
pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2, apabila ada jawaban yang
berbeda maka akan dianggap salah atau aneh.

Hambatan lainnya adalah tidak berusaha menentang kenyataan atau menerima


apa adanya, misalnya orang tersebut terpaku dengan apa yang telah mereka
alami selama ini, tidak mau keluar dari batasan-batasan yang ada sebelumnya,
dan terpaku pada peraturan-peraturan yang telah membelenggu. Atau hambatan
lainnya adalah hambatan yang paling sering ditemukan, yakni takut dianggap
aneh atau bodoh. Orang tersebut menjadi tidak berani mengeluarkan ide atau
pendapat yang sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya,
dan orang tersebut juga tidak percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya
adalah ide yang sesungguhnya memang benar.

Hambatan-hambatan tersebut hendaknya diminimalisir atau justru dihilangkan


karena dalam berwirausaha, kreatifitas sangatlah dibutuhkan dan jangan sampai
hambatan menjadi permasalahan yang membuat ide kreatif kita tidak
berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreatifitas
wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan
gagasan melalui berfikir kreatif menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan,
perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan.

Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif.
Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru
maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi
untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang
pertama adalah wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak
penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan
baru dan berbeda antara objek, proses, bahan, teknologi dan orang. Untuk
membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita terhadap
hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar.
Orang yang kreatif akan memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat
mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru. Selain itu untuk dapat
melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif gunakanlah otak
bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja. Proses
kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap
pengetahuan, evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif,
kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut.
Dan yang terakhir, untuk menjadi seorang yang kreatif dan inovatif dalam
berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif agar dapat menjadi orang
yang sukses.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh 3 kebutuhan:


1.Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
2.Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)
3.Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement).
Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai need for achievement
tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan
untuk melaksanakan sesuatu selalu mempertimbangkan apakah
pekerjaan yang akan dilakukan itu cukup menantang atau tidak.

2. kemandirian merupakan sebuah usaha seseorang untuk bertahan


dalam kelangsungan hidupnya tanpa mengandalkan orang tua dan
ketergantungan pada orang lain serta adanya kebebasan dalam
mengambil inisiatif untuk mengatur kebutuhan diri sendiri.
Kemampuan seperti ini hanya dimiliki jika seseorang mampu
memikirkan dengan jelas tentang sesuatu yang dikerjakannya
maupun diputuskannya, baik dari segi manfaat dan kerugian yang
akan dialaminya.

3. Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia.
Proses yang berorentasi tujuan, yang di desain untuk mencapai
solusi suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan sumber
daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun
pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan
yang satu dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi
yang berbeda-beda dalam membangun bisnisnya.
Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang
dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang
yang ada, maka semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka
jalankan.

3.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas,


penulis memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa
wirauasaha pada mahasiswa, yaitu sebagai berikut: 1. Berkaitan
dengan faktor Motivasi Wirausaha, untuk mengembangkan Jiwa
Wirausaha pada
mahasiswa, dosen perlu memberikan pengetahuan dan pandangan
mengenai bidang kewirausahaan, bahwa kewirausahaan bukan
hanya sekedar mencari untung, namun berwiarusaha untuk
beribadah dan kemaslahatan bersama. Dosen juga perlu
memberikan pelatihan-pelatihan dan seminar kewirausahaan untuk
mengembangkan bakat dan hobi yang telah dimiliki oleh mahasiswa,
karena ini bisa dijadikan nilai tambah pada mahasiswa saat
mahasiswa telah lulus kuliah, mereka bisa merubah pola pikir yang
awalnya mencari kerja menjadi penyedia kerja. Kewirausahaan
merupakan ilmu yang dapat diterapkan dalam profesi apapun seperti
guru, atau profesi lain karena setiap profesi membutuhkannya. Selain
pelatihan mahasiswa juga perlu mandiri mengembangkan hobi dan
minatnya untuk berwirausaha melalui partisipasinya dalam kegiatan
kewirausahaan ataupun mengikuti seminar-seminar.

2. Berkaitan dengan faktor Mental Wirausaha, figur orangtua sebagai


seorang wirausahawan sangat berpengaruh dalam pembentukan
mental berwirausaha, maka dari itu orang tua perlu meberikan
arahan yang mendukung mental untuk menumbuhkan Jiwa
Wirausaha yang sukses. Kedisiplinan dalam kuliah juga sebagai awal
dalam pemupukan Jiwa Wirausaha.

3. Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah


swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang
baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya,
keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara
keseluruhan. Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri
dari komponen fisik dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan
jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja
memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi,
namun juga yang lebih penting adalah melahirkan individu-individu
yang memiliki diri yang baik sehingga mereka akan menjadi manusia
yang serta bermanfaat bagi ummat dan mereka mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan perlu
mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya,
memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik,
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki
pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-
kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan.

Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?q=https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/
pluginfile.php%3Ffile%3D%252F438357%252Fmod_resource
%252Fcontent%252F21%252FMOTIVASI%2520BERPRESTASI
%2520DALAM%2520KEWIRAUSAHAAN.docx%2520petemuan
%252014.docx%23:~:text%3DMotivasi%2520berprestasi
%2520sangat%2520dibutuhkan%2520dalam,untuk
%2520memajukan%2520usaha%2520yang
%2520dikelola.&sa=U&ved=2ahUKEwiezYHku-
aCAxVwxjgGHahJC_UQFnoECAcQBg&usg=AOvVaw29dWEu0nR
7yJ8e13_36wos

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/521773/mod_resource/
content/1/%283%29KEWIRAUSAHAAN.pptx

http://repo.iai-tribakti.ac.id/151/3/BAB%20II.pdf

https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-
inovatif-dalam-berwirausaha/

https://money.kompas.com/read/2021/09/20/153353226/
kewirausahaan-pengertian-tujuan-dan-ciri-cirinya?
amp=1&page=2&_gl=1*14nwva1*_ga*bnRaVzFuOTBORV83WlktM
HoxMjhvNzVHcmZjdWJpY3lod3FiUlZ2alZhUThSWHF6Y2FjTm94M
TdpOEY2LXFVdg..*_ga_77DJNQ0227*MTcwMTE2Nzk4NS4xLjEu
MTcwMTE2Nzk4NS4wLjAuMA..*_ga_7KGEC8EBBM*MTcwMTE2
Nzk4NS4xLjEuMTcwMTE2Nzk4NS4wLjAuMA

Anda mungkin juga menyukai