Anda di halaman 1dari 12

UTS KEWIRAUSAHAAN

OLEH

NAMA : ANGELA MERICI B.S. PAREIRA

NIM : 1903020055

KELAS : III A

DOSEN PA : Dr. ELLY LAY., M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: KEWIRAUSAHAAN

Soal:

1) Jelaskan bagaimana manfaat belajar kewirausahaan bagi yang sudah memilki perusahaan?
2) Mengapa kewirausahaan dianggap kiat untuk meningkatkan kualitas hidup?
3) Jelaskan sikap dan kepribadian seorang wirausahawan?
4) Motivasi apa yang menodorong seseorang tertarik untuk berwirausaha?
5) Apa yang menjadi ciri orang yang kreatif dan inovatif
6) Persyaratan apa untuk menjadi wirausahaan berhasil?
7) Faktor – faktor apa yang menjadi pemicu kewirausahaan?
8) Jelaskan apa yang menjadi dasar seseorang tumbuh minat berwirausaha?

Jawab:

1) Untuk memajukan sebuah usaha dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni
dari para pelaku usaha tersebut. Seminar dan pelatihan kewirausahaan yang tepat dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan soft-skill dari para pelaku usaha, tidak hanya para
pelaku Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM), namun juga pengusaha pemula dan
para pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya. Menurut Beach yang disadur oleh
Sofyandi (2008) tujuan dan manfaat pelatihan dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Pertama, mempersingkat masa belajar untuk memenuhi standar kinerja yang
ditentukan. Dengan mengikuti pelatihan sebelum memulai usaha, para pengusaha
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjalankan bisnis mereka sehingga mereka
dapat bekerja secara optimal, tanpa harus meraba-raba terlebih dahulu langkah apa yang
harus dilakukan dan dapat memaksimalkan waktu yang ada.
 Kedua, meningkatkan kinerja pekerjaan. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
kinerja dalam menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi, sehingga menjadi
lebih efektif dan efisien, serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru bagi bisnis
mereka
 Ketiga, pembentukan sikap. Pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah
laku para pengusaha dalam menjalin hubungan baik antar pengusaha, pengusaha dengan
patner bisnis, pengusaha dengan karyawan, maupun pengusaha dengan konsumen.
 Keempat, pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan
sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi absen, mengurangi
masalah-masalah operasional lainnya.
 Kelima, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka
panjang, yaitu mempersiapkan para pengusaha memperoleh keahlian dalam bidang
tertentu yang dibutuhkan perusahaan, seperti dengan mengambil beberapa sertifikasi
dalam bidang yang dibutuhkan.
 Manfaat terakhir dari pelatihan adalah mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang
mumpuni sehingga para pengusaha memperoleh rasa aman dan dihargai, dan
menimbulkan kepuasan dalam dirinya.
Disamping keenam manfaat tersebut, terdapat juga keuntungan lain dari mengikuti suatu
seminar dan pelatihan kewirausahaan seperti menemukan patner dan mentor yang tepat
untuk usaha yang akan dan sedang dijalani.Hal utama yang perlu diperhatikan adalah para
pengusaha sudah benar-benar memahami usaha mereka sehingga para pengusaha tahu dan
mengerti benar seminar dan pelatihan semacam apa yang harus mereka ikuti.

2) Kewirausahaan dapat dijadikan sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka
panjang untuk menciptakan peluang. Di bidang bisnis, banyak perusahaan yang sukses dan
memperoleh banyak peluang karena memiliki kreativitas dan keinovasian. Melalui proses
kreatif dan inovatif, wirausahawan dapat menciptakan nilai tambah barang dan jasa serta
berbagai keunggulan termasuk keunggulan bersaing. Sebagai contoh, perusahaan Honda,
Toyota Motor, Indofood dan perusahan lain yang sukses dalam produknya, dikarenakan
adanya proses kreativitas dan keinovasian di bidang teknologi. Demikian juga di bidang
pendidikan, kesehatan dan pemerintahan dapat diciptakan kemajuan-kemajuan oleh orang-
orang yang memiliki semangat yang tinggi dan jiwa kreatif dan inovatif. Dalam bidang
pemerintahan dituntut pemerintahan yang bercorak/berjiwa kewirausahaan(entrepreneurial
government). Maka lembaga birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme dan
berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel
dan adaptif. Karena dengan kewirausahaan manusia mendapatkan gairah hidup, dengan
kewirausahaan manusia dapat merasakan adanya masalah dan menyelesaikannya sesuai
tingkat kemampuannya menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi. Selama proses ini, secara
tidak langsung manusia telah meningkatkan kualitas hidunya.

3) Sikap dan Kepribadian seorang wirausaha:

1. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan tugas dan hasil.
Wataknya : Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
5. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
6. Berorientasi ke masa depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa
depan.
7. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

a. Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki


kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang
dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan
wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

b. Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten
yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen
terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan
target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk
yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah
konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan
memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang
diharapkan.

c. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang


wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran
mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang
dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk
yang dilakukan oleh
wirausahawan.

d. Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki


daya kreativitas yang tinggi.
Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam
dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.
Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari
wirausahawan yang bersangkutan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai
guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan
memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan
bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya
jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi
produk tersebut bagi konsumen.

e. Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan


dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan
dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi
kegiatan usahanya.
f. Realistis

Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan


fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan/perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan
rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha
yang sedang dirintis.

4) Keputusan seseorang menjadi pengusaha bisa didorong oleh beberapa kondisi dan motivasi.
Kondisi tersebut yaitu:

 Confidence Modalities

Yaitu lahir atau dibesarkan di keluarga dengan tradisi usaha. Dalam lingkungan
ini seseorang akan belajar dan mendapat rangsangan sosial sejak kecil sehingga
mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Hal ini akan menjadikan seseorang
mempunyai sikap dan perilaku sebagai pengusaha. Dia dapat membuka usaha baru atau
meneruskan usaha keluarganya.

 Tension Modalities

Yaitu kondisi yang menekan atau menyudutkan seseorang sehingga tidak ada lagi
pilihan selain menjadi pengusaha. Menurut Jaya Setiabudi dalam bukunya The Power
Kepepet, tekanan-tekanan tersebut antara lain:

1. Marginal –man status, yaitu kondisi dimana seseorang memilki status tidak jelas
dalam masyarakat. Status ini bisa berupa status sosial atau status ekonomi. Hal ini
mengakibatkan seseorang menjadi pengusaha karena merupakan satu-satunya
pilihan agar bisa hidup secara layak.
2. Traditional status, yaitu kondisi jatuhnya kelompok elit (pengusaha, pejabat). Agar
memperoleh statusnya kembali dalam masyarakat, maka mereka terjun menjadi
pengusaha karena kelompok ini tidak mau bekerja dengan profesi yang bersifat
“diperintah”.
3. Skilled Technician Status, yaitu kondisi dimana keterampilan yang dimiliki
seseorang menjadi pendorong untuk memilih profesi sebagai pengusaha. Contohnya
jika seseorang yang bekerja di industri tekstil sebagai penjahit, maka kemungkinan
akan membuka usaha sendiri sebagai penjahit.
 Emotion Modalities

Yaitu seseorang yang mempersiapkan diri menjadi pengusaha. Dia tidak berasal
dari keluarga pengusaha dan juga memiliki banyak pilihan dalam bekerja selain menjadi
pengusaha. Faktor-faktor yang mendorong kondisi ini adalah:

 Modal sukses yaitu seseorang yang melihat orang lain (sebagai idola) yang berhasil
dengan memilih profesi sebagai pengusaha.
 Kultur yaitu kondisi lingkungan tempat dia tinggal menjunjung tinggi budaya
menjalani profesi sebagai pengusaha
 Ideologi yaitu kondisi dimana agama memberikan pengaruh terhadap seseorang
sehingga menanamkan sikap dan kepribadian bahwa profesi pengusaha adalah profesi
yang sangat mulia.

5) – Ciri – ciri orang yang Kreatif

1. Suka Berimajinasi

Kadang kala, beberapa orang tidak menyadari bahwa orang melamun


bukan benar-benar melamun, melainkan berimajinasi. Banyak orang yang
meremehkan kegiatan ini karena dinilai menghabiskan banyak waktu.

Akan tetapi, berimajinasi dapat menjadi salah satu ciri orang kreatif.
Orang yang suka berimajinasi cenderung lebih menekankan berpikir
menggunakan otak kanan dibandingkan dengan otak kirinya.

Orang-orang yang suka berimajinasi dikenal sebagai pemimpi yang


realistis, yang mana ia akan dapat merealisasikan mimpinya. Namun,
yang perlu digaris bawahi. Imajinasinya dalam bentuk positif ya ..

2. Menyukai Tantangan

Bagi orang yang kreatif, tantangan bukanlah hal yang membuat mereka
berhenti. Justru tantangan akan memacu semangat mereka. Orang-orang
kreatif akan memandang sebuah tantangan sebagai suatu hal yang harus
dihadapi dengan rasa optimis.

Maka, tidak heran bila banyak orang kreatif yang suka mengambil risiko.
Banyak pula orang kreatif yang mengalami kegagalan demi kegagalan.
Di saat demikian, orang kreatif akan menganggap kegagalan sebagai
suatu pelajaran.

Saat mereka pada akhirnya berhasil menghadapi tantangan itu, akan


muncul rasa bangga dalam dada mereka.
3. Mudah Untuk Beradaptasi

Orang-orang kreatif dinilai sebagai individu yang mempunyai pemikiran


cepat untuk menemukan ide atau gagasan dalam rangka mengatasi
masalah. Kemampuan ini membuat mereka cepat beradaptasi di
lingkungan baru.

Selain itu, kemampuannya beradaptasi akan membantu banyak pihak


untuk menyelesaikan kasus secara berkelompok. Oleh karena itu, dengan
berada di dekat orang kreatif, Anda mungkin saja akan banyak ditolong.

4. Mudah Merasa Bosan

Orang yang kreatif sangat sering berimajinasi dan memiliki sifat terbuka
pada hal yang baru. Sifat ini membuat orang-orang kreatif menjadi cepat
bosan pada suatu hal dan terdorong untuk mencoba hal atau tantangan
baru di sekitarnya.

5. Kadang Menjadi Seseorang yang Misterius

Pribadi yang kreatif adalah pribadi yang sulit ditebak. Oleh karena itu,
kadang orang lain akan mengecapnya sebagai pribadi misterius.

Selain itu, sebenarnya orang yang kreatif akan mempunyai daya


sensitivitas yang tinggi. Artinya, mereka adalah orang-orang yang peka
dan peduli terhadap sekitar. Selain itu, rasa empati mereka juga dapat
dikatakan sangat baik.

Hanya saja, pribadi yang sulit ditebak dari orang kreatif kadang-kadang
akan membuat orang lain bingung.

- Ciri – ciri orang yang Inovatif

1. Challenges status quo, yaitu tidak merasa cepat puas dengan keadaan saat ini serta
mempertanyakan otoritas dan rutinitas.
2. Curious, yaitu senantiasa mengeksplorasi lingkungan dan mengidentifikasi adanya
kemungkinan-kemungkinan baru.
3. Self-motivated, yaitu tanggap terhadap kebutuhan dari dalam diri dan menjadi
pribadi yang proaktif memprakarsai proyek baru.
4. Visionary, yaitu memiliki pandangan yang jauh ke depan.
5. Entertains the fantastic, yaitu memiliki ide-ide yang bagi sebagian orang akan
dianggap gila, serta mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
6. Takes risks, yaitu melampaui batas kenyamanan, berani mencoba, dan berani pula
menanggung kegagalan.
7. Peripatetic, yaitu mengubah lingkungan kerja sesuai dengan apa yang dibutuhkan,
sering melakukan perjalanan guna memperoleh inspirasi ide-ide brilian.
8. Playful/humorous, yaitu memiliki ketertarikan pada hal-hal yang aneh, berani
untuk tampil beda, dan juga berani bertindak.
9. Self-accepting,yaitu dapat mempertahankan ide yang dimiliki serta tidak
terpengaruh dengan cara pandang orang lain.
10. Flexible/adaptive, yaitu terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan
adaptasi atau penyesuaian, serta mampu menyajikan berbagai solusi dan gagasan.
11. Makes new connections, yaitu mampu menyambungkan atau melihat hubungan
dari unsur-unsur yang terputus.
12. Reflective, yaitu dapat merenungkan berbagai pertimbangan sebelum mengambil
suatu keputusan.
13. Recognize patterns, yaitu perseptif terhadap sesuatu serta dapat membedakannya.
14. Tolerate ambiguity, yaitu tetap mampu merasa nyaman meski dalam situasi kacau
(chaos), serta tidak terburu-buru dalam membenarkan suatu ide atau gagasan yang
muncul.
15. Committed to learning, yaitu berusaha untuk terus mencari pengetahuan secara
kontinu dan juga menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul serta
menyelaraskan tindakan.
16. Balances intuition and analysis, yaitu mampu memilih antara pemikiran divergen
dengan konvergen serta memiliki intuisi untuk melakukan analisis.
17. Situationally collaborative, yaitu berusaha menyeimbangan pemikiran dari setiap
individu, mampu membuka dan mencari dukungan.
18. Formally articulate, yaitu mengomunikasikan gagasan secara efektif serta mampu
menerjemahkan sesuatu yang abstrak ke dalam bahasa yang penuh arti.
19. Resilient, yaitu merefleksi hal-hal yang dianggap mengecewakan atau tidak
diinginkan. Orang dengan sifat ini akan mampu belajar dengan cepat dari umpan
balik yang diberikan kepadanya.
20. Persevering, yaitu bekerja keras dan tekun serta memiliki komitmen terhadap hasil
apa yang telah digariskan.

6) Syarat yang menjadikan suatu Usaha dapat berhasil:


 Memiliki Visi dan Misi Jelas
 Berani
 Tidak Takut Gagal atau menanggung Resiko
 Berani Mengambil Keputusan dan Resiko
 Mau Mendengarkan Nasehat
 Kreatif dan Inovatif
 Memiliki Prinsip Kuat
 Meninggalkan Rasa Malas
 Tidak Cepat Puas
 Selalu Bersyukur
 Tidak Gengsi
 Harus Tegas
 Memanfaatkan Peluang
 Bijak Mengatur Waktu

7) FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha, Buchari (2007: 134)


1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target pasarnya
2. Memiliki modal cukup
3. Mencari dan menggunakan informasi secara tepat
4. Mampu memnej waktu secara efektif
5. Memiliki tenaga ahli ysng bisa diandalkan

Faktor keberhasilan orang cina dalam berdagang antara lain: Kerja keras dan tidak
mengenal arti putus asa, sabar, pandai merebut peluang, berpegang pada janji, berusaha
meyakinkan pelanggan, memiliki daya tahan dan semangat yang tinggi, tidak suka
menunggu, karena peluang tidak pernah menunggu mereka (Ann Wan Seng, 2007)

Faktor Penyebab Kegagalan

Beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya antara
lain (Zimmerer,1996)
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber daya
manusia dll
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
4. Gagal dalam perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
7. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.

Megginson (2000) dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab kegagalan


dalam small business adalah:
1. Lack of capital, kekurangan modal, tidak bisa menjalin relasi
2. No business knowledge, kurang memiliki pengetahuan tentang bisnis
3. Poor msnsgement, tidak memiliki keterampilan dalam manajemen
4. Inadequate planning, tidak membuat planning karena menganggap tidak penting
5. Inexperience, kurang pengalaman

Moko PA (2005) membagi faktor kegagalan menjadi faktor internal dan eksternal.
FAKTOR INTERNAL DISEBABKAN OLEH:
1. Kurangpandai dalam beberapa hal tertentu, karena kurang belajar dan berlatih
2. Kurang pengalaman
3. Kurang baik mengatur waktu
4. Kurang berani mengambil resiko
5. Kurang pandai meyakionkan orang
6. Kurang cepat bertindak
7. Kurang mampu melihat dan memanfaatkan peluang
8. Tidak mepati janji
9. Tidak jujur cepat merasa puas

FAKTOR EKSTERNAL
1. SDM yang tidak memadai, kialitas dan kuantitasnya
2. Komitmen pihak lain yang tidak terbukti
3. Kenaikan harga barang yang tidak terduga
4. Perubahan ekonomi global
5. Kebijakan pemerintah
6. Krisis ekonomi, politik,hukum
7. Perkembangan iptek

Beberapa kegagalan wirausaha menurut Kirk Patrick dalam Buchari (2007), sebab-sebab
penjual mengalami kegagalan antara lain:
1. Kurang inisiatif
2. Tidak membuat rencana.

8) Dalam Enterpreneur.s Handbook seperti yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana
(2006: 55) dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan minat seseorang menjadi
wirausaha yakni:

1. Alasan keuangan. Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan


tambahan dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan sosial. Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang,
menjadi teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak orang.
3. Alasan pelayanan. Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat.
4. Alasan pemenuhan diri. Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang
diinginkan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif
dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

Mudjiarto et al. (2005: 42) menyatakan bahwa bahwa umumnya orang berminat
membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini:

1. Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan.


2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.
3. Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri.
4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

Zimmerer (2004) menyatakan bahwa ada 8 faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan
minat kewirausahaan, yakni:

1. Pendapat bahwa wirausaha adalah seorang pahlawan.


2. Pendidikan kewirausahaan.
3. Faktor ekonomi dan kependudukan.
4. Pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa.
5. Kemajuan teknologi.
6. Gaya hidup bebas.
7. E-Commerce dan The World Wide Web.
8. Terbukanya peluang bisnis internasional.

Swasono (1978) menyatakan bahwa individu yang berminat wirausaha lebih


dipacu oleh keinginan berprestasi daripada hanya sekedar mengejar keuntungan.
Seseorang wirausaha tidak cepat puas akan hasil yang dicapai akan tetapi selalu mencari
cara dan kombinasi baru serta produksi baru sehingga tercapai perluasan usahanya. Hal
ini berarti individu yang mempunyai minat berwirausaha harus memiliki sikap
bertanggung jawab dengan memperhitungkan konsekuensi yang mungkin ada. Minat
berwirausaha akan menarik individu terhadap suatu usaha dimana usaha tersebut
dirasakan dapat memberikan suatu yang berguna, bermanfaat dan sangat penting bagi
kehidupan dirinya sehingga menimbulkan suatu dorongan atau keinginan untuk
mendapatkannya. Pada minat berwirausaha dibutuhkan kesanggupan untuk berhubungan
dengan bidang kewirausahaan sehingga individu memiliki minat terhadap pekerjaan
wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai