Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada ancaman pengangguran terdidik
yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh semakin lambannya
pertumbuhan lapangan pekerjaan dan rendahnya arus modal dari luar negeri
yang rendah (Hendro, 2011 : 5)
Perguruan tinggi ingin mengurangi sarjana yang menganggur dengan
menambahkan mata kuliah kewirausahaan dalam perkuliahan. Walaupun
begitu, masih banyak yang tidak mengimplementasikannya dalam dunia kerja
dikarenakan sikap mental untuk berwirausaha masih kurang.
Sikap mental dan perilaku kewirausahaan ini penting adanya pada diri
setiap orang. Karena, dengan memiliki sikap mental dan perilaku
kewirausahaan, seorang wirausahawan akan mencapai kesuksesan. Namun,
seorang wirausahawan yang sukses pun pasti pernah dan akan menghadapi
hambatan-hambatan. Hambatan tersebut bisa diatasi dengan cara menerapkan
sikap mental dan perilaku kewirausahaan dalam melakukan usahanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan wirausahawan?
2. Bagaimana sikap mental dan perilaku wirausahawan dalam berwirausaha?
3. Apa saja hambatan menjadi seorang wirausahawan dan bagaimana cara
menghadapinya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wirausahawan.
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap mental dan perilaku wirausahawan
dalam berwirausaha.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan untuk menjadi seorang
wirausahawan dan cara menghadapi hambatan-hambatan tersebut.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan tentang sikap kewirausahaan dan hambatan wirausahawan dalam
berwirausaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Wirausahawan
Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) dalam Suryana dan Bayu
(2013:27) mendefinisikan wirausahawan sebagai orang yang
mengorganisasikan, mengatur, dan berani bertanggung jawab atas resiko
untuk menciptakan peluang usaha.
Menurut John Schumpeter dalam Suryana dan Bayu (2013:27)
wirausahawan merupakan seseorang yang mendobrak perekonomian yang
ada dengan memperkenalkan produk baru baik barang maupun jasa dengan
menciptakan organisasi atau mengeksploitasi bahan baku yang baru.

B. Sikap Mental dan Perilaku Wirausahawan


Untuk menjadi seorang wirausahawan, seseorang tidak harus memiliki
gelar yang tinggi. Bahkan lulusan SD pun bisa menjadi wirausahawan yang
sukses. Asalkan, mereka memiliki sikap mental dan perilaku kewirausahaan
yang melekat dan diterapkan pada saat mereka bekerja maupun pada saat
melakukan kesehariannya.
Setiap orang pasti menginginkan sikap mental dan perilaku
kewirausahaan. Karena, sikap mental dan perilaku kewirausahaan akan
membawanya kepada sikap kemandirian secara finansial dan membuatnya
bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya (Wibowo, 2011:32).
Seorang wirausahawan yang menerapkan sikap mental dan perilaku
kewirausahaan akan menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Untuk itu,
mereka akan mandiri secara finansial karena mereka sudah memiliki
penghasilan yang lebih dari cukup untuk membiayai kehdupannya. Selain itu,
seorang wirausahawan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya
dalam hal pengadaan lapangan pekerjaan.
Berikut ini merupakan sikap mental dan perilaku kewirausahaan
menurut Puspotardjo dalam WIbowo (2011:34-35):
1. Percaya diri

2
Seorang wirausahawan hendaknya bekerja dengan penuh
keyakinan. Dengan keyakinan inilah, seorang wirausahawan akan
terus berkreasi dan berinovasi serta terus berkembang dalam
melakukan usahanya.
Selain itu, seorang wirausahawan hendaknya tidak
memiliki ketergantungan dalam melakukan pekerjaannya. Ia harus
percaya bahwa dirinya mampu tanpa bergantung pada orang lain.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seorang wirausahawan hendaknya selalu haus akan prestasi
seakan-akan prestasi merupakan kebutuhan hidupnya. Dengan
begitu, seorang wirausahawan termotivasi dan akan selalu berusaha
berprestasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selain itu, seorang wirausahawan juga harus berorientasi
pada pekerjaan berupa laba dengan menerapkan sikap tekun dan
tabah, memiliki tekad, dan bekerja keras dalam melakukan
pekerjaannya.
Seorang wirausahawan juga harus memilliki inisiatif.
Inisiatif inilah yang merupakan titik awal seseorang wirausahawan
dalam melakukan tugas atau pekerjaannya.
3. Berani mengambil risiko
Seorang wirausahawan hendaknya memiliki sikap berani
mengambil risiko dalam melakukan pekerjaannya. Namun,
sebelum mengambil pekerjaan yang berisiko, tentu harus dilakukan
evaluasi terlebih dahulu dengan memperhatikan dampak positif
maupun negatifnya.
Selain itu, seorang wirausahawan hendaknya tidak
menghindari tantangan. Karena, tantangan merupakan pacuan
seorang wirausahawan untuk selalu berkembang, berkreasi, dan
berinovasi lebih baik lagi.
4. Berjiwa kepemimpinan
Seorang wirausahawan dituntut untuk memiliki jiwa
kepemimpinan. Ia harus selalu terbuka pada kritik dan saran yang
disampaikan oleh rekan kerjanya maupun dari pihak-pihak lain.
Selain itu, seorang wirausahawan juga dituntut untuk bisa
bekerja sama dengan orang lain (rekan kerja maupun pihak lain

3
yang terlibat) yang bertujuan untuk memudahkan seorang
wirausahawan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
5. Berpikir ke arah hasil (manfaat)
Wirausahawan yang baik adalah wirausahawan yang hasil
usahanya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat.
Untuk itu, seorang wirausahawan dituntut untuk selalu berpikir
kreatif dan inovatif dalam melakukan pekerjaannya sehingga
usahanya tidak hanya akan memperoleh laba semata namun juga
memperoleh manfaat bagi penggunanya.
Wirausahawan juga dituntut untuk luwes dalam melakukan
pekerjaannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, diperlukan
adanya kerja sama tim untuk mengevaluasi pekerjaan yang
dilakukan. Tentunya hal ini membutuhkan keluwesan seorang
wirausaha dalam bekerja sama dengan rekan kerjanya dan dengan
pihak lain yang terkait.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat suatu usaha
juga sangatlah banyak. Baik sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya modal, maupun skill dari wirausahawan itu
sendiri. Sehingga, seorang wirausahawan harus memiliki banyak
sumber daya namun tetap dimanfaatkan dengan efektif dan efisien.
Seorang wirausahawan juga dituntut untuk serba bisa dan
berpengetahuan luas. Pengetahuan tersebut akan berguna untuk
menjalankan usahanya. Misalnya pengetahuan tentang
perekonomian yang akan sangat berguna dalam menentukan pasar
dan metode pemasarannya.
6. Keorisinalan
Waktu terus bergulir. Kebutuhan akan berubah seiring
waktu. Menjadi seorang wirausahawan haruslah berpikir ke depan.
Pikiran ini akan memacu wirausahawan untuk menciptakan
produk-produk baru yang akan bermanfaat di masa yang akan
datang serta akan menghasilkan produk-produk yang orisinil dari
wirausahawan tersebut.

4
C. Hambatan-Hambatan Menjadi Seorang Wirausahawan dan Cara
Menghadapinya
Berwirausaha merupakan sebuah proses kegiatan pada
perekonomian dimana sebuah ide dapat diwujudkan dan dapat mendapat
keuntungan dalam menjalankannya. Pada zaman yang semakin modern
sekarang ini dalam melakukan kegiatan berwirausaha pasti terdapat
hambatan yang harus dihadapi oleh wirausahawan. Berikut adalah beberapa
hambatan yang dihadapi oleh seorang wirausahawan (Fahmi, 2014:04) :

1. Persaingan pasar pada beragam jenis produk yang menyebabkan produk


tidak laku terjual di pasar karena kurang diminati konsumen. Apalagi
pada saat barang pertama kali masuk pasar pastilah kita harus pintar-
pintar dalam melakukan pemasaran untuk menawarkan produk kepada
konsumen dengan menampilkan keunggulan produk untuk
membandingkan dengan produk lain. Pada keadaan persaingan pasar
seorang wirausahawan dituntut untuk dapat atau mampu berinovasi terus-
menerus untuk menarik minat konsumen.
2. Sikap selektif pada masyarakat dalam menilai produk yang diakibatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang bisa diperoleh dengan
mudah dan cepat. Masyarakat menjadi tidak mudah terpengaruh oleh
iklan di media cetak ataupun elektronik.
3. Karaker manusia yang selalu berubah. Sehingga seorang wirausahawan
dituntut untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan produknya
supaya konsumen bisa terus menggunakan produk tersebut karena sesuai
dengan keinginannya pada perubahan dari zaman ke zaman.
4. Meningkatnya kebutuhan dan biaya hidup menyebabkan setiap manusia
menginginkan pendapatan tambahan disamping pendapat pokok yang
diperolehnya. Dalam kondisi tersebut menimbulkan manusia
menginginkan terus membangun bisnis sehingga menyebabkan kompetisi
yang tinggi di pasar.
5. Kurangnya pengalaman dalam menjalankan usaha. Seorang
wirausahawan pada saat memulai suatu usaha pasti kurang tau dunia
usaha yang akan dijalaninya. Dalam kondisi ini wirausahawan harus

5
dapat mengatasi dengan perbanyak rekan bisnis untuk mencari tau dunia
usaha itu seperti apa.
6. Lokasi berwirausaha yang buruk atau tidak stategis. Pemilihan lokasi
berwirausaha harus diperhatikan untuk memulai sebuah usaha karena
konsumen akan mudah menemukan tempat tersebut. Pilihan lokasi yang
cocok dalam berwirausaha adalah pada tempat yang strategis ataupun
tempat yang mudah dilihat oleh khalayak ramai.
7. Kurangnya relasi bisnis. Kunci sukses dari sebuah wirausaha adalah
banyaknya relasi atau rekan bisnis dalam usaha. Dengan banyaknya
rekan bisnis, seorang wirausahawan bisa bekerja sama dalam melakukan
jual beli pada produk yang ditekuninya.
8. Kurangnya modal atau uang dalam berwirausahaan. Masalah yang kerap
kali dihadapi seorang yang ingin ataupun yang sudah berwirausaha
adalah kurangnya modal atau uang. Pada seorang yang sudah memulai
usaha pun bisa mengalami kegagalan karena masalah uang atau modal,
yang mana seorang wirausaha tersebut belum mumpuni dalam mengelola
keuangan. Solusi untuk menghadapinya adalah gunakan inovasi berfikir
bagaimana cara berwirausaha dengan menggunakan modal yang sedikit
tapi memberikan keuntungan yang banyak. Dan untuk mengelola
keuangan apabila takut mengelola uang sendiri, seorang wirausahawan
bisa menanamkan investasi dengan membeli saham ataupun dengan
menyerahkan keuangan kepada orang lain yang ahli dan dapat dipercaya
untuk menjalankan usaha.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi wirausahawan yang sukses bukanlah perkara yang mudah.
Diperlukan jiwa kewirausahaan yang didapat dari sikap mental dan
perilaku kewirausahaan pada diri seorang wirausahawan dalam melakukan
pekerjaannya. Dalam menjalankan usahanya, seorang wirausahawan akan
menemui hambatan-hambatan. Untuk itu, diperlukan sikap mental dan
perilaku yang tepat untuk mengahadapi hambatan-hambatan tersebut.

B. Saran
Sebaiknya, sikap mental dan perilaku kewirausahaan ini tidak hanya
diterapkan saat berwirausaha saja. Namun, alangkah lebih baik jika sikap
mental dan perilaku ini diterapkan pada kehidupan sehari-hari sehingga
tercipta keterbiasaan dan hubungan positif antara wirausahawan dan
masyarakat sekitarnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Agus. 2011. Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan


Strategi).Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai