MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Dra.Hj.Siti Munawaroh Thowaf,M.Ag
Disusun Oleh:
Dewi Hanufi
(1604026106)
(1604026108)
PRODI TAFSIR HADITS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hidup di jaman yang serba Modern ini, telah mendorong kita pada sikap atau perilaku
hidup yang materialistik dan Hedonis. Segala sesuatunya ditentukan dengan uang,
sehingga ada ungkapan ada uang ada jalan, tak ada uang tak jalan. Segala usahanya dan
kerjanya dihabiskan hanya untuk memperoleh kebutuhan hidup yang bersifat materi
demi kepusan hawa nafsunya. Bahkan sampai rela mengorbankan segalanya,
menghallkan segala cara demi sampainya pada tujuan yang dinginkan.
Fenomena diatas dapat kita saksikan secra nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini
membuktikan begitu rendahnya tujuan hidupnya yang hanya sebatas pemenuhan
kebutuhan lahir saja tanpa memikirkan hal atau sesuatu yang lebih penting dari sekedar
pemenuhan kebutuhan jasmani yaitu kebutuhan bathiniyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi atau pengertian dari marifat?
2.
BAB I
PEMBAHASAN
A.Pengertian Marifat
Marifat secara bahasa berasal dari bahasa arab arafa yarifu,
arafah, Irfan dan Marifah yang berarti pengetahuan yang sangat
jelas.Marifat berbeda dengan al-ilm yang sama-sama berarti
pengetahuan. Bila al-ilm berarti pengetahuan yang menggunakan
perantara maka marifat berarti pengetahuan yang melalui
pengalaman langsung tanpa perantara.
Sedang marifat dalam istilah tasawuf adalah pengetahuan
yang pasti mengenai Tuhan melalui pengalaman langsung.
Pengalaman langsung disini adalah pengetahuan yang langsung
dirasakan oleh seorang sufi melalui hati dalam bentuk kasyf atau
ilham. Apabila orang awam mengetahui Tuhan melalui informasi dan
para filosof melalui akalnya,maka para sufi mengetahui tuhan melalui
hatinya.Pengetahuan orang awam bersifat diskursif (bahsiyah) dan
para pengetahuan para sufi bersifat pengalam langsung(tajribiyyah).
Itulah sebabnya Dzun Nun al-Misri menmbagi tiga kelompok
orang mengenal Tuhan.
a. Kelompok awam dimana mereka mengenal Tuhan
melalui ucapan kalimat syahadat.
b. Kelompok para filosof dan teolog dimana mereka
mengenal Tuhan melalui pembuktian akal.Kelompok ini
tidak puas mengakui adanya Tuhan hanya menerima
begitu saja. Akan tetapi dengan akalnya mereka juga
ingin membuktikan adanya Tuhan. Adanya alam
merupakan dalil(bukti) yang mereka ucapkan untuk
membuktikan adanya Tuhan.
c. Kelompok sufi dimana mereka mengenal Tuhan melalui
hati sanubari.
Ilmul
Yaqiin
adalah
yakin
yang
dihasilkan
oleh
ilmu.
Maka
membaca
dan
menyimak
berbagai
literatur
yang
Jadi maksud dari Ainul yaqin adalah Keyakinan yang dialami oleh
orang yang telah melewati tahap pertama, yaitu ilmu al yaqin,
sehingga setiap kali dia melihat sesuatu kejadian, tanpa melalui
proses sebab akibat lagi dia langsung meyakini akan wujud Allah;
sebagaimana ucapan:
Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra.:
Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada
sesuatu tersebut
Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra.:
Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya
Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra.:
.
Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah
sesudahnya.
BAB III
KESIMPULAN