Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa.
Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah.
Kalimat Tauhid ialah kalimat La illaha illallah yang berarti tidak ada tuhan melainkan
Allah.
(Qur’an 2:163; 47:19).
﴿ َو ِإَٰل ُهُك ْم ِإَٰل ٌه َٰو ِح ٌد ٓاَّل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَو ٱلَّرْح َٰم ُن ٱلَّر ِح يُم١٦٣﴾
﴿ َفٱْع َلْم َأَّن ۥُه ٓاَل ِإَٰل َه ِإاَّل ٱُهَّلل َو ٱْسَتْغ ِفْر ِلَذ ۢن ِبَك َو ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن َو ٱْلُم ْؤ ِم َٰن ِت َو ٱُهَّلل َيْع َلُم ُم َتَقَّلَبُك ْم َو َم ْثَو ٰى ُك ْم١٩﴾
Asal Makna Tauhid
Makna tauhid secara bahasa ialah menyatukan dan meng-esa-kan.
Adapun menurut istilah ialah memurnikan ibadah semata-mata kepada Allah ( )إفرادهللا بالعبادة.
Maksudnya ialah bahwa segala bentuk ibadah yang dilakukan semuanya ditujukan semata-
mata (karena) kepada Allah, tidak boleh kepada selain-Nya, karena Dialah satu-satunya
Pencipta dan Pengatur segala sesuatu dan hanya Dialah yang memiliki nama-nama yang
agung dan sifat-sifat yang mulia dan sempurna, yang tidak memiliki kekurangan dan cacat
sedikit pun.
Meyakinkan (meng’itikadkan) bahwa Allah adalah satu, tdk ada
syarikat (sekutu) bagi-Nya.
ILMU TAUHID ADALAH SUATU ILMU YANG MENYELIDIKI DAN MEMBAHAS SOAL-SOAL
YANG WAJIB, MUSTAHIL, DAN JAIZ BAGI ALLAH DAN BAGI SEKALIAN UTISAN-NYA.
JUGA MEMBAHAS DALIL-DALIL YANG MUNGKIN, YANG COCOK DENGAN AKAL PIKIRAN,
SEBAGAI ALAT UNTUK MEMBUKTIKAN ADANYA ZAT YANG MEWUJUDKAN. LEBIH DARI
ITU, ILMU TAUHID MENGUPAS DALIL-DALIL SAM’IYAT (THAHIR TAIB ABDUL MUIN).
• قال اإلمام ابن أبي العز رحمه هللا( :اعلم أن التوحيد هو أول دعوة الرسل وأول منازل الطريق ،وأول
مقام يقوم فيه السالك إلى هللا عز وجل ...ولهذا كان الصحيح أن أول واجب يجب على المكلف شهادة
أن ال إل ه إال هللا ،ال النظ ر ،وال القص د إلى النظ ر ،وال الش ك ،فالتوحي د أول م ا ي دخل ب ه في اإلس الم،
وآخر ما يخرج به من الدنيا ،فهو أول واجب وآخر واجب).
• االيمان معرفة بالقلب وقول بالسان وعمل باالركان.
Nama Lain Ilmu Tauhid
Membicarakan zat dan sifat Allah, sifat rasul-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz serta segala
yang mungkin diterima akal guna membuktikan dari dalil yang termasuk masalah sam’iyyat
agar dalil itu dipercaya dg yakin.
1. Zat Allah dan sifat-sifat yang wajib, mustahil, danb jaiz bagi-Nya;
2. Para Rasul dan sifat-sifat yang wajib, mustahil, danb jaiz bagi mereka;
3. Perkara mumkin (mingkin) dari segi dapatnya menyampaikan kepada wujud sang
pemcipta.
4. Perkara-perkara sam’i
Ma’rifat Mabda’ ialah mengenal dg penuh keyakinan terhadap pencipta alam, Allah
Yang Maha Esa sebagai wujud yg sempurna, wujud yang mutlak, wajib al-wujud.
Ma’rifat wasithah ialah mengenal keyakinan dg kokoh ttg para utusan Allah dan para
malaikat.
Ma’rifat Ma’ad ialah mempercayai bahwa setelah mati akan dihidupkan kembali.
Tujuannya (manfaat/buahnya)
Ilmu Tauhid bertujuan untuk mengetahui (ma’rifat) adanya Allah swt dengan dalil-dali yang
pasti sehungga dengan demikian dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang abadi.
Ma’rifat (mengetahui) adalah kepercayaan terhadap sesuatu yg sesuai dengan kenyataan
sebenarnya disertai dengan dalil-dalil yang pasti.
Kepercayaan yg masih ragu, masih khayalan atau zhan (prasangka yang kuat) belum
dikatakan ma’rifat.
Kepercayaan yng kokoh, tetapi tdk sesuai kenyataan, karena tidak dapat dibuktikan, maka
belum dikatakan ma’rifat.
Suatu kepercayaan yg kokoh, sesuai dg kenayataan, tetapi tidak disertai dgn dalil
(argumentasi), ia hanya menganut kepercayaan orang yang sudah dipercayai, maka
kepercayaan seperti ini dinamakan kepercayaan taqlid.
Tingkatan Iman menurut
Syekh Nawawi al-Bantani
1. Iman taklid, yaitu mantap dan percaya dengan ucapan orang lain tanpa mengetahui
dalilnya. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dianggap sah keimanannya, tetapi
berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil apabila orang tersebut mampu
menemukannya.
2. Iman ilmi, yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini
disebut ilmu yaqin. Orang yang memiliki keimanan tingkat pertama dan kedua termasuk
orang yang terhalang jauh dari Zat Allah Ta'ala.
3. Iman iyaan, yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati. Oleh karena itu, Allah tidak
hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati sehingga
seolah-olah orang yang memiliki tingkatan keimanan ini melihat Allah di maqam
muraqabah atau derajat pengawasan hati. Tingkat keimanan ini disebut dengan ainul yaqin.
.
4. Iman haq, yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini seperti yang disampaikan
para ulama, yakni orang yang makrifat. Orang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu.
Tingkat keimanan ini berada di maqam musyahadah dan disebut dengan haq al-yaqiin. Orang
yang memiliki tingkatan keimanan ini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah.
5. Iman hakikat, yaitu sirna bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu,
orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di
dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali.
والواجب على الشخص أحد القسمين األولين أما الثالثة اآلخر فعلوم ربانية يخص بها من يشاء من عباده
Tingkatan keimanan yang wajib dicapai seseorang adalah tingkatan pertama dan
kedua. Sementara itu, tingkatan keimanan ketiga, keempat, dan kelima merupakan tingkatan-
tingkatan keimanan yang dikhususkan oleh Allah untuk hamba-Nya yang Dia kehendaki
Tujuan akhir Ilmu Tauhid adalah menegakkan suatu kewajiban yang sama-
sama disepakati yaitu mengenal Allah Yang Maha Tinggi dan segala sifat-sifat
yang melekat pada-Nya serta mensucikan-Nya dari sifat-sifat yang mustahil
bagi-Nya. Membenarkan para rasul-Nya dengan keyakinan yang dapat
menentramkan jiwa, dengan jalan berpegang teguh kepada dalil, sesuai yang
ditunjukan Al-Qur’an kepada kita. Bukan semata-mata menyerahkan kepada
taklid buta. Untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan abadi.
Esensi Ilmu Tauhid
1. Tdk lain dari usaha pemahaman yg dilakukan para ulama ttg akidah Islam yg
terkandung dalam dalil naqli (al-Qur’an dan Hadits) dan aqli;
1. Akidah yg disepakati sebagai akidah yg benar, itulah ushul al-’aqoid atau al-’aqoid al-
asasiyyah dlm Islam, yg wajib dianut oleh setiap muslim dan wajib dibela.
2. Akidah yg disepakati sebagai akidah yg salah atau bertentangan dg akidah Islam. Ini wajib
diingkari serta ditolak.
3. Akidah diperselisihkan kebenarannya, sehingga tidak wajib untuk dianut dan juga tidak wajib
ditolak yg disebut furu’ al-’aqaid atau al-’aqaid al-far’iyyah dlm Islam.
Keyakinan yang wajib dipegang adalah bahwa agama Islam merupakan
agama Tauhid (monotheisme).
Akal adalah pembantunya yang paling utama dan naqal merupakan sendi-
sendinya yang paling kokoh.
واجب
سنة
تكليفى حرام
مكروه
مباح
شرع
سبب
شرط
وضعى صح
حكم :إثبات امر المر او نفيه عنه
Agar:
a. Mereka yang masih ragu-ragu dapat segera hilang keraguannya dan tumbuh
dalam dirinya satu keyakinan yang kuat.
Kelompok ini biasanya kaum intelek yang kritis dan selalu tidak merasa puas
kalau tidak dijelaskan dengan dalil-dalil yang bisa diterima oleh akalnya;