Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zulfa Mulya

Nim : 200104035
1. Jelaskan perbedaan antara Ilmu Tauhid dengan Ilmu Kalam?
Kata ‘tauhid’ dalam bahasa Arab adalah mashdar (kata benda) yang
berasal dari kata kerja: َ‫ ت َْو ِّح ْيدًا – ي َُو ِّح َد ُ – َو َّح َد‬wahhada – yuwahhidu –tauhîdan, artinya
membuatَsesuatuَmenjadiَsatu.َ[KitabَLisânulَ‘Arab,َBâbَwaَhaَda;َAt-Ta’rîfât,َ
hlm. 96; Al-Hujjah, 1/305, 306]

Secara istilah agama, tauhid artinya mengimani keberadaan Allâh, mengesakan


AllâhَSubhanahuَwaَTa’alaَdenganَrubûbiyah dan ulûhiyah, dan beriman kepada
seluruh nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. [Lawâmi’ulَAnwâr,َhlm.َ57;َAl-
Qaulus Sadîd, hlm. 16; At-Tanbîhât as-Saniyyah, hlm.9; dan Al-Qaulul Mufîd,
1/5]

lmu kalam (ilmu filsafat) adalah ilmu yang sangat dibenci olehَparaَ
ulama,َbahkanَsebagianَulamaَmenulisَbukuَkhususَtentangَpencelaanَterhadapَ
ilmuَini.َSepertiَkitabََ‫َوأَ ْه ِّل ِّه‬ ْ ‫(َذَ ُّم‬Pencelaanَterhadapَilmuَkalaamَdanَ
َ ‫َال َكالَ ِّم‬
pemiliknya)َkaryaَSyaikhulَIslamَAbuَIsma’ilَAl-Harowi rahimahullah (wafat
481 H).

Adz-Dzahabi rahimahullah berkata

َ‫َولهذاَذمَعلماء‬،‫قلَمنَأمعنَالنظرَفيَعلمَالكالمَإالَوأداهَاجتهادهَإلىَالقولَبماَيخالفَمحضَالسنة‬
َ‫َفمنَرامَالجمعَبينَعلمَاالنبياء‬،‫َفإنَعلمَالكالمَمولدَمنَعلمَالحكماءَالدهرية‬،‫السلفَالنظرَفيَعلمَاالوائل‬
‫عليهمَالسالمَوبينَعلمَالفالسفةَبذكائهَالبدَوأنَيخالفَهؤالءَوهؤالء‬
“Hampirَtidakَadaَorang-orang yang memperdalam ilmu filsafat kecuali
ijtihadnya akan mengantarkannya kepada pendapat yang menyelisihi kemurnian
sunnah. Karenanya para ulama salaf mencela mempelajari ilmu orang-orang kuno
(seperti orang-orang Yunani-pen) karena ilmu filsafat lahir dari para filosof yang
berpemikiran dahriyah (atheis). Barang siapa yang dengan kecerdasannya
berkeinginan untuk mengkompromikan antara ilmu para Nabi dengan ilmu para
filosof, maka pasti ia akan menyelishi para Nabi dan juga menyelisihi para
filosof”َ(MizaanulَI’tidaalَ3/144)

Ilmu filsafat diambil dari para tokoh Yunani seperti Aristoteles dan yang lainnya,
yang notabene mereka adalah orang-orang yang tidak beragama. Mereka tidak
dibimbing oleh wahyu.

2. Jelaskan hubungan antara Ilmu Tauhid dengan Ilmu Kalam?


 Tauhid ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengesakan Tuhan),
tidak ada sekutu bagi-Nya. mengesakan Allah pada sesuatu yang menjadi ke
khususan-Nya, baik Rubibiyah, Uluhiyah, atau Asma serta sifat-sifatnya.
 Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan mendasarkan
pada argument logika atau rasio sebagai pembuktian terhadap argumnet naqli
atau teks.
 Tauhid dan Ilmu Kalam sama-sama membahas tentang Ketuhanan. Ilmu
Kalam dinamakan sama-sama membahas tentang keesahan Allah SWT dan
tidak ada sekutu baginya.
3. Jelaskan tentang Tauhid Uluhiyah, Ubudiyah dan Rububiyah?
 Tauhid Uluhiyah
Kata Uluhiyah diambil dari akar kata Illah yang berarti: Yang disembah
dan Yang ditaati. Kata ini digunakan untuk menyebut sembahan yang hak dan
yang batil.

Dengan kata lain Tauhid Uluhiyah ialah percaya sepenuhnya, bahwa Allah-
lah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allah
sajalah yang sebenarnya dan yang harus disembah.

Singkatnya, keyakinan tentang Allah SWT sebagai Tuhan satu-satunya,


baik zat-Nya, maupun sifat dan perbuatan-Nya itulah yang disebut Tauhid
Uluhiyah. Uluhiyah kata nisbat dari Al-Illah. (َُ‫)االله – االله( )اُلُ ْولُ ِّه َّية‬

Al-Illah berarti: Tuhan yang wajib ada, yaitu Allah, sedangkan Uluhiyah
berarti: Mengakui dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan.

Kemudian yang dimaksud dengan Satu atau Esa dalam perbuatan-perbuatan


ialah bahwa alam semesta ini seluruhnya ciptaan Allah. Tidak ada bagian-
bagian alam yang diciptakan oleh selain Allah SWT.

Dengan begitu, maka Tauhid Uluhiyah merupakan jenis tauhid yang


terpenting dan paling mendasar karena dengan Tauhid Uluhiyah kehidupan
dijalankan dan syariat ditegakkan. Tauhid Uluhiyah merupakan dasar fitrah
dan sejarah manusia, sejak manusia diciptakan Allah menanamkan pada diri
manusia yang memungkinkannya menerima dan mencintai kebenaran,
memilih Tauhid atas Syirik atau Iman atas Kufur.

 Tauhid Ubudiyah
Sebagai konsekuensi dari keyakinan kita, bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah SWT (Tauhid Uluhiyah) dan bahwa tidak ada yang mencipta, mengurus
dan mengatur alam semesta ini selain Allah SWT (Tauhid Rububiyah), maka
kita pun harus meyakini bahwa tidak ada yang berhak mendapat pengabadian
(ibadah) dari kita selain Allah SWT. Itulah yang dimaksud dengan Tauhid
Ubudiyah.َ Kataَ Ubudiyahَ berasalَ dariَ kataَ kerjaَ “abada”َ yangَ berartiَ
mengabdikan diri (ibadah), beribadah kepada Allah menyembah kepada-Nya.
Penyembahan di sini bukan bermaksud Allah berhajat disembah hambanya
karena Allah tidak ingin disembah akan tetapi penyembahan di sini merupakan
ketaatan, kepatuhan ketumbuhan antara hamba dengan Tuhannya,, antara
makhluk dengan Khaliknya tidak ubahnya kita atau kepatuhan ketundukannya
seorang anak terhadap orang tua. Seorang karyawan kepada pimpinannya, yang
semua kewajibannya dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab, hanya saja
di dalam ketaatan menjalankan kewajiban tidak terdapat unsur benci sedikitpun
kepadanya. Dengan selalu memelihara dan menjalankan perintah-perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Maka dengan demikian, baik yang beribadah langsung kehadirat Allah


SWT seperti sembahyang dan puasa, maupun ibadah sosial melalui amal
kebaikan untuk kesejahteraan masyarakat tempat kita hidup seperti zakat,
sedekah, penyantunan fakir miskin dan lain-lain, semua itu untuk keselamatan
dan kebahagiaan kita sendiri.Sebaliknya Allah SWT tidak perlu kepada ibadah
kita, sebab sebagaimana yang telah difirmankan, bahwa Allah SWT tidak
butuh kepada alam

semesta ini, sehingga walaupun kita bersikap kufur, sama sekali tidak akan
mengurangi keagungan Allah SWT.

 Tauhid Rububiyah
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah
SWT,َ yaituَ “Rabb”.َ Namaَ iniَ mempunyaiَ beberapaَ arti,َ antaraَ lain:َ al-
Murabbi (pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Muslih
(yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan), dan al-Wali (wali). Sedangkan menurut
istilahَtauhidَrububiyahَberartiَ“percayaَbahwaَhanyaَAllah-lah satu-satunya
pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-
sunnah-Nya.

Asumsi pertama : Mereka diciptakan dari ketiadaan. Ini secara mutlak


jelas tidak mungkin, karena ketiadaan kontra kewujudan.

Asumsi kedua : Mereka adalah pencipta-pencipta. Ini tentu mustahil


karena mengansumsikan kewujudan sesuatu pada saat ketiadaannya.

Asumsi ketiga : Ada pencipta selain mereka, yaitu Allah SWT.


Asumsi inilah yang harus diterapkan.
4. Sebutkan nama-nama lain Ilmu Tauhid dan jelaskan artinya?
a. Ilmu kalam
Ilmu yang mengungkapkan bagaimana cara menetapkan kepercayaan-
kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukti-bukti yang menyakinkan, ia
lebih menyerupai filsafat.

b. Ilmu ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkai kata yang terdiri dari ushul dan ad-din. Ushul
jama’َ dariَ ashlَ yaituَ yangَ berartiَ pokok,َ ataupunَ dasar.َ Sedangkanَ ad-din
artinya agama. Jadi perkataan ushuluddin menurut bahasa berarti pokok atau
dasar-dasar agama. Mereka memberikan nama ilmu ushuluddin, lantaran ilmu
ini menguraikan pokok-pokok kepercayaan dalam agama dan juga karena ilmu
ushuluddin ini membahas prinsip-prinsip agama islam.

c. Ilmu qaid (Ilmu akidah)


Aqidah menurut bahasa ialah berasal dari perkataan al-aqd yaitu ikatan,
menguatkan, meneguhkan dan menegakkan. Aqidah adalah hukum yang tidak
menerima keraguan di dalamnya bagi orang yang menyakininya. Aqidah dalam
agama adalah maksudnya keyakinan tanpa perbuatan, seperti keyakinan
tentang keberadaanَ Allahَ bukanَ diَ ‘Arasyَ danَ diutusnyaَ paraَ rasul.َ Danَ
bentukَjama’nyaَadalahَaqaa'id.
Aqidah menurut istilah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan
jiwa merasa tentram kepada-Nya.

d. Ilmu Hakikatَdanَma’rifah
Ilmu hakikat adalah ilmu sejati, Karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala
sesuatu, sehingga dapat menyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).

Artiَ ma’rifahَ yaituَ pengenalanَ atauَ mengenal.َ Mengapaَ dikatakanَ ilmuَ


ma’rifah,َ lantaranَ diَ ilmuَ iniَ kebanyakanَ yangَ diperbincangkanَ ialahَ halَ
mengenal Allah dan dengan keyakinan yang teguh dan tetap dalam satu prinsip.

e. Telogi islam
Teologi islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yaitu pembahasannya
mencakup dengan persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan,
iman, kufur dan hal lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.

f. Fiqh Al-akbar
Menurut persepsi Abu Hanifah, hukum islam yang dikenal dengan istilah
Fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama: Fiqh Al-Akbar yakni membahas
keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua: Fiqh Al-Ashghar
membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-
pokok agama tetapiَhanyaَfuru’nyaَsaja.َ
g. Ilmu sifat dua puluh
Sebenarnya ilmu sifat 20 adalah penyederhanaan dari kata ilmu tauhid atau
ilmuَ kalamَ atauَ bisaَ diَ sebutَ jugaَ I’tiqadَ duaَ puluh.َ Bahkanَ adaَ Ulamaَ
berpendapat bahwa bila seorang tidak mampu menguasai sifat dua puluh
tersebut ada yang mengatakan tidak sah iman orang tersebut. Ilmu ini
membahas tentang sifat-sifat ketuhanan.

h. Ilmu filsafat islam.


Disebut ilmu filsafat islam karena ilmu kalam membahas berbagai masalah
ketuhanan dengan menggunakan argumental logika.

5. Jelaskan kenapa nama-nama tersebut diberi nama seperti itu?


a. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas dari pada dalil-dalil
akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan
(kalam) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli
dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang
dibahasnya. Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta
diperbincangkan pada masa-masa pertama islam, terutama di awal pertumbuhan
Ilmu Kalam ialah firman Allah SWT (kalam Allah SWT) yaitu al-qur’an.
b. Dinamakan demikian karena Ilmu Ushuluddin pembahasannya adalah dasar-
dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran agama islam.
c. Ilmu Aqo’idَ dinamakanَ demikianَ karenaَ pengetahuanَ iniَ berisiَ satuَ ikatanَ
mengenai sahnya iman dan islam yang jumlahnya 50, yang terkenal dengan
aqo’idَseket.َDengan perincian 20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi
Allah, satu sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib bagi rosul, 4 sifat mustahil bagi
rasul dan satu sifat mustahil bagi rasul. Semuanya tercantum di dalam kalimat
“la ilaha illa allah.”
d. hakikat buahnya adalah ma,rifat. Semuanya saling melengkapi, perlu-
memerlukan, sadar-menyadarkan dan mesti berjalan beriring. Yang lahir
menggambarkan batin. Maka kalau dipisah-pisahkan, akan cacat dan rusaklah
keislaman seseorang itu.
e. Dalam encyclopedia everman’s disebutkan: “science of region, dealing
therefore with God, and man in his relation to God” (pengetahuan tentang
agama yang membicarakan Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan
Tuhan. Sebenarnya Ilmu Teologi Islam ini pengertiannya sama dengan ilmu
tauhid. Hanya saja, kata inilah yang sering digunakan oleh penulis ataupu para
orientalis barat.
f. Penamaan ini datang dari Abu Hanifah, menurut pendapatnya, hukum islam
yang dikenal dengan istilah fiqh berbagai atas dua bagian, pertama fiqh al-akbar
yang membahas masalah keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid.
Kedua fiqh al-ashghor yang membahas masalah hal-hal yang berkaitan dengan
masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabangnya saja.
Daftar Pustaka

Imam Zarkasyi, Kh, “Ushuluddin (‘aqo’id) ‘Ala Madzhab Ahli-s-Sunnah


Wa-l-Jama’ah”,Ponogoro:Trimurti Press, 1994.

Muhammad Ahmad, 1997, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: CV. Pustaka


Setia.

Ahmad Hanafi, Theology Islam (ilmu kalam), Bulan Bintang, Jakarta, 1974

https://brainly.co.id/tugas/31915955

https://www.dosenpendidikan.co.id/tauhid-adalah/

http://fzill.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-
tauhid/

Anda mungkin juga menyukai