Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ramandha Putri Daulay

NIM : 22190009

Pengertian Tauhid dan Jenis-Jenisnya dalam Islam

Pengertian tauhid apabila ditinjau dari segi bahasa atau etimologi merupakan bentuk kata
mashdar dari asal kata kerja lampau yaitu wahhada yuwahhidu wahdah yang memiliki arti
mengesakan atau menunggalkan.

Dengan demikian, secara bahasa pengertian tauhid adalah ilmu yang membahas tentang
Allah SWT yang Maha Esa. Karena, arti kata tauhid adalah mengesakan, dengan dimaksud
mengesakan Allah SWT adalah dzat-Nya, asma-Nya dan af’al-Nya. Jadi, ilmu tauhid
mempelajari bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu.

Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa indonesia,
yaitu “keesaan Allah”, dan mentauhidkan berarti “mengakui akan keesaan Allah mengesakan
Allah”.Tauhid adalah bagian paling penting dari keseluruhan subtansi aqidah ahlus sunnah wal
jamaah.

Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung
klasifikasi jenis-jenisnya dapat terealisasi dalam kehidupan. Berikut adalah penjelasan
selengkapnya mengenai tauhid yang perlu dipelajari, dilansir dari berbagai sumber.
Ditinjau dari buku Teologi Islam Ilmu Tauhid karya Drs Hadis Purba dan Drs. Salamuddin,
terdapat beberapa pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh para ahli. Beberapa definisi
atau pengertian tauhid tersebut antara lain;

1. Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4),


Mengemukakan "Ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang
sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan
daripada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat
yang boleh ditetapkan kepada mereka, dan apa yang terlarang dinisbatkan kepada mereka."

2. Husain Affandi al-Jisr (tt:6)


Mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang hal-hal yang
menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan."

3. Ibnu Khaldun (tt:458)


Mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid berisi alasan-alasan dari aqidah keimanan dengan dalil-dalil
aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan penolakan terhadap golongan bid'ah yang dalam
bidang aqidah telah menyimpang dari mazhab salaf dan ahlus sunnah."

Thair Abdul Muin menyampaikan bahwa "Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan
membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-Nya; juga
mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat bantu untuk
membuktikan adanya Zat yang mewujudkan."

Masih banyak sekali definisi atau pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh para
ahli. Meski susunan kata-kata atau redaksi dari penjabaran mereka tidak sama, namun semuanya
memiliki kesamaan yakni masalah tauhid berkisar pada persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan Allah SWT, rasul-rasul-Nya, dan hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan manusia
setelah mati.

1
Jenis-Jenis Tauhid
Tauhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah
wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus mengandung
klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.

Dalam kaitan ini tercakup dua hal. Pertama, memahami ajaran tauhid secara teoritis
berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an, sunnah dan akal sehat. Kedua, mengaplikasikan ajaran tauhid
tersebut dalam kenyataan sehingga ia menjadi fenomena yang tampak dalam kehidupan manusia.

Inilah 3 Macam Tauhid Menurut Ibnu Taimiyah,yaitu :

1. Tauhid Rububiyah
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah Swt, yaitu ‘Rabb’.
Nama ini mempunyai beberapa arti antara lain: al-murabbi (pemelihara), an-nasir (penolong), al-
malik (pemilik), al-mushlih (yang memperbaiki), as-sayyid (tuan) dan al-wali (wali).

Dalam terminologi syari’at Islam, istilah tauhid rububiyah berarti: “percaya bahwa hanya
Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya”.

Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini;

-Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat umum.


Misalnya, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menguasai.
-Beriman kepada takdir Allah.
-Beriman kepada zat Allah.

2. Tauhid Uluhiyah
Kata Uluhiyah diambil dari akar kata 'ilah' yang berarti 'yang disembah' dan 'yang ditaati'.
Karena ini digunakan untuk menyebut sembahan yang hak dan yang batil. Pemakaian kata lebih
dominan digunakan untuk menyebut sembahan yang hak sehingga maknanya berubah menjadi
Dzat yang disembah sebagai bukti kecintaan, penggunaan, dan pengakuan atas kebesaran-Nya.

Dengan demikian kata ilah mengandung dua makna: pertama adalah ibadah, kedua
adalah ketaatan..Pengertian tauhid Uluhiyah dalam terminologi syari’at Islam sebenarnya tidak
keluar dari kedua makna tersebut. Maka definisinya adalah “Mengesakan Allah dalam ibadah
dan ketaatan”.
Oleh sebab itu realisasi yang benar dari tauhid uluhiyah hanya bisa terjadi dengan dua
dasar. Pertama, memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT, semata tanpa
adanya sekutu yang lain. Kedua, hendaklah semua ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya melakukan maksiat.

3. Tauhid Asma’Wash-Shifat
Definisi tauhid al-asma wa ash-shifat artinya pengakuan dan kesaksian yang tegas atas
semua nama dan sifat Allah yang sempurna.Allah Swt menetapkan sifat-sifat bagi diri-Nya
secara rinci. Yaitu dengan menyebut bagian-bagian kesempurnaan itu satu persatu. Menetapkan
sifat mendengar dan melihat bagi diri-Nya sendiri. Tetapi Allah SWT juga menafikan sifat-sifat
kekurangan dari diri-Nya. Hanya saja penafikan itu bersifat umum.Artinya, Allah SWT
menafikan semua bentuk sifat kekurangan bagi dirinya yang bertentangan dengan
kesempurnaan-Nya secara umum tanpa merinci satuan-satuan dari sifat-sifat kekurangan
tersebut. Terkadang memang terjadi sebaliknya, yaitu bahwa Allah SWT menetapkan sifat-sifat
bagi dari-Nya secara global dan merinci sifat-sifat kekurangan yang ingin dinafikan.

Anda mungkin juga menyukai