Anda di halaman 1dari 37

BAB 11

AKIDAH ISLAMIYAH

Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
I . Memahami konsep umum tauhid Allah.
2. Meyakini akan ke-Esaan Allah Swt..
3. Mengetahui jenis-jenis tauhid.
4. Memahami konsep tingkatan tauhid.
5. Memiliki keinginan untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan
mereka.
6. Memahami konsep iman kepada rasul.
7. Meyakini dan siap beruswah kepada rasul.
8. Memahami tugas, fungsi dan peran rasul.
9. Siap menjadi pelanjut risalah rasul. 10. Memahami konsep
takdir.
II. Mengetahui macam-macam taqdir.
12. Meyakini bahwa setiap apapun yang terjadi kepada dirinya baik
maupun buruk itü adalah ketetapan Allah Swt..

A. KONSEP TAUHID KEPADA ALLAH SWT


l. Pengertian Tauhid/Akidah
Tuhan adalah suatu wujud Yang Maha tinggi (Madjid, 1992). Tuhan
adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai Yang
Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan sebagainya (Kamus Beşar Bahasa
Indonesia, 1990).
Secara naluriah, manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah
sesuatu Yang Maha Tinggi. Hal ini dapat dijelaskan sedikitnya melalui dua
sisi. Pertama secara istilah disebutkan dalam Alquran surat Al-A'raf: 172:

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:
"Betül (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang

9
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
katni (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)." (Qs. Al-A'raf: 172)
Kedua, secara sosiologis, manusia percaya kepada wujud Yang Maha
Tinggi. Cukup menarik bahwa wujud Yang Maha Tinggi itu dalam berbagai
bahasa memiliki kemiripan bunyi. Dalam bahasa Indonesia, wujud Yang
Maha Tinggi itu disebut "Tuhan" Dalam bahasa-bahasa IndoEropa, ia disebut
"Theo", "Dieu", "Dos", "Deva", "Do", "khoda", dan "God." Dalatn bahasa-
bahasa semitik ia dipanggil "Ilah", "III", "El", dan "Al." Ketniripan bunyi
tampak pada penyebutan wujud Yang Maha Tinggi menurut bahasa Ibrani
yaitu kata "Yahweh" dan "Ioa" dalam bahasa Yunani. Hal yang sama terjadi
antara kata "Tuhan" dalam bahasa Indonesia untuk zat Yang Maha Tinggi
disebut "Tuhan."
Dengan mengombinasikan dua pendekatan di atas (istilah dan
sosiologis), dapat disimpulkan bahwa fenomena kepercayaan kepada wujud
Yang Maha T inggi merupakan fenomena yang bersifat universal. Kita
perhatikan kata "Yang Maha Tinggi", yang berarti "Yang Tertinggi" atau
"Yang Paling Tinggi." Secara kebahasaan, kata "paling" atau bisa diganti
dengan awalan "ter", secara istilah menunjukkan satu. Ini berarti bahwa pada
ungkapan "kepercayaan kepada wujud tertinggi" memiliki makna
kepercayaan kepada wujud yang Esa, Yang Tunggal. Untuk mempelajari
tentang keesaan Tuhan dalam Islam dipelajari dalam Ilmu Tauhid.

2. Pembagian Tauhid
Tauhid berasal dari kata "Ab, ,lSs$", yang berarti mengesakan•
Lawannya syirik yang berarti menyekutukan. Di dalam Alquran te rdapat surat
yang secara spesifik mengungkapkan keesaan Allah. Surat ter sebut disebut
surat Al-Ikhlas yang disebut juga surat At-Tauhid:

"Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidakpula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."
Tauhid merupakan dasar yang paling pokok dalam ajaran agama Islam.
Sebagai ilmu yang sistematis, sebenarnya Tauhid belum ada pada zaman
Rasulullah Saw, Tetapi Rasulullah Saw. Mengajarkan sikap dan watak
tauhid dengan memberikan contoh kepada para sahabat.
Tauhid tersimpul dalam sebuah kalimat yang sederhana, pendek, dan
mudah diucapkan yaitu Y" yang artinya Tiada Tuhan selain Allah. Tetapi,
10
kalimat ini merupakan inti ajaran Islam, Cukup menarik bahwa wahyu
pertama yang turun kepada Rasulullah Saw. Juga berisi tauhid. "Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan,"
Dalam sejarah kenabian, penamaan tauhid ini memakan waktu hingga
tiga belas tahun, sebuah rentang waktu yang cukup lama. Mengapa
demikian, karena penamaan tauhid bukan sekadar menghafal kalimat J (JI
tadi, tetapi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

kebutuhan waktunya. Dalam kerangka kodifikasi itu, para ulama membagi


tauhid ke dalam Rububiyah dan Uluhiyah. Pembagian ini dapat saja
dikembangkan lagi, misalnya tauhid Khuluqiyah, Mulkiyah, Hidayah, dan
Hukiniyah. Meskipun demikian, esensinya tetap, tidak ada Tuhan selain
Allah.
Dalam rangka pembangunan ilmu tauhid yang sistematis, para ulama
membagi pembahasan tauhid dalam obeberapa macam. Sedikitnya dalam
dua pembahasan besar, yakni tauhid (unity ofcreation) dan tauhid
(unity of God ahead).
1) Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah adalah pandangan bahwa Allah-lah satu-satunya
pencipta, pemelihara, pengatur, dan pemberi rezeki semua makhluk. Cukup
menarik bahwa menurut Alquran, sebagian orang telah mengakui bahwa
Allah lah pencipta alam semesta ini tetapi kebanyakan manusia tidak
mengakuinya. Ada tujuh ayat yang mengungkap hal serupa ini. Salah satu di

antaranya
berbunyi:
"Dan sesungguhnyajika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? " Tentu mereka akan menjawab: 'Allah
Katakanlah: 'Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui. " (Qs. Lukman: 25)
Dalam ayat lain bahkan Allah bertanya secara retorik kepada mereka
yang tak mengakui Allah sebagai pencipta: "Kamukah yang
menciptakannya, ataukah Kamikah yang menciptakannya?" (Qs. AlWaqiah:
59)

2) Tahuid Mulkiyah

11
Makna dari tauhid mulkiyah adalah Allah sebagai al-Malik yakni Allah
sebagai penguasa yang mutlak dengan kekuasaan penuh, Allah bukan

Tuhan yang lalim dan sewenang-wenang, ia adalah:

Pelindung yang sangat cinta dan sayang kepada makhluk-Nya

v/ Hakim yang mengadili, memvonis dan memutuskan dengan

keputusan yang mutlak v/ Pemimpin yang memberi perintah dan larangan


yang tidak boleh dilanggar.

3) Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah (unity of creation) atau kesatuan peribadatan adalah
pandangan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Penyimpangan
pada tingkat ini semakin banyak lagi. Secara psikis, manusia memiliki
kecenderungan untuk bersandar pada sesuatu, maka jika ia tidak berserah diri
kepada Allah, atau tidak kepada apapun, maka dia berserah diri kepada dirinya
sendiri. inilah yang disebut sebagai orang yang mempertuhankan dirinya sendiri.
Allah bertanya dalam surat Al-Jatsiyah ayat 23: "Tidakkah kamu perhatikan orang-
orang yang menjadikan havva nafsunya sebagai Tuhan?. '
Dalam ayat ini Allah menggunakan kata latin dengan "Tidakkah.” ini
mungkin menunjukkan betapa banyak gejala penuhanan hawa nafsu di sekeliling
kita, atau bahkan termasuk kita. Nauzubillahi min dzalik, inilah saat kita untuk
memperbaiki pandangan tauhid kita.

4) Tauhid Asma wa sifat


Kata "asma” adalah bentuk jama dari kata "ismun”, yang artinya 'nama'.
"Asma Allah” berarti 'nama-nama Allah'. Asma'ul husna berarti nama-nama yang
baik dan terpuji. Sehingga istilah "asma'ul husna” bagi Allah maksudnya adalah
nama-nama yang indah, baik dan terpuji yang menjadi milik Allah. Misalnya: Ar
Rahman, Ar Rahim, Al Malik' Al Ghafur, dan lain-lain.
Sedangkan kata "sifat” dalam bahasa Arab berbeda dengan "sifat” dalam
bahasa indonesia. Kata "sifat” dalam bahasa arab mencakup seyla informasi yang
melekat pada suatu yang wujud. Sehingga "sifat bagi benda” dalam bahasa arab
mencakup sifat benda itü sendiri, seperti beşar kecilnya, tinggi rendahnya,
warnanya, keelokannya, dan lain-lain. Juga mencakup apa yang dilakukannya,
apa saja yang dimilikinya, keadaan, gerakan, dan informasi lainnya yang ada
pada benda tersebut.

12
Dengan demikian, kata "sifat Allah” mencakup perbuatannya,
kekuasaannya, apa saja yang ada pada Dzat Allah, dan segala informasi tentang Allah.
Karena itu, sering kita dengar ungkapan ulama, bahwa di antara sifat Allah adalah
Allah memiliki tangan yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran„Nya, Allah
memiliki kaki yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya, Allah turun ke langit
dunia, Allah
bersemayam di Arsy, Allah tertawa, Allah murka, Allah berbicara, dan lain-
lain. Dan sekali lagi, sifat Allah tidak hanya berhubungan dengan kemurahan-
Nya, keindahan-Nya, keagungan-Nya, dan lain-lain.

Secara istilah syariat, tauhid asma dan sifat adalah pengakuan seorang
hamba tentang nama dan sifat Allah, yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya
dalam kitab-Nya ataupun dalam sunnah Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa
sallam, tanpa melakukan empat hal berikut:
Tahrif (menyimpangkan makna) yaitu mengubah atau mengganti makna
yang ada pada nama dan sifat Allah, tanpa dalil. Misalnya: Sifat Allah
marah, diganti maknanya menjadi keinginan untuk menghukum, sifat
Allah istiwa (bersemayam), diselewengkan menjadi istaula (menguasai),
Tangan Allah, disimpangkan maknanya menjadi kekuasaan dan nikmat
Allah.
Ta'thil (menolak) Yaitu menolak penetapan nama dan sifat Allah yang
disebutkan dalam dalil. Baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.
Contoh menolak secara keseluruhan adalah sikap sekte Jahmiyah, yang
tidak mau menetapkan nama maupun sifat untuk Allah. Mereka
menganggap bahwa siapa yang menetapkan nama dan sifat untuk Allah
berarti dia musyrik. Contok menolak sebagian adalah sikap yang dilakukan
sekte Asy'ariyah atau Asya'irah, yang membatasi sifat Allah hanya
bebeberapa sifat saja dan menolak sifat lainnya. Atau menetapkan sebagian
nama Allah dan menolak nama lainnya.
Takyif (membahas bagaimana bentuk dan hakikat nama dan sifat Allah)
yaitu menggambarkan bagaimanakah hakikat sifat dan nama yang
dimiliki oleh Allah. Misalnya, Tangan Allah, digambarkan bentuknya
bulat, panjangnya sekian, ada ruasnnya, dan lain-lain. Kita hanya wajib
mengimani, namun dilarang untuk menggambarkannya. Karena hal ini
tidak mungkin dilakukan makhluk. Untuk mengetahui bentuk dan
hakikat sebuah sifat, hanya bisa diketahui dengan tiga hal: a) Melihat
zat tersebut secara langsung. Dan ini tidak mungkin kita lakukan, karena
manusia di dunia tidak ada yang pernah melihat Allah Subhanahu wa

13
Ta'ala. b) Ada sesuatu yang semisal zat tersebut, sehingga bisa
dibandingkan. Dan ini juga tidak mungkin dilakukan untuk Dzat Allah,
karena tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah. Maha Suci Allah
dari hal ini. c) Ada berita yang akurat (khabar shadiq) dan informasi
tentang Dzat dan sifat Allah, Baik dari Al Qur'an maupun hadis. Karena
itu, manusia yang paling tahu tentang
Allah adalah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, Namun demikian,
beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menggambarkan bentuk dan
hakikat sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. dengan
Tamtsil (menyamakan Allah makhluk-Nya) Misalnya, berkeyakinan
bahwa tangan Allah sama dengan tangan budi, Allah bersemayam di
'arsy seperti joki naik kuda. Mahasuci Allah dari adanya makhluk yang
serupa dengan-Nya.

5) Tauhid Ibadah
Tauhid ibadah adalah mengesakan Allah dalam ibadah (penghambaan),
tahuidul ibadah akan terjadi apabila tauhidullah telah tercapai. Dengan
konsep tauhidul ibadah bisa juga disebut ikhlas yang berarti pemurnian
ibadah. Tauhidul ibadah berarti pemurnian ibadah hanya Allah saja. Peng-
esa-an Allah dan ikhlasul ibadah akan tercapaidan benar apabila memenuhi
konsekuensi kalimat tauhid "la ilaha illa Allah" yaitu menolak segala bentuk
ilah dan hanya mengakui Allah sebagai satusatunya ilah, tiada sekutu bagi-
Nya.

3. Tingkatan Tauhid
Ditinjau dari kuat atau tidak kuatnya, akidah dapat dibagi menjadi lima
bagian, yaitu:
l) Tingkat ragu (taklid) yaitu orang yang beriman kepada Allah yang
berakidah hanya karena ikut-ikutan saja tidak mempunyai pendirian
sendiri.
2) Tingkat muttabi' yaitu orang yang beriman kepada Allah berakidah
pada mulanya ikut-ikutan kepada orang Iain, tetapi kemudian dia
mencari tahu dari apa yang diikutinya.
3) Tingkat Yakin yaitu orang yang beriman kepada Allah berakidah tidak
ikut-ikutan semata, melainkan sudah diawali dengan ilmunya dan
dapat dibuktikan dengan ilmu tersebut.

14
4) Tingkat Ain al-Yakin (dibaca Ainul yakin) yaitu di samping beriman
karena ilmu yang diperoleh juga dapat membuktikan langsung antara
objek (madlu[) dengan data atau bukti (dalil).
5) Tingkat Haq al-Yakin (dibaca Hakul yakin) yaitu beriman dengan ilmu
dan pembuktian rasional juga dapat merasakannya dengan
pengalaman-pengalaman keagamaan.

Keadaan ilmu yang demikian, yaitu meningkatnya pengetahuan manusia dari


taklid sampai Haq al-yakin, hal ini dapat dilihat di dalam Alquran sebagai
berikut:

"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibatperbuatanmu itu)


dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika
kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar
akan melihat neraka Jahiim dan sesungguhnya kamu benarbenar akan
melihatnya dengan 'ainul yaqin. " (Qs. At-Takatsur:2-7)
4. Implementasi Tauhid
Sikap tauhid ini berhenti disini tetapi mengandung implikasi. linplikasi
dari tauhid tadi adalah lahirnya pandangan kesatuan tuntunan hidup (tauhid
hidayah, unity ofguidance) kesatuan kemanusiaan (tauhid tonmah, unity of
mankind), bahkan kesatuan alam semesta (unity ofthe whole universe).
Implikasi dari sikap tauhid khalqiyah, tauhid Rububiyyah, dan tauhid
Uluhiyyah adalah munculnya tauhid hidayah (unity of guidance) yaitu
pandangan bahwa tak ada petunjuk yang layak diikuti kecuali petunjuk yang
telah digariskan oleh Allah. Jika manusia diibaratkan sebuah kendaraan,
maka untuk mengoperasikannya diperlukan manual dan satusatunya manual
yang layak dijadikan pedoman adalah manual yang dikeluarkan oleh pabrik
kendaraan itu sendiri. Bukan orang cerdas yang membeli kendaraan dari
pabrik A tetapi tak mau menggunakan manual dari pabrik tadi.
Implikasi kedua dari ketiga sikap tauhid adalah tauhidul ummah (unity of
mankind) yaitu pandangan bahwa pada hakikatnya manusia itu satu karena ia
berasal dari Tuhan yang satu. Segolongan manusia tak dapat mengklaim
golongannya lebih mulia dari golongan lain karena perbedaan ras atau warna
kulit.

15
"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keteranganketerangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal Yang
mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah

selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang


lurus. " (Qs. Al-Baqarah: 213)
Kita beruntung lahir di sebuah negeri tempat orang yang berbeda warna
kulit dapat berkompetisi untuk meraih prestasi. Namun tak demikian
nampaknya di depan aparat penegak hukum, sehingga Nabi Muhammad Saw.
merasa perlu mengingatkan bahwa umat-umat terdahulu hancur karena
hukum hanya ditegakkan kepada orang-orang kecil, dengan tingkat kejahatan
kecil yang disebut blue cracht crime. Jika berhadapan dengan kejahatan yang
dilakukan oleh para pembesar (white cracht crime), dengan tingkat kejahatan
yang jauh lebih dahsyat, aparat hukum tak berdaya. Inilah contoh rusaknya
tauhidul ummah di tengah-tengah kita.
Tentu tidak semua kita menjadi aparat penegak hukum. Tetapi itu tidak
berarti kita tidak berkontribusi terhadap kerusakan tauhidul ummah. Jika kita
tak mempedulikan penderitaan orang-orang yang terhimpit karena beban
hidup yang semakin hari semakin berat; jika kita pura-pura tak melihat tubuh-
tubuh yang kusam, kurus, dan mengibakan di perempatanperempatan jalan
mengharap belas kasihan, berarti tauhid kita tidak berimplikasi yang dengan
bahasa Alquran disebut golongan pendusta agama. Allah

bertanya:
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. " (s. Al-Maun: 1-3).

16
Implikasi ketiga dari sikap tauhid adalah lahirnya pandangan kesatuan
alam semesta (unity ofthe whole universe).

5. Pembuktian Tuhan itu Ada


Di alam semesta ini banyak tempat-tempat dan pemandangan indah
yang sangat menakjubkan. Ini semua menjadi ayat, menjadi bukti bahwa
tidak mungkin dalam alam semesta ini ada dua Tuhan. Ayat-ayat kauniyah
(tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam raya) ini
membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan hanyalah satu. Begitujuga hal kecil
lainnya di sekitar kita seperti udara yang kita hirup, Adakah yang mamPU
melihat bentuk udara? Pasti tidak ada yang pernah melihat bentuk udara•
Namun, kita mengetahui dan meyakini bahwa udara itu ada karena setiap
saat menghirupnya, Ini membuktikan kepada kaum Atheis yang beralasan
tidak percaya Tuhan, sebab tidak pernah melihatnya, karena segala sesuatu
yang tidak terlihat belum tentu tidak ada. Contoh sesuatu yang tak terlihat
namun diyakini ada adalah udara atau angin, gelombang elektromagnetik'
roh yang menjadikan manusia hidup, semuanya ada tetapi tidak bisa dilihat•

Dalam filosofi permainan sepak bola misalnya, membuktikan bahwa


Tuhan itu satu, tidak dua, tiga, atau banyak. Logikanya bagaimana? Dalam

permainan sepak bola, bola yang digunakan hanya satu. Dengan bola yang
hanya satu, fokus semua pemain yang berlaga tertumpu pada satu bola.
Bagaimana jadinya bila dalam permainan sepak bola terdapat 2 bola
misalnya, niscaya fokus para pemain akan terpecah, permainan akan kacau
dan akhirnya permainan berhenti. Ini membuktikan bahwa satu itu adalah
puncak dari segala konsentrasi. Berdoa, berkeluh kesah, meminta ampun
kepada Tuhan yang satu lebih fokus, terkonsentrasi, tepat, dan mengena,
daripada kepada Tuhan yang lebih dari satu.
Di dalam Alquran telah dijelaskan bahwa kita harus berpikir tentang
ayat-ayat kauniyah yang sangat indah dan menarik yang telah diciptakan
Allah Swt. Dia berfirman, 'Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehnlt/
kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahanmu selain
Allah. ' (Qs. Luqman: I l). Ayat-ayat kauniyah di alam semesta yang

sangat indah ini adalah ciptaan Allah Swt.. Apakah selain Allah Swt. mampu
menciptakan dan menjadikan ayat-ayat kauniyah ini? Maka tiada Iain
hanyalah Tuhan yang satu yaitu Allah Swt.. Hal ini diciptakan oleh Allah
17
Swt. sebagai sanggahan dan bukti terhadap orang yang berkata bahwa di alam
semesta ini ada dua atau banyak Tuhan dan sebagai sanggahan serta bukti
terhadap orang yang mengataan bahwa Allah Swt. itu mempunyai anak dan
anak-anaknya Tuhan ini bisa menciptakan dan berinovasi semaunya sendiri.
Terkait hal ini Allah Swt. berfirman, 'Seandainya di langit dan bumi ada
tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi itu) akan rusak
binasa. ' (Qs. Al-Anbiya': 22)
B. KONSEP IMAN KEPADA RASULULLAH MUHAMMAD SAW
l. Pengertian Iman kepada Rasul
Nabi dan rasul merupakan dua lafaz yang berbeda tetapi bersatu dalam
hubungannya dengan syara'. Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba.
Dinamakan nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita
dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu).
Rasul secara bahasa berasal dari kata yang berarti utusan. Definisi secara
istilah yang umum, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak
diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan rasul adalah Orang Yang
mendapatkan wahyu dalam syariat dan diperintahkan untuk
menyampaikannya. Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki
kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi

kecuali untuk disampaikan, dan jika nabi tidak menyampaikan maka


termasuk menyembunyikan wahyu Allah. Begitu juga perintah
menyampaikan wahyu (ayat Alquran) di bebankan kepada semua orang.
orang beriman, apalagi seorang nabi yang diberikan wahyu oleh Allah, pasti
wahyu yang di terimanya untuk di sampaikan kepada umatnya. Kelemahan
lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadis dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, "Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku

melihat seorang nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama
satu dua orang, dan nabi tidak bersama seorang pun." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Menurut Imam Baidhawi, dalam menafsirkan firman Allah dalam Qs.

Al-Hajj
[22]: 52:
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak

18
(pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan."
(Qs. Al-Hajj [22]: 52)
Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah Swt. dengan syariat yang
baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan nabi adalah orang
yang diutus Allah Swt. untuk menyampaikan syariat yang
sebelumnya.
Jadi rasul adalah orang yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan
syariatnya sendiri sedangkan nabi adalah orang yang di perintahkan oleh Allah
untuk menyampaikan syariat yang telah ada dan diwahyukan kepada rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa Nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul.
Tetapi Nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. la
hanya melanjutkan atau membantU menyebarkan syariat yang dibawa Nabi
Musa As.

2. Sifat-sifat Nabi dan Rasul


Setiap nabi dan rasul tentu mempunyai derajat yang berbeda-beda sesuai
dengan ketinggian dan keistimewaan kedudukannya. Namun' dalam hal sifat para
nabi dan rasul mempunyai sifat-sifat yang sama• Sifat-sifat yang dimiliki oleh
para nabi dan rasul ada empat yaitu sifat siddiq, amanah, tabliq danfatanah.

Adapun sifat wajib nabi dan rasul sebagai berikut:

a. Sifat-sifat wajib para nabi dan rasul Allah Swt.

2 An-Nabhani, Taqiyuddin, as-Syahsiyah al-Islamiyah juæ l, (terjemah Zakaria Ahmad, Lg), Pustaka Thariqul Izzah, Bandung, 2003, bal

l) şiddiq yang berartİ jujur atau benar. Para nabi dan rasul pasti
mempunyai sifat yang jujur, mereka tidak mungkin berduşta.
2) Anıanah yang berarti dapat dipercaya, Para nabi dan rasul pasti
mempunyai sifat dapat dipercaya.
3) Tabliq yang berartİ menyampaikan. Para Rasul pasti menyampaikan
wahyu dari awal untuk umatnya.
4) Falanah yang berarti cerdas, pandai, dan bijaksana. b. Sifat-sifat
mustahil para nabi dan rasul Allah Swt.
I) Kizib yang berarti bohong atau pendusta.
2) Khianat yang berarti mengingkari janji atau tidak dapat dipercaya.

19
3) Kitınan yang berarti menyembunyikan.
4) Baladah yang berarti bodoh atau dungu.
c. Sifat-sifatjaiz para nabi dan rasul Allah Swt.
Sifatjaiz bagi nabi dan rasul adalah sifat yang terdapat pada nabi dan
rasul tanpa mengurangi atau merendahkan martabatnya sebagai manusia
pilihan Allah Swt. mereka ternyata mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
şebab nabi dan rasul pada umumnyajuga manusia biasa. Adapun sifat-sifat
jaiz yang dimiliki oleh para nabi dan rasul seperti makan, minum, berkeluarga
dan lain sebagainya.

3. Tanda orang yang beriman kepada nabi dan rasul


Setiap muslim wajib beriman kepada nabi dan rasul-rasul Allah Swt.
sejak Nabi Adam As. sampai Nabi Muhammad Saw. şebab di dalam ajaran
İslam tidak boleh membeda-bedakan keimanan kepada rasul Allah Swt.
Seorang muslim beriman dan meyakini kebenaran ajaran yang dibawakan
para rasul tentü dalam dirinya terdapat tanda-tanda yang mencerminkan
keimanannya kepada para nabi dan rasul Allah Swt. Terutama dalam sikap
perilaku sehari-hari. Di antara tanda-tanda yang dapat mencerminkan
keimanan kepada nabi dan rasul adalah:
Mempercayai bahwa di antara para nabi dan rasul itü ada lima orang yang
termasuk Ulul Azmi yaitu Nabi Muhammad Saw., Nabi ibrahim As., Nabi
Musa As., Nabi Musa As., dan Nabi Nuh As. Ulul Azmi adalah nabi dan
rasul yang dikenal memiliki kesabaran dan ketabahan Yang luar biasa di
dalam menghadapi rintangan atau cobaan dari kaumnya.
Mempercayai sepenuh hati bahwa para nabi dan rasul Allah Swt. itü
mempunyai sifat-sifat yang mulia.
c. Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah penutup
seluruh nabi dan rasul. Beliau bertugas menyempumakan agama Samawi
(agama yang bersumber dari Allah Swt.).
d. Meneladani akhlak dan kepribadian para Rasul Allah Swt. yang Mulia. Dalam
setiap diri Rasul Allah Swt. pasti mempunyai akhlak dan kepribadian yang
mulia yang harus diteladani oleh umat manusia, e. Mempercayai sepenuh hati
bahwa nabi dan rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah Swt. yang
ditugaskan untuk menyampaikan wahyu dan ajaran-ajaran Islam kepada umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup.
f. Mengamalkan ajaran yang dibawa oleh para rasul Allah Swt. seorang yang
beriman kepada rasul-rasul Allah Swt. tentu akan membenarkan dan
mengamalkan ajaran para rasul tersebut dalam kehidupan seharihari.

20
C. KONSEP IMAN TERHADAP MALAIKAT
l. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua, sehingga
pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari rukun iman kepada Allah
sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada malaikat itu sendiri mengandung
makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat
diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas Oleh Allah dan melaksanakan tugas-
tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya• Indikator dari orang beriman adalah
memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat
malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkrit dari
iman tersebut adalah dibuktikan oleh seorang muslim dalam perbuatan sehari-
harinya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentu akan beriman pula kepada
para malaikat, Hal ini merupakan konsekuensi logis karena malaikat merupakan
salah satu ciptaan-Nya yang harus diyakini eksistensinya dalam alam semesta ini.
Malaikat adalah ciptaan Allah yang berasal dari cahaya (nur) dan senantiasa
mengabdi kepada Allah serta tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya. Malaikat
ini merupakan makhluk Allah yang selalu melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepada mereka dengan penuh ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud
kepada manusia, berbeda dengan iblis yang menentang perintah bersujud kepada
manusia tersebut. Hal ini dikarenakan iblis diciptakan Allah dari api (naar),
Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat dan senantiasa menyembah
serta bertasbih kepada Allah, seperti firman Allah dalam
Alquran surat Al-Anbiya ayat 19 dan 20 yang berbunyi: "Dan
kepunyaanNya-lah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-
Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang
tiada henti-hentinya."

2. Landasan Dalil Naqli Iman kepada Malaikat menurut Alquran dan Hadis
Sebagai rukun iman yang kedua, iman kepada malaikat ini memiliki
landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang
menunjukkan adanya kewajiban iman kepada malaikat antara lain:
a. Qs. Al-Baqarah: 285
"Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-
rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membedabedakan antara
seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka

21
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
b. Qs. At-Tahrim: 6
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."
c. Qs. Al-Baqarah: 177
"Bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabinabi,
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan salat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan Orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan, dan dalam Peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." d.
Qs. An-Nisa':136
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itü telah sesat sejauh-jauhnya.
e. Hadis
"Malaikat itü diciptakan dari cabaya sedangkan jin dari nyala api dan
Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua (dari
tanah).” (HR. Muslim dan Aisyah)

3. Hubungan Malaikat dengan Manusia


Hubungan malaikat dengan manusia terbagi ke dalam tiga fase3:
l . Hubungan sebelum penciptaan.
2. Hubungan umum setelah penciptaan.
3. Hubungan setelah penciptaan manusia.
Hubungan malaikat dengan manusia sebelum manusia diciptakan adalah
seperti sikap malaikat sebelum Adam diciptakan.
"Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. ' Y Mereka berkata,

22
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itü orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Y' Tuhan berfirman,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahuı.
Makna khalifah adalah setiap manusia. Setiap generasi saling
menggantikan dalam kepemimpinan. Dan yang dimaksud dengan khalifah
dalam ayat di atas adalah Adam dan keturunannya, bukan Adam sendiri. Hal
ini ditegaskan dalam fırman Allah, Dialah yang menjadikan kalian penguasa-
penguasa di bumi dan Dia meninggikan derajat sebagian kalian di alas
sebagian (yang lain) unluk menguji kalian dalam menyikapi apa yang Dia
berikan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian siksa-Nya sangat cepat dan
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Para malaikat bertanya kepada Allah tentang hikmah di balik penciptaan
ini. Pertanyaan tersebut bukan bentuk pertentangan terhadap kehendak Allah,
bukan cermin kedengkian mereka terhadap Adam, dan bukan bentuk
kesombongan diri.

3 Bükü Pintar Alam Gaib


4 Qs. Al-Baqarah (2): 30
5 Qs. Al-An'am (6): 165

Setelah diciptakan, manusia pertama ini diberikan sambutan lebih


daripada sambutan terhadap makhluk lain yang diciptakan sebelumnya.
Allah memerintahkan para malaikat dan iblis, sebagai wakil dari
bangsajin untuk sujud hormat kepada Adam.
para malaikat langsung memenuhi perintah Allah, seperti dalam firman,
Lalu seluruh malaikat itu sujud. 6
Iblis menolak untuk sujud bersama mereka hingga Allah mengusir dan
melaknatnya sampai hari kiamat. Iblis dilaknat karena ia telah menolak
rnelaksanakan perintah Allah dan merasa sombong di hadapan seluruh
makhluk Allah.
Hubungan umum antara malaikat dan manusia, setelah Adam
diciptakan, mencakup seluruh manusia, baik yang mukmin atau yang kafir.
Hubungan ini diwujudkan dengan pencatatan tatanan kehidupan dan
kematian mereka. Pengaturan kehidupan dan kematian ini diwujudkan,
misalnya, dengan turunnya hujan, tiupan angin, dan dicabutnya roh.
Hubungan khusus malaikat dengan manusia setelah penciptaan
ditegaskan dalam ayat Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,
"Tuhan kami adalah Allah, " kemudian mereka meneguhkan pendirian
23
mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),
"Jangan merasa takut dan jangan merasa sedih. Bergembiralah kalian dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. " Kamilah
Pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Di
dalamnya kalian memperoleh apayang kalian inginkan dan memperoleh
(pula) apa yang kalian minta.7
Para malaikat datang kepada orang-orang mukmin yang konsisten dalam
menjalankan petunjuk, melaksanakan amal saleh, dan ketakwaan. Para
malaikat datang kepada mereka ketika mereka dilanda rasa takut, khawatir,
atau petaka. Malaikat datang memberikan kabar gembira di hati mereka,
menghilangkan rasa takut terhadap masa depan, dan menghapus rasa sedih
akan masa lalu. Perhatian para malaikat akan terus berlanjut dari dunia
sampai akhirat hingga mereka meraih harapan terbesar, yaitu surga Firdaus
yang abadi. Perhatian dan kepedulian para malaikat terhadap kaum mukmin
ini tampak dalam beberapa bentuk:
a) Sambutan malaikat terhadap orang-orang yang salat.
b) Malaikat akan memudahkan jalan bagi para penuntut ilmu serta
meluruskan dan membenarkan para ulama.
c) Malaikat menolong para Mujahid (Pejuang di Jalan Allah).

6 Qs. Shad (38): 73


7 Qs. Fushshilat (41): 30-31
4. Cara Beriman kepada Malaikat
Cara beriman kepada malaikat adalah dengan mengenal dan
mengetahui sifat dan tugas masing-masing malaikat• Dengan mengetahui
sifat dan tugas tersebut, kita dapat lebih meyakini ini bahwa malaikat
benar-benar ada. Apabila kita mau merenung dan berpikir maka tidak
akan ada keraguan sedikit pun akan adanya malaikat Allah Swt. Salah
satu bukti bahwa malaikat benar-benar ada adalah adanya wahyu Allah
yang diturunkan kepada para Nabi. Firman Allah Swt, "Dia menurunkan
para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya yaitu
"Peringatkanlah ' olehlnu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.
l . Malaikat Jibril: Menyampaikan wahyu dari Allah Swt.
2. Malaikat Mikail: Memberikan dan Menyampaikan rezeki.
3. Malaikat Israfil: Meniup Sangkalala pertanda hari kiamat

24
tiba. telah
4. Malaikat Izrail: Mencabut nyawa.
5. Malaikat Munkar: Menanyakan seseorang di dalam kubur.
6. Malaikat Nakir: Menanyakan seseorang di dalam kubur.
7. Malaikat Rakib: Mencatat segala perbuatan amal baik.
8. Malaikat Atid: Mencatat segala perbuatan buruk.
9. Malaikat Mikail: Memberikan dan Menyampaikan Reziki.
10. Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga.
l l . Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka.
Ada beberapa karakteristik malaikat. Di beberapa ayat disebutkan sifat
dan wujud malaikat, di antaranya:
a. Hamba-hamba Allah yang mulia.
Para malaikat adalah makhluk yang berakal, mempunyai
inteligensi, dan hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Allah Swt.,
berfirman, "Dan mereka berkata, "Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak, " Maha Suci Allah Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
b. Para utusan Allah,
Sebagaimana makna malaikat secara bahasa yang berarti utusan,
maka para malaikat adalah para utusan Allah Swt. Firman Allah,
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bilmi, yang menjadikan

8 Qs, An-Nahl (16): 2


9 Qs. Al-Anbiya' (21): 26
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan).

Hamba Allah yang terdekat.


Makna kedekatan mereka dengan Allah Swt., adalah kedekatan dalam
kemuliaan, bukan dalam artian tempat atau arah. Allah Swt.,
berfirman, "Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada
mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. d. Dapat bergerak
secepat kilat.

25
Alquran menyebutkan bahwa malaikat mempunyai kecepatan
terbang yang sangat cepat. Firman Allah, "Dan (malaikat-malaikat)
yang turun dari langit dengan cepat dan (malaikat-malaikat)
yang mendahului dengan kencang.
e. Tidak memiliki jenis kelamin.

Allah berfirman, "Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka


(orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu
anakanakperempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah
Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka
menyaksikannya? Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka dengan
kebohongannya benar-benar mengatakan: "ALLAH beranak" dan
sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. "13
f. Mempunyai sayap.
Terdapat dalam ayat Alquran, "Segala puji bagi Allah Pencipta langit
dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-
masing (adayang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
g. Tidak makan dan juga tidak minum.

"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu


Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (ingatlah)
ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun. '
Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak
dikenal, " Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya,
kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk lalu

IO QS. Fathir (35): |


Il QS. Al-Anbiya' (21): 19
12 QS. An-Naazi'aat (79): 3-4
13 QS, As-Saffat (37): 149-152
14 QS. Fathir (35): |

dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silakan Anda makan. "
(Tetapi mereka tidak mau makan) karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka.

26
Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan nwreka memberi kabar gembira
kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). "15
h. Tidak punya lelah.
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentihentinya.
i. Ibadahnya.

Mereka dikenal sebagai makhluk yang paling taat, "Mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perinta11-
perintahNya.
j. Dapat berubah wujud.
Para malaikat diberi kemampuan bisa berubah wujud atau
bentuk. Sebagaimana tercantum dalam ayat Alquran, lalu Kami mengutus
roh Kami kepadanya (Maryam), maka ia menjelma di hadapannya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna.

5. Hikmah Beriman kepada Malaikat

Kewajiban beriman kepada malaikat ini memiliki beberapa hikmah yang


sangat berguna bagi kehidupan manusia. Di antara hikmah tersebut adalah:
a. Meningkatkan keimanan manusia kepada Allah, mengingat malaikat
merupakan salah satu ciptaan-Nya.
b. Membentuk jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah,
karena iman kepada Allah dan iman kepada malaikat merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
c. Mendorong manusia untuk senantiasa bertindak hati-hati, karena dia
menyadari bahwa setiap perbuatannya selalu diawasi oleh para malaikat.
d. Mendorong manusia untuk selalu meningkatkan amal baik, karena manusia
menyadari bahwa sekecil apapun tindakan baiknya akan dicatat oleh malaikat,
e. Menghindarkan diri manusia dari perbuatan tercela yang akan menurunkan
martabat dan derajat dari manusia itu sendiri,

15 Qs. Adh.Dhariyat (5 1): 24-28


16 Qs. An-Anbiya' (21): 20
17 Qs. An-Anbiya' (21): 27
18 Qs. Maryam (19): 17
IMAN TERHADAP HARI KEMUDIAN
Hakikat Iman pada Hari Kemudian
l.

27
Kajian kita kali ini adalah yang berkaitan dengan keimanan pada hari
akhir. Sudah dimaklumi bersama bahwa keimanan pada hari akhir
merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Allah Azza wajalla
menegaskan hal itu adalah firmpn-Nya:
UI 3j
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, dan hari Kemudian... " (Qs. Al-Baqarah: 177).
Demikianjuga, berdasarkan sebuah sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam yang diriwayatkan dari Sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu,
dalam hadisnya Jibril yang masyhur, yang mana beliau berkata:
"Rasulallahu
bersabda:

Shalall
ahu 'alaihi wa sallam
"Iman adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul,
dan hari kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik
maupun yang buruk. "19
Beriman pada hari kemudian menjadikan pola kehidupan seorang
muslim lebih tertata, serta sensitif, sehingga menggerakkan anggota
badan untuk giat beribadah.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam
firmanNya:

"Hanya saja orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah


orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa
pun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. " (Qs.
AtTaubah: 18).
Di antara amalan tersebut ialah:

28
a. Jiwanya menjadi sensitif, sehingga cepat tanggap terhadap nasihat.

Seperti apa yang tercantum dalam firman-Nya:


19 HR Muslim. Bab: Bayaanul Iman wal Islam wal lhsan.
"Apabila kamu mencerai istri-istrimu, lalu habis masa iddahnya. Maka
janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin Iagi dengan calon
suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma
'ruf Itu/ah yang dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Qs, Al-Baqarah: 232).
Dan juga sebagaimana yang tersirat dalam firman-N a:
s.i.a •
3.411 ¿yy a 'Isf-,

"Apabila mereka telah mendekati usai masa iddahnya, Maka rujukilah


mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
diberipengajaran dengan itu orangyang beriman kepada Allah dan hari
akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginyajalan keluar." (Qs. Ath-Thalaaq: 2).
b. Senang dalam mengemban amanah.

Allah Azza
wa jalla berfirman:
"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah
dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan
suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu, jika mereka
(para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah
Maha Perkasa Iagi Maha Bijaksana. " (Qs. Al-Baqarah: 228).

29
c. Bijak dalam berinteraksi, serta jauh dari perbuatan tercela.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadis, dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Bahwa Rasulallahu Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak
menyakiti tetangganya. Dan barang siapa benar-benar beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya. Dan barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia tidak
berkata kecuali yang baik atau diam. ' d. Tidak berani menerjang larangan-
larangan Allah Ta'ala.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dia
berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

J
"Harant bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, bepergian selama tiga hari atau lebih melainkan harus
ditemani oleh ayah atau anak, atau suami, atau saudara, atau
mahramnya.

2. Iman Kepada Hari Kemudian


Yang dimaksud beriman kepada hari akhir yaitu mengetahui setiap
perkara yang berkaitan dengan kejadian setelah kematian seorang hamba
sambil dibarengi keyakinan yang sempurna.
Dan keimanan ini mencakup berbagai aspek, serta gambaran garis
besamya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur, hari kebangkitan,
berkumpul di padang mahsyar, penghitungan semua amal, pembalasan,
pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan neraka. Dan
gambaran globalnya dari itu semua, yaitu:
a. Kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali. Dituntut untuk mengetahui
serta menyakini, bahwa di dalam kubur nanti ada nikmat maupun siksa
bagi penghuninya. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah

30
hadis, yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:

"Sesungguhnya kubur itu tak ubahnya, bagaikan taman dari


tamantaman surga atau lubang dari lubang- lubang neraka.

20. HR Bukhari no: 6018. Bab: Man kaana Yu'minu billah wal Yaumil Akhir.
21. . HR Muslim no: 3334. Bab: Safarul Mar'ah ma'al Mahram.
22. HR Tirmidzi no: 2384, Bab: Maa Ja'a fii Shifati Awaanil Haudh, Dan
hadits ini dilemahkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan at-Tirmidzi no: 2460.

Adapun hadis di atas, walau pun dikatakan lemah oleh para Ulama,
akan tetapi maknanya sahih. 1-Ial itu sebagaimana yang telah ditunjukkan
oleh Alquran serta hadis sahih lainnya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam. Dan cukup satu saja sebagai bukti akan keabsahan pernyataan di
atas, yaitu firman Alah Ta'ala:

"Dan Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat
buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. " (Qs. Ghaafir: 45-
46).
b. Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan kita, beliau
biasa dalam doanya berlindung kepada Allah dari azab kubur. Hal itu
sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibunda kaum Mukminin Aisyah
radhiyallahu 'anha dalam sebuah hadis sahih yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhari.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa pernah pada suatu hari ada
seorang wanita Yahudi berkunjung ke rumahnya, kemudian di sela-sela
pembicaraannya, wanita tersebut menyebut masalah azab kubur. Maka
Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari azab
kubur. Tatkala Rasulullah datang, maka Aisyah menanyakan kepada
beliau tentang azab kubur. Dan beliau

31
menjawab : 'la, azab kubur itu ada'.

Aisyah mengatakan: "Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shalallahu


'alaihi wa sallam mengerjakan sebuah salat melainkan pasti meminta
perlindungan kepada Allah dari azab kubur. 23
c. Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam juga menekankan umatnya agar
berlindung dari azab kubur.
Seperti yang ditegaskan dalam hadisnya Aisyah radhiyallahu 'anha
dalam sebuah hadisnya. Diriwayatkan dari Aisyah bahwasanya Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam menyuroh umatnya agar mereka berlindung dari
azab kubur, 24 d, Adanya hadis sahih yang mengabarkan pada kita sebagian
orang yang mendapat azab kubur.

23 HR Bukhari no: 1372, di dalam Bab: Maa ja'a fii Adzabil Qobri,
24 HR Bukhari no: 1050. di dalam Bab: at-Ta'awudz min Adzabil Qobri.
Dalam sebuah hadis yang sahih dari Rasulullah, mengabarkan kepada
kita beberapa orang yang akan mendapat azab kubur, di antaranya;
Hadisnya Abu Ayub Radhiyallahu 'anhu. Diriwayatkan darinya,
menceritakan:
beliau

"Pada suatu hari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar tatkala
matahari hampir tenggelam, lalu beliau mendengar ada suara, maka
beliau bersabda: '(Itu adalah suaranya) orang Yahudi yang
25 sedang
diazab di dalam kuburnya.
Dalam hadis yang lain, dijelaskan dari sahabat Abdullah bin Abbas
radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan : 'Bahwasanya Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam pernah melewati dua kuburan yang penghuninva sedang diazab,
maka beliau bersabda:

32
"Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diazab, tidaklah mereka
diazab dalam permasalahan yang besar. Adapun yang pertama, dia diazab
karena dirinya tidak menutup aurat ketika sedang kencing. Sedangkan
yang satunya lagi, maka dia diazab karena senang mengadu domba. "
Kemudian beliau mengambil pelepah kurmayang masih basah, lalu membelah
menjadi dua, dan meletakkan di atas tiap kubur tadi. Maka para Sahabat merasa
heran dengan tindakan Rasulullah, sehingga mereka bertanya: "Ya Rasulullah,
kenapa engkau lakukan ini? Semoga Allah meringankan azabnya selagipelepah
kurma ini belum kering,jawab beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam. 26
Itu beberapa bukti adanya siksa kubur bagi penghuninya. Sedangkan di
antara nikmat kubur yang akan diperoleh adalah, seperti Yang telah datang
penjelasannya dalam hadisnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu. Yang isinya
menyatakan bahwa tidak ada seorang manusia pun, tanpa terkecuali, baik
laki maupun perempuan, ketika mereka meninggal dunia, kemudian dikubur
melainkan rohnya akan

25 HR Bukhari no: 1375. di dalam Bab: at-Ta'awudz min Adzabil Qobri,


26 HR Bukhari no: 1361, di dalam Bab: al-Jariid 'alal Qobri,
langsung dikembalikan ke dalam jasadnya, begitu selesai acara pemakaman.
Lalu datanglah dua orang malaikat, yang kemudian keduanya
mendudukkannya dan menanyakan padanya empat pertanyaan:
Pertanyaan pertama: Siapa Rabbmu?.
Yang kedua: Apa agamamu?. Yang ketiga:
Siapa nabimu?
Dan yang keempat: Dari mana kamu memperoleh jawaban pertanyaan-
pertanyaan di atas.
Jika seandainya dia mampu menjawab keempat pertanyaan tersebut,
maka Allah Ta'ala dengan cepat segera memberitahu tentang keberhasilan
dalam ujian yang baru saja dikerjakannya. Setelah itu, Allah Ta'ala menyuroh
para malaikat agar memberikan padanya enam hadiah sekaligus, sedang dia
masih berada di dalam kubumya. Enam hadiah tersebut yaitu:
Pertama: Kasur dari surga.
Kedua: Pakaian dari surga.
Ketiga: Dibukakan baginya Pintu menuju surga, sehingga bau surga
datang mengalir semerbak ke dalam kuburnya, lalu diperlihatkan padanya

33
keindahan surga dan para penduduknya serta segala macam isi yang ada di
dalamnya.
Keempat: Berita gembira, kalau dirinya telah mengantongi tiket masuk
surga serta termasuk sebagai calon tetap penghuni surga sedangkan ia masih
di dalam kuburnya.
Kelima: Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Keenam: Kuburnya diterangi dengan cahaya yang terang
benderang.
Untuk lebih jelaskan simaklah hadis berikut ini. Dari Baraa' bin Azib
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaih wa sallam pernah
menyebutkan seorang hamba yang beriman apabila telah
dipendam di dalam kuburnya, beliau menceritakan:

"Maka roh orang tersebut dikembalikan ke dalam jasadnya, lalu


datanglah dua malaikat, kemudian keduanya mendudukkannya dan
bertanya:Siapa Rabbmu? Ia menjawab: 'Rabbku adalah Allah'.
Keduanya bertanya lagi: 'Apa agamamu? Agamaku Islam, jawabnya.
Siapa orang iniyang telah diutus di tengah-tengah kalian? Dia adalah
Rasulullah. Apa dasarmu? Saya membaca di Alquran maka saya
beriman dengannya dan membenarkannya. Setelah selesai, dan dia
mappu menjawab semua pertanyaan tadi, maka terdengar suara dari
langit. Sesungguhnya benar apa yang dikatakan oleh hamba-Ku,
berilah ia kasur dari surga, pakaikan padanya pakaian dari surga, lalu
bukakan baginya pintu menuju surga. Kemudian datanglah bau surga
serta keindahannya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Lalu datanglah seorang laki-laki yang bagus rupanya,
berpakaian indah dan berbau wangi dan mengatakan padanya: 'Kabar
gembira dengan segala yang menyenangkanmu, inilah hari yang
telah dijanjikan padamu. Ia bertanya pada orang tersebut: 'Siapa
kamu, duhai orang yang wajahnya membawa kebaikan? Saya adalah

34
amal salehmu, jawabnya. Lantas ia berdoa: 'Ya Allah, segera
tegakkan hari kiamat sampai kiranya saya bisa kembalipada keluarga
dan hartaku.
Sedangkan adanya azab kubur, maka hal ini telah dijelaskan
dalam hadisnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu, dikatakan
bahwasanya tidaklah seorang pun baik kafir maupun munafik, laki
maupun perempuan yang meninggal dunia, kemudian dipendam di
dalam kuburnya melainkan pasti akan dikembalikan roh ke dalam
tubuhnya, langsung setelah selesai acara pemakamannya.
Lalu datanglah di dalam kuburnya dua malaikat, lantas keduanya
mendudukannya dan bertanya sama seperti pertanyaan-pertanyaan di
atas. Namun apabila dirinya tidak mampu menjawab dari pertanyaan
tersebut, maka Allah Ta'ala segera memberitahu tentang kegagalannya,
dan memerintahkan agar ia diberi empat halo Tahukah kalian apa
empat hal tersebut?
Pertama: Pakaian dari neraka,
Kedua: Dibukakan pintu dari kuburnya menuju neraka, sehingga
panas dan hawa neraka masuk ke dalam kuburnya.
Ketiga: Dipersempit kuburnya, sampai-sampai meremukkan
seluruh tulang-belulangnya,

dalam 27 Bab: HR Fiil Ahmad Mas'alah di dalam fiil Qobri, Musnadnya Hadits ini no:
dinyatakan 17803, 37/490. Shahih Dan oleh Abu Syaikh Dawud al-Bani no: 4127 dalamdi
Shahih wa Dha'if Sunan Abi Dawud no: 4753.

Keempat: Kabar buruk sedangkan ia di dalam kubumya, baginya


stempel calon penduduk neraka.
Hal itu sebagaimana yang tercantum di dalam hadisnya Baraa' bin
Azib radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam pernah bersabda tentang orang kafir apabila telah dipendam
dalam kuburnya. Beliau bersabda:

35
ÖlS.L
"Lalu setelah itu, rohnya di kembalikan ke dalam tubuhnya. Datanglah dua
malaikat, lantas mendudukkannya, dan bertanya:
"Siapa Rabbmu? Dia menjawab: "Hah..hah saya tidak tahu.
Keduanya bertanya lagi: "Apa agamamu? Dia masih menjawab:
Hah..hah saya tidak tahu. " Siapa laki-laki ini yang telah diutus di antara
kalian? Hah..hah saya tidak tahu, jawabnya. Maka terdengar suara dari langit,
sungguh dusta apa yang ia ucapkan, berilah dia kasur dari neraka, bukakan
untuknyapintu neraka. Lalu merembaslah hawa, bau, dan panasnya neraka ke
dalam kuburnya. Kuburnya menjadi sempit sehingga tulang belulangnya
menjadi remuk. Dalam keadaan seperti itu, datanglah seorang laki-laki yang
berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk, sembari mengatakan:
'Kabar untukmu yang telah berbuat buruk, inilah hari yang dulu pernah
dijanjikan padamu. Siapa kamu, wajahmu mendatangkan keburukan?
tanyanya. Sayalah amalan burukmu, jawab orang tersebut. Maka iapun berdoa:
'Ya Allah, tangguhkanlah kiamat itu.
Saudaraku semoga Allah merahmati kalian. Manusia di dalam
kegelapan kubur berada di antara dua hal, mendapat nikmat atau azab. Hal
itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat telah datang maka
Allah Ta'ala mengembalikan roh mereka ke dalam tubuhnya ketika berada di
dunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang
tersirat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah ilah yang benar
dan sesungguhnya Dialah Yang menghidupkan segalayang mati

Sama seperti

36
dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. " (Qs. AlHaj
: 6).
Dalam hadis disebutkan, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu
'an/tu, beliau berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu

'alaihi wa sallam bersabda :


"Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau
deras maka hujan tersebut menumbuhkanjasad manusia.
Inilah beberapa fase perjalanan seorang manusia setelah
kematiannya lalu dikubur hingga ia dibangkitkan dan dikumpulkan
Oleh Allah Ta'ala sehingga ia mengetahui, apakah sebagai penghuni
surga atau neraka:
E Apabila Allah telah menghendaki agar manusia hidup kembali, maka
Dia menyurUh bumi menghimpun mereka agar keluar dari dalam
kuburnya. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya:

"Kemudian apabila Dia memanggil kalian sekali panggil dari bumi, maka
seketika itu (juga) kamu keluar (dari dalam kubur). ' (Qs. Ar-Ruum:
25).
Dqlam ayat yang Iain Allah Azza wa jalla berfirman:

"Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru


dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar
teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (dari dalam
kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan
hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu)
pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka
ke luar) dengan cepat, Yang demikian itu adalah pengumpulan
yang mudah bagi Kami. " (Qs. Qaaf: 4144).

no: Dalam Bab:

37
@ Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang pertama Yang
bangkit dari kuburnya.

29 HR Muslim 7568. Fii Khurujul Dajal.


Seperti tercantum dalam hadis sahih, yang diriwayatkan dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan:
"Rasulullahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

Jjlj
"Aku adalah penghulu anak cucu Adam pada hari kiamat kelak.
Aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari dalam kubur,
dan orang pertama yang meminta syafa 'at dan diizinkan
memberi syafa 'at.
@ Apabila manusia telah bangkit dari dalam kuburnya, maka tiap orang
berdiri di Sisi kuburnya menunggu perintah selanjutnya untuk
berkumpul di Mahsyar. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
firman Allah Azza wajalla:

"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan
di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing)." (Qs. Az-Zumar: 68).
Dalam hadis, hal senada juga telah dijelaskan, hal itu
sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu
'anhu: "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu

'alaihi wa
sallam bersabda:
"Kemudian sangkakala ditiup, maka tidak ada seorang pun yang
mendengarnya melainkan pasti semuanya mati. Setelah itu Allah
menurunkan hujan gerimis atau deras yang menumbuhkan jasad mereka.
Lalu sangkakala ditiup sekali lagi, maka mereka berdiri menunggu
no: Dalam Bab:

38
(perintah selanjutnya). Kemudian terdengar suara yang menyeru, 'Wahai
manusia kemarilah kepada Rabb kalian'. Lalu mereka berhenti menunggu,
sesungguhnya mereka sennta akan dilanya (tentang amalannya),

30 HR Muslim no: 6079. Di dalam Bab: Tafdhil Nabiyuna 'ala Jamilil Khalaaiq. 31 HR
Muslim 7568, di Fii Khurujul Dajjal.
Bila semua orang telah bangkit dari kuburnya, Allah Ta'ala kemudian
menyuruh menggiring dan mengumpulkan mereka di satu tempat, guna
mempertanggungjawabkan amalannya masing-masing tatkala di dunia,
dan menerima balasan atas amalannya tersebut, jika baik maka ia memetik
yang baik, dan bila amalannya jelek maka dia juga akan mengunduh
hasilnya. Hal itu, sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam
ayatnya:

"Scsungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang akan menghimpunkan mereka.


sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (Qs.
Al-Hijr: 25).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:

"(Yaitu) pada hari di mana bumi terbelah, menampakkan mereka (lalu


mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan
yang mudah bagi Kami. " (Qs. Qaaf: 44).
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Sahabat Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, beliau berkata: "Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

"Kelakpada hari kiamat Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk, dari


generasi pertama sampai yang paling akhir di satu tempat. Lalu mereka
dipanggil, yang memalingkan seluruh pandangan ke arahnya. Kemudian
matahari didekatkan pada mereka, sehingga manusia pada saat itu
dalam kesulitan dan kepayahan yang tidak sanggup lagi mereka
rasakan.

no: Dalam Bab:

39
E. KONSEP TAKDIR
l. Pengertian Beriman Kepada Qada Dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan, Kalau kita melihat qada
menurut bahasa artinya ketetapan. Qada artinya ketetapan Allah Swt.
kepada setiap makhluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan
itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran makhluk. Sedangkan
Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
Penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentukan
Sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan
takdir.

32 HR Muslim 287, Di Adna Ahlil Jannah Manzilatan fliha.

no: Dalam Bab:

40
Sedangkan arti qada dan qadar menurut Alquran yaitu:
l) Arti Qada

a. Qada berarti hukum atau keputusan (Qs. An- Nisa' ayat 65)
b. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan (Qs. Fussilat ayat 12)
c. Qada berarti kehendak (Qs. Ali Imron ayat 47)
d. Qada berarti perintah (Qs. Al- Isra' ayat 23)
2) Arti Qadar
a. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-
batasnya (Qs. Fussilat ayat 10)
b. Qadar berarti ukuran (Qs. Ar- Ra'du ayat 17)
c. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Qs. Al- Baqarah ayat 236)
d. Qadar berarti ketentuan atau kepastian (Qs. Al- Mursalat ayat 23)
e. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah Swt terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Qs. Al- Qomar
ayat 49)
Jadi, Iman kepada qada dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa
sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuanya
telah ditentukan Allah Swt. sejak zaman Azali.
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah
bersabda:

DID)
Saw.
"Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitabkitabnya, para
Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun
yang buruk. " (HR. Muslim)
Dan sabda Rasullullah Saw. yang artinya: "Malaikat akan mendatangi
nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima
malam seraya berkata, 'Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia?',
Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi,
Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini lakilaki ataukah perempuan?'. Maka ditetapkanlah
ntara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan
ezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi
agi." (HR. Muslim).
Dalil-Dalil Tentang Iman Kepada Qada dan Qadar
Dalil yang menunjukkan rukun yang agung dari rukun-rukun iman

41
ini ialah Al.quran, As-Sunnah, dan akal.
Dalil-Dalil Dari Alquran
a.
" Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku. (Qs. Al-
Ahzab•.38) Juga firman-Nya:

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. [Al-


Qamar/54.• 49]

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya, dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. "(Qs,Al-
Hijr:21) Juga firman-Nya:

"Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka


Kami-lah sebaik-baik yang menentukan." (Qs. Al-Mursalaat:
22-23)
Juga firman-Nya yang lain:

Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa. " (Qs.
Thaahaa•. 40) Dan juga firman-Nya:

Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya." (Qs. Al-Furqaan: 2) Dan firman-Nya yang
lain:

"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. " (Qs.
Al-A'laa: 3) Firman-Nya yang lain:

(Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu


urusan yang mesti dilaksanakan, " (Qs Al-Anfaal:42)

42
”Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu,
'Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...
” (Qs. AI-Israa': 4)

3. Dalil-dalil dari As-Sunnah


Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadis Jibril Alaihissalam: ...Dan
engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun Yang

Muslim meriwayatkan dalam kitab sahih dari Thawus, dia mengatakan,


”Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam mengatakan, 'Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.' Ia
melanjutkan, ”Dan aku mendengar 'Abdullah bin 'Umar mengatakan, 'Segala
sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau
kecerdasan dan kelemahan.”[2]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
gău. 31: uj ”...Jika sesuatu
menimpamu, maka janganlah mengatakan, 'Seandainya aku melakukannya,
niscaya akan demikian dan demikian.' Tetapi ucapkanlah, 'Sudah menjadi
ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi
Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini
dalil-dalil yang banyak dari Alquran dan as-Sunnah, sebagai tambahan atas
apa yang telah disebutkan.

4. Dalil-Dalil dari Akal


Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah
Pencipta alam semesta ini, Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya.
Tidak mungkin alam ini diadakan dengan sistem yang menakjubkan, saling
menjalin, dan berkaitan erat antar sebab dan akibat sedemikian rupa ini adalah
secara kebetulan. Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem Pada asal
wujud-nya, lalu bagaimana menjadi tersistem Pada saat adanya dan
perkembangannya. Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta,
maka sudah pasti sesuatu tidak terjadi dalam kekuasaan-Nya melainkan apa
Yang dikehendaki dan ditakdirkanNya. Di antara Yang menunjukkan ini ialah:

43
"Allah-Iah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.

perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya


Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmubenar-
benar meliputi segala sesuatu." (Qs. Ath-Thalaaq: 12)
Nya
Kemudian perincian tentang qadar tidak diingkari akal, tetapi merupakan
hal yang benar-benar disepakati, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.

5. Pengaruh Iman kepada qada dan qadar


Mempercayai qada dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin
dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik
yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak
Allah. Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima sæala ketentuan Allah
atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman yang artinya: "
Siapa yang tidak ridha dengan qada-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap
bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain
Aku. (HR.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir
tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai
dengan keinginan kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan
nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kjta alami tidak
menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan
sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah
yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa
yang diperbuatnya.

6. Hikmah orang yang beriman kepada qada dan qadar


Dengan beriman kepada qada dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara Iain:
a. Banyak Bersyukur dan Bersabar

44
Orang yang beriman kepada qada dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri, Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman
Allah yang artinya: "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-
Nyalah kamu meminta
b. Pertolongan," (Qs. An-Nahl ayat 53),
Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. la pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah Swt.
yang artinya "Hai anak anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir." (Qs. Yusuf ayat 87)
c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qada dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu. Firman Allah yang artinya, "Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (Qs. Al-Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa mengalami ketenangan
jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal,
ia bersabar dan berusaha Iagi. Allah Swt berfirman yang artinya, "Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang Iagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jemaah hambahambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu. (Qs. Al-
Fajr ayat 27-30)

45

Anda mungkin juga menyukai