AKIDAH ISLAMIYAH
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
I . Memahami konsep umum tauhid Allah.
2. Meyakini akan ke-Esaan Allah Swt..
3. Mengetahui jenis-jenis tauhid.
4. Memahami konsep tingkatan tauhid.
5. Memiliki keinginan untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan
mereka.
6. Memahami konsep iman kepada rasul.
7. Meyakini dan siap beruswah kepada rasul.
8. Memahami tugas, fungsi dan peran rasul.
9. Siap menjadi pelanjut risalah rasul. 10. Memahami konsep
takdir.
II. Mengetahui macam-macam taqdir.
12. Meyakini bahwa setiap apapun yang terjadi kepada dirinya baik
maupun buruk itü adalah ketetapan Allah Swt..
9
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
katni (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)." (Qs. Al-A'raf: 172)
Kedua, secara sosiologis, manusia percaya kepada wujud Yang Maha
Tinggi. Cukup menarik bahwa wujud Yang Maha Tinggi itu dalam berbagai
bahasa memiliki kemiripan bunyi. Dalam bahasa Indonesia, wujud Yang
Maha Tinggi itu disebut "Tuhan" Dalam bahasa-bahasa IndoEropa, ia disebut
"Theo", "Dieu", "Dos", "Deva", "Do", "khoda", dan "God." Dalatn bahasa-
bahasa semitik ia dipanggil "Ilah", "III", "El", dan "Al." Ketniripan bunyi
tampak pada penyebutan wujud Yang Maha Tinggi menurut bahasa Ibrani
yaitu kata "Yahweh" dan "Ioa" dalam bahasa Yunani. Hal yang sama terjadi
antara kata "Tuhan" dalam bahasa Indonesia untuk zat Yang Maha Tinggi
disebut "Tuhan."
Dengan mengombinasikan dua pendekatan di atas (istilah dan
sosiologis), dapat disimpulkan bahwa fenomena kepercayaan kepada wujud
Yang Maha T inggi merupakan fenomena yang bersifat universal. Kita
perhatikan kata "Yang Maha Tinggi", yang berarti "Yang Tertinggi" atau
"Yang Paling Tinggi." Secara kebahasaan, kata "paling" atau bisa diganti
dengan awalan "ter", secara istilah menunjukkan satu. Ini berarti bahwa pada
ungkapan "kepercayaan kepada wujud tertinggi" memiliki makna
kepercayaan kepada wujud yang Esa, Yang Tunggal. Untuk mempelajari
tentang keesaan Tuhan dalam Islam dipelajari dalam Ilmu Tauhid.
2. Pembagian Tauhid
Tauhid berasal dari kata "Ab, ,lSs$", yang berarti mengesakan•
Lawannya syirik yang berarti menyekutukan. Di dalam Alquran te rdapat surat
yang secara spesifik mengungkapkan keesaan Allah. Surat ter sebut disebut
surat Al-Ikhlas yang disebut juga surat At-Tauhid:
"Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidakpula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."
Tauhid merupakan dasar yang paling pokok dalam ajaran agama Islam.
Sebagai ilmu yang sistematis, sebenarnya Tauhid belum ada pada zaman
Rasulullah Saw, Tetapi Rasulullah Saw. Mengajarkan sikap dan watak
tauhid dengan memberikan contoh kepada para sahabat.
Tauhid tersimpul dalam sebuah kalimat yang sederhana, pendek, dan
mudah diucapkan yaitu Y" yang artinya Tiada Tuhan selain Allah. Tetapi,
10
kalimat ini merupakan inti ajaran Islam, Cukup menarik bahwa wahyu
pertama yang turun kepada Rasulullah Saw. Juga berisi tauhid. "Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan,"
Dalam sejarah kenabian, penamaan tauhid ini memakan waktu hingga
tiga belas tahun, sebuah rentang waktu yang cukup lama. Mengapa
demikian, karena penamaan tauhid bukan sekadar menghafal kalimat J (JI
tadi, tetapi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
antaranya
berbunyi:
"Dan sesungguhnyajika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? " Tentu mereka akan menjawab: 'Allah
Katakanlah: 'Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui. " (Qs. Lukman: 25)
Dalam ayat lain bahkan Allah bertanya secara retorik kepada mereka
yang tak mengakui Allah sebagai pencipta: "Kamukah yang
menciptakannya, ataukah Kamikah yang menciptakannya?" (Qs. AlWaqiah:
59)
2) Tahuid Mulkiyah
11
Makna dari tauhid mulkiyah adalah Allah sebagai al-Malik yakni Allah
sebagai penguasa yang mutlak dengan kekuasaan penuh, Allah bukan
3) Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah (unity of creation) atau kesatuan peribadatan adalah
pandangan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Penyimpangan
pada tingkat ini semakin banyak lagi. Secara psikis, manusia memiliki
kecenderungan untuk bersandar pada sesuatu, maka jika ia tidak berserah diri
kepada Allah, atau tidak kepada apapun, maka dia berserah diri kepada dirinya
sendiri. inilah yang disebut sebagai orang yang mempertuhankan dirinya sendiri.
Allah bertanya dalam surat Al-Jatsiyah ayat 23: "Tidakkah kamu perhatikan orang-
orang yang menjadikan havva nafsunya sebagai Tuhan?. '
Dalam ayat ini Allah menggunakan kata latin dengan "Tidakkah.” ini
mungkin menunjukkan betapa banyak gejala penuhanan hawa nafsu di sekeliling
kita, atau bahkan termasuk kita. Nauzubillahi min dzalik, inilah saat kita untuk
memperbaiki pandangan tauhid kita.
12
Dengan demikian, kata "sifat Allah” mencakup perbuatannya,
kekuasaannya, apa saja yang ada pada Dzat Allah, dan segala informasi tentang Allah.
Karena itu, sering kita dengar ungkapan ulama, bahwa di antara sifat Allah adalah
Allah memiliki tangan yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran„Nya, Allah
memiliki kaki yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya, Allah turun ke langit
dunia, Allah
bersemayam di Arsy, Allah tertawa, Allah murka, Allah berbicara, dan lain-
lain. Dan sekali lagi, sifat Allah tidak hanya berhubungan dengan kemurahan-
Nya, keindahan-Nya, keagungan-Nya, dan lain-lain.
Secara istilah syariat, tauhid asma dan sifat adalah pengakuan seorang
hamba tentang nama dan sifat Allah, yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya
dalam kitab-Nya ataupun dalam sunnah Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa
sallam, tanpa melakukan empat hal berikut:
Tahrif (menyimpangkan makna) yaitu mengubah atau mengganti makna
yang ada pada nama dan sifat Allah, tanpa dalil. Misalnya: Sifat Allah
marah, diganti maknanya menjadi keinginan untuk menghukum, sifat
Allah istiwa (bersemayam), diselewengkan menjadi istaula (menguasai),
Tangan Allah, disimpangkan maknanya menjadi kekuasaan dan nikmat
Allah.
Ta'thil (menolak) Yaitu menolak penetapan nama dan sifat Allah yang
disebutkan dalam dalil. Baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.
Contoh menolak secara keseluruhan adalah sikap sekte Jahmiyah, yang
tidak mau menetapkan nama maupun sifat untuk Allah. Mereka
menganggap bahwa siapa yang menetapkan nama dan sifat untuk Allah
berarti dia musyrik. Contok menolak sebagian adalah sikap yang dilakukan
sekte Asy'ariyah atau Asya'irah, yang membatasi sifat Allah hanya
bebeberapa sifat saja dan menolak sifat lainnya. Atau menetapkan sebagian
nama Allah dan menolak nama lainnya.
Takyif (membahas bagaimana bentuk dan hakikat nama dan sifat Allah)
yaitu menggambarkan bagaimanakah hakikat sifat dan nama yang
dimiliki oleh Allah. Misalnya, Tangan Allah, digambarkan bentuknya
bulat, panjangnya sekian, ada ruasnnya, dan lain-lain. Kita hanya wajib
mengimani, namun dilarang untuk menggambarkannya. Karena hal ini
tidak mungkin dilakukan makhluk. Untuk mengetahui bentuk dan
hakikat sebuah sifat, hanya bisa diketahui dengan tiga hal: a) Melihat
zat tersebut secara langsung. Dan ini tidak mungkin kita lakukan, karena
manusia di dunia tidak ada yang pernah melihat Allah Subhanahu wa
13
Ta'ala. b) Ada sesuatu yang semisal zat tersebut, sehingga bisa
dibandingkan. Dan ini juga tidak mungkin dilakukan untuk Dzat Allah,
karena tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah. Maha Suci Allah
dari hal ini. c) Ada berita yang akurat (khabar shadiq) dan informasi
tentang Dzat dan sifat Allah, Baik dari Al Qur'an maupun hadis. Karena
itu, manusia yang paling tahu tentang
Allah adalah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, Namun demikian,
beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menggambarkan bentuk dan
hakikat sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. dengan
Tamtsil (menyamakan Allah makhluk-Nya) Misalnya, berkeyakinan
bahwa tangan Allah sama dengan tangan budi, Allah bersemayam di
'arsy seperti joki naik kuda. Mahasuci Allah dari adanya makhluk yang
serupa dengan-Nya.
5) Tauhid Ibadah
Tauhid ibadah adalah mengesakan Allah dalam ibadah (penghambaan),
tahuidul ibadah akan terjadi apabila tauhidullah telah tercapai. Dengan
konsep tauhidul ibadah bisa juga disebut ikhlas yang berarti pemurnian
ibadah. Tauhidul ibadah berarti pemurnian ibadah hanya Allah saja. Peng-
esa-an Allah dan ikhlasul ibadah akan tercapaidan benar apabila memenuhi
konsekuensi kalimat tauhid "la ilaha illa Allah" yaitu menolak segala bentuk
ilah dan hanya mengakui Allah sebagai satusatunya ilah, tiada sekutu bagi-
Nya.
3. Tingkatan Tauhid
Ditinjau dari kuat atau tidak kuatnya, akidah dapat dibagi menjadi lima
bagian, yaitu:
l) Tingkat ragu (taklid) yaitu orang yang beriman kepada Allah yang
berakidah hanya karena ikut-ikutan saja tidak mempunyai pendirian
sendiri.
2) Tingkat muttabi' yaitu orang yang beriman kepada Allah berakidah
pada mulanya ikut-ikutan kepada orang Iain, tetapi kemudian dia
mencari tahu dari apa yang diikutinya.
3) Tingkat Yakin yaitu orang yang beriman kepada Allah berakidah tidak
ikut-ikutan semata, melainkan sudah diawali dengan ilmunya dan
dapat dibuktikan dengan ilmu tersebut.
14
4) Tingkat Ain al-Yakin (dibaca Ainul yakin) yaitu di samping beriman
karena ilmu yang diperoleh juga dapat membuktikan langsung antara
objek (madlu[) dengan data atau bukti (dalil).
5) Tingkat Haq al-Yakin (dibaca Hakul yakin) yaitu beriman dengan ilmu
dan pembuktian rasional juga dapat merasakannya dengan
pengalaman-pengalaman keagamaan.
15
"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keteranganketerangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal Yang
mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah
bertanya:
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. " (s. Al-Maun: 1-3).
16
Implikasi ketiga dari sikap tauhid adalah lahirnya pandangan kesatuan
alam semesta (unity ofthe whole universe).
permainan sepak bola, bola yang digunakan hanya satu. Dengan bola yang
hanya satu, fokus semua pemain yang berlaga tertumpu pada satu bola.
Bagaimana jadinya bila dalam permainan sepak bola terdapat 2 bola
misalnya, niscaya fokus para pemain akan terpecah, permainan akan kacau
dan akhirnya permainan berhenti. Ini membuktikan bahwa satu itu adalah
puncak dari segala konsentrasi. Berdoa, berkeluh kesah, meminta ampun
kepada Tuhan yang satu lebih fokus, terkonsentrasi, tepat, dan mengena,
daripada kepada Tuhan yang lebih dari satu.
Di dalam Alquran telah dijelaskan bahwa kita harus berpikir tentang
ayat-ayat kauniyah yang sangat indah dan menarik yang telah diciptakan
Allah Swt. Dia berfirman, 'Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehnlt/
kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahanmu selain
Allah. ' (Qs. Luqman: I l). Ayat-ayat kauniyah di alam semesta yang
sangat indah ini adalah ciptaan Allah Swt.. Apakah selain Allah Swt. mampu
menciptakan dan menjadikan ayat-ayat kauniyah ini? Maka tiada Iain
hanyalah Tuhan yang satu yaitu Allah Swt.. Hal ini diciptakan oleh Allah
17
Swt. sebagai sanggahan dan bukti terhadap orang yang berkata bahwa di alam
semesta ini ada dua atau banyak Tuhan dan sebagai sanggahan serta bukti
terhadap orang yang mengataan bahwa Allah Swt. itu mempunyai anak dan
anak-anaknya Tuhan ini bisa menciptakan dan berinovasi semaunya sendiri.
Terkait hal ini Allah Swt. berfirman, 'Seandainya di langit dan bumi ada
tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi itu) akan rusak
binasa. ' (Qs. Al-Anbiya': 22)
B. KONSEP IMAN KEPADA RASULULLAH MUHAMMAD SAW
l. Pengertian Iman kepada Rasul
Nabi dan rasul merupakan dua lafaz yang berbeda tetapi bersatu dalam
hubungannya dengan syara'. Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba.
Dinamakan nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita
dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu).
Rasul secara bahasa berasal dari kata yang berarti utusan. Definisi secara
istilah yang umum, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak
diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan rasul adalah Orang Yang
mendapatkan wahyu dalam syariat dan diperintahkan untuk
menyampaikannya. Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki
kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi
melihat seorang nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama
satu dua orang, dan nabi tidak bersama seorang pun." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Menurut Imam Baidhawi, dalam menafsirkan firman Allah dalam Qs.
Al-Hajj
[22]: 52:
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak
18
(pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan."
(Qs. Al-Hajj [22]: 52)
Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah Swt. dengan syariat yang
baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan nabi adalah orang
yang diutus Allah Swt. untuk menyampaikan syariat yang
sebelumnya.
Jadi rasul adalah orang yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan
syariatnya sendiri sedangkan nabi adalah orang yang di perintahkan oleh Allah
untuk menyampaikan syariat yang telah ada dan diwahyukan kepada rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa Nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul.
Tetapi Nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. la
hanya melanjutkan atau membantU menyebarkan syariat yang dibawa Nabi
Musa As.
2 An-Nabhani, Taqiyuddin, as-Syahsiyah al-Islamiyah juæ l, (terjemah Zakaria Ahmad, Lg), Pustaka Thariqul Izzah, Bandung, 2003, bal
l) şiddiq yang berartİ jujur atau benar. Para nabi dan rasul pasti
mempunyai sifat yang jujur, mereka tidak mungkin berduşta.
2) Anıanah yang berarti dapat dipercaya, Para nabi dan rasul pasti
mempunyai sifat dapat dipercaya.
3) Tabliq yang berartİ menyampaikan. Para Rasul pasti menyampaikan
wahyu dari awal untuk umatnya.
4) Falanah yang berarti cerdas, pandai, dan bijaksana. b. Sifat-sifat
mustahil para nabi dan rasul Allah Swt.
I) Kizib yang berarti bohong atau pendusta.
2) Khianat yang berarti mengingkari janji atau tidak dapat dipercaya.
19
3) Kitınan yang berarti menyembunyikan.
4) Baladah yang berarti bodoh atau dungu.
c. Sifat-sifatjaiz para nabi dan rasul Allah Swt.
Sifatjaiz bagi nabi dan rasul adalah sifat yang terdapat pada nabi dan
rasul tanpa mengurangi atau merendahkan martabatnya sebagai manusia
pilihan Allah Swt. mereka ternyata mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
şebab nabi dan rasul pada umumnyajuga manusia biasa. Adapun sifat-sifat
jaiz yang dimiliki oleh para nabi dan rasul seperti makan, minum, berkeluarga
dan lain sebagainya.
20
C. KONSEP IMAN TERHADAP MALAIKAT
l. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua, sehingga
pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari rukun iman kepada Allah
sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada malaikat itu sendiri mengandung
makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat
diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas Oleh Allah dan melaksanakan tugas-
tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya• Indikator dari orang beriman adalah
memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat
malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkrit dari
iman tersebut adalah dibuktikan oleh seorang muslim dalam perbuatan sehari-
harinya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentu akan beriman pula kepada
para malaikat, Hal ini merupakan konsekuensi logis karena malaikat merupakan
salah satu ciptaan-Nya yang harus diyakini eksistensinya dalam alam semesta ini.
Malaikat adalah ciptaan Allah yang berasal dari cahaya (nur) dan senantiasa
mengabdi kepada Allah serta tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya. Malaikat
ini merupakan makhluk Allah yang selalu melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepada mereka dengan penuh ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud
kepada manusia, berbeda dengan iblis yang menentang perintah bersujud kepada
manusia tersebut. Hal ini dikarenakan iblis diciptakan Allah dari api (naar),
Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat dan senantiasa menyembah
serta bertasbih kepada Allah, seperti firman Allah dalam
Alquran surat Al-Anbiya ayat 19 dan 20 yang berbunyi: "Dan
kepunyaanNya-lah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-
Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang
tiada henti-hentinya."
2. Landasan Dalil Naqli Iman kepada Malaikat menurut Alquran dan Hadis
Sebagai rukun iman yang kedua, iman kepada malaikat ini memiliki
landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang
menunjukkan adanya kewajiban iman kepada malaikat antara lain:
a. Qs. Al-Baqarah: 285
"Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-
rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membedabedakan antara
seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
21
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
b. Qs. At-Tahrim: 6
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."
c. Qs. Al-Baqarah: 177
"Bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabinabi,
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan salat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan Orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan, dan dalam Peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." d.
Qs. An-Nisa':136
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itü telah sesat sejauh-jauhnya.
e. Hadis
"Malaikat itü diciptakan dari cabaya sedangkan jin dari nyala api dan
Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua (dari
tanah).” (HR. Muslim dan Aisyah)
22
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itü orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Y' Tuhan berfirman,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahuı.
Makna khalifah adalah setiap manusia. Setiap generasi saling
menggantikan dalam kepemimpinan. Dan yang dimaksud dengan khalifah
dalam ayat di atas adalah Adam dan keturunannya, bukan Adam sendiri. Hal
ini ditegaskan dalam fırman Allah, Dialah yang menjadikan kalian penguasa-
penguasa di bumi dan Dia meninggikan derajat sebagian kalian di alas
sebagian (yang lain) unluk menguji kalian dalam menyikapi apa yang Dia
berikan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian siksa-Nya sangat cepat dan
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Para malaikat bertanya kepada Allah tentang hikmah di balik penciptaan
ini. Pertanyaan tersebut bukan bentuk pertentangan terhadap kehendak Allah,
bukan cermin kedengkian mereka terhadap Adam, dan bukan bentuk
kesombongan diri.
24
tiba. telah
4. Malaikat Izrail: Mencabut nyawa.
5. Malaikat Munkar: Menanyakan seseorang di dalam kubur.
6. Malaikat Nakir: Menanyakan seseorang di dalam kubur.
7. Malaikat Rakib: Mencatat segala perbuatan amal baik.
8. Malaikat Atid: Mencatat segala perbuatan buruk.
9. Malaikat Mikail: Memberikan dan Menyampaikan Reziki.
10. Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga.
l l . Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka.
Ada beberapa karakteristik malaikat. Di beberapa ayat disebutkan sifat
dan wujud malaikat, di antaranya:
a. Hamba-hamba Allah yang mulia.
Para malaikat adalah makhluk yang berakal, mempunyai
inteligensi, dan hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Allah Swt.,
berfirman, "Dan mereka berkata, "Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak, " Maha Suci Allah Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
b. Para utusan Allah,
Sebagaimana makna malaikat secara bahasa yang berarti utusan,
maka para malaikat adalah para utusan Allah Swt. Firman Allah,
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bilmi, yang menjadikan
25
Alquran menyebutkan bahwa malaikat mempunyai kecepatan
terbang yang sangat cepat. Firman Allah, "Dan (malaikat-malaikat)
yang turun dari langit dengan cepat dan (malaikat-malaikat)
yang mendahului dengan kencang.
e. Tidak memiliki jenis kelamin.
dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silakan Anda makan. "
(Tetapi mereka tidak mau makan) karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka.
26
Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan nwreka memberi kabar gembira
kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). "15
h. Tidak punya lelah.
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentihentinya.
i. Ibadahnya.
Mereka dikenal sebagai makhluk yang paling taat, "Mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perinta11-
perintahNya.
j. Dapat berubah wujud.
Para malaikat diberi kemampuan bisa berubah wujud atau
bentuk. Sebagaimana tercantum dalam ayat Alquran, lalu Kami mengutus
roh Kami kepadanya (Maryam), maka ia menjelma di hadapannya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna.
27
Kajian kita kali ini adalah yang berkaitan dengan keimanan pada hari
akhir. Sudah dimaklumi bersama bahwa keimanan pada hari akhir
merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Allah Azza wajalla
menegaskan hal itu adalah firmpn-Nya:
UI 3j
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, dan hari Kemudian... " (Qs. Al-Baqarah: 177).
Demikianjuga, berdasarkan sebuah sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam yang diriwayatkan dari Sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu,
dalam hadisnya Jibril yang masyhur, yang mana beliau berkata:
"Rasulallahu
bersabda:
Shalall
ahu 'alaihi wa sallam
"Iman adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul,
dan hari kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik
maupun yang buruk. "19
Beriman pada hari kemudian menjadikan pola kehidupan seorang
muslim lebih tertata, serta sensitif, sehingga menggerakkan anggota
badan untuk giat beribadah.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam
firmanNya:
28
a. Jiwanya menjadi sensitif, sehingga cepat tanggap terhadap nasihat.
Allah Azza
wa jalla berfirman:
"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah
dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan
suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu, jika mereka
(para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah
Maha Perkasa Iagi Maha Bijaksana. " (Qs. Al-Baqarah: 228).
29
c. Bijak dalam berinteraksi, serta jauh dari perbuatan tercela.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadis, dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Bahwa Rasulallahu Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak
menyakiti tetangganya. Dan barang siapa benar-benar beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya. Dan barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia tidak
berkata kecuali yang baik atau diam. ' d. Tidak berani menerjang larangan-
larangan Allah Ta'ala.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dia
berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
J
"Harant bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, bepergian selama tiga hari atau lebih melainkan harus
ditemani oleh ayah atau anak, atau suami, atau saudara, atau
mahramnya.
30
hadis, yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
20. HR Bukhari no: 6018. Bab: Man kaana Yu'minu billah wal Yaumil Akhir.
21. . HR Muslim no: 3334. Bab: Safarul Mar'ah ma'al Mahram.
22. HR Tirmidzi no: 2384, Bab: Maa Ja'a fii Shifati Awaanil Haudh, Dan
hadits ini dilemahkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan at-Tirmidzi no: 2460.
Adapun hadis di atas, walau pun dikatakan lemah oleh para Ulama,
akan tetapi maknanya sahih. 1-Ial itu sebagaimana yang telah ditunjukkan
oleh Alquran serta hadis sahih lainnya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam. Dan cukup satu saja sebagai bukti akan keabsahan pernyataan di
atas, yaitu firman Alah Ta'ala:
"Dan Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat
buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan
pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah
Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. " (Qs. Ghaafir: 45-
46).
b. Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan kita, beliau
biasa dalam doanya berlindung kepada Allah dari azab kubur. Hal itu
sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibunda kaum Mukminin Aisyah
radhiyallahu 'anha dalam sebuah hadis sahih yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhari.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa pernah pada suatu hari ada
seorang wanita Yahudi berkunjung ke rumahnya, kemudian di sela-sela
pembicaraannya, wanita tersebut menyebut masalah azab kubur. Maka
Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari azab
kubur. Tatkala Rasulullah datang, maka Aisyah menanyakan kepada
beliau tentang azab kubur. Dan beliau
31
menjawab : 'la, azab kubur itu ada'.
23 HR Bukhari no: 1372, di dalam Bab: Maa ja'a fii Adzabil Qobri,
24 HR Bukhari no: 1050. di dalam Bab: at-Ta'awudz min Adzabil Qobri.
Dalam sebuah hadis yang sahih dari Rasulullah, mengabarkan kepada
kita beberapa orang yang akan mendapat azab kubur, di antaranya;
Hadisnya Abu Ayub Radhiyallahu 'anhu. Diriwayatkan darinya,
menceritakan:
beliau
"Pada suatu hari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar tatkala
matahari hampir tenggelam, lalu beliau mendengar ada suara, maka
beliau bersabda: '(Itu adalah suaranya) orang Yahudi yang
25 sedang
diazab di dalam kuburnya.
Dalam hadis yang lain, dijelaskan dari sahabat Abdullah bin Abbas
radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan : 'Bahwasanya Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam pernah melewati dua kuburan yang penghuninva sedang diazab,
maka beliau bersabda:
32
"Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diazab, tidaklah mereka
diazab dalam permasalahan yang besar. Adapun yang pertama, dia diazab
karena dirinya tidak menutup aurat ketika sedang kencing. Sedangkan
yang satunya lagi, maka dia diazab karena senang mengadu domba. "
Kemudian beliau mengambil pelepah kurmayang masih basah, lalu membelah
menjadi dua, dan meletakkan di atas tiap kubur tadi. Maka para Sahabat merasa
heran dengan tindakan Rasulullah, sehingga mereka bertanya: "Ya Rasulullah,
kenapa engkau lakukan ini? Semoga Allah meringankan azabnya selagipelepah
kurma ini belum kering,jawab beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam. 26
Itu beberapa bukti adanya siksa kubur bagi penghuninya. Sedangkan di
antara nikmat kubur yang akan diperoleh adalah, seperti Yang telah datang
penjelasannya dalam hadisnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu. Yang isinya
menyatakan bahwa tidak ada seorang manusia pun, tanpa terkecuali, baik
laki maupun perempuan, ketika mereka meninggal dunia, kemudian dikubur
melainkan rohnya akan
33
keindahan surga dan para penduduknya serta segala macam isi yang ada di
dalamnya.
Keempat: Berita gembira, kalau dirinya telah mengantongi tiket masuk
surga serta termasuk sebagai calon tetap penghuni surga sedangkan ia masih
di dalam kuburnya.
Kelima: Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Keenam: Kuburnya diterangi dengan cahaya yang terang
benderang.
Untuk lebih jelaskan simaklah hadis berikut ini. Dari Baraa' bin Azib
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaih wa sallam pernah
menyebutkan seorang hamba yang beriman apabila telah
dipendam di dalam kuburnya, beliau menceritakan:
34
amal salehmu, jawabnya. Lantas ia berdoa: 'Ya Allah, segera
tegakkan hari kiamat sampai kiranya saya bisa kembalipada keluarga
dan hartaku.
Sedangkan adanya azab kubur, maka hal ini telah dijelaskan
dalam hadisnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu, dikatakan
bahwasanya tidaklah seorang pun baik kafir maupun munafik, laki
maupun perempuan yang meninggal dunia, kemudian dipendam di
dalam kuburnya melainkan pasti akan dikembalikan roh ke dalam
tubuhnya, langsung setelah selesai acara pemakamannya.
Lalu datanglah di dalam kuburnya dua malaikat, lantas keduanya
mendudukannya dan bertanya sama seperti pertanyaan-pertanyaan di
atas. Namun apabila dirinya tidak mampu menjawab dari pertanyaan
tersebut, maka Allah Ta'ala segera memberitahu tentang kegagalannya,
dan memerintahkan agar ia diberi empat halo Tahukah kalian apa
empat hal tersebut?
Pertama: Pakaian dari neraka,
Kedua: Dibukakan pintu dari kuburnya menuju neraka, sehingga
panas dan hawa neraka masuk ke dalam kuburnya.
Ketiga: Dipersempit kuburnya, sampai-sampai meremukkan
seluruh tulang-belulangnya,
dalam 27 Bab: HR Fiil Ahmad Mas'alah di dalam fiil Qobri, Musnadnya Hadits ini no:
dinyatakan 17803, 37/490. Shahih Dan oleh Abu Syaikh Dawud al-Bani no: 4127 dalamdi
Shahih wa Dha'if Sunan Abi Dawud no: 4753.
35
ÖlS.L
"Lalu setelah itu, rohnya di kembalikan ke dalam tubuhnya. Datanglah dua
malaikat, lantas mendudukkannya, dan bertanya:
"Siapa Rabbmu? Dia menjawab: "Hah..hah saya tidak tahu.
Keduanya bertanya lagi: "Apa agamamu? Dia masih menjawab:
Hah..hah saya tidak tahu. " Siapa laki-laki ini yang telah diutus di antara
kalian? Hah..hah saya tidak tahu, jawabnya. Maka terdengar suara dari langit,
sungguh dusta apa yang ia ucapkan, berilah dia kasur dari neraka, bukakan
untuknyapintu neraka. Lalu merembaslah hawa, bau, dan panasnya neraka ke
dalam kuburnya. Kuburnya menjadi sempit sehingga tulang belulangnya
menjadi remuk. Dalam keadaan seperti itu, datanglah seorang laki-laki yang
berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk, sembari mengatakan:
'Kabar untukmu yang telah berbuat buruk, inilah hari yang dulu pernah
dijanjikan padamu. Siapa kamu, wajahmu mendatangkan keburukan?
tanyanya. Sayalah amalan burukmu, jawab orang tersebut. Maka iapun berdoa:
'Ya Allah, tangguhkanlah kiamat itu.
Saudaraku semoga Allah merahmati kalian. Manusia di dalam
kegelapan kubur berada di antara dua hal, mendapat nikmat atau azab. Hal
itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat telah datang maka
Allah Ta'ala mengembalikan roh mereka ke dalam tubuhnya ketika berada di
dunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang
tersirat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah ilah yang benar
dan sesungguhnya Dialah Yang menghidupkan segalayang mati
Sama seperti
36
dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. " (Qs. AlHaj
: 6).
Dalam hadis disebutkan, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu
'an/tu, beliau berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu
"Kemudian apabila Dia memanggil kalian sekali panggil dari bumi, maka
seketika itu (juga) kamu keluar (dari dalam kubur). ' (Qs. Ar-Ruum:
25).
Dqlam ayat yang Iain Allah Azza wa jalla berfirman:
37
@ Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang pertama Yang
bangkit dari kuburnya.
Jjlj
"Aku adalah penghulu anak cucu Adam pada hari kiamat kelak.
Aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari dalam kubur,
dan orang pertama yang meminta syafa 'at dan diizinkan
memberi syafa 'at.
@ Apabila manusia telah bangkit dari dalam kuburnya, maka tiap orang
berdiri di Sisi kuburnya menunggu perintah selanjutnya untuk
berkumpul di Mahsyar. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
firman Allah Azza wajalla:
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan
di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing)." (Qs. Az-Zumar: 68).
Dalam hadis, hal senada juga telah dijelaskan, hal itu
sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu
'anhu: "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa
sallam bersabda:
"Kemudian sangkakala ditiup, maka tidak ada seorang pun yang
mendengarnya melainkan pasti semuanya mati. Setelah itu Allah
menurunkan hujan gerimis atau deras yang menumbuhkan jasad mereka.
Lalu sangkakala ditiup sekali lagi, maka mereka berdiri menunggu
no: Dalam Bab:
38
(perintah selanjutnya). Kemudian terdengar suara yang menyeru, 'Wahai
manusia kemarilah kepada Rabb kalian'. Lalu mereka berhenti menunggu,
sesungguhnya mereka sennta akan dilanya (tentang amalannya),
30 HR Muslim no: 6079. Di dalam Bab: Tafdhil Nabiyuna 'ala Jamilil Khalaaiq. 31 HR
Muslim 7568, di Fii Khurujul Dajjal.
Bila semua orang telah bangkit dari kuburnya, Allah Ta'ala kemudian
menyuruh menggiring dan mengumpulkan mereka di satu tempat, guna
mempertanggungjawabkan amalannya masing-masing tatkala di dunia,
dan menerima balasan atas amalannya tersebut, jika baik maka ia memetik
yang baik, dan bila amalannya jelek maka dia juga akan mengunduh
hasilnya. Hal itu, sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam
ayatnya:
39
E. KONSEP TAKDIR
l. Pengertian Beriman Kepada Qada Dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan, Kalau kita melihat qada
menurut bahasa artinya ketetapan. Qada artinya ketetapan Allah Swt.
kepada setiap makhluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan
itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran makhluk. Sedangkan
Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
Penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentukan
Sebelumnya. Qada dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan
takdir.
40
Sedangkan arti qada dan qadar menurut Alquran yaitu:
l) Arti Qada
a. Qada berarti hukum atau keputusan (Qs. An- Nisa' ayat 65)
b. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan (Qs. Fussilat ayat 12)
c. Qada berarti kehendak (Qs. Ali Imron ayat 47)
d. Qada berarti perintah (Qs. Al- Isra' ayat 23)
2) Arti Qadar
a. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-
batasnya (Qs. Fussilat ayat 10)
b. Qadar berarti ukuran (Qs. Ar- Ra'du ayat 17)
c. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Qs. Al- Baqarah ayat 236)
d. Qadar berarti ketentuan atau kepastian (Qs. Al- Mursalat ayat 23)
e. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah Swt terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Qs. Al- Qomar
ayat 49)
Jadi, Iman kepada qada dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa
sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuanya
telah ditentukan Allah Swt. sejak zaman Azali.
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah
bersabda:
DID)
Saw.
"Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitabkitabnya, para
Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun
yang buruk. " (HR. Muslim)
Dan sabda Rasullullah Saw. yang artinya: "Malaikat akan mendatangi
nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima
malam seraya berkata, 'Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia?',
Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi,
Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini lakilaki ataukah perempuan?'. Maka ditetapkanlah
ntara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan
ezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi
agi." (HR. Muslim).
Dalil-Dalil Tentang Iman Kepada Qada dan Qadar
Dalil yang menunjukkan rukun yang agung dari rukun-rukun iman
41
ini ialah Al.quran, As-Sunnah, dan akal.
Dalil-Dalil Dari Alquran
a.
" Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku. (Qs. Al-
Ahzab•.38) Juga firman-Nya:
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya, dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. "(Qs,Al-
Hijr:21) Juga firman-Nya:
Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa. " (Qs.
Thaahaa•. 40) Dan juga firman-Nya:
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya." (Qs. Al-Furqaan: 2) Dan firman-Nya yang
lain:
"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. " (Qs.
Al-A'laa: 3) Firman-Nya yang lain:
42
”Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu,
'Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...
” (Qs. AI-Israa': 4)
43
"Allah-Iah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
44
Orang yang beriman kepada qada dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri, Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman
Allah yang artinya: "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-
Nyalah kamu meminta
b. Pertolongan," (Qs. An-Nahl ayat 53),
Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. la pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah Swt.
yang artinya "Hai anak anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir." (Qs. Yusuf ayat 87)
c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qada dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu. Firman Allah yang artinya, "Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (Qs. Al-Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa mengalami ketenangan
jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal,
ia bersabar dan berusaha Iagi. Allah Swt berfirman yang artinya, "Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang Iagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jemaah hambahambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu. (Qs. Al-
Fajr ayat 27-30)
45