Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama
Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-
pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada Aqidah
Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikanal dengan kalimat Syahadat atau juga
disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat
Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam
setiap shalat wajibnya yang lima waktu.
Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas
tentang Tauhid sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam
menuju kejayaan demi kejayaan yang tidak pernah tertandingi.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sbb:
1. Apa pengertian tauhid sebagai inti peradaban islam?
2. Bagaimana konsep ajaran tauhid ?
3. Bagaimana tauhid dipadang sebagai dimensi metodologis?
4. Apa saja dimensi isi tauhid?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari
penulisan makalah ini antara lain:
1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid.
2. Memahami dan mempelajari konsep-konsep ajaran tauhid
3. Memahami dan mempelajari dimensi metodologi tauhid
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertiantauhid Sebagai Intisari Peradaban Islam


Tauhid, dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti Keesaan Allah, mentauhidkan
bearti mengakui keesaan Allah. Tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah
Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat
atau perbuatan-perbuatan-Nya. (Prof. Dr. M. Yusuf Musa, 1961, hal. 45) Tauhid
adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh
penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan
selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia (asmaul
husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan
cela dari-Nya. (Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, hal. 15). Demikianlah
pengertian Tauhid menurut para ulama ternama, yang intinya adalah keyakinan
akan Esa-nya ketuhanan Allah SWT, dan ikhlasnya peribadatan hanya kepada-
Nya, dan keyakinan atas nama-nama serta sifat-sifat-Nya.

2.2. Bagaimana konsep ajaran tauhid


A. Konsep Ajaran Tauhid
Terkait dengan konsep ajaran tauhid ini, dapat kita lihat ayat-ayat Allah yang
sedikit banyak menyinggung ajaran tauhid ini.Di antaranya adalah :
Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang
setara dengan Dia. (TQS. Al Ikhlas: 1-4 )

"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikianpula) para
malaikat dan orang-orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (TQS. Ali Imran: 18)

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka maha suci Allah yang mempunyai arasy dari apa
yang mereka sifatkan. (TQS. Al Anbiya: 22 )

Dari sini dapat kita lihat bahwa beriman kepada Allah SWT terwujud dalam
empat perkara: Beriman kepada Wujud Allah,Beriman kepada Rububiyah
Allah,Beriman kepada Uluhiyah Allah ,Beriman kepada Asma dan shifat Allah.
Dari keempat perkara tersebut hanya tiga perkara yang diuraikan dalam makalah
ini yaitu :
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal
penciptaan,pemeliharaan,pengaturan rizki,dan pengaturan kehidupan.
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT,
yaitu Rabb. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi
(pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Mushlih (yang
memperbaiki), al-Sayyid (tuan) dan al-Wali (wali). Dan dalam terminologi syariat
Islam, istilah Tauhid Rububiyah berarti: Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-
satunya Pencipta, Pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-
Nya. (DR. Ibrahim bin Muhammad, hal. 141-142)
2. Tauhid Asma dan Sifat
Pengertian dari Tauhid Asma dan Sifat adalah mempercayai bahwa hanya Allah
yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari
segala kekurangan.Atau lbih jelasnya lagi mengesakan Allah dengan nama-nama
Allah dan sifat-sifatNya . (Ensiklopedi Islam, jild. V, hal. 92) Atau menetapkan
asma dan sifat Allah berdasarkan apa yang ditetapkan oleh Allah untuk diri-Nya
di dalam Al Quran maupun sunnah Rasul-Nya. (DR. Abdul Aziz, hal. 24).

3. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah merupakan salah satu cabang Tauhid dari tiga macam Tauhid
yang ada, yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah manusia harus
bertuhan, beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendah serta
tidak kepada yang lain. Makna Uluhiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah lah
Tuhan yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. (DR. Abdul Aziz bin M.
Alu Abdullatief, hal. 13).Tauhid Uluhiyah merupakan ujung ruh Al Quran, yang
karenanya para Rasul diutus, yang karenanya ada pahala dan siksa, dan karenanya
keikhlasan beragama kepada Allah terealisasi. (Ibnu Taimiyah, Menghindari
pertentangan Wahyu dan Akal, hal. 30). Ayat al Qur'an yang menerangkan tentang
Tauhid jenis ini adalah:
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar
kamu tidak menyembah setan, Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
Dan hendaklah kamu menyembah-Ku, inilah jalan yang lurus." (TQS. Yasin: 60 -
61)

C. Dimensi isi tauhid


Tauhid mempunyai beberapa dimensi isi tauhid sbb:

1. Tauhid sebagai prinsip pertama metafisika


Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah berarti berpendapat bahwa Dialah
Pencipta yang mewujudkan segalanya. Dialah sebab utama setiap kejadian, dan
tujuan akhir segala yang ada, bahwa Dialah Yang Pertama dan Terakhir. Bersaksi
dengan kebebasan dan keyakinan, secara sadar memahami isinya, berarti
menyadari bahwa segala di sekitar kita, baik benda atau kejadian, semua yang
terjadi di bidang alam, sosial, atau psikis, adalah tindakan Tuhan, pelaksanaan dari
satu atau lebih tujuan-Nya. Begitu tercipta, realisasi seperti itu menjadi hakikat
kedua manusia, yang tak dapat dipisahkan darinya selama terjaga. Sehingga
manusia akan hidup di bawah bayang-bayangnya. Dan dimana manusia
mengetahui perintah dan tindakan Tuhan dalam setiap objek dan peristiwa, maka
dia mengikuti inisiatif Tuhan karena ini semua perintah Tuhan.
2. Tauhid sebagai prinsip pertama etika
Tauhid menegaskan bahwa Tuhan Maha Esa menciptakan manusia dalam bentuk
terbaik, untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Ini berarti bahwa seluruh
keberadaan manusia di muka bumi bertujuan mematuhi Tuhan, menjalankan
perintah-Nya. Tauhid juga menegaskan bahwa tujuan ini termasuk kekhalifahan
manusia di muka bumi. Karena, menurut Al-Quran, Tuhan telah memberikan
amanat-Nya kepada manusia, amanat yang tak mampu dipikul langit dan bumi,
dan yang mereka hindari dengan ketakutan. Amanat tuhan adalah pelaksanaan
bagian etika dari kehendak Tuhan. Hakikatnya menuntut bahwa amanat itu
diwujudkan dalam kebebasan dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang
mampu melakukannya.

3. Tauhid Sebagai Prinsip Pertama Aksiologi


Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah menciptakan umat manusia agar manusia
dapat membuktikan diri bernilai secara moral melalui perbuatannya. Sebagai
Hakim agung dan akhir,Dia memperingatkan bahwa semua perbuatan manusia
akan diperhitungkan ; bahwa perbuatan baik mereka akan diberi pahala, dan
perbuatan buruk mereka akan diberi hukuman. Tauhid selanjutnya menegaskan
bahwa Tuhan menempatkan manusia di muka bumi agar manusia mendiaminya.
Agar manusia dapat bekerja di atas bumi, memakan buah-buahnya, menikmati
kebaikan dan keindahannya, dan memakmurkan bumi dan dirinya. Inilah
penegasan dunia : menerima dunia karena dunia tidak berdosa dan baik,
diciptakan oleh Tuhan dan diatur oleh-Nya untuk dimanfaatkan manusia. Segala
yang ada di dunia ini, termasuk matahari dan bulan, tunduk kepada manusia.
.
4. Tauhid sebagai prinsip pertama masyarakat
Tauhid menegaskan bahwa umatmu ini umat yang satu, yang Tuhannya adalah
Allah. Karena itu sembah dan mengabdilah pada-Nya Tauhid berarti bahwa
orang orang-orang beriman adalah bersaudara , yang anggotanya saling mencintai
dalam Tuhan, mereka saling menasihati untuk berlaku adil dan sabar. Mereka
semua berpegang pada tali Allah, dan tidak berpisah satu sama lain, mereka saling
berurusan, menganjurkan kebaikan dan melarang kejahatan; mereka menaati Allah
dan Nabi-Nya.
5. Tauhid sebagai prinsip pertama estetika
Tauhid berarti menyingkirkan Tuhan dari segenap bidang alam. Segala yang
diciptakan adalah makhluk, nontrasenden, tunduk kepada hukum ruang dan
waktu. Semuanya ini tak mungkin Tuhan dalam arti apapun, khususnya arti
ontologis yang dinafikan tauhid, sebagai intisari monoteisme. Tuhan sama sekali
bukan ciptaan, sama sekali bukan alam, dan karena itu Tuhan transenden. Dialah
satu-satunya wujud yang trasenden.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tauhid merupakan
inti pokok agama islam sebagai pengakuan umat islam terhadap pencipta yang
mutlak dan tidak ada yang dituju selainya.Untuk itu dalam firman Allah dan sabda
Nabi Muhammad SAW dikatakan :
orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman(syirik), mereka itulah oarng yang mendapat keamanan. Mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An-nam:82)
Rosullullah bersabda,
Allah taala berfirman, Wahai anak Adam, seandainya enkau datang kepada-Ku
dengan membawa dosa sepenuh jagad, lantas engkau menemuiku dalam keadaan
tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apa pun, maka Aku akan memberimu
ampunan sepenuh jagad itu pula, (HR.Tirmidzi 3540)

B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat
mengambil hikmah betapa pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan
merupakan faktor terpenting untuk mengembalikan kejayaan islam pada umat ini..
Untuk itu, kita sebagai generasi penerus perjuangan Islam harus berusaha sekuat
tenaga untuk mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua segi kehidupan
kita. Pada akhirnya kita berharap dan berdo'a kepada Allah SWT supaya
mengembalikan kejayaan ummat ini dengan konsep tauhid yang kita amalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Surin. 1979. Terjemah & Tafsir Al-Qur'an. Bandung: Penerbit Fa.
Sumatra.
Tim Penyusun Kamus. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fauzan, Abd. Fauzan. 1998 at-Taliq al-mukhtashar al-Mufid 'ala kitabi at-Tauhid
lissyaikh muhammad ibn 'abdul Wahhab. Ponorogo : Darussalam Press
Musa, Prof. Dr. M. Yusuf. 1961 Islam suatu kajian komprehensif (Terj.). Jakarta:
Rajawali Press.
2002 Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi
Abdul Latief, M. Alu, DR. Abdul Aziz. 1998 Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat
Lanjutan, Jakarta: Darul Haq.
Taimiyah, Ibnu. 2004 Menghindari Pertentangan Akal dan Wahyu. Malang:
Pustaka Zamzami.
Al-Faruqi, Ismail R dan Lois Lamiyah. 1998. Atlas Budaya Islam, Menjelajah
Khazanah Peradaban Gemilang (terjemahan). Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai