Anda di halaman 1dari 4

Konsep Ketuhanan dalam Islam

Oleh: Sari Riantika Damayanti (209000056)

Tuhan adalah sesuatu yang melampaui manusia. Namun tidak hanya itu, Ia juga memiliki kuasa atas segala sesuatu di jagat raya ini termasuk bumi dengan segala isinya. Oleh karena itu, Tuhan bagi manusia adalah sesuatu yang dipentingkan sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan diri untuk dikuasai-Nya. Dalam hal ini, terdapat konsep kerelaan dan ketakutan yang kemudian disebut dengan takwa. Takwa merupakan pemeliharaan diri dari siksaan Tuhan yang menciptakan manusia termasuk di dalamnya ajaran untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menurut Nurcholish Madjid, takwa diterjemahkan sebagai sikap takut kepada Tuhan atau sikap menjaga diri dari perbuatan jahat atau sikap patuh memenuhi segala kewajiban serta menjauhi larangan Tuhan (Rachman, 2007: 43). Takwa menjadi kunci utama untuk mewujudkan kecintaan dan kepercayaan terhadap Tuhan. Setiap agama baik monotheis maupun politheis mengajarkan pemeluknya untuk meyakini kehadiran Tuhan. Mereka mempercayai wujud tertinggi dari segala sesuatu di alam semesta ini adalah Tuhan meskipun istilah yang dikemukakan bagi tiap-tiap pemeluk agama berbeda. Bahkan seorang Atheis pun bertuhan sebab sudah menjadi sifat lahiriah manusia untuk bergantung pada segala sesuatu yang lebih besar dan hebat dari dirinya. Jadi, walaupun mereka tidak mengakui adanya Tuhan, namun mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang membuat mereka bergantung bisa berupa dirinya sendiri, pemimpinnya, karyanya, dan lain sebagainya. Menurut Imaduddin Abdulrahim (1993), Tuhan adalah segala sesuatu yang dipentingkan sehingga kita rela dikuasai atau didominasi. Seperti yang disebutkan oleh Nurcholish Majid dalam bukunya yang berjudul Pintu Pintu Menuju Tuhan (1996) bahwa sebenarnya orangorang komunis itu ternyata tidak berhasil seutuhnya menjadi atheis. Kalau atheis diartikan tidak mempercayai Tuhan dalam kategori agama-agama formal semacam Yahudi, Kristen, Budhisme, Konfusianisme, dan lain-lain, maka memang benar orang komunis itu atheis. Akan tetapi, jika atheis berarti bebas dari setiap bentuk pemujaan, maka orang komunis adalah orang yang kelompok manusia pemuja yang paling fanatik dan tidak rasional. Secara garis besar pemikiran umat Islam tentang ketuhanan timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara sederhana terdapat aliran pemikiran ini bersifat liberal, tradisional,

dan di antara keduanya. Penyebab timbulnya berbagai aliran Islam tersebut dikarenakan adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan hadits dengan pendekatan kontekstual, sehingga lahir aliran bersifat liberal. Sebagian umat Islam memahami dengan pendekatan tekstual, lahirlah aliran bersifat tradisional. Sedangkan memadukan kedua pemikiran tersebut lahirlah aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional. Di antara aliran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mutazilah yang disebut kaum rasional yang menekankan pemakaian akal secara intensif dalam memahami semua ajaran dan keimanan. Salah satu pemikiran mereka: Orang Islam yang berbuat dosa besar, maka ia tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara dua posisi tersebut; manzilah bainal manzilatain. 2. Qodariah menunjukkan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berbuat dan berkehendak. Artinya, julukan bagi orang kafir atau mukmin didasarkan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri. 3. Jabariah menyebutkan bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berbuat atau berkehendak. Artinya, semua perilaku manusia di tentukan dan dipaksa oleh Allah. 4. Asyariyah dan Maturidiah yang menempatkan pendapatnya di antara Qadariah dan Jabariah.

Terlepas dari hal yang disebutkan di atas, Tuhan adalah Allah SWT bagi pemeluk agama Islam. Ia yang memberikan wahyu kepada Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk mengajarkan kebaikan kepada umat manusia dan menunjukkan kebesarannya seperti yang tertuang dalam QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya: Bacalah dengan nama Tuhan kamu yang menjadikannya. Ia menjadikan manusia daripada segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhan mu yang Maha Mulia, yang mengajar manusia menulis dengan pena. Tuhan yang mengajar manusia perkaraperkara yang tidak diketahuinya. Potongan arti ayat di atas menegaskan bahwa Allah telah menunjukkan kebesarannya kepada semua manusia di muka bumi ini sehingga suatu hal yang patut dilakukan bagi manusia untuk tunduk dan patuh terhadapnya. Selanjutnya tertuang dalam kalimat syahadat la illaha illallahu yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Ia juga diyakini sebagai dzat yang Maha Esa, Maha Agung, dan Maha segalanya seperti yang juga disebutkan dalam AlQuran mengenai 99 sifat baik Allah SWT (asmaul husna).

Bagi ajaran Islam, Allah merupakan prinsip pertama, dan mengimaninya adalah hal pertama yang harus dilakukan. Untuk itulah keimanan pada Allah menjadi awal dari keimanan kepada hal-hal lainnya seperti malaikat, kitab, para nabi, dan seterusnya (Rukmana, dkk., 2012: 45 ). Seruan kepada Allah menjadi urutan pertama dalam rukun Islam dan percaya kepada Allah menjadi urutan pertama dalam rukun iman. Hal ini menunjukkan bahwa pujian dan kepercayaan kepada Allah SWT merupakan pokok ajaran yang paling mendasar bagi seluruh ajaran Islam. Dalam Islam diajarkan tentang bagaimana cara beriman kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya antara lain seperti: mendirikan shalat, menunaikan zakat, menjalankan puasa di bulan Ramadhan, beriman kepada Allah, malaikat, kibab, nabi, hari kiamat serta qada dan qadar dan lain sebagainya. Sedangkan menjauhi sifatsifat tercela seperti iri, dengki, tamak, kikir, apalagi menyekutukan Allah SWT. Namun, konsep Tuhan dan ketuhanan itu berbeda dalam setiap agama. Sebagian besar penganut Kristian misalnya, mereka berpegang pada konsep Tritunggal atau Triniti yang menjelaskan bahwa terdapat 3 hal yang dapat disebut sebagai Tuhan antara lain: Tuhan Bapa, Anak Tuhan, dan Ruhul Kudus. Tuhan Bapa merupakan Allah pencipta seluruh alam, anak tuhan merupakan tuhan atau firman yang hidup bersama-sama manusia yang datang ke dunia sebagai juru selamat, dan ruhul kudus yaitu roh allah yang masuk ke dalam tubuh orang suci. Bagi penganut Kristian, salib merupakan suatu simbol yang dimuliakan dan dijadikan pusat tumpuan di dalam gereja sebab mempercayai bahwa yesus kristus mati disalib di atas kayu untuk menebus dosa manusia. Sedangkan agama hindu mempercayai wujud tuhan dan dewa yang memberi manfaat dalam kehidupan manusia seperti konsep trimurti. Tuhan bagi mereka antara lain Brahmana (pencipta), Wisnu (pemelihara) dan Siwa (pemusnah). Berbeda dengan ajaran agama lain yang menokohkan sesuatu sebagai Tuhan, agama Budha justru tidak bertitik tolak dari Tuhan namun terhadap hubungannya dengan alam, mereka memberikan tumpuan pada aspek etika dan ajaran-ajaran moral. Penjelasan di atas menjelaskan bahwa terdapat konsep ketuhanan pada ajaran-ajaran agama termasuk yang tidak mengakui adanya Tuhan sekalipun (atheis). Tuhan dapat dipahami sama, hanya saja penokohan pada masing-masing agama berbeda. Hal tersebut dilatarbelkangi oleh bagaimana kerangka berpikir mereka dibentuk dan apa pedoman mereka dalam berpikir serta siapa yang dijadikan tuntunan dalam mewujudkan pemikiran mereka terhadap Tuhan.

Daftar Pustaka

Aan Rukmana. (2012). Mengenal Islam Jalan Tengah. Jakarta: Dian Rakyat. Abdulrahman, M. I. (1993). Kuliah Tauhid. Jakarta: Yayasan Pembina Sari Insan. Idrus, J. (2012, Agustus 31). Konsep Ketuhanan dalam Islam. Retrieved Desember 17, 2012, from http://junaedi-ochy.blogspot.com/: http://junaedi-ochy.blogspot.com/2012/08/konsepketuhanan-dalam-islam_31.html Madjid, N. (1994). Pintu Pintu menuju Tuhan. Jakarta: Yayasan Paramadina. Mkazree. (2011, April 22). http://www.slideshare.net/. Retrieved Desember 17, 2012, from http://www.slideshare.net/mkazree: http://www.slideshare.net/mkazree/konsepketuhanan#btnPrevious Rachman, B. M. (2007). Islam dan Pluralisme Nurcholish Madjid. Jakarta: PSIK Universitas Paramadina.

Anda mungkin juga menyukai