Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arvi Kiagung Pratama

NIM : 2022205065

1. Pengertian Tuhan dan Ketuhanan


Kata Tuhan dipahami sebagai Dzat Pencipta alam dan seisinya yang memiliki
kekuatan dan kekuasaan yang maha mutlak yang dijadikan asas dari suatu
kepercayaan. Pengertian Tuhan yang paling umum, adalah Mahatahu (mengetahui
segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana
pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang
setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi.
Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud
memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan hal terbesar yang dapat
direnungkan. Banyak filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang
mengembangkan argumen-argument untuk mendukung dan membantah keberadaan
Tuhan. Tidak ada kesepahaman mengenai konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan
dalam agama samawi meliputi definisi monoteistis tentang Tuhan dalam agama
Yahudi, pandangan Kristen tentang Tritunggal, dan konsep Tauhid Tuhan dalam
Islam. Agama-agama dharma juga memiliki pandangan berbeda-beda mengenai
Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Hindu tergantung pada wilayah, sekte, kasta,
dan beragam, mulai dari panenteistis, monoteistis, politeistis, bahkan ateistis.
Dalam agama Hindu, konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung
pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan filsafat yang diikuti. Kadang kala
agama Hindu dikatakan bersifat henoteisme (melakukan pemujaan terhadap satu
Tuhan, sekaligus mengakui keberadaan para dewa), tapi istilah-istilah demikian
hanyalah suatu generalisasi berlebihan. Oleh karena itu, agama Hindu merupakan
sistem kepercayaan yang kaya, mencakup keyakinan yang bersifat monoteisme,
politeisme, panenteisme, panteisme, monisme, dan ateisme
Sedangkan Tuhan dalam agama Buddha bukanlah Siddharta Gautama. Buddhisme
juga menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam
semesta diatur oleh lima hukum kosmis (Niyama Dhamma), yakni Utu Niyama, Bija
Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. Hal ini dipandang
oleh banyak orang sebagai perbedaan utama antara Buddhisme dan agama-agama
lain.
Adapun agama samawi atau dikenal juga sebagai rumpun agama abrahamis
(karena meyakini Abraham/Ibrahim sebagai nabi) atau agama langit dimaksudkan
untuk menunjuk agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama-agama ini dikenal sebagai
agama monoteistis karena hanya menekankan keberadaan satu Tuhan. Yahudi dan
Islam bahkan menolak visualisasi Tuhan karena menurut mereka tidak ada sesuatu
yang dapat menyerupai Tuhan. Meskipun serumpun, dengan sebutan Tuhan yang satu
yaitu sebutan Elloh untuk Yahudi, Allah untuk Kristen dan Allah SWT untuk Islam,
Namun agama-agama ini menggunakan sebutan/panggilan yang berbeda yang
disebabkan oleh perbedaan bahasa dan rentang sejarahnya.
Kata "Samawi" berasal dari bahasa Arab As-Samawat ( ‫ ) الس==ماوات‬yang
mempunyai arti "langit", menurut paham Islam agama samawi memiliki arti agama
dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun berdasarkan
wahyu Tuhan melalui perantara malaikat kepada para nabi dan rasul yang kemudian
disampaikan kepada umat manusia sebagai panduan jalan hidup. Sedangkan kebalikan
dari Agama Samawi mereka sebut sebagai "Agama Ardhi" ( ‫ ) أرض‬yang artinya
Agama Bumi. Beberapa pendapat para ahli menyimpulkan bahwa suatu agama
disebut agama Samawi jika:
1. Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
2. Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
3. Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang berbentuk lembaran yang ditulis
pada kulit hewan, dedaunan, lempengan batu yang diukir dan disebut kitab suci.
Di dunia ini agama-agama besar yang diakui sebagai agama samawi adalah
Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama tersebut mewakili lebih dari setengah dari seluruh
pemeluk agama di dunia. Namun, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak
pengelompokan agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa
agama mereka pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang
berbeda, mengenai Abraham, kitab suci, bahkan konsep ketuhanan dan nama Tuhan
dalam masing-masing agama juga berbeda.
2. Pandangan Tentang Tuhan Secara Subyektif
Pengertian Tuhan secara subyektif adalah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan diri dalam
hidupnya dikuasai olehnya (sesuatu tersebut). Perkataan dipentingkan hendaklah
diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan,
diharap-harapkan yang dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.
Ibnu Taimiyah memberikan definisi Tuhan sebagai berikut:
Tuhan ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya,
merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat
berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk
kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan
di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M. Imaduddin, 1989:56).
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa
berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Tuhan bisa berbentuk
Hawanafsu, uang, ilmu, harta, tahta, wanita dan lainnya.
Jadi, misalnya bila seseorang mementingkan uang atau harta hinggga dalam
hidupnya dia dikuasai oleh uang atau harta, berarti orang tersebut mempertuhankan
uang atau harta dan disebut Tuhannya dia adalah uang atau harta. Oleh karena itu,
setiap manusia memiliki banyak Tuhan yang berbeda-beda tergantung dari sesuatu
yang dipentingkannya menurut subyektivitas dirinya. Itulah pengertian Tuhan secara
subyektif.
3. Pandangan Tentang Tuhan Secara Obyektif
Banyaknya pertanyaan mendasar tentang Tuhan, siapakah Tuhan dan benarkah
Tuhan itu ada ? Pada saat pertanyaan itu muncul, sebenarnya sudah menjawab
keberadaan-Nya. Karena ketika melontarkan pertanyaan tersebut, pastilah secara
rasional menyadari bahwa segala sesuatu pasti ada yang menciptakan.
Manusia selalu ingin tahu siapakah Tuhan itu ? Padahal yang tahu tentang Tuhan
adalah Tuhan itu sendiri, sedangkan manusia tidak mengetahuinya. Seperti halnya
manusia yang tahu tentang dirinya adalah dirinya sendiri. Misalnya seorang anak
bernama Jelita, maka yang tahu tentang Jelita adalah Jelita itu sendiri. Ibunyapun
tidak tahu tentang Jelita apalagi yang dipikirkan Jelita, pasti tidak tahu. Manusia tidak
tahu karena keterbatasan manusia itu sendiri, baik itu dari segi panca indera maupun
akal pikiranya.
Tuhan adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, maka dengan keterbatasan
manusia dan kekuasaannya yang mutlak serta kasih sayangnya Tuhan, Dia memberi
tahu tentang siapa dirinya melalui Media yang disebut Wahyu. Wahyu tersebut
disampaikan kepada manusia yang disebut Nabi atau Rasul dengan perantara makhluk
Tuhan yang suci dan selalu taat yaitu Malaikat. Wahyu yang disampaikan berisi
antara lain Nama Tuhan, Berita Ketentuan baik dan Ketentuan Buruk serta adanya
hari Kiamat sebagai amal pembalasan Surga atau Neraka.
Dari wahyu-wahyu tersebut diketahuilah bahwa Tuhan yang selama ini dicari-cari
adalah bernama Allah. Sebutan nama ini Elloh bagi orang Yahudi, Allah untuk kaum
Kristen dan Allah Swt untuk penganut Islam. Para ahli ilmu dan filsafat menyatakan
bahwa Kronologis tersebut di atas adalah menjadi kriteria sebuah Agama yang
dilahirkan dari langit yang disebut Agama Samawi yaitu :
1. Adanya keyakinan kepada Allah
2. Adanya keyakinan terhadap Malaikat sebagai penyampai wahyu
3. Adanya keyakinan wahyu yang terhimpun menjadi Kitab
4. Adanya keyakinan terhadap Nabi sebagai penerima wahyu/Kitab
5. Adanya keyakinan Ketentuan Baik dan Ketentuan Buruk
6. Adanya keyakinan terhadap Hari Pembalasan yaitu Hari Kiamat
Keyakinan yang sama terhadap Tuhan sebagai Allah oleh pemeluk agama samawi
yang meyakini berita tersebut wahyu Tuhan yang bernama Allah, maka Allah itulah
yang dinyatakan sebagai Tuhan secara obyektif. Tuhan yang dinyatakan tidak
berdasarkan kepentingan manusia masing-masing, tetapi Tuhan yang dinyatakan
mayoritas pemeluk agama di dunia sebagai Allah yang Maha Kuasa, Maha Mutlak
dan serba Maha lainnya.

Anda mungkin juga menyukai