T U H A N
Hampir semua orang yang mengakui bahwa Tuhan atau Allah itu ada, mempercayai
keberadaanNya adalah gaib. Gaib artinya tidak dapat dilihat dan diraba; tidak dapat dicium
dan dikecap dan tidak dapat didengar suaranya seperti bunyi ; tetapi keberadaanNya dan
kuasaNya dapat di alami oleh orang-orang yang percaya kepadaNya.
Sebutan agama-agama dan bangsa-bangsa kepada Tuhan bermacam-macam, Misalnya;
agama Hindu menyebut Brahman, Sang Hyang Widhi atau Dewa; agama Budha menyebut
Sang Adi Budha, agama Islam menyebut Allah, agama Jahudi menyebut Elohim, Jahwe,
Adonai. Bangsa Junani menyebut Theos atau Kurios. Bangsa Romawi menyebut, Deo, atau
Deus, Bangsa Inggris menyebut God atau Lord. Tetapi apapun sebutanya ; Tuhan atau Allah
itu dipercayai kebenarannya adalah gaib. Pandangan tentang keberadaan dan Fungsi Tuhan
atau Allah para agama-agama terdapat perbedaan dan persamaan.
Disadari bahwa karena keberadaan Allah yang gaib itu dapat membuat orang tidak mau
repot-repot; mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang tidak dapat diamati dengan
indra atau akal budi, adalah sesuatu yang tidak ada; maka orang menjadi jatuh kepada
Atheisme; baik atheisme teoritis maupun atheisme praktis, mereka menganggap bahwa
keberadaan Tuhan atau Allah itu tidak ada.
Kemudian karena adanya perbedaan dan persamaan konsep tenteng Tuhan atau Allah pada
agama-agama maka orangpun bisa jatuh pada kepercayaan politheisme dan sinkretisme.
Disatu pihak mahasiswa diperhadapkan pada bahaya Atheisme dengan konsep-konsep
Materialisme dan Rationalisme. Dan dipihak lain mahasiswa juga diperhadapkan pada
godaan-godaan politheisme dan synkretisme dengan pengaruh-pengaruh agama lain,
kebudayaan Rasionalisme maupun dengan Modernisme kehidupan.
Dengan pembahasan topik ini mahasiswa dapat meninjau ulang sikap kepercayaan dan
pemahaman-pemahamannya tentang Tuhan Yang Maha Esa
Apakah Mahasiswa konsisten dengan iman Kristiani yang benar; tentunya berdasarkan
kebenaran yang terdapat pada kitab suci, Alkitab.
2. KAJIAN MATERI
2.1. Bentuk-Bentuk Penyembahan Kepada Yang Gaib
Dalam konteks ilmu agama-agama, ada empat bentuk penyembahan kepada yang gaib.
a. Bentuk Theisme: yaitu penyembahan kepada Tuhan atau gaib sebagai suatu
keberadaan yang berpribadi, dan yang menyatakan diriNya dengan Wahyu kepada
orang-orang tertentu. Bentuk Theisme ini terdapat pada agama Yahudi, Kristen, Islam
dan Hindu Weda. Keberadaan Tuhan (yang gaib) itu dipercayai : berfirman, mencipta,
memelihara, membimbing, mengajar, menghukum, menyelamatkan dan memberkati
umatNya.
b. Bentuk Monisme: yaitu bentuk penyembahan kepada ilahi (yang gaib), sebagai
keberadaan yang tidak berpribadi: Esensi yang gaib itu terdapat pada alam secara
totalitas. Esensi yang gaib dipercayai identik pada alam. Bentuk monisme ini terdapat
pada Hindu Upanisad, ajaran Tao, kebatinan dan mistik. Kepercayaan ini juga disebut
pantheisme atau panentheisme. Pada bentuk monisme ini tidak pernah kita dengar
bahwa yang gaib itu : berfirman, membimbing atau menyelamatkan, dan lain-lain.
Tetapi pemeluk monisme ini percaya bahwa yang gaib itu berkuasa dan berpengaruh
kepada manusia.
c. Bentuk Non Theisme: yaitu bentuk penyembahan kepada yang gaib sebagai
kekosongan. Bagi non Theisme sebenarnya tidak ada Tuhan atau ilahi yang berpribadi.
Tidak ada ilahi yang melekat pada alam. Yang mereka sembah adalah kekosongan. Apa
yang dapat dilihat dan diraba hanyalah sesuatu yang semu atau maya. Yang kekal dan
mutlak adalah kekosongan. Bentuk penyembahan Non Theisme adalah agama Budha.
d. Bentuk Demonisme: adalah suatu bentuk penyembahan kepada kuasa gaib yang jahat.
Kuasa-kuasa gaib yang jahat itu berada di balik alam ini, yang dipimpin oleh setan.
Kuasa-kuasa gaib ini disembah untuk dapat digunakan oleh manusia. Bentuk
penyembahan ini terdapat pada praktek-praktek klenik, santet dan okultisme.
BAB II
MANUSIA
b) Agama Hindu
Menurut ajaran agama Hindu, manusia itu sendiri dari tiga unsur yakni: Atman. Jiwa dan
Angga. Jika manusia itu diperumpamakan seperti sebuah mobil, maka Atman adalah
penggeraknya, Jiwa adalah pengendalinya dan Angga adalah kerangkanya. Jiwa dan Angga itu
sifatnya fana, hancur pada saat manusia itu mati . tetapi Atman adalah bagian inti dari manusia,
dan sifatnya kekal.
Atman adalah berasal dari Brahman. Brahman ialah yang mutlak dan yang sempurna.
Jika manusia mati maka atmannya pun menjelma pada bentuk-bentuk yang lain, sesuai dengan
karmanya.
Atman itulah yang lahir berulang-ulang (re-inkarnasi). Apabila atman itu telah bersatu
dengan Brahman maka itulah yang disebut suasana Moksa, saat itulah lenyap segala perbedaan.
Manusia itu memperoleh kesempurnaan. Moksa adalah tujuan hidup.
Status/ keberadaan manusia (atman, jiwa, angga) ditentukan oleh karma seseorang itu.
Apabila karmanya baik maka status keberadaannya semakin tinggi dan terhormat, tetapi apabila
karmanya jelek, maka status keberadaannya semakin rendah.
Karma artinya perbuatan-perbuatan yang dilakukan sesuai dengan darma. Darma artinya :
ajaran-ajaran agama dan hukum-hukum yang terdapat pada kitab suci.
Catatan : Agama Hindu tidak mengenal Allah sebagai pencipta, tidak mengenal perbatasan
antara Allah dan ciptaan.
c) Agama Budha
Menurut agama Budha, manusia adalah suatu : “Nama-Rupa”, artinya ia terdiri dari
“nama” (roh) dan “rupa” (tubuh). Di dalam kehidupannya psychophysis “Nama-Rupa” ini
bekerja dengan mempergunakan perasaan, pengertian, kesadaran, assosiasi dan lain-lain
(Skanda).
Tetapi “Nama-Rupa” yang disebut manusia itu tidak mempunyai kepribadian. Ia adalah
a-natta (tanpa jiwa). Manusia itu bukanlah suatu “kenyataan” yang tetap.
Segala perkataan dan perbuatan manusia akan binasa. Manusia itu dapat mengerti bahwa
seluruh kehidupan ini adalah sia-sia dan tidak mempunyai kehidupan sebagai pribadi, hanya
dengan cara : memahami dan menuruti Dharma. Jika manusia itu menuruti Dharma, maka dia
akan terlepas dari persangkaan tentang kehidupan sebagai pribadi. Dharma artinya norma,
hukum keadilan, tata tertib semester alam.
Hidup manusia itu menjadi binasa adalah karena nafsu. Selama nafsu (tanha) masih
dimiliki manusia itu maka dia tidak akan sampai kepada kebebasan, kesempurnaan. Menurut
ajaran agama Budha, agar manusia sampai kepada kesempurnaan (nirwana), maka dia harus
menghilangkan hawa nafsu dan egoisme.
d) Agama Islam
Terjadinya manusia menurut ajaran agama Islam dapat diuraikan sebagai berikut:
manusia pertama (Adam) diciptakan langsung dari tanah. Keturunan manusia pertama
diciptakan melalui proses dari saripati air yang hina. Sehingga memperoleh bentuk yang
sempurna .
Sura 32 ayat 7-9 : “yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari
sari pati air yang hina (air mani). Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam
tubuhnya roh ciptaannya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hari ;
tetapi kamu sedikit bersyukur.
Jelas sekali bahwa ajaran Islam menegaskan tentang konsep penciptaan ; Hakekat
manusia adalah berasal dari ciptaan Allah. Hidup menurut Islam bukan hanya kehidupan
duniawi, tetapi berkelanjutan sampai kehidupan akhirat (ukhrawi).
Hidup di dunia adalah sebagai masa bakti. Manusia disebut “abdi” artinya hamba. Di
tangan Allah, manusia bagaikan suatu alat yang dipergunakan Allah. Sikap muslim yang
tunduk sujud pada saat sholat, adalah menggambarkan posisi manusia sebagai hamba yang
tidak layak berhadapan dengan Allah yang Mahabesar.
Disatu pihak posisi manusia adalah sebagai hamba yang rendah dihadapan Allah, tetapi
dipihak lain amal dan perbuatan manusia (perbuatan baik) akan diperhitungkan sebagai pahala.
Apa yang dipetik di akhirat adalah hasil tanaman di dunia, amal baik akan berbalas baik, amal,
buruk akan berbalas buruk. Menurut Islam ada lima tahap yang dialami oleh manusia dari awal
kejadiannya sampai dengan tempat akhirnya, yakni:
Pertama Alam roh : ialah suatu alam yang tidak diberitahukan letaknya dan susunannya
oleh Allah. Seperti dikatakan dalam Quran : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh,
katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan
sedikit”. (Al-Ismo) (S.17:85).
Kedua Alam Arhaam : ialah alam kandungan dalam rahim ibu. ”Dialah yang membentuk
kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya (Ali Imran ayat 6).
Ketiga Alam Dunia : yaitu alam yang dialami manusia setelah dia dilahirkan oleh ibunya.
Keempat Alam Barzah : yaitu alam diseberang kuburan, setelah manusia meninggalkan
alam fana. Alam ini merupakan awal dari alam akhirat. Alam barzah disebut juga dengan alam-
kubur, ini gaib seperti alam roh.
Kelima Alam Akhirat : yang disebut juga alam baka. Artinya alam terakhir yang abadi, tiada
berkesudahan. Apa yang diperoleh di akhirat adalah balasan dari apa yang dilakukan manusia
di dunia; Amal baik berbalas baik, amal buruk berbalas buruk.
Satu lagi pandangan Islam yang penting tentang manusia ialah: Bahwa manusia yang baru lahir
adalah suci, bersih dari dosa, tidak mengetahui apa-apa. Surat Al-Nahl ayat 78 mengatakan :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dengan tidak mengetahui sesuatu apapun,
kemudian Dia jadikan buatmu, pendengaran dan penglihatan dari hati yang bersyukur
kepadaNya”
Dalam suatu hadist Nabi Muhammad menjelaskan bahwa pengaruh orangtualah yang
utama meletakkan dasar kepribadian anak itu.
Catatan: Dalam agama Islam, usaha manusia melalui amal yang baik dapat memperoleh
keselamatan. Konsep dosa warisan tidak diterima oleh Islam. Manusia berdosa ialah karena
manusia itu sendiri melanggar hukum Allah, Apabila manusia tidak melanggar hukum Allah,
maka manusia tidak berdosa, itu maka seorang anak baru lahir dianggap bersih dari dosa,
karena seorang bayi belum tahu apa-apa.
3. Hakekat Manusia menurut Iman Kristen
a) Dari manakah sumber kehidupan manusia?
Ahli ilmu Alamiah Dasar berkata bahwa : “Sumber kehidupan ialah berasal dari
kehidupan sebelumnya”.
Kemudian kalau ditanya lagi : “Dari manakah sumber kehidupan yang pertama”? Ahli
evolusi biologis menjawab, “Dari binatang satu sel”. Dan apabila ditanya lagi : “dari mana asal
binatang satu sel”? maka mereka akan menjawab, hal itu terjadi secara kebetulan.
Baik Ilmu alamiah dasar, maupun teori evolusi bialogis tidak dapat menjawab
pertanyaan : Dari manakah sumber kehidupan : mereka hanya dapat menguraikan dan
menjelaskan tentang proses terjadinya kehidupan. Termasuk mengenai asal kehidupan manusia.
Verkuyl mencatat pandangan evolusi biologis tentang manusia. Teori Evolusi-Biologis
menganggap “manusia sebagai binatang menyusui yang cerdas, yang pertumbuhannya
berlangsung menurut proses evolusi dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi”.
Berarti asal kehidupan manusia itu adalah lanjutan pertumbuhan dari makhluk yang lebih
rendah sebelumnya, yang berkembang secara evolusi-biologisnya, maka sampailah pada tingkat
status manusia yang bijaksana (homo sapiens) atau manusia sekarang (homo recons).
Menurut Iman Kristen, berdasarkan Alkitab secara tegas dikatakan bahwa asal kehidupan
adalah dari Allah. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya (kejadian 1 :
1+26-27; Kejadian 2 : 7; Johanes 1 : 3-4).
b) Manusia adalah ciptaan Allah
Dalam kitab Kejadian 1 dan 2 ; secara jelas ditegaskan bahwa manusia itu bukan berasal
dari makhluk hidup yang lebih rendah justru menurut ayat 26-27, dikatakan : “Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar dan rupa Allah, pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi dan segala isinya. Segala sesuatu yang diciptakan adalah sangat baik adanya.
Manusia sebagai gambar dan rupa Allah diberikan kebebasan untuk memilih, namun sejalan
dengan itu Allah juga memberikan tanggung jawab kepada manusia, untuk menanti aturan yang
ditetapkan.
Lalu Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia : “Semua pohon dalam taman ini
boleh kau makan buahnya dengan bebas tetapi pohon pengetahuan tentang baik dan jahat itu,
jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakan buahnya pasti engkau mati”
(Kejadian 2:16-17).
Di satu pihak, manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai posisi yang mulia ; karena dia
diciptakan pada akhir penciptaan dengan fungsi tertentu : oleh karena itu manusia disebut
Mahkota ciptaan. Allah memberi wewenang kepadanya untuk menguasai, mengusahai dan
memelihara ciptaan lainnya (Kejadian 1: 26 ; 2 : 15).
Tetapi di pihak lain, sebagai ciptaan Allah, manusia itu adalah rendah dihadapan Allah.
Ciptaan tidak mungkin bermegah dihadapan penciptaannya. Makanya sikap manusia sebagai
ciptaan dihadapan Allah ialah : Bersyukur, bertanggung jawab dan rendah hati.
B. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABNYA
Sesuai dengan status hakiki manusia sebagai ciptaan Allah, dan gambar Allah, maka ada
beberapa tanggung jawabnya :
1. Manusia mengabdi kepada Allah
Setelah segala sesuatu diciptakan, maka Allah memberikan tugas kepada manusia yaitu :
agar manusia bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya (Kejadian 1 : 28).
Kemudian Allah menempatkannya di Taman Eden sebagai pengusaha taman itu dan pemelihara
ciptaan lainnya (Kejadian 2 : 15).
Manusia memperoleh tugas dari Allah, berarti manusia harus mengabdi ; statusnya
adalah abdi Allah. Dunia ini menjadi tempat manusia mengabdi terhadap apa yang ditugaskan
Allah. Pelaksanaan tugas ini adalah sebagaian dari tanggung jawab manusia terhadap Allah.
2. Manusia menguasai dan mengusahai ciptaan lainnya
Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung tentang tugas manusia yang menguasai,
mengusahai dan memelihara ciptaan lainnya. Tetapi perlu dijelaskan lagi bahwa jikapun
manusia memperoleh wewenang untuk menguasai dan mengusahai ciptaan lainnya, itu tidak
berarti manusia diperbolehkan bertindak sewenang-wenang terdapat ciptaan lainnya. Manusia
tidak menjadi imperial terhadap ciptaan lain.
Manusia menguasai dan mengusahai adalah dalam rangka memelihara dan
mengembangkan ciptaan Allah. Seluruh kegiatan dan tindakan penguasaan dan pengusahaan
ciptaan lain adalah merupakan pelaksanaan amanat Tuhan Allah. Manusia harus selalu
mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap ciptaan lain kepada Allah.
3. Manusia Kristen menjadi garam dan terang didunia
Orang Kristen mendapat dua macam mandat dari Allah, yaitu mandat budaya dan mandat
rohani. Mandat budaya diterima semua manusia secara umum termasuk orang Kristen, tetapi
mandat rohani hanya ditunjukkan kepada orang-orang Kristen.
Mandat budaya diterima manusia pada saat penciptaan, yaitu untuk menguasai,
mengusahai dan memelihara ciptaan lain. Sedangkan mandat rohani diterima oleh murid-murid
Yesus setelah dipanggil dan diutus pergi ke seluruh dunia.
Mandat rohani meliputi tanggung jawab agar menjadi garam dan terang dunia. Yesus
berkata kepada murid-murid atau orang Kristen : “Kamu adalah garam dan terang dunia”
(Mat.5:13-16).
Kemudian sesudah Yesus bangkit dari mati dan sebelum naik ke surga, Dia memberi
perintah Agung kepada murid-murid : “Pergilah, jadikan semua bangsa muridKu, babtiskanlah
mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarkan mereka melakukan segala sesuatu
yang telah kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai
akhir zaman”.
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Matius 28:19-20,
Markus 16:15). Dalam konteks budaya, orang Kristen mendapat tanggung jawab yang sama
dengan manusia lain. Tetapi dalam konteks kerajaan Allah, orang Kristen memperoleh
tanggung jawab menjadi garam dan terang dunia.
Sebagai garam dan terang dunia orang Kristen berperan memberikan kualitas dan baik
ditengah-tengah dunia. Dan juga berkewajiban menunjukan sesuatu yang lebih baik kepada
dunia, sehingga dunia dapat melihat perbuatan-perbuatan yang baik dan memuliakan Allah di
sorga. Sebagai garam dan terang, orang Kristen tidak akan menjadi perusak dan penindas
kehidupan dunia.
4. Orang Kristen turut menyelamatkan Dunia
Jika seorang Kristen menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah dan juga sebagai makhluk
dunia yang membutuhkan ciptaan lainnya, maka tidak boleh tidak akan senantiasa memberikan
perhatiannya pada masalah dunia.
Masalah-masalah dunia yang sering mengganggu kepentingan dan kebutuhan manusia
antara lain : polusi, erosi, hama, wabah penyakit, perang, diskriminasi, kemiskinan dan lain-
lain. Terjadinya masalah-masalah ini tidak lepas dari pada tanggung jawab manusia, khususnya
orang Kristen.
Manusia sering menjadi penyebab dari kesukaran-kesukarannya sendiri. Demi
mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupannya, manusia terutama orang Kristen,
terpanggil dan bertanggung jawab menyelamatkan dunia sekitarnya. Arti penyelamatan yang
dimaksud ialah suatu perbaikan, penyembuhan, pembebasan dan pemeliharaan dunia sekitar
yang dibutuhkan.
Tindakan penyelamatan ini di satu pihak merupakan pemenuhan kebutuhan manusia
sendiri, tetapi dipihak lain adalah merupakan pertanggungjawaban manusia, orang Kristen
terhadap mandat yang sudah diperoleh dari Allah. Oleh karena itu orang Kristen harus
menyadari bahwa sebagai ciptaan Allah dan sebagai mandataris Allah mereka mempunyai
tanggung jawab kepada Allah ; Dan tanggung jawab itu diwujudkan sekaligus dinyatakan
dalam kehidupan sehari-hari.
C. MANUSIA DAN CIPTAAN LAIN
1. Hubungan manusia dengan ciptaan lainnya
Di satu pihak manusia mempunyai kedudukan istimewa diantara ciptaan lainnya.
Manusia disebut gambar dan rupa Allah. Manusia diberi wewenang dan tanggung jawab untukk
menguasai, mengusahai dan memelihara ciptaan lainnya, manusia disebut mahkota ciptaan.
Tetapi di pihak lain manusia juga terikat dengan ciptaan lainnya. Dalam riwayat penciptaan
Allah lebih dahulu menciptakan ciptaan lainnya, baru pada hari terakhir Allah menciptakan
manusia.
Mengapa manusia diciptakan setelah ciptaan lainnya? Hal ini dapat dipahami dari rencana
Allah yang bertanggung jawab ; Allah lebih dahulu menyediakan apa yang dibutuhkan
manusia, baru manusia diciptakan.
Allah telah merencanakan bahwa manusia dapat hidup jika didukung oleh ciptaan
lainnya. Memang hidup itu datangnya dari Allah, tetapi hidup itu berlanjut dengan dukungan
ciptaan-ciptaan Allah lainnya. Segera setelah manusia pertama diciptakan, Allah berfirman
kepadanya : “Lihatlah aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di
seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji itulah akan menjadi makananmu
(Kejadian 1 : 29)”.
Juga dalam sejarah manusia, dalam hubungan dengan Allah. Manusia sering
menggunakan binatang dan tumbuhan (ciptaan lain) untuk memuja Allah. Hak itu sudah di
mulai pada masa Kain dan Habel mempersembahkan hasil tumbuh-tumbuhanya dan dari hasil
ternak-ternaknya( Kejadian 4:3-4)
Yesus sendiri mengakui bahwa “roti” adalah salah satu sumber kehidupan: ada
tertulis,”manusia hidup bukan dari roti saja” (Matius 4:4 dikutip dari ulangan 8:3). Dalam doa
Bapa Kami, yang di ajarkan Yesus di katakan : “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami
secukupnya (Matius,6,11) Istilah makanan secukupnya disebut”Artos” (Bahasa Yunani) artinya
“roti”
Kalau disimak lebih mendalam bahwa roti itu adalah hasil olahan dan ciptaan lainya.
Bahan bakunya adalah terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Dengan demikian jelaslah
bahwa manusia itu tidak dapat di lepaskan dari hubunganya yang prinsipil dengan ciptaan
lainya.
2. Manusia bebas dan terikat dengan ciptaan lainnya
Dalam satu uraian tentang hubungan manusia dengan dunia ciptaan lainnya :R. Oranye
pernah menuliskan sebagai berikut : “Nisbah antara manusia dan dunia dapat di lihat dari
segi .yaitu: kebebasan dan keperluan,” Manusia dengan sikap bebasnya terhadap ciptaan lain
dengan pikiran dan tindakanya. Tetapi di pihak lain manusia terikat kepada cipataan lain.
Orang Kristen telah memperoleh keselamatan dan kuasa dari Allah . maka di satu pihak
dia bersikap bebas terhadap dunia dan ciptaan lain, tetapi di pihak lain orang Kristen merasa
terikat dengan ciptaan lain, karena ciptaan lain merupakan keperluan dan kebutuhan hidup
dalam dunia(L. Oranye : menyebut dengan istilah keperluan , tetapi adalah lebih tepat di
katakan dengan istilah kebutuhan).
L. Oranye mengatakan lagi bahwa : “manusia tak pernah dapat dilepaskan dari dunia,”
Yesus sendiri berkata tentang murid-muridnya,”Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya engkau melindunginya “(mereka) dari yang jahat”. (Johannes
17:15).
3. Manusia bertanggung jawab melestarikan lingkungan hidup
Istilah keutuhan ciptaan diartikan kelestarian hidup : ciptaan yang utuh maksudnya
adalah sama dengan lingkungan hidup yang lestari Arti lestari lebih menekankan
kesinambungan ciptaan dan lingkungan hidup : melestarikan lingkungan hidup berarti menjaga
dan memelihara kesinambungan ciptaan agar tidak menggangu lingkungan hidup manusia itu
sendiri.
V. Tes Formatif
1. Buatlah rumusan singkat, padat dan tepat, Pebedaan pokok moralitas Kristen dan moralitas non
Kristen
2. Buat pendapatmu, bagaimana mencegah terjadinya krisis moral pada dirimu.
BAB IV
MASYARAKAT
V. Test Formatif
1. Sebutkan tiga contoh kasus masalah dalam masyarakat
2. Tunjukkan sikap kristiani terhadap pergumulan-pergumulan dalam masyarakat
3. Sebutkan beberapa tindakan nyata kristiani sebagai manifestasi umat Kristen dalam
pergumulan masyarakat
BAB V
IPTEKS
.
I. Latar Belakang Masalah
- Sesungguhnya Tuhan Allah memberi kemampuan kepada manusia untuk menggunakan dan
mengembangkan IPTEKS, tujuanya adalah untuk kesejahteraan manusia dan untuk kemuliaan
Allah.
- Tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa penggunaan dan pengembangan IPTEKS sering bertolak
belakang dari tujuan Mulia itu. Kenyataan, penggunan dan pengembangan IPTEKS, justru
merusak kehidupan manusia itu sendiri dan melecehkan kemuliaan Tuhan.
- Mahasiswa sebagai insan calon ilmuwan, tehnolog dan seniman sangat dimungkinkan terjebak
dalam kemerosotan penggunaan dan pengembangan IPTEKS itu, maka perlu diantisivasi dari
sudut iman Kristen. Bagaimana mencegah, supaya mahasiswa tidak jatuh pada kemerosotan
tersebut.
- Kajian ini sangat penting, agar mahasiswa terhindar dari sikap yang menggunakan IPTEKS di
satu pihak, dan dipihak lain agar mahasiswa tidak apriori tehadap penggunaan dan
pengembangan IPTEKS Modern.
II. Kajian Materi
A. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni adalah sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia. IPTEKS tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia.
Allah pencipta, telah memberikan akal budi kepada manusia, sehingga di mungkinkan manusia
menggunakan dan mengembangkan akal budinya.
Penggunaan dan pengembangan akal budi secara teliti, teratur dan terarah oleh manusia
menghasikan ilmu pengetahuan. Kemudian dengan hasil ilmu pengetahuan itu manusia
menciptakan cara baik berupa alat-alat atau perkakas maupun dengan teknik/metode maka
itulah yang disebut Teknologi.
- Teknologi itu dibutuhkan manusia untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya.
- Teknologi dibutuhkan untuk mempermudah pekerjaan, untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, perkembangan teknologi sejalan
dengan perkembangan masalah.
- Manusia juga memiliki perasaan. Perasaan itu perlu diungkapkan melalui berbagai cara.
- Perasaan yang diungkapkan itulah yang disebut seni. Manusia membutuhkan cara
mengungkapkan perasaan.
- Perasaan itu diungkapkan melalui suara, disebut seni suara ; yang dingkapkan melalui alat
bunyi disebut seni musik ; sedangkan perasaan yang diungkapkan melalui gerak disebut seni
tari ; perasaan yang diungkapkan melalui pahatan,ukir disebut seni pahat atau seni ukir.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, adalah
hasil dan proses kehidupan manusia. Manusia itu sendiri yang menghasilkan IPTEKS.
B. ILMU PENGETAHUAN MENURUT IMAN KRISTEN
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan secara umum
Menurut D.C. Mulder, Ilmu Pengetahuan adalah ”suatu macam berpikirnya manusia” ciri-
ciri berfikir yang ilmiah ialah : mendasar, teratur, teliti dan terarah ; dengan kata lain bahwa
seseorang disebut berfikir ilmiah, jika dia menggunakan otaknya secara mendasar, teratur, teliti
dan terarah. Ilmu pengetahuan merupakan proses dan hasil berpikir manusia.
Fungsi otak dalam proses ilmu pengetahuan adalah sebagai pengolah informasi yang yang
berbeda-beda dan juga sebagai pencipta solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi manusia.
Stephen R.Covey mengatakan bahwa ”ada dua belahan otak manusia , yang fungsi dan
cara kerjanya berbeda., lihat di bawah ini:
Menurut Covey bahwa pada setiap manusia terjadi dominasi dalam kerja otaknya. Jika
otak kirinya dominan maka dia cenderung ahli pada eksakta (IPA-MATEMATIKA), tetapi jika
otak kanannya dominan maka dia cenderung ahli filsafat, sosial seni dan theologia. Agar cara
kerja otak lebih cemerlang maka dianjurkan penggunaan keseluruhan otak secara seimbang.
Kemampuan nalar (otak) manusia dari sudut Ilmu kependidikan sering dikategorikan
sebagai barikut :
1. Kemampuan mengingat
2. Kemampuan mengerti
3. Kemampuan menerapkan
4. Kemampuan menguraikan
5. Kemampuan menggabungkan dan
6. Kemampuan mengevaluasi
Jika seseorang mampu menggunakan potensi otak ini secara keseluruhan maka dia
menjadi seorang ilmuwan yang berwawasan luas.
b. Dasar Ilmu Pengetahuan menurut Alkitab
Dalam alkitab kejadian 1 : 27 a, dikatakan bahwa : manusia diciptakan menurut gambar
Allah ; artinya kualitas manusia pada mulanya adalah sesuai dengan kehendak dan rancangan
Allah, termasuk potensi berfikirnya. Allah sendiri yang memberikan ilmu yang baik kepada
manusia (amsal 4 : 2); dan jika manusia takut kepada Allah (menghargai kuasa Allah), maka
manusia akan memperoleh kesempatan untuk berilmu pengetahuan yang benar.(Amsal 1 : 7a)
Selanjutnya dalam kitab Kisah Para Rasul 1 : 8, dijelaskan bahwa kuasa roh kudus yang
diterima oleh orang-orang percaya akan membuat mereka mengerti apa yang harus dilakukan.
Dengan kesaksian ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa : dasar dan sumber ilmu
pengetahuan yang benar adalah kasih dan kuasa Allah sendiri yang telah diberikan kepada
manusia sebagai ciptaanNya.
c. Guna Ilmu Pengetahuan menurut Alkitab
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena
keuntungannya melebihi keuntungan perak dan hasilnya melebihi emas.(Amsal 3 : 13 : 14).
Penulis amsal menyadarkan kita bahwa, memperoleh ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang
menguntungan. Ilmu pengetahuan ternyata lebih berhaga dari emas pilihan (Amsal 8 : 10b)
Ilmu pengetahuan dapat memberikan keuntungan materi bagi orang, dan lebih dari itu
lebih juga memberi kebahagiaan batin orang yang bersangkutan. Kepuasan batin itu akan
dinikmati, apabila ilmu pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk kesejahteraan manusia
dan untuk kemuliaan Tuhan. Apostel Paulus mengatakan :”Apapun yang anda lakukan
lakukanlah untuk kemulian Tuhan (I Korintus 10 : 31)
d. Sikap dan Perilaku Kristiani dalam berilmu pengetahuan.
Dibawah ini ada beberapa ciri sikap dan perilaku kristiani dalam penggunaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
1. Mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaraNya (Matius 6 : 33). Sikap ini menggambarkan
bahwa ilmuwan kristiani harus selalu meletakan usaha penggunaan dan pengembangan ilmunya
pada kebenaran Allah ; artinya, penggunaan dan pengembangan ilmu tidak boleh bertentangan
dengan kebenara Allah.
2. Membuat Kristus menjadi pedoman hidup (Filipi 2 : 5)
”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus” artinya : setiap ilmuwan Kristen harus menunjukan sikap rendah hati,
dan bertanggung jawab.
3. Membuat diri menjadi teladan dan berbuat baik misalnya : jujur dan sungguh- sungguh (Titus
2 : 7)
4. Cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati dan waspada terhadap semua orang
( Matius 10 : 16-17 ) artinya : setiap ilmuwan harus menunjukan sikap dan perilaku cerdas,
tulus dan waspada secara integral dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mampu menguasai diri ( II Petrus 1 : 5-6 )
Artinya : setiap ilmuwan Kristen dapat menggunakan dan mengembangkan ilmunya untuk
kebaikan dan kesejahteraan manusia, bukan untuk tujuan-tujuan yang didorong oleh emosi dan
kepentingan sesaat saja.
6. Berfikir murni, pendamai, peramah, tidak memihak dan tidak munafik (Jakobus 3:17)
Maksudnya, bahwa sikap-sikap moral-moral dan elegan harus menjadi ciri-ciri ilmuwan
Kristiani.
e. Hubungan Ilmu Pengetahuan Dengan Iman Kristen
Ada beberapa pendapat yang mencoba menggambarkan tentang hubungan ilmu
pengetahuan dengan iman antara lain :
1. Aliran positivisme ; berkata bahwa tidak ada hubungan ilmu dengan hal-hal yang gaib. Iman
itu tidak dapat diamati dengan pikiran maka jika hal yang tidak dapat diamati dan dibuktikan
cecara akal budi, maka tidak dapat diterima kebenaranya. Aliran ini tidak menerima hubungan
antara ilmu dengan iman
2. Aliran Rationalisme ; berkata bahwa”akal budi” adalah kunci dari segala rahasia” aliran ini
membuat akal budi sebagai suatu keyakinan. Bagi mereka mengerti dulu baru percaya, iman
adalah hasil pengertian akal budi.
3. Aliran Sintesis ; menggambarkan bahwa ilmu dan iman dapat dihubungkan dan digabungan
untuk meneriman kebenaran.
Kebenaran-kebenaran kodrati dipahami melalui akal budi dan ilmu pengetahuan,
sedangkan kebenaran-kebenaran adikodrati, hanya dapat dipahami melalui iman dan
kepercayaan Allah.
Menurut Thomas Aquinas : bahwa setiap manusia memiliki kedua dunia ini, maka
dalam setiap manusia, iman dan akal budi dipertemukan ( Sintesis untuk menemukan
kebenaran ).
Tetapi paham yang ke – 4 menjadi suatu paham yang lebih dekat dengan paham
Alkitabiah, yaitu yang menyatakan : ”Iman mencari pengetahuan dan pengertian, iman menjadi
landasan berpikiran untuk mencari kebenaran.
Anselmus berkata : percaya dulu baru mengerti artinya iman menjadi Landasan kita
untuk mencari pengertian-pengertian yang lebih benar. Seorang ilmuwan Kristen harus
membangun ilmunya pada landasan berpikir yaitu imannya yang diyakininya, berdasarkan
Alkitab.
Hubungan iman dengan ilmu pengetahuan dapat digambarkan seperti hubungan fundasi
bangunan dengan gedung yang dibangun. Gedung bangunan ilmu pengetahuan terikat dengan
fundasi bangunan yaitu landasan berpikirnya.
Misalnya, jika seorang ilmuwan Kristen membangun suatu teori fisika ; maka landasan
berpikirnya adalah pokok Iman Kristen yang menyakini bahwa : ”Pencipta Alam Semesta dan
segala isinya adalah Allah, asal kehidupan adalah Allah. Allah tidak terikat pada ruang dan
waktu. Sebelumnya segala sesuatu ada, Allah sudah ada. Segala sesuatu akan berakhir, tetapi
Allah tidak.
Dengan landasan berfikir seperti itu, maka ilmuwan Kristen, tidak akan terjebak pada
teori ilmu yang meniadakan kebenaran Allah.
Dipihak lain, jika orang Kristen membuat iman sebagai landasan berfikir; maka
pertanyaan-pernyataan ilmu, akan dapat dijawab dan dipahami sesuai dengan kesaksian
Alkitab; jika ilmuwan Kristen mau membuat diri dengan penyataan Allah dalam Alkitab, maka
Tuhan akan memberikan hikmat, pengetahuan dan kepandaian (Amsal 2 : 6).
Dapat disimpulkan bahwa hubungan Iman dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai
hubungan yang mendasar. Iman bukan Ilmu pengetahuan, tetapi iman yang sungguh-sungguh
akan memberikan ilmu pengetahuan dan pengertian yang benar. Ingat rumusan Albert Einstein,
yang mengatakan ”Agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh, tetapi pengetahuan tanpa
agama adalah buta”.
C. TEKNOLOGI MENURUT IMAN KRISTEN
Teknologi secara umum berarti suatu kecakapan dan kemampuan manusia untuk
menguasai aspek-aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengalami
hambatan; manusia ingin memecahkan masalah dan mengatasi hambatan itu; dengan
kemampuan otak yang terarah dan dengan pengalaman sosial serta adaptasi lingkungan
manusia berusaha menciptakan cara dan alat untuk mengatasi masalah itu, Maka terciptalah
teknologi. Teknologi dalam kehidupan manusia, menjadi suatu cara untuk mengatasi masalah,
dan sebagai cara untuk mewujudkan kemauannya.
Menurut iman Kristen, berdasarkan Alkibat, Teknologi adalah suatu potensi yang
diberikan Allah kepada manusia. Dalam kitab Kejadian 1 : 26 – 28 dikatakan bahwa manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah ; tujuannya ialah agar manusia menguasai ciptaan
lain dan seluruh bumi.
Teknologi adalah suatu segi yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Teknologi
menjadi suatu berkat bagi kehidupan manusia. Karena teknologi dapat digunakan manusia
untuk melawan kelaparan, kemiskinan, penderitaan, penyakit, dan wabah maut.
Namun demikian dari sisi lain teknologi juga dapat menjadi kutuk bagi kehidupan
manusia, karena teknologi digunakan untuk alat permainan jahat, seperti penipuan,
penyelewengan, pemalsuan, dan tindak-tindak kejahatan lainnya.
Maka dari sudut Iman Kristen, dapat disimpulkan bahwa Teknologi berarti sebagai
kebutuhan dan sekaligus sebagai tanggung jawab orang Kristen yang menggunakan dan
mengembangkan Teknologi selalu diperhadapkan kepada hak dan tanggung jawab. Disatu
pihak orang Kristen menggunakan dan mengembangkan Teknologi adalah untuk mengatasi
masalahnya dan untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, tetapi dipihak lain, orang
Kristen menggunakan dan mengembangkan Teknologi adalah sebagai tanggung jawabnya,
untuk mengasihi sesamanya dan memuliakan Tuhan Allah (Matius 22 : 35-39 ; I Korintus 10 :
31).
D. SENI MENURUT IMAN KRISTEN
Menurut Iman Kristen seni juga harus juga diungkapkan untuk memuliakan Tuhan ;
perasaan gembira, bersyukur, memuji dapat diungkapkan melalui suara nyanyian, melalui
syair-syair dan juga melalui alat-alat musik
Mazmur 33 : 1-3. ”bersoraksorailah, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab
memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
Bermasyurlah bagiNya, dengan gambus 10 tali, nyanyikanlah bagiNya nyanyian baru, petiklah
kecapi, baik dengan sorak-sorai.
Ada orang berkata :”Seni adalah untuk seni, tetapi Iman Kristen bukan demikian. Seni
bukan untuk seni, melainkan : seni adalah kebahagiaan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan.
Orang Kristen jangan memuja seni tetapi orang Kristen menggunakan dan
mengembangkan seni untuk kebahagiaan manusia dan untuk memuja Allah. Seni musik, seni
suara, seni sastra, dapat menghibur dan membahagiakan manusia dan dapat juga dipakai untuk
mengungkapkan rasa syukur dan agung kepada Tuhan Allah.
5. Mencegah Krisis Penggunaan Dan Pengembangan Ipteks
Kita dapat rumuskan kembali bahwa ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS)
adalah segala sesuatu yang dihasilkan manusia, melalui pikiran, kemauan dan perasaanya.
Ilmu pengetahuan sebagai hasil pikiran, Teknologi sebagai hasil kemauan dan seni
sebagai hasil perasaan ; IPTEKS tidak terlepas dari kehidupan manusia, termasuk orang
Kristen. Maka dalam penggunaan dan pengembangannya, manusia bisa saja bersifat positif dan
bersifat negatif.
Kenyataan sering terjadi bahwa penggunaan dan pengembangan IPTEKS, manjadi kontra
produktif bagi kehidupan manusia. Kejahatan dan keegoisan manusia sering menggunakan
IPTEKS sebagai alat dan cara kerjanya.
Misalnya:
Praktek-praktek hasil teknologi canggih mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan
manusia. Penggunaan bahan-bahan radioaktif, bahan gas dan bahan-bahan pestisida dapat
merusak keseimbangan, keselarasan dan keseraian kehidupan. Penebangan kayu besar-besaran
dan penangkapan ikan di laut secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi, jika
didorong dengan sikap dan sifat egoisme dan kerakusan, maka terjadilah krisis dalam
kehidupan manusia modern, dipihak lain pengembangan IPTEKS sering dianggap sebagai
tujuan bukan sebagai alat. Penggunaan dan pengembangan IPTEKS dijadikan sebagai
pemberhalaan. Harkat dan martabat manusia dianggap lebih rendah dari IPTEKS itu sendiri,
pada hal IPTEKS itu adalah hasil manusia.
Pertanyaan sekarang : mengapa sering terjadi kemerosotan nilai dalam penggunaan dan
pengembangan IPTEKS ? jawabannya ialah bahwa sebenarnya kesalahan bukan pada hasil-
hasil IPTEKS itu, melainkan pada manusia yang menghasilkan dan menggunakan IPTEKS itu
sendiri.
Sebagai orang Kristen kita tidak perlu menganggap hasil-hasil IPTEKS sebagai
pemberontakan manusia kepada Allah, sehingga orang Kristen apriori kepada IPTEKS, tetapi
orang Kristen terpanggil mengarahkan agar hasil-hasil IPTEKS digunakan dan dikembangkan
untuk kesejahteraan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan.
Iman Kristen selalu menanggapi bahwa segala kemerosotan dan kejauhan nilai pada
penggunaan dan pengembangan IPTEKS adalah merupakan akibat penyelewengan dan
pemberontakan manusia terhadap jalan Tuhan.
Memang iman Kristen menegaskan bahwa akibat dosa, manusia menjadi kehilangan nilai
luhurnya ; ”manusia tidak ada yang benar, tidak ada lagi yang berakal budi, tidak ada yang
menyembah Allah. Semua orang sudah sesat ; tidak seorangpun yang berbuat benar, seorang
pun tidak” (Roma 3 : 10-12).
Dengan berkata demikian, bukan maksudnya kita menolak segala sesuatu yang
dihasilkan oleh manusia, dan bukan juga meniadakan manfaat IPTEKS yang dihasilkan oleh
manusia, tetapi kita mau menegaskan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan manusia, harus
dikuduskan oleh Kristus.
Bagaimana kita harus mencegah kemerosotan penggunaan dan pengembangan IPTEKS
itu?
Jawabnya:
Orang Kristen harus konsekwen dan konsisten dengan imannya.
Moralitas Kristen menjadi dasar kita menggunakan dan mengembangkan IPTEKS.
Menyadari dan menghayati bahwa penggunaan dan pengembangan IPTEKS bukan tujuan
kehidupan melainkan alat untuk kesejahteraan manusia dan untuk memuliakan Allah.
Misalnya : seorang petani mengerjakan tanahnya supaya memberi hasil, kegiatan pertanian
adalah kebudayaan.
- Peradaban
Berasal dari bahasa Arab : Adab artinya kesopanan, kehalusan, kebaikan, budi pekerti. Bertitik
tolak dari kata adab, peradaban, maka kebudayaan adalah suatu perilaku hidup yang sopan,
halus, dan baik adalah orang-orang yang berbudaya
- Kebudayaan
Berasal dari bahasa Sansekerta : Budaya kata jamak dari budi yang artinya : roh atau akal. Jadi
kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh roh, akal (budi) manusia.
- Cara hidup
Kata cara berasal dari bahasa Sansekerta berarti : Laku, kelakuan. Cara Hidup adalah segala
sesuatu yang dihasilkan manusia melalui pikiran, perasaan dan kemauan manusia.
Dari beberapa istilah diatas dapat ditarik kesimpulan suatu rumusan bahwa kebudayaan
adalah segala sesuatu yang dihasilkan manusia melalui pikiran, perasaan dan kemauan
manusia.
Ilmu pengetahuan sebagai hasil pikiran manusia juga adalah kebudayaan. Teknologi
sebagai hasil kemauan berdasarkan pikiran dan pengalaman adalah kebudayaan. Kesenian
sebagai hasil perasaan yang diungkapkan melalui suara alat-alat musik, gerakan, lukisan,
pahatan dan bahasa indah (sastra) adalah juga kebudayaan adat-istiadat dan kebiasaan hidup
sebagai cara hidup sehari-hari, juga disebut kebudayaan.
Wujud kebudayaan dapat bersifat materil dan dapat bersifat immaterial. Kebudayaan
berwujud materil misalnya : alat-alat perkakas, mesin-mesin serta teknologi ; termasuk
komputer. Sedangkan kebudayaan berwujud immaterial antara lain : adat-istiadat, kebiasaan
hidup, kesenian, sastra, musik, hasil ilmu pengetahuan filsafat dan lain-lain.
B. KRISIS KEBUDAYAAN
Yesus dimaksud dengan krisis kebudayaan ialah suatu keadaan/perilaku manusia merosot
dalam penerimaan, pemahaman, perbuatan, penggunaan dan penerapan kebudayaan itu. Baik
kemerosotan perilaku dalam menggunakan wujud budaya material maupun kemerosotan
perilaku dalam penerapan wujud kebudayaan immaterial.
Kemerosotan penggunaan wujud kebudayaan material misalnya : pemakaian bahan-
bahan radioaktif, bahan-bahan gas dan bahan-bahan pestisida yang tidak memikirkan dampak
negatifnya bagi kelestarian lingkungan hidup. Dan hanya ingin memenuhi kebutuhan sementara
dan mengatasi masalah secara instan dan pragmatis sehingga terjadilah pencemaran udara,
pencemaran air dan tanah yang mengganggu kehidupan manusia.
Demikian juga pemakaian alat-alat dan teknologi canggih untuk tujuan-tujuan tertentu
tanpa mempertimbangkan tanggung jawab dan moral. Pengusaha-pengusaha besar dengan
mengandalkan alat-alat dan teknologi canggih dan mewujudkan ambisi dan egoisnya, sehingga
lingkungan hidup menjadi rusak atau musnah, terjadilah banjir dan erosi yang mengakibatkan
malapetaka bagi kehidupan manusia sedangkan kemerosotan penerapan wujud kebudayaan
immaretial misalnya : penyajian dan pementasan produk-produk kesenian apakah itu seni
musik, seni film seni drama, seni tari ataupun seni lukis, dan lain-lain sering berubah menjadi
penyajian perilaku-perilaku kekerasan , selera rendah, erotis, pornoaksi, dan gaya hidup yang
bertentangan dengan norma-norma adat dan agama.
Demikian juga sebagai dampak penggunaan alat-alat dan media komunikasi audio visual
seperti : alat-alat telekomunikasi canggih, televisi, internet membuat banyak orang jatuh pada
gaya hidup boros, konsumeris, manipulatif, suka meniru-niru, dan kehilangan jati diri.
Kita bisa merasakan bahwa terjadinya gaya hidup enteng pergaulan bebas, pornografi,
pornoaksi, tindak kekerasan, penyalahgunaan Narkoba dan lain-lain adalah sebagai akibat dari
pengaruh penerimaan dan penerapan wujud budaya yang salah. Penerimaan dan penerapan
budaya yang salah inilah yang disebut krisis kebudayaan. Sebenarnya bukan alat-alat atau hasil-
hasil IPTEKS itu salah, tetapi bagaimana manusia itu memahami, menerima dan menerapkan
kebudayaan itulah yang menjadi persoalan.
Kebudayaan sebagai hasil pikiran perasaan dan kemauan manusia tentunya harus ditinjau
dari hakekat manusia itu sendiri. Menurut iman Kristen terjadinya krisis kebudayaan adalah
berangkat dari merosotnya hakekat manusia itu sendiri.
C. SIKAP UMAT KRISTEN TERHADAP KEBUDAYAAN
Sebelum kita membicarakan sikap umat Kristen terhadap kebudayaan, perlu dulu dilihat
beberapa macam hubungan kebudayaan dengan agama. Verkuyl dalam buku : Etika Kristen
dan Kebudayaan (1982) menyadur pendapat Vander Lecuw, tentang hubungan kebudayaan
dengan agama.
Ada 4 tingkatan hubungan kebudayaan dengan agama yaitu :
a. Kebudayaan Dan Agama Sangat Erat Hubungannya.
Gejala ini dapat dilihat pada masyarakat primitif. Dapat dikatakan bahwa kebudayaan
identik dengan agama. Jika kita amati dalam masyarakat primif, semua kegiatan kebudayaan
tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan dan kegiatan-kegiatan bersifat agama.
b. Kebudayaan Tersendiri Disamping Agama.
Hubungan kebudayaan dengan dengan agama belum terputus, namun dalam kegiatannya
masyarakat sudah bisa membedakan mana kegiatan kebudayaan dan nama kegiatan agama.
Kebudayaan ingin diakui keberadaannya secara bebas, disamping keberadaan agama.
Gejala ini dapat kita lihat pada masa pencerahan di Eropa dan pada aliranhumanisme.
c. Kebudayaan Memutuskan Hubungan Dari Agama
Artinya terjadi pertentangan antara kebudayaan dan agama. Kebudayaan menganggap
agama sebagai suatu keberadaan yang tidak masuk akal. Kebudayaan melecehkan agama.
Gejala ini kita lihat pada aliran-aliran sekularisme atheisme. Tetapi dari pihak agama ada juga
yang mencurigai dan menolak kebudayaan. Kebudayaan dianggap menjauhkan diri dari
kehendak Allah. Gejala ini kita lihat pada aliran-aliran kharismatik.
d. Kebudayaan Dan Agama Mengalami Hubungan yang Dinamis
Artinya : adanya usaha untuk memulihkan hubungan keduanya. Disatu pihak adanya
kesadaran bahwa kebudayaan tidak dapat berjalan sendiri bertentangan dengan agama dan
dipihak lain agama tidak boleh selamanya mencurigai kebudayaan. Dan memang agama tidak
dapat terpisah dari kebudayaan.
Dari empat tingkatan hubungan ini, tentu agama Kristen atau iman Kristen menyadari
bahwa umat Kristen tidak mungkin memisahkan dirinya dari kebudayaan. Umat Kristen itu
sendiri turut berperan dalam menciptakan kebudayaan. Umat Kristen berdasarkan mandat
budaya yang diberikan Allah pada saat penciptaan seperti tertulis dalam kejadian 1 : 26-28
adalah merupakan landasan theologis untuk berperan dalam kebudayaan. Namun demikian
dalam sejarah gereja ada beberapa sikap yang ditunjukkan gereja atau Umat Kristen terhadap
kebudayaan.
Sikap-sikap itu diuraikan oleh H.Richard Niebur dalam bukunya Christ and Culture, inti
sari dari pendapat itu telah dituliskan Malcolm Brown Lee, dalam buku : Tugas manusia dalam
dunia milik Tuhan.
Umat Kristen juga tidak perlu bersikap apriori atau menolah secara radikal terhadap
bentuk-bentuk kebudayaan itu untuk diisi dengan nilai-nilai kristiani.
V. Test Formatif
1. Bagaimana umat Kristen bersikap yang benar terhadap bentuk-bentuk budaya tradisional?
2. Apakah anda setuju dengan kebudayaan barat ? Tuliskan pendapatmu !
BAB VII
HUKUM
Idealnya hukum itu harus dipahami oleh masyarakat yang telah mengerti apa hak dan apa
kewajibannya dalam kehidupan bersama, tidak membuat kepatuhan pada hukum itu menjadi
beban bagi mereka. Dan orang-orang yang hidup patuh pada hukum tetapi berarti itu sebagai
beban atau paksaan, mereka malah orang-orang yang cerdas.
4) Hukum Juga Menertiban Kehidupan
Dietriech Bonnhoffer, menegatakan bahwa ” kebebasan tanpa kewajiban adalah kekacauan,
artinya jika aspek kebebasan saja yang utamakan, sedangkan kewajiban tidak diutamakan,
maka kehidupan akan menjadi kacau, tidak tertib. Kehidupan bersama menjadi terib, jika
masing-masing anggota masyarakat menyadari apa haknya, dan melakukan apa kewajibannya.
Hukum memang adalah untuk mengikiat manusia agar hidup tertib, tetapi kehidupan hidup itu
bukan karena paksaan, melainkan berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
c. Fungsi Hukum Dalam Kehidupan
Jika kita telah membahas makna hukum dalam kehidupan itu berkaitan dengan arti
hukum secara hakiki. Tetapi membicarakan fungsi hukum dalam kehidupan maka orientasinya
ialah : fungsi hukum secara formal. Yang kita maksud dengan hukum secara formal ialah UUD,
Undang Undang, dan keputusan-keputusan badam negara misalnya : Keputusan DPR,
keputusan pemerintahan dan lain-lain.
Hukum dasar tertulis dan kitab-kitab hukum tertulis lainnya mempunyai fungsi dalam
kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
III. Latihan
1. Tuliskan satu contoh kasus ketdak rukunan intern umat Kristen dan cari
penyebabnya (misalnya : di HKBP, GKPI, GMI, GBKP,GKPS, dan lain-lain).
2. Tuliskan satu contoh kasus konflik antar agama di Indonesia, dan cari penyebabnya.
Tuliskan satu contoh konflik antara sekelompok umat beragama dengan pemerintahan di
negara RI dan cari penyebabnya.
Wilardjo, Like, "Ilmu dan Agama di Perguruan Tinggi : dipadukan atau dibincangkan?"
Dalam Jurnal Waskita, Vol, I, No. 1, April 2004