DOSEN PENGAJAR
FALKULTAS USHULUDDIN
1444 H / 2023 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Membicarakan tentang ketuhanan merupakan hal yang sangat penting dalam
sebuah agama. Ini karena inti dari semua agama adalah berasal dari keyakinan
adanya hakikat yang di yakni sebagai Tuhan, yaitu realita zat atau sesuatu
supranatural, yang paling tinggi, yang paling agung, yang suci, yang menciptakan
dan menghidupkan manusia, tempat bergantung, yang di kagumi sekaligus dan
sebagainya. Tuhan menurut agama-agama besar dunia di sebut Allah (Islam),
Allah/yesus (kristen), Yahweh (Yahudi) Sang Hyang Widhi (Hindhu), dan Thian
(Kong Hu Chu). Dalam hal ini hubungan antara Agama dan Tuhan yang dapat di
jadikan kajian penelitian Agama adalah sebagai berikut : Paham manusia tentang
Tuhan, pengetahuan manusia dengan Tuhan, pengetahuan manusia dengan Tuhan,
gambaran manusia tentang Tuhan dan tanggapan manusia tentang Tuhan.
Paham manusia tentang Tuhan meliputi berbagai jenis kepercayaan seperti
kepercayaan Monotheisme, Polyteisme, Monisme Dan Henotheisme. Monotheisme
berasal dari kata yunani Monos berarti tunggal, sendirian, satu- satunya, tidak ada
yang lain dan theos yang berarti tuhan. Monotheisme.
adalah paham yang berpendapat bahwa tuhan itu satu, Esa, Tunggal.Tak terbilang.
Polyteisme, berasal dari kata yunani Poly yang berarti terbilang, lebih dari satu ,
beberapa atau banyak dan Theos berarti Tuhan. Polyteisme berarti paham yang .
mengimani, menyembah dan memuja banyak Tuhan. Polyteisme disebut juga
sebagai paham primitif karena belum bisa membedakan hakikat Tuhan dengan
fenomena alam sebagai manifestasi keberadaan tuhan. Dalam Polyteisme terdapat
Animism, Dinamisme, Paganisme Yang intinya berpendapat bahwa penguasa-
penguasa lain didunia ini selain Allah yang berupa benda-benda alam, roh-roh
halus, dewa-dewa, makhluk halus, bahkan manusia. Henotheisme pula adalah
paham yang mengkonsentrasikan diri pada tuhan yang tunggal tetapi dalam mitos
masih mengakui adanya tuhan-tuhan lain.
BAB I
PEMBAHASAN
BAB 11
PENUTUP
Kesimpulan
Paham beragama terus berkembang seiring dengan perkembangan pikiran
manusia dan kebutuhan-kebutuhan mereka. Semakin maju ilmu manusia yang berarti
lebih banyak yang dapat dilakukannya sendiri, maka semakin sedikit Tuhan yang
dipercayainya. Hali ini dapat dilihat dari perubahan berangsur-angsur dari keyakinan
akan banyak Tuhan (polytheisme) sampai pada keyakinan akan satu Tuhan
(monotheisme).
Secara etimologis, dinamisme berasal dari kata Yunani dynamis atau dynaomos
yang artinya kekuatan atau tenaga. Dari sini dapatdiambil kata kunci dari dinamisme
yaitu kekuatan atau tenaga. Jika dikembangkan dalam sebuah pengertian tentang aliran
akan didapatkan sebagai kepercayaan (anggapan) akan adanya kekuatan atau gaib yang
terdapat pada berbagai barang, baik yang hidup atau mati di mana kuatan gaib ini
memancarkan pengaruhnya secara gaib pula pada apa yang ada di sekitarnya.
Sebagai kepercayaan terhadap benda yang memiliki kekuatan gaib, dalam
dinamisme dilakukan klasifikasi benda-benda yang memancarkan kekuatan
gaib menjadi tiga bagian.
1. Benda-benda keramat
2. Binatang-binatang keramat
3. Orang-orang keramat
Kata animisme berasal dari anima yang berarti nyawa atau roh. Kata roh di sini
menjadi kata kunci dalam pemahaman konsep animisme. Kalau dikembangkan,
animisme dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan terhadap adanya makhluk halus
atau roh-roh yang ada pada setiap benda baik benda hidup atau benda mati sekalipun.
Tidak hanya percaya, mereka bahkan memuliakan roh-roh tersebut. Penghormatan ini
dilakukan agar tidak mendapat gangguan mereka tetapi justru mendapat keberuntungan
dari mereka dengan adanya penghormatan. Karena roh-roh ini dapat memberi banyak
manfaat (dalam keyakinan mereka) dan dapat dimintai pertolongan.
Dalam kepercayaan animisme ini, terdapat banyak ragam kepercayaan.
Kepercayaan-kepercayaan tersebut dikelompokkan menjadi empat.
1. Kepercayaan dan penyembahan kepada alam (Naturewonship). Seperti
penyembahan pada api, matahari, bintang dan lainnya.
2. Kepercayaan dan penyembahan kepada benda-benda (folishworship). Dalam
anggapan mereka siapa saja yang memakai atau menggunakan benda-benda
tersebut akan terhindar dari malapetaka dan kesengsaraan hidup. Seperti
kepercayaan pada batu akik, besi buat jimat, air buat obat, api untuk membakar
mayat dan lainnya
3. Kepercayaan dan penyembahan kepada binatang binatang (animalworship).
Binatang-binatang ini dipuja karena dianggap memberikan keselamatan dan
kemanfaatan. Seperti sapi di Bali, Lembu di Mesir, ular di india, buaya dan
lainnya.
4. Kepercayaan dan penyembahan kepada roh nenek moyang (ancestor-worship).
Dalam kepercayaan orang primitif, roh orang-orang yang sudah mati masih
hidup dan dapat diminta pertolongannya. Maka tidak jarang lagi orang yang
mengadakan peringatan bagi si mati selama tiga atau tujuh hari, seratus hari dan
seterusnya. Ditambah dengan pemberian sesajen kepada roh-roh btersebut.
Bahkan roh-roh ini dapat dipanggil oleh orang-orang tertentu untuk dimintai
doa restu dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA