PEMBAHASAN
1. Animisme
Animisme adalah berasal dari kata anima, animae dari bahasa latin animus
dan bahasa Yunani avepos dalam bahasa sanskerta disebut napas atau jiwa ia
adalah ajaran atau doktrin tentang realitas jiwa.1
Selain itu dalam animisme juga kita dapat adanya daya kekuatan yang
bekerja dalam manusia karena keinginan dan kehendak tadi. Animisme kita dapat
1
2
A.G Honig jr, Ilmu Agama, (Jakarta Gunung Mulia, 1994), 53.
2
kepercayaan bahwa makhluk halus atau roh-roh tadi ada disekitar manusia baik di
hutan-hutan di ladang, di kebun, dan lain sebagainya
2. Totemisme
Para Antropologi menyebut Totemisme ini sebagai salah satu bentuk agama
primitif. Totemisme adalah satu ekspresi keagamaan manusia primitif dalam
pemujaan dan penyembahannya terhadap binatang.
3
Erat hubungannya dengan totemisme adalah tabu. Tabu digunakan untuk
pengertian yang digunakan pada adanya larang-larangan tertentu terhadap orang,
barang, obyek ataupun binatang tertentu karena dipercayai akan menimbulkan
ketakutan dan bahaya. Menurut van Gennep, dalam perkembangannya, tabu
merupakan suatu istilah yang penting dalam menginterpretasi agama dalam
hubungannya pada larangan yang kemudian merupakan pemahaman pemilihan
yang sakral dan profan yang terketak pada inti setiap agama.3
2. Dinamisme
4. Politeisme
3
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....91-92
4
Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama,,...98.
4
kekuatan alam yang dahsyat. Kalau roh-roh dalam animisme belum diketahui
tugas-tugasnya, maka dalam politeisme ini dewa-dewa telah mempunyai tugas-
tugas tertentu. Misalnya ada dewa api, dewa angin, dewa taufan, dewa guntur,
dewa perang, dewi kesuburan, dewi kecantikan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya yang mula-mula, politeisme itu mempercayai banyak dewa, yang
antara satu dengan lain sederajat kekuasaannya, tidak ada yang lebih tinggi
daripada yang lainnya. Tetapi lama kelamaan diantara dewa-dewa itu ada yang
dianggap lebih tinggi kesaktiannya sehingga lebih dihormati dan dipuja, akhirnya
timbul pemujaan terhadap tiga dewa diatas dewa-dewa lainnya. Dalam agama
Hindu misalnya mereka mempercayai dengan ajaran Trimurti. Ada pula kalanya
satu dari dewa-dewa itu ada yang meningkat diatas segala dewa lain seperti Zeus
dalam agama Yunani Kuno. Ini belum berarti pengakuan pada satu Tuhan, tetapi
baru pengakuan pada dewa terbesar diantara dewa lainnya, paham ini belum
meningkat monotheisme.
Tetapi kalau dewa yang terbesar itu saja kemudian yang dihormati dan
dipuja sedangkan dewa lain ditinggalkan, paham demikian telah keluar dari
politeisme dan meningkat hepada henoteisme,henoteisme adalah mengakui satu
Tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa-bangsa lain mempunyai tuhannya sendiri-
sendiri.5 Paham yang serupa ini terdapat dalam perkembangan paham keagamaan
masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dan menghancurkan
semua dewa suku bangsa Yahudi lain, sehingga Yahweh menjadi Tuhan Nasional
bangsa Yahudi.
3. Monotoisme
Sebuah pengakuan yang dasar tentang adanya Tuhan yang Satu. Tuhan
Yang Esa, Pencipta Alam Semesta. Adapun bentuk kepercayaan ini sebagai
berikut:
5
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....13-14
5
2.)Deisme: menyakini bahwa Tuhan itu ada dan tidak diragukan lagi
keberadaanya
3.)Pantaisme: menggap bahwa alam semsta itu sendiri adalah Tuhan.
Merupakan sebutan lain dari pancarn atau pun alam semesta ini adalah
wujud Tuhan.6
Dasar ajaran Monoteisme ialah Tuhan satu Tuhan Yang Maha Esa. Pencipta
alam semesta. Dengan demikian perbedaan antara henoteisme dan monoteisme
ialah bahwa dalam agama akhir ini Tuhan tidak lagi merupakan “Tuhan Nasional”
tetapi “Tuhan Internasional”, Tuhan semua bangsa di dunia ini bahkan Tuhan
alam semesta. Kalau dalam agama-agama sebelumnya asal-usul manusia belum
memperoleh perhatian dalam agama monoteisme manusia telah diyakini berasal
dari Tuhan dan akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Oleh karena itu kesadaran
bahwa hidup manusia tidak terbatas hanya pada hidup di dunia, tetapi sebaliknya
hidup materi ini masih ada hidup lain sebagai lanjutan dari hidup pertama.
Selanjutnya menjadi keyakinan pu la dalam monoteisme bahwa diantara kedua
hidup itu, hidup kedualah yang lebih penting daripada hidup pertama. Hidup
pertama hanya mempunyai sifat sementara sedangkan hidup kedua bersifat kekal.
Senang atau sengsara hidup seseorang di hidup kedua nanti tergantung pada baik
atau buruknya hidup yang dijalaninya di hidup pertama ini.
Tujuan hidup dalam monoteisme ini bukan lagi mencari keselamatan hidup
material saja, tetapi juga keselamatan hidup yang kedua atau hidup spiritual.
Dalam istilah agama disebut keselamatan dunia dan keselamatan akhirat.7
6
A.G Honig jr, Ilmu Agama, (Jakarta Gunung Mulia, 1994), 54
7
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....15-16
6
PENUTUP
Dalam Agama Primitif, ada banyak pengertian yang dipahami oleh beberapa
banyak orang. Khususnya masyarakat pada umumnya, ketika mereka mendengar
kata primitif maka langsung terlintas dalam pikiran bahwa sesuatu yang sangat
lampau, sesuatu yang sangat tertinggal dan berada di zaman berabad-abad silam.
7
DAFTAR PUSTAKA