Anda di halaman 1dari 8

1

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Primif


Agama Primitif adalah agama pada masa permulaan sejarah ummat manusia.
Agama ini mengalami perkembangan dari tingkatan yang sangat sederhana dan
tidak semputna menjadi agama yang lengkap dan sempurna. Dalam istilah ilmu
agama, agama ini bermula dari Politeisme menuju kepada Monoteisme

B. Sejarah Perkembangan Agama Primitif

1. Animisme

Animisme adalah berasal dari kata anima, animae dari bahasa latin animus
dan bahasa Yunani avepos dalam bahasa sanskerta disebut napas atau jiwa ia
adalah ajaran atau doktrin tentang realitas jiwa.1

Dalam biologi atau fisikologi, animisme adalah pandangan bahwa pikiran


atau jiwa suatu elemen internal yang berkerja sama dalam tubuh melalui sistem
saraf

Dalam filsafat, Animisme adalah doktrin yang menepatkan asal mula


kehidupan mental dan fisik dalam suatu energi yang lepas atau sekurang-
surangnya berada dari jasad atau, Animisme adalah teori bahwa segala objek-ob
jek alami ini bernyawa atau berjiwa, mempunyai ‘spirit’ dan bahwa kehidupan
mental dan fisik bersumber pada nyawa, jiwa atau ‘spirit’ tadi.

a.) Sifat khas Animisme

Dalam animisme terdapat suatu susunan keagamaan dengan suatu rangkaian


upacara-upacara dan bentuk-bentuk sesembahan yang melukiskan adanya
makhluk-makhluk halus, roh-roh dan jiwa-jiwa Yang mempunyai keinginan dan
mempunyai kehendak.2

Selain itu dalam animisme juga kita dapat adanya daya kekuatan yang
bekerja dalam manusia karena keinginan dan kehendak tadi. Animisme kita dapat
1

2
A.G Honig jr, Ilmu Agama, (Jakarta Gunung Mulia, 1994), 53.

2
kepercayaan bahwa makhluk halus atau roh-roh tadi ada disekitar manusia baik di
hutan-hutan di ladang, di kebun, dan lain sebagainya

2. Totemisme

Kata “Totem” berasal dari “Ototeman” yang berarti kekerabatan atau


kekeluargaan. Istilah ini dipakai untuk mengungkapkan adanya suatu hubungan
antara manusia dan binatang yang bersifat kekeluargaan. Pengertian kekeluargaan
ini mempunyai maksud adanya hubungan kekerabatan antara laki-laki dan
perempuan dikarenakan kelahiran atau pengangkatan kekeluargaan secara kelektif
dan dihubungkan oleh tali persaudaraan, dimana membawa pengertian tidak
saling mengawini.

Pada beberapa suku primitif dijumpai adanya penggunaan nama dari


binatang tertentu, tanam-tanaman dan obyek alam lainnya. Mereka
memperlihatkan sikap khusus terhadap benda atau makhluk tersebut. Sikap itu
bersifat ambivalen, yaitu kagum, tertarik dan rasa takut serta cemas antara dirinya
dengan binatang tadi. Karena itu kehidupan binatang diakui sebagai yang
berkuasa dan erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Malahan ada
kepercayaan bahwa binatang tertentu merupakan nenek moyang atau leluhurnya.
Totem itu memberikan pengertian tentang adanya sejenis roh pelindung manusia
yang berwujud binatang.

Para Antropologi menyebut Totemisme ini sebagai salah satu bentuk agama
primitif. Totemisme adalah satu ekspresi keagamaan manusia primitif dalam
pemujaan dan penyembahannya terhadap binatang.

Totemisme dapat dibedakan atas totemisme perseorangan dan golongan.


Perseorangan maksudnya binatang tertentu menjadi pelindung orang tertentu,
golongan maksudnya jenis binatang tertentu dianggap dekat hubungannya dengan
suatu golongan atau suku bangsa tertentu. Prinsip yang ada antara keduanya
adalah adanya persekutuan, partisipasi, saling menjadi bagian antara manusia dan
binatang, dimana dalam persekutuan itu orang mengalami suatu daya kekuasaan
yang luar biasa.

3
Erat hubungannya dengan totemisme adalah tabu. Tabu digunakan untuk
pengertian yang digunakan pada adanya larang-larangan tertentu terhadap orang,
barang, obyek ataupun binatang tertentu karena dipercayai akan menimbulkan
ketakutan dan bahaya. Menurut van Gennep, dalam perkembangannya, tabu
merupakan suatu istilah yang penting dalam menginterpretasi agama dalam
hubungannya pada larangan yang kemudian merupakan pemahaman pemilihan
yang sakral dan profan yang terketak pada inti setiap agama.3

2. Dinamisme

Adalah sebuah kepercayaan yang mengandung kepercayaan pada kekuatan


Gaib yang tak terlihat (misterius). Dalam bentuk ini ada benda-benda tertentu
yang memiliki kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-
hari. Kekuartan Gaib tersebut memiliki sebuah kebikkan dan keburukan
tergantung Sikon dari kepercayaan sehari-hari. Dalam sebutannya bisa disebut
Mana atau pun kesaktian maupun Tuah.4

Adapun bebrapa konsep yang kaitannya dengan kepercayaan dinamisme:

1.)Mana, adalah seuatu kepercayaan yang mengarah pada kekuatan Gaib


biasanya ini kita temui pada peristiwa Batu Batuah, Kris batuah (benda yang
memiliki kekuatan untuk seorang pemilik yang di percayainya)

2.)Fatish: adalah sebuah benda yang memiliki kesaktian yang dahsyat


biasanya ini berupa benda dan memiliki Mana atau pun Tuah
3.)Magi atau Magis: yang berarti sihir merupakan sebuah
4.)Dukun dan Syaman.

4. Politeisme

Politeisme berasal dari kata poly=banyak dan theos=Tuhan atau dewa.


Orang-orang primitif mempunyai kepercayaan bahwa di dunia ini terdapat banyak
dewa. Dewa-dewa itu pada kahekatnya merupakan lambang dari kekuatan-

3
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....91-92
4
Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama,,...98.

4
kekuatan alam yang dahsyat. Kalau roh-roh dalam animisme belum diketahui
tugas-tugasnya, maka dalam politeisme ini dewa-dewa telah mempunyai tugas-
tugas tertentu. Misalnya ada dewa api, dewa angin, dewa taufan, dewa guntur,
dewa perang, dewi kesuburan, dewi kecantikan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya yang mula-mula, politeisme itu mempercayai banyak dewa, yang
antara satu dengan lain sederajat kekuasaannya, tidak ada yang lebih tinggi
daripada yang lainnya. Tetapi lama kelamaan diantara dewa-dewa itu ada yang
dianggap lebih tinggi kesaktiannya sehingga lebih dihormati dan dipuja, akhirnya
timbul pemujaan terhadap tiga dewa diatas dewa-dewa lainnya. Dalam agama
Hindu misalnya mereka mempercayai dengan ajaran Trimurti. Ada pula kalanya
satu dari dewa-dewa itu ada yang meningkat diatas segala dewa lain seperti Zeus
dalam agama Yunani Kuno. Ini belum berarti pengakuan pada satu Tuhan, tetapi
baru pengakuan pada dewa terbesar diantara dewa lainnya, paham ini belum
meningkat monotheisme.

Tetapi kalau dewa yang terbesar itu saja kemudian yang dihormati dan
dipuja sedangkan dewa lain ditinggalkan, paham demikian telah keluar dari
politeisme dan meningkat hepada henoteisme,henoteisme adalah mengakui satu
Tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa-bangsa lain mempunyai tuhannya sendiri-
sendiri.5 Paham yang serupa ini terdapat dalam perkembangan paham keagamaan
masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dan menghancurkan
semua dewa suku bangsa Yahudi lain, sehingga Yahweh menjadi Tuhan Nasional
bangsa Yahudi.

3. Monotoisme

Sebuah pengakuan yang dasar tentang adanya Tuhan yang Satu. Tuhan
Yang Esa, Pencipta Alam Semesta. Adapun bentuk kepercayaan ini sebagai
berikut:

1.)Teisme: adalah sebuah kepecyaan yang terpusat pada satu keyakinan


kepada Tuhan Yang peribadi atau pun yang khas

5
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....13-14

5
2.)Deisme: menyakini bahwa Tuhan itu ada dan tidak diragukan lagi
keberadaanya
3.)Pantaisme: menggap bahwa alam semsta itu sendiri adalah Tuhan.
Merupakan sebutan lain dari pancarn atau pun alam semesta ini adalah
wujud Tuhan.6

Dasar ajaran Monoteisme ialah Tuhan satu Tuhan Yang Maha Esa. Pencipta
alam semesta. Dengan demikian perbedaan antara henoteisme dan monoteisme
ialah bahwa dalam agama akhir ini Tuhan tidak lagi merupakan “Tuhan Nasional”
tetapi “Tuhan Internasional”, Tuhan semua bangsa di dunia ini bahkan Tuhan
alam semesta. Kalau dalam agama-agama sebelumnya asal-usul manusia belum
memperoleh perhatian dalam agama monoteisme manusia telah diyakini berasal
dari Tuhan dan akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Oleh karena itu kesadaran
bahwa hidup manusia tidak terbatas hanya pada hidup di dunia, tetapi sebaliknya
hidup materi ini masih ada hidup lain sebagai lanjutan dari hidup pertama.
Selanjutnya menjadi keyakinan pu la dalam monoteisme bahwa diantara kedua
hidup itu, hidup kedualah yang lebih penting daripada hidup pertama. Hidup
pertama hanya mempunyai sifat sementara sedangkan hidup kedua bersifat kekal.
Senang atau sengsara hidup seseorang di hidup kedua nanti tergantung pada baik
atau buruknya hidup yang dijalaninya di hidup pertama ini.

Tujuan hidup dalam monoteisme ini bukan lagi mencari keselamatan hidup
material saja, tetapi juga keselamatan hidup yang kedua atau hidup spiritual.
Dalam istilah agama disebut keselamatan dunia dan keselamatan akhirat.7

6
A.G Honig jr, Ilmu Agama, (Jakarta Gunung Mulia, 1994), 54

7
Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama,....15-16

6
PENUTUP

Dalam Agama Primitif, ada banyak pengertian yang dipahami oleh beberapa
banyak orang. Khususnya masyarakat pada umumnya, ketika mereka mendengar
kata primitif maka langsung terlintas dalam pikiran bahwa sesuatu yang sangat
lampau, sesuatu yang sangat tertinggal dan berada di zaman berabad-abad silam.

Setelah dipelajari pengertian tentang Agama Primitif jauh sekali dengan


presepsi orang-orang banyak ketika menilai sama dengan primitif dalam artian
tertinggal. Agama Primitif memiliki corak atau karakteristik tersendiri
dibandingkan dengan agama-agama besar pada umumnya. Dalam agama primitif
terbagi beberapa bagian atau bentuk masing-masing kepercayaan. animisme,
dinamisme, totemisme, henoteisme, politeisme, monoteisme, percaya terhadap
dewa-dewa, dll.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Mudjahid Manaf, 1994, Ilmu Perbandingan Agama,


(Jakarta:RajaGrafindopersada).

Daradjat, Zakiah, 1983, Perbandingan Agama I ,


(Jakarta:IAINSunanKalijaga).

Daradjat, Zakiah, 1996, perbandingan Agama, (Jakarta: BUMI AKSARA)

Honig, A.G, 2005, Ilmu Agama, (Jakarta:BPKGunungMulia).

Anda mungkin juga menyukai