Anda di halaman 1dari 38

TUGAS AGAMA

KRISTEN

OL
EH
H :
KE
LO
U MP
OK
I
B -
D

U -
A

N
BAB - I

T U H AN

I. Latar belakang masalah


1. Pernahkah anda merasakan keberadaan Allah dalam hidupmu sehari-hari?
2. Kalau sudah pernah dalam bentuk apa saja anda mengalami keberadaan
Allah?
3. Hampir semua orang yang mengakui bahwa Tuhan atau Allah itu ada,
mempercayai keberadaanNya adalah gaib. Gaib artinya tidak dapat dilihat dan
diraba; tidak dapat dicium dan dikecap dan tidak dapat didengar suaranya
seperti bunyi ; tetapi keberadaanNya dan kuasaNya dapat di alami oleh orang-
orang yang percaya kepadaNya.
4. Sebutan agama-agama dan bangsa-bangsa kepada Tuhan bermacam-macam,
Misalnya; agama Hindu menyebut Brahman, Sang Hyang Widhi atau Dewa;
agama Budha menyebut Sang Adi Budha,agama Islam menyebut Allah,
agama Jahudi menyebut Elohim, Jahwe, Adonai. Bangsa Junani menyebut
Theos atau Kurios. Bangsa Romawi menyebut, Deo, atau Deus, Bangsa
Inggris menyebut God atau Lord. Tetapi apapun sebutanya ; Tuhan atau Allah
itu dipercayai kebenarannya adalah gaib. Pandangan tentang keberadaan dan
Fungsi Tuhan atau Allah para agama-agama terdapat perbedaan dan
persamaan.
5. Disadari bahwa karena keberadaan Allah yang gaib itu dapat membuat orang
tidak mau repot-repot; mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang tidak
dapat diamati dengan indra atau akal budi, adalah sesuatu yang tidak ada;
maka orang menjadi jatuh kepada Atheisme; baik atheisme teoritis maupun
atheisme praktis, mereka menganggap bahwa keberadaan Tuhan atau Allah
itu tidak ada.
6. Kemudian karena adanya perbedaan dan persamaan konsep tenteng Tuhan
atau Allah pada agama-agama maka orangpun bisa jatuh pada kepercayaan
politheisme dan sinkretisme.
7. Disatu pihak mahasiswa diperhadapkan pada bahaya Atheisme dengan
konsep-konsep Materialisme dan Rationalisme. Dan dipihak lain mahasiswa
juga diperhadapkan pada godaan-godaan politheisme dan synkretisme dengan
pengaruh-pengaruh agama lain, kebudayaan Rasionalisme maupun dengan
Modernisme kehidupan.
8. Dengan pembahasan topik ini mahasiswa dapat meninjau ulang sikap
kepercayaan dan pemahaman-pemahamannya tentang Tuhan Yang Maha Esa
9. Apakah Mahasiswa konsisten dengan iman Kristiani yang benar; tentunya
berdasarkan kebenaran yang terdapat pada kitab suci, Alkitab.

II. Kajian Materi


A. BENTUK-BENTUK PENYEMBAHAN KEPADA YANG GAIB
Dalam konteks ilmu agama-agama, ada empat bentuk penyembahan kepada yang
gaib.
a. Bentuk Theisme: yaitu penyembahan kepada Tuhan atau gaib sebagai suatu
keberadaan yang berpribadi, dan yang menyatakan diriNya dengan Wahyu kepada
orang-orang tertentu. Bentuk Theisme ini terdapat pada agama Yahudi, Kristen, Islam
dan Hindu Weda. Keberadaan Tuhan (yang gaib) itu dipercayai : berfirman, mencipta,
memelihara, membimbing, mengajar, menghukum, menyelamatkan dan memberkati
umatNya.
b. Bentuk Monisme: yaitu bentuk penyembahan kepada ilahi (yang gaib),
sebagai keberadaan yang tidak berpribadi: Esensi yang gaib itu terdapat pada alam
secara totalitas. Esensi yang gaib dipercayai identik pada alam. Bentuk monisme ini
terdapat pada Hindu Upanisad, ajaran Tao, kebatinan dan mistik. Kepercayaan ini
juga disebut pantheisme atau panentheisme. Pada bentuk monisme ini tidak pernah
kita dengar bahwa yang gaib itu : berfirman, membimbing atau menyelamatkan, dan
lain-lain. Tetapi pemeluk monisme ini percaya bahwa yang gaib itu berkuasa dan
berpengaruh kepada manusia.
c. Bentuk Non Theisme: yaitu bentuk penyembahan kepada yang gaib sebagai
kekosongan. Bagi non Theisme sebenarnya tidak ada Tuhan atau ilahi yang
berpribadi. Tidak ada ilahi yang melekat pada alam. Yang mereka sembah adalah
kekosongan. Apa yang dapat dilihat dan diraba hanyalah sesuatu yang semu atau
maya. Yang kekal dan mutlak adalah kekosongan. Bentuk penyembahan Non
Theisme adalah agama Budha.
d. Bentuk Demonisme: adalah suatu bentuk penyembahan kepada kuasa gaib
yang jahat. Kuasa-kuasa gaib yang jahat itu berada di balik alam ini, yang dipimpin
oleh setan. Kuasa-kuasa gaib ini disembah untuk dapat digunakan oleh manusia.
Bentuk penyembahan ini terdapat pada praktek-praktek klenik, santet dan okultisme.
B. KEBERADAAN TUHAN ATAU ALLAH MENURUT AGAMA-AGAMA NON
KRISTEN.
1. Agama Primitif (agama suku)
Menurut kepercayaan suku-suku primitif, Tuhan atau ilah itu digambarkan
dalam konsep Pantheisme dan Panentheisme.
Pantheisme artinya: paham atau kepercayaan yang menganggap bahwa semua
yang ada adalah ilahi. Sedangkan Panentheisme artinya bahwa : semua ada dalam
ilahi. Pantheisme dan Panentheisme dapat diberikan istilah Totalisme, yaitu paham
yang menekankan keutuhan, atrinya bahwa semua yang ada, adalah dalam satu sistem
keutuhan.
Menurut suku-suku primitif dipercayai bahwa keberadaan yang ilahi itu ada
dimana-mana. Alam semesta ini penuh dengan daya-daya gaib. Daya-daya gaib itu
disamakan dengan ilah-ilah yang melekat pada alam itulah yang disembah sebagai
berhala.
Suku-suku primitif mempercayai bahwa keberadaan ilah-ilah itu melekat pada
pohon, pada sungai, pada lembah, pada kuburan atau pada tempat-tempat lain.
Keberadaan ilah-ilah itu harus dihormati, jika tidak dihormati maka ilah-ilah itu akan
mengganggu kehidupan manusia, itu makanya suku-suku primitif sering mengadakan
acara-acara penyembahan dan pemberian sajian pada tempat-tempat yang dianggap
ada penghuninya.
Sesungguhnya agama primitif tidak menyembah Tuhan Yang Maha Esa,
melainkan mempercayai dan menyembah banyak ilah (Politheisme). Atau dengan
kata lain, suku-suku primitif mempercayai keberadaan Tuhan adalah melekat pada
alam.
2. Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Agama Hindu
Sudah kita singgung di depan bahwa agama Hindu Weda termasuk pada bentuk
Penyembahan Theisme. Pribadi yang mutlak itu wujudnya tunggal maha sempurna,
memiliki sifat-sifat sempurna, tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat, atau didengar.
Tetapi keberadaan Brahman itu meresap pada seluruh alam ; dan seluruh alam
semesta adalah pancaran dari zat Brahman. Termasuk zat inti manusia yang
disebut Atman adalah berasal dari Brahman
Kalau boleh dibandingkan keberadaan seluruh makhluk hidup dengan
Brahman, adalah seperti hubungan setetes air dengan samudra raya. Setetes air zat
intinya sama dengan zat inti samudra raya : yaitu sama-sama rumus molekulnya H 2O.
Demikian jugalah keberadaan makhluk-makhluk hidup dalam alam semesta ini
adalah sama zat intinya dengan zat inti Brahman, yaitu Atman-atman.
Atman-atman inilah yang menjelma dalam bentuk makhluk-makhluk hidup.
Penjelmaan atman ini terjadi secara berulang-ulang dan itulah yang disebut
Reinkarnasi. Apabila karma sesuatu mahluk hidup, seperti manusia, buruk, maka
penjelmaan atmanya akan menjadi siluman, tetapi jika karmanya baik maka
penjelmaannya akan lebih baik dan dapat menjadi dewa atau dewi. Dan jika sudah
menjadi dewa atau dewi, maka itulah yang disebut Brahman atau keadaan Moksa =
sempurna.
Agama Hindu mempercayai ada suatu keberadaan yang mutlak yaitu Brahman,
atau Sang Hyang Widhi. Tetapi mereka juga mempercayai dan menyembah dewa-
dewi sebagai ilah-ilah. Berarti agama Hindu sebenarnya bukan monotheisme,
melainkan adalah Politheisme. Ada persamaan kepercayaan Hindu dengan agama
suku-suku primitif tentang keberadaan ilah-ilah, dewa-dewi, yang melekat atau
meresap pada alam.
3. Keberadaan Tuhan atau Allah Menurut Agama Budha.
Kepercayaan agama Budha banyak persamaannya dengan agama Hindu,
misalnya : reinkarnasi ( penjelmaan berulang-ulang ).tentang keberadaan yang
sempurna di agama Hindu disebut dewa-dewi sedangkan di agama Budha disebut
bodhisatwa-bodhisatwa.
Bagi agama Budha ada sifat-sifat ke-tuhanan, yaitu :
- sifat cinta kasih (Metha) yaitu sifat yang bersih dari pikiran membenci.
- Sifat belas kasihan (Karuna) yaitu sifat suka menolong tanpa mengharapkan balasan.
(bandingkan : kasih agape)
- Sifat merasa bahagia gembira (Mudita) yaitu sifat bebas dari iri hati melihat orang
berbahagia.
- Sifat tenang, teguh, keadaan batin yang seimbang (Upekkha) yaitu sifat pendirian
yang tidak tergoyahkan
Sifat- sifat ke-Tuhanan inilah yang dimiliki setiap umat Budha. Inti ajaran
Budha ialah: untuk memperoleh kesempurnaan. Setiap umat Budha harus berusaha
menghilangkan keakuan (egoisme).
Menurut ajaran Budha : kesempurnaan, kebenaran, kekuatan dan kebahagiaan
dapat dirasakan, apabila manusia itu sampai pada tingkat kekosongan (sunyata).
Menghilangkan keakuan, egosme berarti berusaha mencapai keadaan kosong. Jika
seseorang telah berhasil mengosongkan dirinya, itu sama artinya dia telah mengalami
kesempurnaan.
Menurut agama Budha : keberadaan Tuhan Yang Maha Esa itu yang disebut
Sang Hyang Adi Budha, adalah kekosongan itulah maka dapat dikatakan bahwa
agama Budha adalah non theisme karena mereka tidak percaya Tuhan yang mutlak,
atau yang berpribadi, melainkan keadaan yang kosong ( Nirwana )
4. Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Agama Islam
Ada tiga agama monotheisme di dunia yaitu: agama Jahudi, agama Kristen
dan agama Islam. Ketiga agama ini sama-sama mempercayai dan menyembah hanya
satu Tuhan atau Allah. Agama Islam sering menyebut dirinya sebagai agama Tauhid,
artinya Agama yang mempercayai keberadaan Allah yang Esa.
Dalam pengakuan iman agama Islam disebut Aku mengaku bahwa tiada
Tuhan selain Allah (Asyyhadu anna la illaha illa Ilah)
Kalimat pengakuan ini mengandung arti bahwa satu-satunya yang layak
dipuja dan disembah ialah Allah, Allah itu keberadaannya Esa, Tunggal. Allah tidak
melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada yang menyamaiNya. Bagi Islam
menyebut Allah itu beranak dan diperanakkan adalah suatu dosa besar. Ayat-ayat Al-
Quran yang menyatakan keesaan Tuhan Allah, antara lain:
Al-Ikhlas 1-4 : Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak, dan tidak
diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
Al-Bagarah 16 :Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa ; tiada Tuhan
melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
Al Araaf 59 : Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainya.
Bagi Islam kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa, adalah salah satu inti
utama dalam ajaran Islam. Setiap orang yang masuk Islam, diharuskan mengucapkan
dua kalimat Pengakuan Iman, yakni : Saya mengaku tidak ada Tuhan kecuali Allah
dan saya mengaku bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
Kalau kita mau jujur, bahwa sesungguhnya konsep agama Islam tentang
keberadaan Tuhan atau Allah adalah hampir sama. Misalnya, tentang sifat-sifat Allah:
Maha Esa, Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Pengasih, Maha Penyayang,
dan lain-lain.
Tetapi khusus mengenai ajaran Tri Tunggal dalam iman Kristen sangat ditolak
oleh ajaran agama Islam. Agama Islam tidak dapat menerima keberadaan Allah yang
Tritunggal. Keberadaan Allah yang Maha Besar dan Maha Kudus mewajibkan setiap
muslim tunduk, dan sujud di hadapanNya.
Mungkin kita sering melihat saudara kita yang beragama Islam, bila sholat,
mereka selalu sujud menundukkan kepala sampai mencium tanah, itu berarti bahwa
keberadaan manusia yang hina tidak pantas berhadapan muka dengan Allah yang
Maha Besar dan Maha Kudus. Sikap sholat yang sujud menunduk adalah simbol
kerendahan hati di hadapan Allah.
C. PANDANGAN ATHEISME TENTANG KETIDAKBENARAN TUHAN ATAU
ALLAH
1. Pengertian Atheisme
Atheisme adalah suatu aliran berpikir/sikap yang berusaha menyangkal atau
meniadakan keberadaan Allah. Ada dua wujud Atheisme, yaitu Atheisme Teoritis dan
Atheisme Praktis. Atheisme Teoritis ialah aliran berpikir yang mengutamakan
argumentasi-argumentasi teoritis- rasional, untuk menolak dan meniadakan
keberadaan Allah. Sedangkan Atheisme Praktis ialah sikap hidup sehari-hari yang
tidak nmempercayai dan tidak meyakini adanya kuasa dan keberadaan Allah.
Di negara Indonesia Atheisme teoritis memang tidak di benarkan lagi
mewujudkan diri, karena bertentangan dengan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 : Negara
berdasarkan atas keTuhanan. Lembaga swadaya masyarakat, partai-partai dan
organisasi-organisasi kemasyarakatan tidak boleh mengajarkan atau mengembangkan
teori-teori yang menyangkal keberadaan Tuhan. Selain UUD 1945 sebagai Hukum
Dasar tertulis di negara ini, Pancasila, khususnya sila pertama : keTuhanan Yang
Maha Esa juga tidak memungkinkan atheisme teoritis berkembang di negara ini.
Namun demikian tidak berarti bahwa penganut atheisme praktis tidak ada di
Indonesia? Sikap-sikap yang mengandalkan kecerdasan berfikir, kekuatan materi, dan
kekuasaan politik adalah merupakan wujud dan atheisme praktis. Materialisme,
Hedonisme adalah bagian dari gejala-gejala atheisme praktis.
2. Pandangan Teoritis Atheisme Tentang Keberadaan Tuhan atau Allah
a. Friedrich Nietzche : Menyatakan bahwa Allah yang dipercayai oleh agama-
agama itu sudah mati. Manusialah yang berkuasa. Alasannya : Bahwa kenyataan
yang terjadi manusialah yang mengatur kehidupan ini, manusialah yang
mengendalikan dunia ini.
b. Ludwig Feuerbarh : Mengajarkan bahwa Allah atau ilah-ilah yang
dipercayai oleh orang-orang beragama, hanyalah berupa keinginan hati manusia yang
dipantulkan pada layar alam semesta. Inilah yang disebut Teori Proyeksi.
Feuerbach menegaskan : sebenarnya Allah itu tidak ada; kalaupun Allah itu ada, itu
hanyalah ciptaan keinginan hati manusia itu sendiri. Manusia itulah yang
menciptakan Allah
c. Sigmund Freud: Teori Proyeksi dari Feuerbach mempengaruhi Freud S.
Freud sebagai seorang ahli ilmu jiwa analisis, mengatakan bahwa kepercayaan itu
mempunyai dasar dalam keinginan-keinginan kejiwaan, berupa ilusi tanpa dasar
dalam realitas. Freud menggambarkan : kepercayaan terhadap Tuhan adalah gejala-
gejala kejiwaan saja. Manusia butuh seorang Bapa; yang dapat memelihara,
menghibur, dan, melindungi dirinya. Maka ciri-ciri kebapaan itu diproyeksikan pada
lingkungan langit diatas. Maka profil seperti itulah yang dikenakan kepada Tuhan,
atau Allah. Jadi menurut Freud : Tuhan atau Allah itu tidak ada, Allah itu hanyalah
ilusi manusia
d. Karl Marx : Menurut Marx, kepercayaan kepada Tuhan atau Allah , hanyalah
sebagai kompensasi atau kekecewaan, yang dialami manusia dalam alam dan
masyarakat. Penderitaan-penderitaan sosial, ekonomis dan phisik yang dialami kaum
buruh dalam masyarakat kapitalis dikompensasikan dengan mengimpikan suatu hidup
setelah hidup ini, yakni hidup bahagia dan adil.
Bagi Marx, Tuhan Yang Maha Kuasa itu adalah refleksi yang fantastik dari
kedudukan tak berkuasa rakyat terhadap alam dan keadaan sosial ekonomi, yang
diciptakan manusia itu sendiri. Agama yang mengajarkan Tuhan Yang Maha Esa,
Tuhan Yang Maha Kuasa hanyalah candu pembius masyarakat, agar lupa tentang
kenyataan-kenyataan hidup yang susah dan menyakitkan. Dengan kata lain :
Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Marx hanyalah semacam bius, candu.
Sesungguhnya Tuhan atau Allah itu tidak ada.
Membaca seluruh teori-teori argumentasi pada atheis diatas, kita dapat
memahami bahwa landasan berfikir mereka adalah Materialistis, Positivisme dan
Rotionalis. Mereka membuat kemampuan berfikir itu menjadi jaminan kebenaran.
Mereka tidak dapat melihat keberadaan Allah melampaui kemampuan berfikirnya.
Para Atheis melihat kebenaran hanya pada hal-hal yang material, hal-hal
yang positif, yang dapat diamati dengan logika dan ratio, padahal keberadaan Allah
adalah tidak terbatas, sedangkan kemampuan berfikir manusia adalah terbatas.
D. KEBERADAAN DAN FUNGSI TUHAN YANG MAHA ESA MENURUT
IMAN KRISTEN
1. Keberadaan Tuhan Allah
Iman Kristen adalah termasuk dalam bentuk penyembahan theisme, yang
mempercayai dan menyembah Tuhan Allah sebagai pribadi. Pribadi Tuhan Allah
menyatakan diri dalam kehidupan manusia. Pribadi Tuhan Allah yang dimaksud
dengan bukan dalam bentuk zat (thing) atau material.
Dalam kitab Yohanes 4 : 24 ditegaskan bahwa: Allah itu Roh, dan barang siapa
menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran. berarti : pribadi
Tuhan Allah yang disembah menurut iman Kristen adalah pribadi Roh.
Bagaimana kita berhubungan dengan Roh itu ?
Jika kita berhubungan dengan Allah Roh, maka kita harus menggunakan lapisan diri
kita-yang paling dalam yaitu hati atau roh kita. Menurut teori kepribadian,
keberadaan manusia terdiri dari empat lapisan, yaitu:
- Lapisan jasmani : berhubungan dengan material

- Lapisan perasaan berhubungan dengan sikap, emosi, semangat

- Lapisan pikiran berhubungan dengan konsep teorisan hati-roh

bahagian diri kita yang kita pakai didalam berhubungan dengan hal-hal gaib, roh.
Hati atau roh kitalah yang kita gunakan dalam berhubungan dengan Allah
Roh. Jika seseorang belum menggunakan hati atau rohnya untuk berhubungan dengan
Allah, maka dia tidak akan bertemu.
Menurut Alkitab dapat kita baca bahwa orang-orang percaya dapat
berhubungan dengan pribadi Allah Roh itu, hannyalah dengan pernyataan Allah
sendiri. Allah yang lebih dahulu menyatakan diri dan memperkenalkan diriNya
kepada manusia.
Misalnya :
- Allah Menyatakan diri Kepada Adam. (Kej. 1 : 29)
- Allah menyatakan diri kepada Abraham (Kej. 12:1)
- Allah menyatakan diri pada Musa (Kel. 3 : 6)
Dari beberapa contoh diatas, dijelaskan bahwa Allah Roh itu dapat dialami
oleh manusia hanya melalui pernyataan Allah sendiri. Keberadaan Allah Roh itu
adalah bebas, artinya: Hakekat dan keberadaanNya tidak dapat dibatasi oleh pikiran
dan kemauan manusia. Hal ini sudah dinyatakan kepada Musa, dalam Kelurahan 3:
14 Firman Allah kepada Musa; Aku adalah Aku, lagi FirmanNya : Beginilah kau
katakan kepada Israel, Akulah Aku, telah mengutus aku kepadamu

2. Fungsi Tuhan Allah


Kita sudah membahas di depan, Atheisme berpendapat bahwa tidak ada Allah.
Tidak ada fungsi Allah dalam kehidupan. Manusialah pusat segala kegiatan, Allah
sudah mati, Allah itu hanya ciptaan manusia.
Tetapi iman Kristen berkata : Tuhan Allah adalah Pencipta segala-galanya.
Tuhan Allah adalah pemelihara kehidupan. Tuhan Allah adalahPelindung
Kehidupan Tuhan Allah adalah Penghukum Kehidupan. Tuhan Allah
adalah Pembebas Kehidupan.
Pemazmur Salomo dengan indah menggambarkan fungsi Allah dalam
kehidupan sebagai berikut : Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah
usaha orang membangunnya. Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah
pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah orang dengan jerih payahnya, sebab Ia memberikan
kepada yang dicintai pada waktu tidur. (Mazmur 127 : 1-5).
Dari keseluruhan refreksi pemazmur ini dapat diambil kesimpulan bahwa
Allah berfungsi sebagai pemberi jaminan kehidupan dan kebahagiaan bagi setiap
orang yang percaya kepadaNya. Manusia memang harus berusaha dalam kehidupan
tetapi kuasa dan anugerah Allah yang memberi kebahaggiaan sejati.

3. Mengenal Allah di dalam Yesus Kristus


Memahami keberadaan dan fungsi Allah menurut iman Kristen harus mengacu
pada sumber ajaran Kristiani yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
Apabila kita membaca Kitab Perjanjian Lama maka kita mengetahui keberadaan
Allah itu adalah Allah yang jauh (Deus Transendensius).
Tetapi dalam Kitab Perjanjian Baru, Allah jauh itu sudah menjadi Allah yang
dekat, Allah yang berada di tengah-tengah kita (Deus Immanensius) Allah beserta
kita.(Matius 1 : 2. Esensi keberadaan Allah adalah Firman yang sudah ada pada
mulanya. KeberadaanNya kemudian menjadi manusia, dan telah berada di tengah-
tengah manusia. Allah telah berfungsi dan berelasi dengan kehidupan manusia yaitu
dengan perwujudan kemuliaan, kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:1-2,14).
Yesus Kristuslah wujud Allah yang telah menjadi manusia. Keberadaan Allah
yang tidak terbatas dapat dilihat dan dimengerti hanya di dalam Yesus Kristus. Yesus
sendiri sudah mengatakan bahwa Dialah yang menyatakan nama Allah kepada semua
orang. (Yohanes 17 : 6).
Malahan kepada murid-muridnya, Yesus menegaskan bahwa Dialah jalan dan
kebenaran dan hidup; tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak
melalui Dia (Yesus). Siapa yang telah mengenal Yesus maka dia telah mengenal Allah
Bapa. (Yohanes 14 : 6-7). Yesus berkata; Barangsiapa yang telah melihat aku, ia
telah melihat Bapa. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. (Yohanes 14 : 9-10).
BAB - II

M AN U S I A
I. Latar Belakang Masalah
1. Konsep kita tentang manusia akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan-
tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa sering terjadi perbedaan-
perbedan sikap, perilaku dalam kehidupan sehari-hari, itu selalu ada hubungannya
dengan pemahaman tentang siapa dan bagaimana dia. Pemahaman tentang hakekat
manusia menjadi landasan sikap hidup seseorang dalam berperilaku dan bertindak.
Misalnya : seorang penganut paham materialisme yang berpikir bahwa manusia itu
adalah berasal dari materi dan hidup karena materi maka dia akan selalu bersikap
mengutamakan materi, kemudian perilaku dan tindakan-tindakannya cenderung
materialistis.
2. Mahasiswa yang diperhadapkan dengan berbagai konsep sekuler tentang siapa dan
bagaimanakah manusia itu, perlu meninjau kembali permahamannya tentang siapakah
dirinya; dan bagaimanakah dia seharusnya menurut iman Kristen.
3. Pembahasan topik manusia ini sangat penting dan urgen dalam kehidupan modern
sehingga, mahasiswa dapat memperbaharui komitmennya untuk hidup lebih kristiani
lagi.

II. KAJIAN MATERI

A. Hakekat Manusia
Membicarakan hakekat manusia sama dengan mempertanyakan apa, siapa dan
bagaimana manusia itu. Hal manusia menjadi salah satu pokok penting dalam
memahami arti kehidupannya itu, disamping tentang Allah dan tentang dunia.
Terjadinya perbedaan sikap dan perbuatan dalam kehidupan, berdasar pada
perbedaan pemahaman tentang manusia juga. Sebelum kita membahas hakekat
manusia menurut Iman Kristen, terlebih dahulu pandangan-pandangan non Kristen
dibicarakan. Pandangan-pangdangan ini menjadi bandingan bagi kita untuk
memahami iman Kristen lebih dalam.
1. Manusia menurut filsafat sekuler
Beberapa aliran filsafat sekuler yang diketengahkan ialah : Materialisme, Atheisme,
dan Komunisme.
a) Menurut Matelialisme : manusia pada hakekatnya adalah materi ; inti ajaran
materialisme ialah; bahwa segala sesuatu berasal dari materi, oleh materi dan untuk
materi. Manusia itu tidak lebih dari apa yang dimakannya. Kuburan adalah akhir
kehidupan manusia. Nilai manusia diukur dengan nilai materinya. Sadar atau tidak
sadar sesungguhnya pandangan ini justru merendahkan hakekat manusia itu sendiri
b) Aliran Atheisme sebaliknya mengangkat hakekat manusia sama dengan ilah.
Ludwig Feurbach (1804-1972) mengatakan : Manusia adalah awal, pertengahan dan
akhir dari pada religi. Setiap bagian ajaran agama adalah usaha untuk mengobjekkan
sesuatu keinginan manusia, termasuk Allah; bagi Atheisme Allah itu sesungguhnya
keinginan manusia itu sendiri. Inilah yang disebut Theori Proyeksi.
Menurut teori ini, Allah dan ilah-ilah dianggap sebagai keinginan-keinginan hati
manusia yang diproyeksikan pada layar alam sementara.
Verkuyl memberii komentar tentang teori ini:
Sebenarnya teori ini mencoba menurunkan Allah dari TahtaNya, lalu mendewakan
manusia dan mengangkat manusia ke atas tahta sebagai gantiNya.
Menuut Feurbach Allah identik dengan manusia dan kemudian ia membuat
manusia itu menjadi suatu Allah
c) Ajaran Komunisme, menitikberatkan hakekat manusia pada kepentingan sosial
ekonomi. Hakekat hidup manusia ialah kerja. Dan seluruh kerja manusia diarahkan
pada produksi yang bersifat ekonomi. Segala sesuatu yang tidak bernilai ekonomi
tidak layak hidup.
2. Manusia menurut agama-agama Non Kristen
a) Agama Primitif (Agama Suku)
Menurut agama primitif secara umum, bahwa manusia dan dunia dipandang
dalam suatu kesatuan yang utuh (totalisme). Manusia dan sukunya dianggap sebagai
dunia kecil (mikro kosmos) sedangkan alam semesta dianggap sebagai dunia besar
(makro kosmos). Manusia primitif melihat dunia bukan sebagai objek, melainkan
memandang dirinya sebagai salah satu subjek dari banyak subjek yang membentuk
dunia ini, artinya manusia itu dipandang sebagai bagian dari dunia.
Menurut konsep totalisme primitive, hubungan manusia sebagai mikro kosmos
bukan seperti hubungan subjek dengan objek, melainkan sebagai hubungan sesama
subjek. Yang perlu dipelihara dalam hubungan sesama subjek itu ialah agar
terpelihara ketertiban dan keseimbangan kosmos. Jika terjadi suatu bencana, bahaya,
hama atau peristiwa-peristiwa yang tidak diingini, maka hal itu adalah disebabkan
karena adanya gangguan terhadap tata tertib kosmos.
Manusia menurut agama primitive, bertanggung jawab kepada alam, dengan
cara ikut memelihara ketertiban dan keharmonisan dalam alam. Di pihak lain juga,
orang primitif memandang dunia ini penuh dengan daya-daya gaib (Dinamisme);
adanya roh-roh yang mendiami tempat-tempat tertentu, (Animisme)
Manusia dapat memperoleh dan berhubungan dengan daya-daya gaib dab roh-
roh itu, kemudian dapat juga mempergunakan daya-daya gaib itu untuk
kepentingannya.
Disatu pihak manusia primitif takut terhadap daya-daya gaib dan roh-roh itu,
tetapi di pihak lain mereka berusaha menguasai dan mempergunakannya.
Catatan : Manusia primitif tidak bertanggung jawab kepada Allah melainkan kepada
alam semesta.

b) Agama Hindu
Menurut ajaran agama Hindu, manusia itu sendiri dari tiga unsur yakni: Atman.
Jiwa dan Angga. Jika manusia itu diperumpamakan seperti sebuah mobil, maka
Atman adalah penggeraknya, Jiwa adalah pengendalinya dan Angga adalah
kerangkanya. Jiwa dan Angga itu sifatnya fana, hancur pada saat manusia itu mati .
tetapi Atman adalah bagian inti dari manusia, dan sifatnya kekal.
Atman adalah berasal dari Brahman. Brahman ialah yang mutlak dan yang
sempurna. Jika manusia mati maka atmannya pun menjelma pada bentuk-bentuk yang
lain, sesuai dengan karmanya.
Atman itulah yang lahir berulang-ulang (re-inkarnasi). Apabila atman itu telah
bersatu dengan Brahman maka itulah yang disebut suasana Moksa, saat itulah lenyap
segala perbedaan. Manusia itu memperoleh kesempurnaan. Moksa adalah tujuan
hidup.
Status/ keberadaan manusia (atman, jiwa, angga) ditentukan oleh karma
seseorang itu. Apabila karmanya baik maka status keberadaannya semakin tinggi dan
terhormat, tetapi apabila karmanya jelek, maka status keberadaannya semakin rendah.
Karma artinya perbuatan-perbuatan yang dilakukan sesuai dengan darma.
Darma artinya : ajaran-ajaran agama dan hukum-hukum yang terdapat pada kitab
suci.
Catatan : Agama Hindu tidak mengenal Allah sebagai pencipta, tidak mengenal
perbatasan antara Allah dan ciptaan.
c) Agama Budha
Menurut agama Budha, manusia adalah suatu : Nama-Rupa, artinya ia terdiri
dari nama (roh) dan rupa (tubuh). Di dalam kehidupannya psychophysis Nama-
Rupa ini bekerja dengan mempergunakan perasaan, pengertian, kesadaran, assosiasi
dan lain-lain (Skanda).
Tetapi Nama-Rupa yang disebut manusia itu tidak mempunyai kepribadian. Ia
adalah a-natta (tanpa jiwa). Manusia itu bukanlah suatu kenyataan yang tetap.
Segala perkataan dan perbuatan manusia akan binasa. Manusia itu dapat
mengerti bahwa seluruh kehidupan ini adalah sia-sia dan tidak mempunyai kehidupan
sebagai pribadi, hanya dengan cara : memahami dan menuruti Dharma. Jika manusia
itu menuruti Dharma, maka dia akan terlepas dari persangkaan tentang kehidupan
sebagai pribadi. Dharma artinya norma, hukum keadilan, tata tertib semester alam.
Hidup manusia itu menjadi binasa adalah karena nafsu. Selama nafsu (tanha)
masih dimiliki manusia itu maka dia tidak akan sampai kepada kebebasan,
kesempurnaan. Menurut ajaran agama Budha, agar manusia sampai kepada
kesempurnaan (nirwana), maka dia harus menghilangkan hawa nafsu dan egoisme.
d) Agama Islam
Terjadinya manusia menurut ajaran agama Islam dapat diuraikan sebagai
berikut: manusia pertama (Adam) diciptakan langsung dari tanah.Keturunan manusia
pertama diciptakan melalui proses dari saripati air yang hina. Sehingga memperoleh
bentuk yang sempurna .
Sura 32 ayat 7-9 : yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-
baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia
menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian dia
menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya roh ciptaannya dan dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hari ; tetapi kamu sedikit
bersyukur.
Jelas sekali bahwa ajaran Islam menegaskan tentang konsep penciptaan ;
Hakekat manusia adalah berasal dari ciptaan Allah. Hidup menurut Islam bukan
hanya kehidupan duniawi, tetapi berkelanjutan sampai kehidupan akhirat (ukhrawi).
Hidup di dunia adalah sebagai masa bakti. Manusia disebut abdi artinya
hamba. Di tangan Allah, manusia bagaikan suatu alat yang dipergunakan Allah.
Sikap muslim yang tunduk sujud pada saat sholat, adalah menggambarkan posisi
manusia sebagai hamba yang tidak layak berhadapan dengan Allah yang Mahabesar.
Disatu pihak posisi manusia adalah sebagai hamba yang rendah dihadapan
Allah, tetapi dipihak lain amal dan perbuatan manusia (perbuatan baik) akan
diperhitungkan sebagai pahala. Apa yang dipetik di akhirat adalah hasil tanaman di
dunia, amal baik akan berbalas baik, amal, buruk akan berbalas buruk. Menurut Islam
ada lima tahap yang dialami oleh manusia dari awal kejadiannya sampai dengan
tempat akhirnya, yakni:
1. Alam roh : ialah suatu alam yang tidak diberitahukan letaknya dan
susunannya oleh Allah. Seperti dikatakan dalam Quran : Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh, katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit. (Al-Ismo) (S.17:85).
2. Alam Arhaam : ialah alam kandungan dalam rahim ibu. Dialah yang membentuk
kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya (Ali Imran ayat 6).
3. Alam Dunia : yaitu alam yang dialami manusia setelah dia dilahirkan oleh
ibunya.
4. Alam Barzah : yaitu alam diseberang kuburan, setelah manusia
meninggalkan alam fana. Alam ini merupakan awal dari alam akhirat. Alam
barzah disebut juga dengan alam-kubur, ini gaib seperti alam roh.
5. Alam Akhirat : yang disebut juga alam baka. Artinya alam terakhir yang abadi,
tiada berkesudahan. Apa yang diperoleh di akhirat adalah balasan dari apa yang
dilakukan manusia di dunia; Amal baik berbalas baik, amal buruk berbalas buruk.
Satu lagi pandangan Islam yang penting tentang manusia ialah: Bahwa manusia
yang baru lahir adalah suci, bersih dari dosa, tidak mengetahui apa-apa. Surat Al-Nahl
ayat 78 mengatakan : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dengan tidak
mengetahui sesuatu apapun, kemudian Dia jadikan buatmu, pendengaran dan
penglihatan dari hati yang bersyukur kepadaNya
Dalam suatu hadist Nabi Muhammad menjelaskan bahwa pengaruh orangtualah
yang utama meletakkan dasar kepribadian anak itu.

Catatan: Dalam agama Islam, usaha manusia melalui amal yang baik dapat
memperoleh keselamatan. Konsep dosa warisan tidak diterima oleh Islam. Manusia
berdosa ialah karena manusia itu sendiri melanggar hukum Allah, Apabila manusia
tidak melanggar hukum Allah, maka manusia tidak berdosa, itu maka seorang anak
baru lahir dianggap bersih dari dosa, karena seorang bayi belum tahu apa-apa.
3. Hakekat Manusia menurut Iman Kristen
a) Dari manakah sumber kehidupan manusia?
Ahli ilmu Alamiah Dasar berkata bahwa : Sumber kehidupan ialah berasal
dari kehidupan sebelumnya.
Kemudian kalau ditanya lagi : Dari manakah sumber kehidupan yang
pertama? Ahli evolusi biologis menjawab, Dari binatang satu sel. Dan apabila
ditanya lagi : dari mana asal binatang satu sel? maka mereka akan menjawab, hal
itu terjadi secara kebetulan.
Baik Ilmu alamiah dasar, maupun teori evolusi bialogis tidak dapat menjawab
pertanyaan : Dari manakah sumber kehidupan : mereka hanya dapat menguraikan dan
menjelaskan tentang proses terjadinya kehidupan. Termasuk mengenai asal kehidupan
manusia.
Verkuyl mencatat pandangan evolusi biologis tentang manusia. Teori Evolusi-
Biologis menganggap manusia sebagai binatang menyusui yang cerdas, yang
pertumbuhannya berlangsung menurut proses evolusi dari tingkat yang rendah ke
tingkat yang lebih tinggi.
Berarti asal kehidupan manusia itu adalah lanjutan pertumbuhan dari makhluk
yang lebih rendah sebelumnya, yang berkembang secara evolusi-biologisnya, maka
sampailah pada tingkat status manusia yang bijaksana (homo sapiens) atau manusia
sekarang (homo recons).
Menurut Iman Kristen, berdasarkan Alkitab secara tegas dikatakan bahwa asal
kehidupan adalah dari Allah. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala
isinya (kejadian 1 : 1+26-27; Kejadian 2 : 7; Johanes 1 : 3-4).

b) Manusia adalah ciptaan Allah


Dalam kitab Kejadian 1 dan 2 ; secara jelas ditegaskan bahwa manusia itu
bukan berasal dari makhluk hidup yang lebih rendah justru menurut ayat 26-27,
dikatakan : Allah menciptakan manusia itu menurut gambar dan rupa Allah, pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Segala sesuatu yang
diciptakan adalah sangat baik adanya. Manusia sebagai gambar dan rupa Allah
diberikan kebebasan untuk memilih, namun sejalan dengan itu Allah juga
memberikan tanggung jawab kepada manusia, untuk menanti aturan yang ditetapkan.
Lalu Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia : Semua pohon dalam
taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas tetapi pohon pengetahuan tentang
baik dan jahat itu, jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakan
buahnya pasti engkau mati (Kejadian 2:16-17).
Di satu pihak, manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai posisi yang mulia ;
karena dia diciptakan pada akhir penciptaan dengan fungsi tertentu : oleh karena itu
manusia disebut Mahkota ciptaan. Allah memberi wewenang kepadanya untuk
menguasai, mengusahai dan memelihara ciptaan lainnya (Kejadian 1: 26 ; 2 : 15).
Tetapi di pihak lain, sebagai ciptaan Allah, manusia itu adalah rendah dihadapan
Allah. Ciptaan tidak mungkin bermegah dihadapan penciptaannya. Makanya sikap
manusia sebagai ciptaan dihadapan Allah ialah : Bersyukur, bertanggung jawab dan
rendah hati.

B. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABNYA


Sesuai dengan status hakiki manusia sebagai ciptaan Allah, dan gambar Allah,
maka ada beberapa tanggung jawabnya :
1. Manusia mengabdi kepada Allah
Setelah segala sesuatu diciptakan, maka Allah memberikan tugas kepada
manusia yaitu : agar manusia bertambah banyak, memenuhi bumi dan
menaklukkannya (Kejadian 1 : 28). Kemudian Allah menempatkannya di Taman
Eden sebagai pengusaha taman itu dan pemelihara ciptaan lainnya (Kejadian 2 : 15).
Manusia memperoleh tugas dari Allah, berarti manusia harus mengabdi ;
statusnya adalah abdi Allah. Dunia ini menjadi tempat manusia mengabdi terhadap
apa yang ditugaskan Allah. Pelaksanaan tugas ini adalah sebagaian dari tanggung
jawab manusia terhadap Allah.
2. Manusia menguasai dan mengusahai ciptaan lainnya
Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung tentang tugas manusia yang
menguasai, mengusahai dan memelihara ciptaan lainnya. Tetapi perlu dijelaskan lagi
bahwa jikapun manusia memperoleh wewenang untuk menguasai dan mengusahai
ciptaan lainnya, itu tidak berarti manusia diperbolehkan bertindak sewenang-wenang
terdapat ciptaan lainnya. Manusia tidak menjadi imperial terhadap ciptaan lain.
Manusia menguasai dan mengusahai adalah dalam rangka memelihara dan
mengembangkan ciptaan Allah. Seluruh kegiatan dan tindakan penguasaan dan
pengusahaan ciptaan lain adalah merupakan pelaksanaan amanat Tuhan Allah.
Manusia harus selalu mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap ciptaan lain
kepada Allah.

3. Manusia Kristen menjadi garam dan terang didunia


Orang Kristen mendapat dua macam mandat dari Allah, yaitu mandat budaya
dan mandat rohani. Mandat budaya diterima semua manusia secara umum termasuk
orang Kristen, tetapi mandat rohani hanya ditunjukkan kepada orang-orang Kristen.
Mandat budaya diterima manusia pada saat penciptaan, yaitu untuk menguasai,
mengusahai dan memelihara ciptaan lain. Sedangkan mandat rohani diterima oleh
murid-murid Yesus setelah dipanggil dan diutus pergi ke seluruh dunia.
Mandat rohani meliputi tanggung jawab agar menjadi garam dan terang dunia.
Yesus berkata kepada murid-murid atau orang Kristen : Kamu adalah garam dan
terang dunia (Mat.5:13-16).
Kemudian sesudah Yesus bangkit dari mati dan sebelum naik ke surga, Dia
memberi perintah Agung kepada murid-murid : Pergilah, jadikan semua bangsa
muridKu, babtiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarkan
mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu, dan
ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Matius
28:19-20, Markus 16:15). Dalam konteks budaya, orang Kristen mendapat tanggung
jawab yang sama dengan manusia lain. Tetapi dalam konteks kerajaan Allah, orang
Kristen memperoleh tanggung jawab menjadi garam dan terang dunia.
Sebagai garam dan terang dunia orang Kristen berperan memberikan kualitas
dan baik ditengah-tengah dunia. Dan juga berkewajiban menunjukan sesuatu yang
lebih baik kepada dunia, sehingga dunia dapat melihat perbuatan-perbuatan yang
baik dan memuliakan Allah di sorga. Sebagai garam dan terang, orang Kristen tidak
akan menjadi perusak dan penindas kehidupan dunia.

4. Orang Kristen turut menyelamatkan Dunia


Jika seorang Kristen menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah dan juga sebagai
makhluk dunia yang membutuhkan ciptaan lainnya, maka tidak boleh tidak akan
senantiasa memberikan perhatiannya pada masalah dunia.
Masalah-masalah dunia yang sering mengganggu kepentingan dan kebutuhan
manusia antara lain : polusi, erosi, hama, wabah penyakit, perang, diskriminasi,
kemiskinan dan lain-lain. Terjadinya masalah-masalah ini tidak lepas dari pada
tanggung jawab manusia, khususnya orang Kristen.
Manusia sering menjadi penyebab dari kesukaran-kesukarannya sendiri. Demi
mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupannya, manusia terutama orang
Kristen, terpanggil dan bertanggung jawab menyelamatkan dunia sekitarnya. Arti
penyelamatan yang dimaksud ialah suatu perbaikan, penyembuhan, pembebasan dan
pemeliharaan dunia sekitar yang dibutuhkan.
Tindakan penyelamatan ini di satu pihak merupakan pemenuhan kebutuhan
manusia sendiri, tetapi dipihak lain adalah merupakan pertanggungjawaban manusia,
orang Kristen terhadap mandat yang sudah diperoleh dari Allah. Oleh karena itu
orang Kristen harus menyadari bahwa sebagai ciptaan Allah dan sebagai mandataris
Allah mereka mempunyai tanggung jawab kepada Allah ; Dan tanggung jawab itu
diwujudkan sekaligus dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari.
C. MANUSIA DAN CIPTAAN LAIN
1. Hubungan manusia dengan ciptaan lainnya
Di satu pihak manusia mempunyai kedudukan istimewa diantara ciptaan
lainnya. Manusia disebut gambar dan rupa Allah. Manusia diberi wewenang dan
tanggung jawab untukk menguasai, mengusahai dan memelihara ciptaan lainnya,
manusia disebut mahkota ciptaan. Tetapi di pihak lain manusia juga terikat dengan
ciptaan lainnya. Dalam riwayat penciptaan Allah lebih dahulu menciptakan ciptaan
lainnya, baru pada hari terakhir Allah menciptakan manusia.
Mengapa manusia diciptakan setelah ciptaan lainnya? Hal ini dapat dipahami
dari rencana Allah yang bertanggung jawab ; Allah lebih dahulu menyediakan apa
yang dibutuhkan manusia, baru manusia diciptakan.
Allah telah merencanakan bahwa manusia dapat hidup jika didukung oleh
ciptaan lainnya. Memang hidup itu datangnya dari Allah, tetapi hidup itu berlanjut
dengan dukungan ciptaan-ciptaan Allah lainnya. Segera setelah manusia pertama
diciptakan, Allah berfirman kepadanya : Lihatlah aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji itulah akan menjadi makananmu (Kejadian 1 : 29).
Juga dalam sejarah manusia, dalam hubungan dengan Allah. Manusia sering
menggunakan binatang dan tumbuhan (ciptaan lain) untuk memuja Allah. Hak itu
sudah di mulai pada masa Kain dan Habel mempersembahkan hasil tumbuh-
tumbuhanya dan dari hasil ternak-ternaknya( Kejadian 4:3-4)
Yesus sendiri mengakui bahwa roti adalah salah satu sumber kehidupan: ada
tertulis,manusia hidup bukan dari roti saja (Matius 4:4 dikutip dari ulangan 8:3).
Dalam doa Bapa Kami, yang di ajarkan Yesus di katakan : Berikanlah kami pada
hari ini makanan kami secukupnya (Matius,6,11) Istilah makanan secukupnya
disebutArtos (Bahasa Yunani) artinya roti
Kalau disimak lebih mendalam bahwa roti itu adalah hasil olahan dan ciptaan
lainya. Bahan bakunya adalah terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Dengan
demikian jelaslah bahwa manusia itu tidak dapat di lepaskan dari hubunganya yang
prinsipil dengan ciptaan lainya.
2. Manusia bebas dan terikat dengan ciptaan lainnya
Dalam satu uraian tentang hubungan manusia dengan dunia ciptaan lainnya :R.
Oranye pernah menuliskan sebagai berikut : Nisbah antara manusia dan dunia dapat
di lihat dari segi .yaitu: kebebasan dan keperluan, Manusia dengan sikap bebasnya
terhadap ciptaan lain dengan pikiran dan tindakanya. Tetapi di pihak lain manusia
terikat kepada cipataan lain.
Orang Kristen telah memperoleh keselamatan dan kuasa dari Allah . maka di
satu pihak dia bersikap bebas terhadap dunia dan ciptaan lain, tetapi di pihak lain
orang Kristen merasa terikat dengan ciptaan lain, karena ciptaan lain merupakan
keperluan dan kebutuhan hidup dalam dunia(L. Oranye : menyebut dengan istilah
keperluan , tetapi adalah lebih tepat di katakan dengan istilah kebutuhan).
L. Oranye mengatakan lagi bahwa : manusia tak pernah dapat dilepaskan
dari dunia, Yesus sendiri berkata tentang murid-muridnya,Aku tidak meminta
supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya engkau melindunginya
(mereka) dari yang jahat. (Johannes 17:15).
3. Manusia bertanggung jawab melestarikan lingkungan hidup
Istilah keutuhan ciptaan diartikan kelestarian hidup : ciptaan yang utuh
maksudnya adalah sama dengan lingkungan hidup yang lestari Arti lestari lebih
menekankan kesinambungan ciptaan dan lingkungan hidup : melestarikan lingkungan
hidup berarti menjaga dan memelihara kesinambungan ciptaan agar tidak menggangu
lingkungan hidup manusia itu sendiri.

a) Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup yang dimaksud ialah meliputi alam sekitar ciptaan lain dan
manusia lain, dan secara khusus lapisan kuasa (pemerintah yang berkuasa serta
budaya). Dengan kata lain, bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari, dimana manusia itu harus berhubungan dengan itulah yang disebut
lingkungan hidup.
Lingkungan hidup yang fisik dan non fisik, kehidupan manusia tidak hanya
berhubungan dengan hal-hal fisik saja, atau materi, tetapi dengan kekuasaan, dengan
budaya dan perilaku juga manusia harus berhubungan.
Lingkungan alam sekitar : yang dimaksud meliputi unsur-unsur hidup, yakni:
air, udara, tanah, api (panas). Unsur-unsur inilah yang paling mendukung kehidupan
manusia. Manusia tidak bisa lepas dari unsur-unsur ini dalam kehidupan sehari-hari.
Jika terjadi masalah pada air, udara, tanah dan api maka sekaligus menjadi
masalah bagi kehidupan manusia. Manusia bernafas dari udara, sebagian besar zat
tubuh manusia didukung oleh air, dan selain manusia hidup diatas tanah sumber
makanan yang dibutuhkan setiap hari adalah tumbuh dari tanah. Manusia juga hidup
dengan suhu panas yang dibutuhkan.
Lingkungan ciptaan lain : yang dimaksudkan ciptaan lain ialah binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Ciptaan lain ini pun tidak mungkin lepas dari kehidupan sehari-
hari manusia. (Hal ini sudah diuraikan pada nomor sebelumnya). Manusia terikat dan
butuh dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Lingkungan manusia lain (sesama) : manusia lain bukan saja orang orang
seiman, tetapi juga orang-orang yang tidak seiman , bukan hannya orang-orang
dewasa, melainkan orang-orang yang masih kanak-kanak pun adalah manusia
(sesama).
Semua lapisan dalam masyarakat adalah sesama. Manusia adalah makluk sosial,
maka secara sosiologis manusia harus berhadapan dan berhubungan dengan lapisan
lapisan tersebut.
Bagaimanapun, kehidupan manusia akan banyak di pengaruhi oleh lapisan
sosial yang bermacam-macam itu. Dan sejalan dengan itu manusia berhadapan
dengan kebudayaan serta perilaku sesama manusia yang lain.
Lingkungan kuasa, bagaimanapun manusia dalm kehidupan sehari-hari selalu
berhadapan dengan struktur, apakah itu struktur dalam keluarga: Ayah, Ibu, Kakak,
Abang, Kakek dan lain sebagainya. Struktur dalam masyarakat misalnya : Kepala
Desa, Lurah, Penegak Hukum, Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, dan struktur dalam
lapisan kerja ; misalnya : Direktur, Kepala Kantor, Bos, Pimpinan Proyek dan
sebagainya.
Semua struktur dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari kuasa. Kuasa itu
berguna dalam mengatur kehidupan bersama manusia. Pemerintah dan lapisan kuasa
merupakan bagian kebutuhan dan kewajiban manusia dalam kehidupan sehari-hari.
b) Sikap Kristen Terhadap Kelestarian Hidup
Ada dua sikap Kristen terhadap kelestarian lingkungan hidup, yaitu:
1. Kelestarian lingkungan hidup adalah kebutuhan manusia, dan melestarikan
lingkungan hidup adalah kewajiban manusia.
2. Kelestarian lingkungan hidup adalah kebutuhan manusia, memberi arti bahwa
manusia adalah bahagian dari lingkungan hidup itu. Menurut pemahaman Kristen
bahwa manusia ini pada azasinya selalu membutuhkan keharmonisan dengan
lingkungannya. Taman Eden sebagai profil lingkungan hidup yang harmonis,
seimbang, selaras, dan serasi, memberi gambaran tentang lingkungan hidup yang
dibutuhkan manusia.
Allah sendiri yang menciptakan lingkungan hidup yang harmonis itu bagi
manusia. Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik
(Kejadian 1 : 31). Melestarikan lingkungan hidup sebagai kewajiban didasarkan
pada Firman Allah kepada manusia, yaitu: agar manusia, ,menguasai dan memelihara
taman Eden (Kejadian 2 : 15). Manusia yang bertanggung jawab kepada Allah ialah
manusia yang patuh dan taat kepada FirmanNya.
c) Tindakan-tindakan Yang Dapat Dilakukan Dalam Rangka Melestarikan
Lingkungan Hidup
Tindakan-tindakan Kristen yang dapat dilakukan dalam rangka melestarikan
lingkungan hidup, erat hubungannya dengan Tritugas panggilan Kristen, yaitu :
melayani, bersaksi dan bersekutu.
Melayani Lingkungan Hidup ialah menyediakan diri untuk menyediakan diri untuk
membantu, menolong, mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan
hidup. Dalam Markus 10:45 ditegaskan bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani.
Maka orang Kristen juga terpanggil untuk melayani dunia lingkungannya.
Orang Kristen terpanggil memberi perhatian terhadap masalah kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup.
Misalnya : adalah sangat indah bila orang Kristen turut secara spontan dan
langsung dalam program-program penghijauan, perbaikan air minum di desa-desa,
turut ambil bagian dalam gotong royong, jika terjadi bencana alam banjir, dan lain-
lain. Tindakan dan aktifitas orang Kristen yang demikian menjadi pertanda bahwa
orang Kristen turut melayani kepentingan lingkungan hidup.
Bersaksi dalam lingkungan hidup dalam arti yang meluas meliputi tindakan
menyuarakan, membela dan mempertahankan sesuatu di tengah-tengah masyarakat
dengan tujuan menjadi kesinambungan sesuatu dalam lingkungan hidup.
Orang Kristen terpanggil untuk menyuarakan, membela dan mempertahankan
segala sesuatu yang bermakna kelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup.Yesus
berkata pada pesan AgungNya : Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman,(Matius28:20).
Dengan demikian orang Kristen berkedudukan aktif dalam masalah-masalah
lingkungan hidup. Sikap orang Kristen yang tidak mau tahu dan no comment
terhadap masalah lingkungan hidup adalah cenderung pada sikap yang egoistis dan
masa bodoh. Dengan tindakan nyata orang Kristen terpanggil menjadi motivator
kelestarian lingkungan hidup.
Misalnya dengan buah-buah pikiran terhadap pemerintah tentang kelestarian
lingkungan hidup, dan juga turut menyampaikan serta menterjemahkan program-
program kelestarian lingkungan hidup di tengah-tengah masyarakat. Orang Kristen
harus bersaksi bahwa melestarikan lingkungan hidup adalah sebagian dari mematuhi
perintah Allah.
Bersekutu dalam lingkungan Hidup
Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia adalah makluk sosisl dan makluk
lingkungan, berarti manusia di dalam hidupnya selalu membutuhkan yang lain itu
bukan hanya sesama manusia, tetapi juga ciptaan lain, Ingat, Allah menciptakan
makluk lain bersama manusia.
Orang Kristen pun, sebagai manusia pada hakekatnya selalu membutuhkan
kehidupan bersama dengan lingkunganya. Bersekutu dalam lingkungan hidup berarti
mampu dan bersedia hidup bersama dengan lingkunganya. Dengan kata lain, tidak
hidup secara menyendiri atau bersikap apriori terhadap lingkunganya. Dengan sikap
ini orang Kristen menunjukkan kesadaran bahwa orang Kristen menpunyai hubungan
dan kepentingan yang hakiki dengan lingkungan.
Yesus menegaskan bahwa muridnya tidak dipisahkan dari dunia (Yoh. 17: 15-
17). Murid-murid menjadi garam dan terang dunia (Matius 5: 13-16). Tentu sebagai
garam dan terang tidak mungkin terpisah dari dunia yang digarami dan diterangi.
Orang Kirsten sebagai garam dan terang dalam lingkungan haruslah bersekutu dengan
kehidupa bersama dunia.
Bersekutu dalam lingkungan berarti memlihara hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang dengan lingkungannya, karena itu merupakan tanggung jawab dan
kebutuhan orang Kristen juga. Dari kerangka Tri Tugas panggilan orang Kristen
dalam lingkungan dapat dipahami dan disadari bahwa orang Kristen adalah bagian
yang integral dalam lingkungan hidupnya.
Panggilan tidak sekedar tugas, melainkan juga sebagai keharusan untuk dapat
memperoleh kehidupan yang wajar ; baik dengan unsur alam sekitar, dengan ciptaan
lain, atau dengan sesama manusia lain termasuk dengan unsur kekuasaan dan
kebudayaan yang ada. Kemampuan dan kesediaan untuk melayani, bersaksi dan
bersekutu dengan lingkungan hendaknya dipelihara dan ditingkatkan untuk
mewujudkan kehidupan yang normal dan bahagia.
4. Peka dan Tanggap terhadap tanda-tanda zaman
Satu lagi tanggung jawab yang dapat diperlihatkan orang Kristen terhadap
lingkungan dan keutuhan ciptaan ialah peka dan tanggap terhadap segala tanda-tanda
zaman. Waspadailah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu. Kata Yesus
(Matius 24:4).
Yesus memberitahukan tanda-tanda zaman antara lain : kekacauan, perang,
kelaparan, gempa bumi, penipuan, penyiksaan, pembunuhan, pemalsuan,
kedurhakaan, dan kasih menjadi dingin (Matius 24 : 1-14).
Kejadian-kejadian diatas sudah berlangsung pada masa dulu dan juga pada kini.
Hal itu mengingatkan orang-orang percaya akan penderitaan dan cobaan kehidupan.
Tanda-tanda diatas mengajak orang-orang percaya untuk peka dan tanggap.
Bagaimanapun kejadian-kejadian seperti itu menyangkut kehidupan lingkungan
dan keutuhan ciptaan. Sebagai orang Kristen adalah wajar bertanya, mengapa terjadi
kekacauan, perang, kelaparan, gempa, pembunuhan, kepalsuan dan lain-lain? Siapa
yang bertanggung jawab? Dan bagaimana menghadapinya?
Tanpa mengabaikan aspek theologis, adalah wajar bertanya secara logika. Apa
hubungan sebab akibat terjadinya hal-hal tersebut diatas? Bukankah terjadinya tanda-
tanda seperti itu disebabkan faktor manusia? Bukankah manusia yang menciptakan
perang? Bukankah manusia yang mencemarkan udara, air, tanah, dan api serta
kebudayaan lainnya? Bukankah manusia yang menggundulkan hutan secara
semberono dan serakah, maka terjadi banjir, erosi, kelaparan, gempa bumi, dan lain-
lain, sehingga mengganggu kepentingan manusia?
Kepekaan dan ketanggapan orang Kristen terhadap tanda-tanda zaman,
membuat sikap mawas diri, self koreksi. Dan dengan demikian tergeraklah hati untuk
turut bertanggung jawab serta ikut mencegah dan menanggulangi terjadinya kejadian
tersebut diatas.
Dr. TB. Simatupang dalam suatu ceramahnya tentang : Tugas kenabian gereja
dalam pembangunan, menyebutkan bahwa orang Kristen / gereja mempunyai sikap
kreatif, kritis,, realis dan positif terhadap pembangunan. Kreatif berarti orang Kristen
ikut serta dengan pembangunan lingkungannya di segala bidang. Orang Kristen harus
menyadari dirinya turut menentukan laju dan arah pembangunan lingkungannya.
Sedangkan kritis, berarti orang Kristen harus berani memberikan sumbangan
pikiran untuk memperbaiki kesalahan dan membela serta mempertahankan
kebenaran, kemudian ikut mencari jalan keluar, bagaimana memecahkan
permasalahan yang timbul. Sikap seperti diatas membawa orang Kristen kepada
peranan yang aktif dan positif sesuai dengan tugasnya sebagai garam dan terang dunia
(Matius 3 : 13-16).

5. Orang Kristen dengan masalah pencemaran dan bencana alam


Pada bagian terdahulu telah dicoba memahami dan menyadari tanggung jawab
orang Kristen terhadap masalah lingkungan hidup secara umum tetapi pada bagian ini
perlu dibahas secara khusus bagaimana sikap dan tanggung jawab orang Kristen
menghadapi masalah pencemaran dan bencana alam.
Pencemaran dan bencana alam sering menggangu dan menghancurkan
kehidupan manusia. Pencemaran yang dimaksud meliputi udara, air, tanah, dan api.
Pencemaran sering merupakan akibat dari tindakan dari perilaku manusia yang tak
bertanggung jawab. Demikian juga bencana alam, seperti banjir, erosi, hama dan
wabah penyakit orang sering diakibatkan oleh manusia yang kurang pengetahuan,
dan perbuatan manusia yang serakah dan sembrono.
M.T. Zen, seorang sarjana geologi dan geofisika (1981) menegaskan bahwa ada
beberapa tindakan manusia yang mengakibatkan malapetaka terhadap kehidupan
manusia masa berikutnya yaitu: Kalau diteruskan lagi penyebaran lebih banyak
pestisida, material radiaktif, palastik, air selokan dan kotoran industry keperaian, juga
ke udara dan ke tanah-tanah lapang.
M.T. Zen melihat tindakan-tindakan ini akan mengakibatkan pencemaran pada
unsur udara, air dan tanah tempat manusia hidup. Akibat pencemaran ialah peracunan
dan pembinasaan terhadap makhluk tertentu. Dan ini akan menggangu keseimbangan
ekologi dan ekosistem.
Dari data yang diajukan oleh M.T. Zen (1981) bahwa dewasa ini digunakan
setengah juta bahan buatan manusia yang tidak dapat diramalkan sifat-sifat sebagian
bahan tersebut. Dan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran dari bahan-bahan
tersebut dapat mengancam dan menghancurkan tidak kurang dari 280 jenis binatang
menyusui, 350 jenis burung, dan 20.000 jenis tumbuhan.
Di satu pihak manusia membutuhkan peningkatan produktivitas dengan cara-
cara bibit unggul, pemakaian pupuk dan penyemprotan hama dan wabah penyakit
dengan pestisida, serta pencetakan lahan-lahan pertanian : tetapi di pihak lain, dengan
tindakan-tindakan itu manusia telah merangsang timbulnya masalah baru, yaitu hama
yang lebih ganas, penyakit yang sulit disembuhkan, terjadinya banjir, erosi, dan
bencana lainnya. Sehingga makin lama dirasakan prestasi pertumbuhan produktivitas
bukan meningkat melainkan menurun, dan kesejahteraan hidup makin terancam.
Dari kenyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak sama artinya dengan peningkatan kesejahteraan
umat manusia. Hal ini terjadi adalah akibat tidak adanya keseimbangan antara
makhluk hidup.
Faktor utama yang mendapat perhatian ialah : Orang Kristen terpanggil untuk
mencari pemecahan, bagaimana mencegah sikap serakah, egoistis dan emosional
pada manusia. Orang Kristen sendiri bertanggung jawab menghindarkan perbuatan-
perbuatan yang menjurus pada pengrusakan keseimbangan-keseimbangan lingkungan
dan keutuhan ciptaan.
Orang Kristen yang menyadari dirinya bukan hanya penakluk dan penguasa
lingkungan tetapi juga adalah pengusaha dan pemelihara lingkungan hidup (Kejadian
2 : 15 - 16). Orang Kristen adalah abdi-abdi Allah untuk menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan Allah.

III. Pokok Pikiran Kristiani Tentang Materi Kajian


1. Asal kehidupan manusia adalah dari Allah
2. Pada saat diciptakan Allah, manusia itu sangat baik adanya, tetapi setelah berdosa,
manusia menjadi mahluk binasa, mahluk yang rusak.
3. Sejak semula manusia menerima hak dan tanggung jawab dari Allah penciptanya
a. Hak menikmati ciptaan lainnya dan tanggung jawab untuk menguasai, mengusahai,
dan memelihara ciptaan lainnya.
b. Hak untuk memperoleh kasih karunia Allah dan tanggung jawab untuk mengabdi
serta memuliakan Allah dalam hidup sehari-hari.
BAB - III
DOA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Doa itu adalah hubungan atau komunikasi antara manusia dengan Allah yang
tingkatannya bermacam-macam.

Doa itu dapat diumpamakan seperti:

Surat kepada Allah.


Telepon.
Bertemu muka dengan muka.
Bercakap-cakap bersama
Bersekutu sebagai dua sahabat.
Bersekutu sebagai suami-isteri dan tinggal bersama.

Jadi doa dari setiap orang Kristen kepada Allah itu tergantung dari tingkat rohani dan
persekutuannya dengan Allah. Lebih dekat dan lebih erat persekutuannya, doa itu
berarti lebih banyak.

Kita harus memelihara hubungan doa ini jangan sampai putus! Sebab perlu, dipakai
dan dibutuhkan terus menerus.

1Tesalonika 5:17 Tetaplah berdoa dengan tak henti.

Apa saja yang ada dalam hubungan dari manusia ke Allah dan dari Allah ke manusia?

A. DARI PIHAK MANUSIA.

Hubungan dari manusia ke Allah itu terdiri dari antara lain:

I. DOA = MEZBAH = KORBAN.


Baik Mezbah Korban Bakaran, maupun Mezbah Dupa merupakan lambang dari doa.

Doa Habil naik kepada Allah dan diterima sebab ada binatang korban yang
disembelih. Ada darah, ada kematian, ada korban, sebab itu Tuhan berkenan, tanpa
korban tidak ada doa yang betul.

Tanpa korban Kristus tiada hubungan antara manusia dengan Allah 2Kor 5:14.

Tetapi selain Kristus yang menjadi korban, disalib, kita juga harus menjadi korban,
yaitu mau disalib beserta Kristus Gal 2:19-20, harus mau pikul salib Luk 9:23. Kalau
mau mempunyai hubungan doa dengan Allah, harus mau menyangkal diri,
mengorbankan daging, baru hubungan ini dapat terwujud.

Tanpa korban tanpa mau menyalibkan daging, mematikannya, daging akan hidup
(kembali), dan itu berarti pikiran ini akan penuh dengan segala macam perkara daging
dan dunia sehingga tidak akan ada hubungan dengan Tuhan. Lebih-lebih kalau
perbuatan ini sudah penuh dengan dosa-dosa dan menjadi tabiat (daging), tidak
mungkin ada hubungan dengan Tuhan dan doa orang seperti ini kosong, sia-sia,
kering, sebab hubungan dengan Allah putus. Tanpa korban tidak mungkin ada
hubungan dengan Allah.

Yesaya 59:2 Tentang segala kesalahanmu telah mengecek engkau dan Allahmu, dan
oleh sebab dosa-dosamu telah disembunyikannya wajahNya daripada kamu,
sehingga tiada Ia mendengar (KJ).

Tuhan hanya bisa berhubungan baik dengan orang yang selalu mematikan dagingnya,
selalu ada korban. Sebab itu di dalam Mezbah Korban Bakaran selalu ada api yang
menyala terus, yang membakar daging korban.

Imamat 6:13 Api itu harus terus menyala di atas mezbah, ia tidak pernah boleh
padam (K.J).

Juga di atas Mezbah dupa harus selalu ada api yang membakar dupa di atasnya
sehingga selalu ada asap yang berbau harum naik ke atas, ke hadirat Tuhan.

Keluaran 30:8 Dan ketika Harun menyalakan pelita itu pada petang hari, ia harus
membakar dupa di atasnya, suatu pedupaan yang tidak pernah henti di hadapan
Tuhan sepanjang generasi-generasimu (KJ).

Ibrahim, Ayub, dan lain-lain adalah orang-orang yang terkenal setia dan tekun dengan
mezbahnya, sebab itu hubungannya dengan Tuhan erat dan mesra sepanjang waktu.
Kelepasan dari dosa dikerjakan Tuhan Yesus di atas Golgota untuk kita. Oleh
penebusan Anak domba di atas kayu salib kita sudah bebas, sudah menang, sudah
lepas dari segala dosa.

Dengan iman kita menerima ini dan sebagai akibatnyadaging dimatikan, ini sakit,
ini namanya Salib, ini korban. Kalau kita mau menerimanya maka kemenangan yang
sudah kita terima itu menjadi kenyataan. Tuhan memberi kita kemenangan dan
dengan iman kita harus mau mengorbankan daging kita, dengan iman kita pasti
sanggup, asal percaya dan mau sebab dosa kita sudah dibayar lunas.

Sama seperti di restoran, makanan sudah dibayar lunas oleh Tuhan Yesus, kita
tinggal menyantapnya, memasukkan ke dalam mulut kita, itu sedap.

Begitu juga kelepasan dari dosa itu sudah dibayar lunas oleh Tuhan Yesus dan kita
tinggal makan = pikul salib dan itu sedap! Salib itu sedap.

Orang-orang yang percaya yakin dan sanggup memikul sengsara (sakitnya) Salib
dan mereka juga merasakan sedap dan indahnya kesucian Tuhan.

Pilipi 4:13 Segala sesuatu aku cakap menanggung di dalam Dia yang menguatkan
aku (TL).

Matius 10:28-30 Janganlah kamu takut akan orang yang membunuh tubuh, dan yang
tiada berkuasa membunuh jiwa; tetapi yang terutama sekali hendaklah kamu takuti
Dia, yang berkuasa membinasakan baik tubuh atau jiwa di dalam neraka. Bukankah
burung pipit dijual orang dua ekor seduit? Tetapi seekor pun tiada jatuh ke tanah,
jikalau tiada dengan kehendak Bapamu. Maka rambut di atas kepalamu juga
semuanya sudah terhitung.

Orang-orang yang tidak percaya, waktu melihat dan merasakan sakitnya salib
merasa tidak sanggup. Mereka tidak punya iman dan tidak merasakan kesucian yang
indah dan manis itu.

Mereka hanya tahu salib itu sakit, tetapi tidak tahu dan tidak merasakan manisnya
kesucian Allah yang indah itu.

Jadi kita sendiri juga harus mau dimatikan dari segala perkara-perkara daging, dari
segala keinginan-keinganan dosa, maka baru kuasa Kristus dari salib bisa bekerja
nyata dalam hidup kita dan itu sedap dan manis.
Kalau ada korban, ada kematian daging, kita tetap hidup dalam kesucian, doa kita
membuat hubungan yang baik dengan Allah.

Doa orang benar itu merupakan hubungan yang baik dan erat dengan Allah, itu besar
khasiatnya.

Yakobus 5:16b Adapun doa orang benar, dengan bersungguh-sungguh hati itu besar
khasiatnya.

Tanpa korban, hubungan akan putus dan dengan sendirinya doanya akan berhenti.
Orang-orang yang tidak mau pikul salib, doanya akan berhenti atau hanya ada doa-
doa yang salah dan sia-sia seperti doa orang Parisi Mat 6:5; 23:5, Luk 18:11.

Kalau kita ingin memiliki doa yang hidup, yang berjalan terus, yang erat dengan
Allah, kita harus hidup dalam kebenaran dan untuk itu bersedia mematikan daging
terus-menerus sepanjang hari, setiap hari Rom 8:35-36.

Doa adalah mezbah yaitu korban!

II. IMAN DAN SYUKUR

Doa harus dengan iman.

Tanpa iman doa itu menjadi sia-sia, seperti menghamburkan kata-kata di udara.
Orang yang datang kepada Tuhan, mau berhubungan dengan Dia harus punya iman,
yakin akan Allah dan FirmanNya.

Ibrani 11:6 Tetapi tanpa itu mustahil memperkenankan Dia: Karena dia yang datang
kepada Allah harus percaya bahwa Dia ada, dan bahwa Dia pemberi pahala kepada
mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia (KJ).

Kita harus percaya akan Firman Tuhan dan janji-janjiNya. Kita membuat hubungan
dengan Allah hanya mungkin berdasar FirmanNya yaitu:

1. Kita percaya akan Tuhan Yesus dan kita menjadi anak Allah berdasar percaya
kepadaNya (Yoh 1:12).

2. Kita percaya akan penebusan Tuhan Yesus sehingga kita bisa hidup suci di
hadapan Allah dan bersekutu dengan Dia.

3. Kita percaya bahwa Firman Tuhan itu pasti jadi sebab itu kita datang menghadap
Tuhan berkata-kata atau mohon sesuatu berdasar janji yang tertulis dalam Firman
Tuhan
4. Kita percaya bahwa Allah yang mencintai kita, baik, maha kasih, maha murah
berdasar FirmanNya.

5. Dan seterusnya, seluruh hubungan kita dengan Tuhan didasarkan atas percaya,
baru sesudah percaya kita mendapatkan kenyataannya (Yoh 20:29).

Salah satu tanda orang yang percaya, yang mempunyai iman ialah ada tindakan
imannya.

Yakobus 2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau sekarang, bahwa iman tanpa
perbuatan adalah iman yang kosong?

Tetapi maukah engkau mengetahui, hai orang yang sia-sia bahwa iman tanpa
perbuatan itu mati

Tindakan iman yang berlaku untuk segala macam hal atau segi hidup
ialah bersukacita dan penuh syukur kepada Tuhan sebab Tuhan tidak pernah gagal,
Tuhan maha kasih, Dia ada di atas semuanya.

Orang yang yakin penuh dan percaya tidak akan menangis dan meratap. Mungkin
pada waktu mula-mula menghadapi celaka atau hal-hal yang menyedihkan ia
menangis, tetapi selekasnya imannya timbul, ia menjadi tabah dan penuh syukur
dan masih bisa bersukacita, sebab percaya bahwa Tuhan yang Maha Kuasa dan
penuh kasih pasti menolong anak-anakNya. Karena itu doa yang ada iman itu selalu
naik dengan penuh syukur kepada Tuhan, apalagi segala perkara akan menjadi
kebaikan bagi anak-anak Allah yang mencintai Tuhan (Rom 8:29).

Kita bersyukur dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus kepada Tuhan? Sebab:

a. Tuhan itu baik.

Ia sudah menyelamatkan kita, Ia sudah menolong kita, bahkan tak henti-hentinya.


Kita patut terus bersyukur kepadaNya, seperti satu orang kusta yang sembuh itu,
jangan tidak tahu berterima kasih seperti sembilan orang kusta yang sudah
disembuhkan Tuhan Yesus (Luk 17:16-17).

b. Kita bersyukur kepada Allah di dalam segala perkara, terus menerus.

Efesus 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita.

Juga dalam perkara-perkara yang tidak enak, kita tetap bersyukur sebab kita yakin,
percaya sungguh-sungguh bahwa:

Tuhan tahu.
Tuhan mengijinkannya dan akan mengubahkannya menjadi kebaji-kan bagi
kita yang cinta Allah (Rom 8:28). Ini suatu korban syukur yaitu meskipun
kita menderita (karena kebenaran), kita tetap bersyukur kepada Tuhan,
sebab Tuhan yang baik dan yang Maha kuasa itu akan menggenapkan
FirmanNya

Jadi di dalam segala perkara, dalam segala waktu kita selalu bersyukur memuji-muji
Tuhan, itu menjadi doa dan tanda iman kita kepada Allah.

c. Kita bersyukur untuk semua yang sudah dan yang akan kita terima dari
Tuhan.

Kita yakin bahwa Allah tidak berubah, Ia tetap baik dan tetap Maha kuasa. Ia masih
akan memberkati kita dengan banyak perkara-perkara yang baik, bahkan yang lebih
indah, pasti. Meskipun kita belum mengalaminya tetapi kita sudah percaya dan sudah
bersyukur untuk semua yang akan kita terima. Daud mengerti hal ini, sebab itu ia
berkata dengan yakin bahwa kemurahan dan kebajikan akan mengikuti dia terus di
hari-hari yang akan datang sampai selama-lamanya.

Mazmur 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur
hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Oleh karena itu orang yang percaya akan hal ini dapat terus bersyukur kepada Tuhan
dan ia juga akan menerima dari Tuhan, baik pertolongan, kemurahan dan
kebajikanNya terus menerus dengan limpah! Hidup seperti ini akan indah, sebab
selalu diikuti dengan kemurahan dan kebajikan Tuhan. Berdoalah terus menerus,
dengan selalu bersyukur pada Tuhan, itu amat indah.

III. PERMINTAAN.

Di dalam doa juga ada permintaan kita, yang kita persembahkan


pada Allah. Ini adalah kehendak Tuhan supaya kita menyatakan
segala perkara kepada Dia, juga dengan syukur, puji dan
penyembahan. Ini dapat disampaikan kepada Tuhan dengan kata-
kata maupun langsung lewat pikiran kita, Tuhan mengerti keduanya.

Filipi 4:6 Jangan kamu kuatir akan barang sesuatu hal, melainkan di dalam tiap-
tiap sesuatu biarlah segala kehendakmu dinyatakan kepada Allah dengan doa dan
permintaan serta dengan mengucap syukur.
Orang yang hidup benar di hadapan Allah, tidak akan minta perkara-perkara yang
jahat atau dosa.

Amsal 11:23 Bahwa kehendak orang yang benar itu semata-mata baik, tetapi niat
orang jahat itu percabulan jua.

Orang yang benar, yang menurut FT, permintaannya juga akan dikabulkan oleh
Tuhan.

1Yohanes 3:22 Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya,
karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan
kepadaNya.

Sampaikanlah segala permintaan kita kepadaNya di dalam doa. Ia pasti mendengar


segala doa orang-orang yang berkenan kepadaNya.

Matius 7:7 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Mazmur 65:3 Engkau yang mendengarkan doa. KepadaMulah datang semua yang
hidup

Mintalah kepadaNya, Ia tidak bosan atau jemu, sebab memang tepatlah kalau anak-
anak minta kepada Bapanya sendiri, bukan kepada yang lain.

2Korintus 12:14d Karena bukannya wajib anak-anak menyediakan untuk ibu


bapanya, melainkan ibu bapa untuk anak-anaknya (TL).

Allah itu Bapa kita, Ia mengasihi kita dan menyediakan semuanya bagi kita. Dia
sumberuntuk segala keperluan anak-anakNya.

Yakobus 1:7 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,
datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Mintalah kepadaNya.

Yohanes 16:24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu.
Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu (Yoh 14:13).

IV. SYAFAAT.

Yaitu berdoa untuk kepentingan orang lain/ pekerjaan Tuhan. Tuhan berkenan
akan doa seperti ini, bahkan Tuhan Yesus sendiri menjadi pendoa syafaat bagi kita di
sebelah kanan BapaNya (Rom 8:34).
Ibrani 7:25 Oleh sebab itulah Ia berkuasa juga menyelamatkan dengan
sempurnanya segala orang yang menghampiri Allah oleh sebab Dia, sedangkan Ia
hidup senantiasa memohonkan syafaat karena mereka itu (1Yoh 2:1).

Orang yang rohani pasti suka berdoa syafaat bagi orang-orang di sekitarnya, orang-
orang yang dilayaninya bahkan musuh-musuhnya juga, sebab orang-orang rohani itu
dapat mencintai musuh-musuhnya. Tuhan suka kalau kita limpah dengan kasih
Kristus pada semua orang, istimewa kepada orang-orang yang dibebankan atas kita.

Doa syafaat ini adalah suatu tingkat doa yang tinggi seperti Kristus. Ini suatu
pelayanan yang besar pahalanya, dicari oleh Tuhan di antara umatNya (Yeh 22:30).

Belajarlah berdoa syafaat untuk semua orang yang menjadi beban kita, yang kita
layani, yang ada hubungan dengan kita, juga yang dibebankan Tuhan di atas kita.

Memang orang seperti ini tidak dilihat orang, tetapi Allah melihatnya (Mat 6:6).
Rajinlah berdoa syafaat bagi pekerjaan Tuhan dan semua orang-orang yang Tuhan
bebankan atas kita, maka kita akan mengalami kemenangan-kemenangan dan hasil
yang indah-indah di dalam semua pelayanan.

Dibalik semua pelayanan yang berhasil selalu ada dukungan doa syafaat, sebab
dalam semua pelayanan kita bergumul dengan setan (Efesus 6:12) dan itu baru bisa
dikalahkan kalau kita limpah berdoa sehingga limpah kuasa Allah untuk
menghancurkan segala pekerjaan setan (1Yoh 3:8).

Orang-orang yang rohani itu orang yang tahu berdoa syafaat di dalam doanya, sebab
ia percaya kepada TuhanNya, bergantung sepenuhnya kepadaNya dan mencintai
semua orang di sekitarnya.

V. MEMUJI-MUJI DAN MENYEMBAH TUHAN.

Di dalam doa termasuk memuji-muji Tuhan sebab heran dan hebatlah Dia, misalnya

Daniel 2:19-20 Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu
penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit. Berkatalah Daniel:
Terpujilah nama Allah dari selama- lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari
pada Dialah hikmat dan kekuatan!

Sebab memang Dia itu yang Maha besar, Maha Kuasa dan besar kebaikanNya;
kemurahanNya bagi kita setinggi langit (Mazmur 103:11).

Puji-pujian dan penyembahan kepada Tuhan itu seperti dupa yang harum naik ke
hadapan tahta Allah.
Wahyu 5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk
dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.

Seluruh dunia yang kelihatan dan yang tiada kelihatan semua memuji-muji dan
menyembah Allah (Wah 5:11-14).

Penyembahan yang benar itu naik sampai di hadapan tahta Allah sebagai dupa yang
harum (Wahyu 8:3-4). Jadi dengan penyembahan yang betul {di dalam roh dan
kebenaran (Yoh 4:24)} kita dibawa masuk ke hadapan tahta Allah, masuk di dalam
hadiratNya.

Masuk dalam hadirat Tuhan itu besar artinya, semua berubah menjadi amat
indah! Waktu Yacob masuk ke dalam hadirat Allah {bergumul di Pniel (Kej 32:28)}
ia berubah dari Yacob (= penipu) menjadi Israel (=raja di hadapan Allah dan
manusia, pemenang). Dan ini akan nyata dalam hidup sehari-hari dari orang yang
suka berdoa sampai masuk dalam hadirat Tuhan. Dari hidup yang kalah, hidup
sebagai penipu, jatuh bangun, ia berubah menjadi orang yang penuh dengan kuasa
dan kemenangan; tidak lagi jatuh bangun dalam dosa, tetapi berkemenangan dan terus
tinggal di dalam pengurapan dan hadiratNya. Hidupnya menjadi Israel, bukan lagi
Yakub yang penuh tipu daya dan kegagalan karena memakai kekuatannya sendiri.
Sekarang hidupnya penuh kemenangan dan berubah indah.

Sebab itu orang-orang beriman patut menyembah Allah terus-menerus, istimewa di


dalam Roh dan kebenaran, itu membawa akibat/ hasil yang amat besar. Nyanyian,
puji-pujian yang dipersembahkan dengan segenap hati, dengan pengertian dan
sungguh-sungguh itu nilainya atau harganya sama seperti doa
penyembahan. Sebab itu puji-pujian yang betul itu besar artinya, mempunyai nilai
seperti penyembahan. Gereja-gereja sekarang makin sadar dan dapat merasakan
faedah dan keindahan dari puji-pujian dan penyembahan yang benar. Sebab dengan
puji-pujian dan penyembahan yang benar, Gereja masuk ke dalam hadirat Tuhan
(Maz 22:4) sehingga Gereja dapat mengalami perkara-perkara yang heran (dahulu
sering terdengar orang berkata: . sekarang kami sampai pada bagian yang
terpenting yaitu Firman Tuhan. kata-kata ini sudah jarang terdengar lagi sebab
pujian yang betul itu harganya sama dengan doa!).

Kalau umat Tuhan memuji-muji dan menyembah Allah dengan betul, maka hadirat
Allah akan terasa dan itu membawa banyak perubahan dan kemenangan. Yakub-
Yakub menjadi Israel-Israel.

VI. BERSEKUTU DENGAN TUHAN.

Doa itu suatu persekutuan yang akrab dengan Tuhan. (Juga di dalam FirmanNya ada
persekutuan yang manis). Di sini kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan terus-
menerus, baik kepada Tuhan dan mendengar Dia bahkan memandang wajah
kemuliaanNya.

1 Tawarikh 16:11 Carilah TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!

Banyak kata-kata, kehendak dan perasaan hati kita dapat dinyatakan kepada Tuhan di
dalam doa (Pil 4:6).

Makin erat hubungan kita dengan Tuhan, doa itu makin berarti, makin indah dan
makin menyenangkan, doa itu adalah suatu persekutuan yang akrab antara Allah dan
anak- anakNya. Sebab itu doa yang betul juga menjadi ukuran rohani/ keakraban
kita dengan Tuhan.

Orang yang bersekutu dengan Tuhan = berjalan dengan Allah, berjalan dalam Roh,
itukuncinya di dalam doa terus-menerus (1Tes 5:17), di dalam Roh dan kebenaran
sebab doa itulah hubungan atau persekutuan kita dengan Tuhan.

B. CARA BERDOA

Hubungan dengan Tuhan itu dapat dilakukan dengan segala posisi/ cara, baik waktu
berjalan, bangun, tidur, berlutut dan sebagainya. Tuhan tidak terpengaruh oleh
posisi tubuh kita(tetapi di hadapan orang banyak hendaklah dilakukan dengan
sopan supaya jangan menjadi batu sontohan). Yang penting di hadapan Allah adalah
hidup yang suci (Kis 24:16/ 23:1). Tuhan hanya dapat bersekutu dengan orang-orang
yang hidup di dalam terang (1Yoh 1:5/ 2Kor 6:14-15); Ia tidak dapat bersekutu
dengan orang-orang yang hidup dalam gelap, itu anak-anak iblis (1Yoh 3:10).

Cara-cara berdoa yang berarti di hadapan Allah ialah:

I. Dengan akal.

Ini tidak salah, tetapi terbatas.

1Korintus 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku,
tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji
dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

Kita memang harus berbicara dengan akal bukan hafalan mati, tetapi dengan
pengertian dan dengan segenap hati kita, bukan hanya dari mulut.

Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
padaKu.

Doa ini dapat dengan kata-kata yang kedengaran atau hanya di dalam hati, itu sama
kuatnya.
Lebih baik terdengar, sebab seringkali itu lebih hidup, tetapi tentunya jangan sampai
mengganggu orang. Di dalam doa bersama tentu harus dengan kata- kata yang
terdengar, supaya bisa sehati mengaminkan dan boleh saling menguatkan.

II. Di dalam Roh.

Roma 8:26-27 Demikian juga Roh itupun menolong pada kelemahan kita. Karena
tiada kita tahu akan barang yang hendak kita pohonkan dengan sepatutnya;
melainkan Roh itu sendiri memohonkan karena kita dengan keluh kesah, yang tiada
terkatakan.

Dan Tuhan, yang menyelidiki hati manusia, mengetahui apa maksud Roh itu, sebab
Roh itu memohonkan karena segala orang suci, menurut kehendak Allah.

Orang yang penuh dan mau dipimpin Roh, juga berdoa dipimpin Roh dan itu amat
indah. Keistimewaannya ialah Roh Kudus yang menaikkan doa bagi orang itu, dan ia
hanya mengeluarkan suara bahasa Roh. Ini berdoa dalam bahasa lidah. Tuhan ingin
kita semua berdoa dalam bahasa lidah

1Korintus 14:5a Aku suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah,
(TL).

1Korintus 14:4a Maka orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu
meneguhkan imannya sendiri, (TL).

Bahkan Paulus penuh syukur dan bergembira sebab ia dapat berdoa dalam bahasa
lidah lebih dari banyak orang lainnya.

1Korintus 14:18 Maka mengucap syukurlah aku kepada Allah, sebab aku tahu
berkata-kata dengan karunia lidah, lebih daripada kamu sekalian (TL).

Hasilnya sangat indah sebab sesuai dengan kehendak Allah tanpa salah. Bentuk doa
di dalam Roh itu sama saja dengan doa biasa, ada permintaan, ucapan syukur, syafaat
dan sebagainya tetapi sempurna sebab Roh Kudus yang mengerti kehendak Allah
yang menyusun semua doa itu bagi kita. Sebagian dari kata-kata itu diterjemahkan
oleh Roh Kudus ke dalam pikiran kita sehingga kita dapat mengulanginya dengan
kata-kata kita sendiri dan kata-kata itu tepat dan sangat berarti.

III. Doa sendirian.

Ini perlu! Semua kita harus dapat berdoa sendirian seperti Tuhan Yesus. Misalnya:

Lukas 5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan
berdoa.
Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar.
Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

Ini seringkali menjadi ukuran doa yang sebenarnya. Kalau doa itu karena disuruh,
diperintahkan atau dipaksakan orang, itu masih mungkin ada gunanya, tetapi doa
sendirian itu menunjukkan bahwa orang sendiri itu sungguh-sungguh mau berdoa.
Dan Tuhan senang menerima doa dari orang-orang yang rindu akan Dia. Lebih-lebih
kalau doa itu teratur atau terus-menerus. Setiap orang beriman harus mempunyai doa
pribadi yang baik.

IV. Doa bersama,

Baik di rumah dengan seisi rumah, juga di Gereja. Ini mempunyai arti yang lain. Kita
saling dikuatkan satu sama lain dan kekuatan doa itu bertambah (Mat 18:20). Kita
harus dapat berdoa bersama-sama di Gereja, atau ketika bertemu di mana saja.
Biasanya doa bersama ini terasa sekali saling menguatkan dan itu dikehendaki Tuhan.

Dalam menaikkan satu pokok tertentu dalam doa bersama perlu diperhatikan:

1. Harus dengan kata-kata yang kedengaran dan jelas.

Supaya semua orang dapat:

a. mendengarnya dan mengerti.

b. mengaminkan.

c. mengangkat doa itu kepada Tuhan dengan sehati.

2. Sehati berdoa. Ini berarti

a. Ada persekutuan tubuh Kristus yang betul di antara orang-orang yang berdoa, yaitu
bersekutu dalam kasih Kristus dan dalam kesucianNya (1Yoh 1:7). Jangan ada
pertengkaran dan berpihak-pihak.

b. Sama-sama terbeban untuk hal itu. Kadang-kadang pokok doa itu harus dijelaskan
lebih dahulu untuk membagi-bagikan beban itu!

c. Sama-sama mendoakannya bersama-sama.

Doa bersama untuk satu pokok tertentu itu juga bisa dilakukan dari rumah masing-
masing dan semuanya bertemu di hadapan hadirat Allah.
C. DOA, DARI PIHAK ALLAH.

Allah sangat menikmati doa manusia, sebab Ia sangat rindu berhubungan/ bersekutu
dengan anak-anakNya yang dicintaiNya. Allah begitu cinta kepada manusia sehingga
mengorbankan AnakNya. Ia rindu dan senang mendengar doa anak-anakNya karena
cintaNya. Bahkan ia memberi pahala bagi orang yang mencariNya.

Ibrani 11:6 Jikalau tiada beriman, mustahil diperkenan Allah; karena orang yang
menghampiri Allah itu, wajiblah ia yakin bahwa Allah ada, dan lagi bahwa Ialah
pemberi pahala kepada segala orang yang mencari Dia (TL).

Dari pihak Allah, doa itu berarti:

1. Menerima segala kata-kata, permintaan, puji, sembah dan syukur serta korban
anak-anakNya.

2. Tetapi Allah juga memberikan banyak perkara yang heran lewat doa kepada anak-
anakNya, sehingga pada waktu berdoa kita limpah perkara-perkara yang heran dan
ajaib dari Allah yaitu:

I. Seperti tilpon: Allah memberi kata-kataNya.

II. Seperti orang bertemu: Allah memberi hadirat/ wajahNya.

III. Lebih dari segala perkara ini, Allah memberikan diriNya sendiri kepada kita, Ia
masuk dan tinggal di dalam kita.

HidupNya, pribadiNya itu dimasukkan di dalam hidup kita.

I. Kata-kata dari Allah.

Kata-kata dari Allah itu sangat besar artinya. Ini menjadi jawaban, kehidupan,
sukses, kuasa dan segala-galanya bagi kita. Kata-kata Allah itu luar biasa. Itu
menjawab segala pertanyaan kita, melepaskan kita dari segala problem dan
menghancurkan segala kuasa Iblis. Ingat seluruh dunia ini diciptakan oleh
Allah hanya dengan kata- kataNya; dari tidak ada apa-apa menjadi ada segala-
galanya.

Ibrani 11:3 Dengan iman kita mengetahui bahwa semesta alam ini sudah jadi oleh
firman Allah, sehingga barang yang kelihatan bukannya dijadikan daripada barang
yang kelihatan (TL).

Firman Tuhan itu berarti segala-galanya, itu sangat besar artinya, itu cukup untuk
segala keperluan kita.

II. Hadirat Allah.

Berdoa itu bukan hanya berarti seperti tilpon (sekalipun ini sudah besar artinya,
sebab sudah dijawab oleh Allah), tetapi bahkan lebih dari itu, hadirat dan wajah Allah
juga datang kepada kita.

Mazmur 22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian
orang Israel.

Mazmur 17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajahMu, dan pada
waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupaMu.

Bukan main! Ini sesuatu yang luar biasa. Allah yang Maha besar itu datang kepada
kita yang hina dan tidak layak ini. Ini terlalu besar, tetapi itu yang diberikan Allah
kepada kita lewat doa. Sebab itu orang-orang yang suka berdoa (dengan betul!) itu
bukan main senangnya, mereka berubah sebab mengalami perkara- perkara yang luar
biasa. Memang Allah sudah mengangkat kita menjadi anak-anakNya (Yoh 1:12) dan
Ia rindu kalau anak-anakNya bisa memandang wajahNya. Perkara-perkara yang lebih
besar terjadi pada waktu kita bertekun berdoa dengan sungguh-sungguh.

III. DiriNya.

Bukan saja Tuhan memberi kata-kata dan wajahNya, Ia memberikan diriNya sendiri,
hidupNya dan keadaanNya kepada kita. Ia tinggal di dalam kita, baik Allah Bapa dan
Allah Anak Yoh 14:21,23 juga Allah Roh tinggal di dalam kita terus menerus Yoh
14:16. Betapa hebat.
Bukan hanya kata-kata atau wajahNya, diriNya sendiri masuk di dalam kita. Bukan
main. Semakin lama kita bersekutu dengan Allah di dalam doa, maka hidup Allah
makin diisikan di dalam hidup kita. PikiranNya, kasihNya, kuasaNya, kemuliaanNya,
semuanya diisikan di dalam kita sedikit demi sedikit. Sebab itu makin lama kita
bersekutu dengan Allah, kita mengalamai perubahan-perubahan yang luar biasa dan
akhirnya kita menjadi seperti Dia (1Yoh 3:2-3).

Kalau Tuhan Yesus belum datang, tetapi orang itu sudah penuh dengan Allah, maka ia
berubah dalam sekejap seperti Henoch dan Elia menjadi sempurna. Sebab itu Tuhan
menyuruh kita berdoa senantiasa terus menerus di dalam Roh, itu lebih kuat lagi,
sehingga hidup Allah terus mengalir dalam diri kita seperti hidup dari pokok mengalir
kepada carang (Yoh 15:1-7).

Sesudah murid-murid berdoa 10 hari terus menerus, mereka berubah luarbiasa.

Mengapa kita tidak mau bertekun di dalam doa? Sebab tidak mengerti.
Sebab tertipu oleh setan yang mengatakan bahwa doa itu bukan apa-apa, tidak
banyak faedahnya. Ini salah, ini tipu setan. Sesungguhnya doa itu adalah aliran hidup
Allah masuk di dalam diri kita; Kalau itu terjadi terus menerus, maka hidup kita juga
akan terus menerus berubah menjadi seperti Dia dan memang ini yang dikehendaki
Allah. Luar biasa.

Belajar bertekun di dalam doa! Kita akan menjadi kuat dan hidup dengan kualitas
seperti Allah sebab Allah itulah kehidupan kita (Yoh 1:4). Tanpa hidup dari Allah, kita
ini lemah, tak kuat, kalah melawan dosa (Mat 26:41). Berdoalah terus-menerus di
dalam Roh dan kebenaran.
Your
text here

Anda mungkin juga menyukai