KONSEP TUHAN
THE
NOTION
THE NOTION OF
GOD
Tuhan adalah maha sempurna tanpa ketergantungan sedikitpun dengan makhluknya. Ia
seolah – olah jauh dari keterjangkauan manusia dan makhluknya. Ia tak pernah
terbayangkan zat dan substansi dirinya. Konsep tentang Tuhan banyak sekali macamnya,
dinamisme, animisme, polytheisme, trinitisme, panteisme, dan monoteisme.
Animisme Kata Animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti roh.
Polytheisme, Politheisme mengatakan bahwa Tuhan atau Dewa itu banyak. Pada
mulanya Dewa-dewa atau Tuhan-tuhan dalam Politheisme mempunyai kedudukan yang
hampir sama.
Keesaan Brahmana Nirguna = Tuhan yang sama sekali tidak punya atribut dan bentuk tertentu dan
Tuhan juga belum terpengaruhi oleh apapun juga
dibedakan
Brahmana Saguna = Yang bersifat maya, tidak memiliki wujud dan rupa tapi sudah aktif dalam memberikan
efek dan pengaruh dalam segala ciptaannya
Dalam keyakinan penganut agama Hindu, manusia tidak mungkin melukis sifat-
sifat Tuhan Yang Maha Esa, karena Ia merupakan perwujudan sepi, suci murni,
kekal abadi, dan tanpa aktivitas.
AGAMA BUDHA
Dan di dalam agama Budha,Konsep ketuhanan dalam agama Buddha lebih
bersifat nonteistik, yakni tidak menekankan keberadaan Tuhan Sang Pencipta atau
tidak bergantung kepada-Nya, tetapi bagaimana mengerjakan sifat buddhisme.
Pencipta agama Buddha sendiri, Sidharta Gautama juga tidak dilukiskan sebagai
Tuhan, tetapi sebagai pembimbing atau guru yang menunjukkan jalan menuju
Nirwana.
Agama Buddha tidak terlalu menekankan peran Tuhan sebagaimana halnya agama-
agama besar lainnya. Bahkan, sejumlah khutbah Sidharta Gautama cenderung
beranggapan penyembahan kepada banyak Tuhan atau Dewa Dewi membebani
kebebasan manusia.
AGAMA ISLAM
Konsep Tuhan dalam islam adalah suatu hal yang dipentingkan oleh setiap umat
muslim, kata “dipentingkan” disini dapat diartikan setiap muslim untuk menyerahkan
diri kepada Tuhan yang Maha Esa.
Tuhan yang Maha Esa yang di maksud dalam agama islam ialah Allah Swt. Hal ini
sudah terbukti dengan tertulis di dalam ayat alquran dan hadits sebagai pedoman hidup
bagi seluruh umat muslim di dunia.
AGAMA KRISTEN
Dalam agama Kristen,Tuhan Kristen diyakini sebagai Tritunggal, yaitu
satu Allah yang ada dalam tiga pribadi: Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh
Kudus. Yesus Kristus dianggap sebagai inkarnasi Allah yang datang ke dunia
untuk menyelamatkan umat manusia.
Berbeda halnya dengan keyakinan para atheis atau materialis yang mengingkari
adanya tuhan. Menurut mereka, alam semesta ini tidak memerlukan tuhan dalam
penciptaannya,mereka berspekulasi bahwa alam ini berproses secara sendiri melalui
persenyawaan antar elemen-elemen yang menghasilkan elemen baru secara otomatis.
Tetapi semua ini di klaim tanpa ada nya dasar
Wujud
di samping itu terdapat titik penolakan dari para mutakallimun atau para ulama
kalam mengenai argumen tersebut. Penolakan para mutakallimun terletak pada
pemahaman mereka seputar benda, yang menurut mereka bisa dibelah hingga tak
terbatas, meski hanya dalam dunia ide saja. Pemahaman ini sekaligus menjadi bukti
Sifat bahwa pengetahuan dan kekuasaan Tuhan tidak
Perbahasan sifat Allah SWT merupakan salah satu topik penting yang terkandung dalam
persoalan Ilahiyyat (ketuhanan). Di samping merupakan salah satu jalan altenatif bagi mengenal
Allah SWT melalui sifat-sifatnya yang Maha Sempurna. Mengenali Allah SWT adalah suatu perkara
yang amat dititik beratkan dalam agama Islam, tanpa mengenal-Nya seseorang itu tidak akan yakin
dan tidak mungkin akan mentaati-Nya. Umat Islam diwajibkan mengenal Allah SWT terlebih dahulu
atau mengenal Allah SWT melalui sifat-sifat-NyaAllah SWT yang diimani oleh umat Islam dan itu
tidak mungkin dilihat dengan panca indera mereka selama hidup di dunia ini, maka kaedah
mengenal Allah SWT melalui sifatnya telah diperkenalkan sebagai penyelesaian terhadap keperluan
mengenali Allah SWT oleh para ulama Islam. Antara kaedah dan pendekatan itu ialah melalui
pendekatan "Sifat Dua Puluh". (Lathief, 2012)
Zat
Persoalan sifat dan zat Allah adalah salah satu permasalahan yang esensial dan
hangat dalam teologi Islam. Berbagai aliran teologi meyakini bahwa Allah adalah
Dzat Yang Maha-Mendengar (AميعAلسAA(ا, Melihat (يرAلبصAA(ا, Berkuasa (ديرAلقAA( اdan
sifat-sifat yang agung lainnya.oleh Muhammad Abduh memulai pembahasannya
tentang sifat Allah dengan merujuk kepada pendapat Imam Asy‟ari sebagai berikut:
Sifat sifat (Allah) itu tidak boleh dikatakan sebagai Zat dan juga tidak boleh bukan
Zat.
PEMBUKTI
AN
ADANYA
PEMBUKTIAN
ADANYA ALLAH
Bagaimana manusia bisa meyakini keberadaan Allah SWT? Pada dasarnya
SWT
keberadaan Allah merupakan hal yang bersifat naluri atau fitrah. Keberadaan Allah
SWT bisa disaksikan dengan wujudnya bumi serta hamparannya, penciptaan
manusia didunia, serta alam semesta yang luas menghampar.. Akal manusia tidak
mengklaim bahwasanya adanya sesuatu tanpa adanya pencipta.
Ketika kepercayaan telah tumbuh dalam hati kita, maka akan lebih baik jika
kita perkuat kepercayaan kita dengan menanamkan iman kepada Nya. Lalu
bagaimana dengan orang orang yang tidak yakin dengan keberadaan tuhan?
Mereka berfikir bahwasanya dunia ini ada dengan sendirinya karena faktor alam,
bahkan lebih daripada itu diantara mereka ada yang mengaku dirinya adalah tuhan.
Apa yang mereka lakukan semata mata hanyalah sebuah bentuk keangkuhan dan
kesombongan dari dalam diri mereka. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
Diantara ilmu pengetahuan modern yang menunjukan bahwa alam semesta ini bersifat
baru, berasal dari ketiadaan dan akan kembali tiada ini termasuk Hukum Termodinamika 2.
Allah telah mengajak para manusia untuk berfikir akan penciptaan manusia dalam
beberapa ayat dalam Al Qu’an. Seperti dalam Surat Maryam ayat 9 ini, “ Dan tidakkah
manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang
ia tidak ada sama sekali?.” Dalam ayat tersebut Allah SWT mengingatkan kita untuk
berfikir dengan akal sehat kita, bersandarkan kepada hal yang kita ketahui secara naluri.
HUBUNGAN
ALLAH SWT
DENGAN
HUBUNGAN ALLAH
SWT DENGAN
1. Tauhid Rububiyyah
HAMBANYA
Tauhid rububiyyah merupakan bentuk dari dua kata, yaitu tauhid dan rububiyyah. Tauhid
berasal dari bahasa arab yakni dari kata Wahhada - yuwahhidu - tauhiidan yang
berarti mengesakan. Menurut istilah, tauhid berarti menyakini bahwa Allah swt., itu esa dan
tidak ada sekutu bagi-Nya.
2. Tauhid Uluhiyyah
Menurut bahasa, kata uluhiyyah berarti kepercayaan bahwa hanya Allah sembahan yang
benar.
“dengan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah (tauhid
rububiyah), menyebabkan kita harus menyembah dan beribadah hanya kepada Allah
(tauhid uluhiyah).”
Contoh Tauhid Rububiyah