Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA ISLAM

KONSEP KETUHANAN,MANUSIA,DAN ALAM

DOSEN PENGAMPU

FITRIA,S.Pd.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH

NAMA ;

1 AYU NADYA

2.VINA YANTI

NIM

1.06111382328065

2.06111382328067

JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah ini yang mencakup:

 KONSEP KETUHAN,MANUSIA DAN ALAM

Saya mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam mempelajari agama
Islam terutama pada bidang studi pendidikan agama Islam. Dan saya selaku penulis menyadari
masih banyak kekurangan yang ada pada makalah kami ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya pada
Dosen Bidang Studi ini. Demi kesempurnaan dalam membuat makalah pada waktu mendatang.
Untuk itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB 1 ; PENDAHULUAH

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………1


1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………………1
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………………………1

BAB 2 ; PEMBAHASAN

1.1 TUHAN MENURUT AGAMA ………………………………………………………………2

1.2 KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM …………………………………………………….4

1.3 KONSEP ALAM SEMESTA MENURUT AL-QURAN ……………………………….6

BAB 3 ; PENUTUP

1.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………8


1.2 DAFTAR PUSTAK ………………………………………………………………………………9
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang nyata
dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam. Manusia dalam Pandangan Islam adalah makhluk yang
diberikan amanah oleh Allah swt dan wajib ditunaikan. Manusia juga memiliki berbagai
macam karakter, yang dengan karakter tersebut, antara yang satu dengan yang lainnya
menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya. Alam adalah segala sesuatu yang ada atau
yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya.
Menurut Al-Ghazali, alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
alam ghoib dan alam syahadah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian tuhan menurut agama?

2.Apa pengertian konsep manusia dalam islam?

3.Apa pengertian konsep alam semesta menurut al – quran?

1.3 TUJUAN

1.Untuk memahami pengertian tuhan menurut agama

2. Untuk memahami pengertian konsep manusia dalam islam

3.Untuk memahami konsep alam semesta menururut al-quran


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA

Konsep ketuhanan telah dikenal sejak manusia ada di dunia. Dasar dari konsep ketuhanan ini ialah
adanya sesuatu yang maha gaib. Konsep ketuhanan yang paling awal ialah animisme dan dinamisme.
Kedua konsep ini mulai ada sejak zaman manusia purba dan sifatnya sangat sederhana. Segala sesuatu
yang sifatnya gaib dikatikan dengan keberadaan Tuhan. Kemudian, konsep ketuhanan berkembang
seiring terbentuknya struktur masyarakat pada manusia. Konsep Tuhan ikut berkembang dengan
terbentuknya hierarki ketuhanan. Pada masa ini, terbenuklah politeisme yang meyakini bahwa Tuhan
tidak tunggal. Dalam konsep ini, Tuhan memiliki keluarga atau masyarakat seperti pada masyarakat
manusia. Dari politeisme berkembang konsep ketuhanan lain, yaitu henoteisme. Dalam henotesime,
Tuhan diyakini memiliki struktur pemerintahan dengan pemerintah tertinggi oleh Dewa. Perkembangan
selanjutnya dari henoteisme memunculkan monoteisme dengan konsep bahwa Tuhan adalah sesuatu
yang esa

 pada dasarnya konsep tuhan dalam prespektif agama agama menujun satu titik temu bahwa
tuhan merupakan satu dzat yang menjadi tujuan akhir setiap umat manusia yang sangat
berperan vital atau pentingn dalam kehidupan manusia.
 karakteristik yang mendasar yang menbedakan antara konsepsi agama islam dengan agama
lainnya terletak dalam lapangan ekstorisnya( syariat ) yang berisi tentang tata cara ibadah .

1.Sejaran Pemikiran Manusia tentang Tuhan

Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran,
baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan menjadi sempurna.
Teori tersebutmula-mula dikemukakan oleh Max Muler, kemudian oleh FB Taylor, Robertson Smith,dan
Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teorievolusionisme adalah sebagai
berikut :
1. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh
dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda
mempunyai pengaruh manusia, ada yang berpengaruh positif da nada pula yang berpengaruh negative.
Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-bedan seperti mana (Melanesia),
tuah (Melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera
dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak
dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.

2. Animsime

Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitf juga mempercayai adanya roh dalam hidupnya.
Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitive, roh dipercayai
sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu
hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan
senang apabula kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek
negative daro roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Sajian-sajian berdasarkan
petuah dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

3. Politheisme

Kepercayaan dinamisme dan animism lama-lama tidak memberikan kepuasan,karena terlalu banyak
yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain, kemudian disebut dewa. Dewa
mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab
terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, da nada yang membidangi angina, dan lain
sebagainya.

4. Henotheisme

Politheisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendikiawan. Oleh karena itu dari
dewa-dewa yang diakui, diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-
lama kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitive (tertentu). Satu bangsa hanya
mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (ilaah) bangsa
lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henotheisme.

5. Monotheisme
Kepercayaan dalam bentuk henotheisme melangkah menjadi monotheisme. Dalam monotheisme hanya
mengakui adanya satu Tuhan untuk seluruh bangsa. Bentuk monotheisme ditinjau dari filsafat
Ketuhanan terbagi menjadi tiga paham, yaitu deisme, pantheisme, dan theisme.

2. Teori tentang Tuhan

Walaupun kepercayaan manusia tentang Tuhan sudah semakin maju, tetapi masih terdapat pemahaman
yang berlainan menyangkut hubungan antara Tuhan dengan manusia dan alam cipataan-Nya.
Setidaknya ada tiga teori penting yang dibahas disini, yakni deisme, pantheisme, dan theism;

1. Deisme

Deisme beranggapan bahwa Tuhan yang Esa itu, setelah selesai menciptakanalam ini, Ia keluar dari
segala sesuatu yang diciptakan-Nya dan tidak pernah kembalilagi. Artinya ala mini dicipta serba
sempurna dengan segala hukumnya. Kemudian semuanya diserahkan kepada alam dan manusia untuk
menentukan kehidupannya masing-masing. Tuhan tidak ikut campur tangan dalam perbuatan manusia.
Semua yang diperbuat manusia adalah pilihan-pilihan yang diambil olehnya sendiri, dan itu tanggung
jawabnya sendiri. Apakah seseorang itu mau pintar atau tidak, mau kaya atau miskin, mau sukses atau
gagal, semua adalah karena pilihannya sendiri dan bukan lagi karena kuasa Tuhan. Deisme
menenkankan peranan budi dalam agama dan menolak wahyu, mukjizat, dan keterlibatan
penyelenggaraan ilahi dalam alam dan sejarah manusia. Singkatnya Tuhan dalam pandangan Deisme
sangat mekanis dan teknis.

2. Pantheisme

Pantheisme berpendapat bahwa Tuhan setelah menciptakan alam ini, tetap saja tinggal di dalamnya dan
masih mengendalikan semua ciptaan-Nya. Semua kejadian di alam ini tidak satupun yang luput dari
kendali Tuhan. Kejadian alam, perbuatan manusia, pandai atau tidak, beruntung atau celaka, sukses
atau gagal, semuanya adalah ketentuan yang dikendalikan oleh Tuhan. Manusia tak ubahnya seperti
actor dan aktris, tinggal melaksanakan kehidupan sesuai dengan skenario Tuhan. Tuhan sendiri adalah
sutradaranya. Dari namanya, pantheisme (Bahasa Yunani) yang berarti semua adalah Allah, adalah suatu
paham yang menyamakan Allah dengan jagat raya. Pandangan ini begitu memutlakan immanensi ilahi,
sehingga menyamakan Allah dengan dunia. Perbedaan dan kemandirian dunia tidak diakui. Segala
sesuatu adalah Allah.

3. Theisme

Teisme boleh dikatakan sebagai sintesa antara kedua pandangan sebelumnya. Pandangan ini
menyatakan bahwa Tuhan, setelah selesai menciptakan alam ini, kemudian keluar dari daripadanya,
tetapi masih mengontrol seluruh ciptaan. Memang benar bahwa Tuhan memberikan kebebasan kepada
manusia. Namun masih ada hal hal di luar kemampuan sehingga manusia tidak bisa menjangkaunya.
Itulah yang sering diistilahkan dengan persitiwa supranatural atau diluar jangkauan manusia.

2.2 KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajatpaling tinggi di antara ciptaan
yang lain.Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu
khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia
sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan,
kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada
dirinya.Setiap manusia senantiasa akanberusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna
memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.

Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara
keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan
berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang samasama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir
itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan
tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar dirinya. Demikianlah
kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur atau sedang
berada dalam situasi diluar kesadaran. Manusia berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat
ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun. Dari sejarah kehidupan manusia ternyata
tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih
lebih banyak yang tidak menaruh perhatian untuk memikirkannya. Dalam firman Allah surat Ar-Rum
ayat 30 mengandung perintah agar manusia dalam mempergunakan pikirannya selalu dilandaskan pada
iman yang terarah lurus pada agama Allah SWT. Demikian pula dalam berpikir fundamental tentang
hakekat atau wujud dirinya.

1.HAKIKAT MANUSIA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenarbenarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Di kalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa,
dan rahasia. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan kedudukan sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagai khalifah di muka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Maka,
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia atau dalam
pengertian lain bahwa hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Allah SWT.

Berikut adalah hakekat manusia menurut pandangan Islam:

2. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT

Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 yang Artinya : “Sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani menjadi segumpal darah,
menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan
kekuasaan Tuhanmu.”

Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan Allah diluar
alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat
merupakan ciptaan yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya
sendiri.

FUNGSI MANUSIA Berbicara tentang fungsi manusia menurut al-Qur'an, apabila memperhatikan surah
al-Mukminun : ayat 115, dapat ditemukan dalam konteks ayat tersebut, bahwa "manusia adalah
makhluk fungsional dan bertanggungjawab". Artinya manusia berfungsi terhadap diri pribadinya,
berfungsi terhadap masyarakat, berfungsi terhadap lingkungan, dan berfungsi terhadap Allah Sang
Pencipta Manusia. Fungsi manusia dapat dijabarkan sebagai berikut :

. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani,
unsur rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Unsur yang ada pada diri pribadi manusia
merupakan kesatuan, meskipun masingmasing berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang
lain. Unsur "cipta (akal) meliputi pengamatan, ingatan, pikiran dan sebagainya. Unsur rasa terdiri dari
perasaan jasmani meliputi sakit, enak, lapar, kenyang, dan sebagainya. Perasaan rohani meliputi
perasaan keindahan, kesusilaan, keagamaan, sosial, harga diri, dan keilmuan. Unsur karsa terdiri dari
kemauan, cita-cita, keinginan, refleks, instink dan sebagainya Dengan mengetahui unsur tersebut, jika
ingin memahami tingkah laku manusia, harus melihat atau meninjaunya secara total, karena manusia
merupakan suatu kesatuan jiwa dan raganya; tingkah laku atau perbuatannya adalah pencerminan dari
kegiatan jiwa dan raganya. Fungsi manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
unsurunsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap terjaga. Unsur jasmani yang
memerlukan makan-minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan
sebaikbaiknya
2.3 Konsep Alam Semesta Menurut Al-Quran

Penciptaan alam merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. Kenyataan tersebut
membuktikan kemahaluasan ilmu Allah dibandingkan pengetahuan yang kita miliki. Tidak ada
kesulitan bagi Allah untuk mencipta juga menghancurkan alam semesta ini. Ungkapan
kesyukuran atas segala nikmat alam semesta ini dibuktikan dengan sikap bersahabat dengan
alam yang lebih baik. Ayat-ayat kosmologis dalam Al-Qur’an merupakan petanda lain dari fakta
alam semesta. Keduanya saling menjelaskan satu sama lain. Makro-kosmos dan mikrokosmos
merupakan bukti nyata akan belas kasih-Nya terhadap manusia di muka bumi.

1.Hakikat Alam Semesta

Tentang apa hakikat alam semesta menurut Al-Qur’an, dalam beberapa tempat pada surat-surat Al-
Qur’an disingung tentang apa itu alam semesta. Suatu kali AlQur’an menjelaskan bahwa, alam semesta
adalah langit dan bumi.

Al-Qur’an terkadang menunjuk apa itu alam semesta secara lebih abstrak. Misalnya ayat al-Qur’an
menyebutkan, jagad raya ini adalah sebuah massa atau susunan unsur-unsur itu berada dalam
perbentangan. Sehingga alam semesta dalam persfektif Al-Qur’an dapat dipahami sebagai
perbentangan unsurunsur yang saling mempunyai keterkaitan. Sedang jagad raya; dimana alam semesta
yang terbentang ini mempunyai atau mencakup pula hukum-hukum atau sebabsebab alamiahnya. Jadi
pada hakikatnya, alam semesta haruslah dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah SWT, keesaan-
Nya, kebesaran-Nya, kemahakuasan-Nya, dan belas kasih-Nya, sebab alam semesta dan seluruh isinya
serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa keberadaan Allah Yang Maha Esa. Segala sesuatu termasuk
langit dan bumi merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Allah adalah pemilik mutlak dari alam
semesta dan penguasa alam semesta serta pemeliharanya Yang Maha Pengasih sebagai ciptaannya,
alam semesta ini menyerah kepada kehendak Allah dan memuji Allah. Antara alam semesta (makhluk)
dan Allah (khaliq) mempunyai keterikatan erat, dan bahkan meskipun mempunyai hukumnya sendiri,
ciptaan amat bergantung pada pencipta yang tak terhingga dan mutlak.

2.Kesempurnaan di Alam Semesta

Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.” ( QS. Al Mulk, 67: 3 - 4)!

Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang
terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar
pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya ma-singmasing. Terkadang galaksi
yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam
beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang
menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta. Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan
bendabenda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang
angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran
raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet
yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan
kecepatan yang sangat tinggi.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu
penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari
segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang
bernama Allah.Kemudian yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia
adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun
batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin.Allah sebagai wujud
yang tidak terbatas, maka hakikat dirinya tidak akan pernah dicapai, namun pemahaman
tentang-Nya dapat dijangkau sehingga kita mengenal-Nya dengan pengenalan yang secara
umum dapat diperoleh, malalui jejak dan tanda-tanda yang tak terhingga.
3.2 DAFTAR PUSTAKA

1.https://www.google.com/search?
q=konsep+ketuhanan+dalam+islam+pdf&oq=KONSEP+KETUHAN&aqs=chrome.0.69i59l3j0i512j69i57j0i512j6
9i60j69i61.6189j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8

2.https://www.google.com/search?
q=konsep+MANUSIA+dalam+islam+pdf&sca_esv=562670942&ei=68j2ZPPhNOrjseMPxpWeiAM&ved=0ahUKE
wizg8Sa6pKBAxXqcWwGHcaKBzEQ4dUDCA4&oq=konsep+MANUSIA+dalam+islam+pdf&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6
LXNlcnAiHmtvbnNlcCBNQU5VU0lBIGRhbGFtIGlzbGFtIHBkZjIFEAAYgAQyBhAAGAUYHjIGEAAYCBgeSNM4UKsG
WLQncAF4AZABApgBugKgAYETqgEHMC44LjQuMbgBDMgBAPgBAcICChAAGEcY1gQYsAPCAgoQABiKBRiwAxh
DwgIHEAAYDRiABMICCBAAGAUYBxgewgIGEAAYBxgewgIIEAAYCBgHGB7iAwQYACBBiAYBkAYK&sclient=gws-
wiz-serp

3.https://www.google.com/search?
sca_esv=562670942&q=konsep+ALAM+dalam+islam+pdf&tbm=nws&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwizqr
yh65KBAxWAb2wGHUtYAFoQ0pQJegQICRAB&biw=1366&bih=651&dpr=1

Anda mungkin juga menyukai