Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Dosen Mata Kuliah: Irfandi, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelas A
Nurul Ayudhia Zalsabila A25122001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya berupa kesempatan dan pengetahuannya kepada saya sebagai
penulis sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama
Islam yang berjudul “Konsep Ketuhanan Dalam Islam” untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam semester II.
Tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Dosen pengampu bapak
Irfandi, S.Pd.I., M.Pd.I yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah
ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Juga tak lupa ucapan terima kasih untuk
para pembaca yang telah membaca dan menaruh perhatiannya pada makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama kepada saya
sendiri.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan karena
keterbatasan waktu dan kemampuan yang saya miliki, maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca sangat dibutuhkan dan saya harapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca lainnya.

Palu, 14 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berbicara tentang ketuhanan merupakan hal yang penting dalam agama.
Setiap agama pasti memiliki tuhan yang diyakini dan dipercaya oleh penganutnya.
Tuhan berarti zat yang paling tinggi, paling agung dan suci, yang menciptakan dan
menghidupkan manusia, yang disembah oleh para penganutnya. Tiap agama
memiliki tuhan yang berbeda untuk diyakini, dalam agama Islam tuhan yang kita
yakini hanya satu dan tidak ada yang lain yaitu Allah SWT.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. yang diberikan
kesempurnaan dibanding makhluk yang lainnya. Manusia diberikan akal agar
dapat mencari tau atau mengkaji hal-hal yang ingin diketahuinya. Manusia sejak
dahulu kala senantiasa bertanya tentang siapa dibalik adanya alam semesta ini.
Apakah alam semesta ini terjadi begitu saja atau adakah yang mengaturnya. Maka
dari itu pada pembahasan makalah kali ini juga akan membahas tentang sejarah
pemikiran manusia tentang tuhan beserta bukti adanya tuhan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu:
1) Apa itu Tuhan?
2) Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan
3) Bukti-bukti adanya tuhan
4) Konsep ketuhanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Tuhan?


Menurut Syeikh Siti Jenar (dalam Kandito,2012:69-70), Tuhan merupakan
Dzat yang melingkupi materi dan alam jiwa sekaligus, sehingga wujud Tuhan
tidak mampu diindera oleh manusia dan makhluk lain yang diciptakan olehNya.
Indera manusia hanya bisa digunakan untuk mengindera hal-hal yang berwujud
materi saja, yang sangat terbatas jumlahnya.
Dengan demikian, Dzat Tuhan yang juga melingkupi alam jiwa dan alam
esensi tak akan mampu diserep oleh indera. Pemaknaan tentang Tuhan tidak akan
mampu menunjukkan kesejatian Tuhan. Berdasarkan uraian diatas mengenai
konsep Tuhan menurut Syeikh Siti Jenar dapat disimpulkan bahwa Tuhan tidak
dapat didefenisikan secara mendasar, sebab pemahaman maupun bahasa yang
digunakan oleh manusia tidak akan pernah mampu untuk mengungkapkan esensi
dan kesejatian dari Tuhan itu sendiri

Dalam islam, Tuhan disebut Allah ( ‫ )هللا‬yang diyakini sebagai zat maha
tinggi yang nyata dan esa, maha pemilik takdir, yang abadi, dan yang maha kuasa.
Islam menitikberatkan tuhan sebagai yang tunggal dan maha kuasa. Tuhan itu
hanya satu (wahid) dan esa (ahad). Menurut ajaran islam, tuhan ada dimana-mana
tanpa harus menjelma menjadi apapun seperti yang dijelaskan pada surah
Al-‘An’am ayat 103.

‫ْف ْال َخبِ ْي ُر‬ َ ۚ ‫ْص‬


ُ ‫ار َوهُ َو اللَّ ِطي‬ َ ‫ك ااْل َب‬ َ ‫اَل تُ ْد ِر ُكهُ ااْل َب‬
ُ ‫ْصا ُر َوهُ َو يُ ْد ِر‬
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti.” (Al-‘An’am : 103).

2.2 Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan


a. Pemikiran Barat
Pemikiran manusia merupakan pemikiran yang didasari atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahirian dan batiniah. Dalam sejarah agama,
dikenal teori evolusionisme yaitu teori yang menyatakan adanya proses dan
kepercayaan yang sederhana dan lama kelamaan meningkat menjadi sempurna.
Teori tersebut pertama kali dikenalkan oleh Max Muller, dilanjut oleh EB Taylor,
Robertson Smith, Lubbock dan Javens. Berikut proses perkembangan pemikiran
tentang tuhan menurut teori evolusionisme.
 Dinamisme, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang mempengaruhi kehidupan. Awalnya yang dianggap
mempengaruhi itu adalah benda. Setiap benda ada yang dianggap
memiliki kekuatan yang berpengaruh negatif dan berpengaruh
positif dan memiliki nama yang berbeda-beda. Kekuatan gaib yang
tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan pengaruhnya sehingga
dianggap misterius.
 Animisme, masyarakat primitif juga menganggap adanya peran roh
dalam kehidupan. Setiap benda yang dianggap memiliki pengaruh
baik mempunyai roh. Roh dipercaya aktif sekalipun bendanya telah
mati, oleh karena itu roh dianggap sebagai sesuatu yang hidup dan
memiliki rasa senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut
kepercayaan ini, agar tidak terkena efek negatif dari roh tersebut
manusia harus memenuhi kebutuhan roh seperti memberikan
sajian-sajian atau yang biasa disebut memberi sesajen.
 Politeisme, roh yang dipercaya memiliki kekuatan yang lebih kuat
atau disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan yang
sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab
terhadap angin, masalah air, mengatur cahaya dan lain sebagainya.
 Henoteisme, dewa yang telah diakui akan diseleksi karena tidak
mungkin memiliki kekuatan yang sama. Satu bangsa hanya
mengakui satu dewa yang disebut tuhan namun bangsa lain tetap
mengakui Tuhan (Ilahi) atau kepercayaan satu tuhan untuk satu
bangsa.
 Monoteisme, hanya mengakui satu tuhan untuk seluruh bangsa
atau bersifat internasional.

b. Pemikiran Umat Islam


Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal dan tradisional dan ada
pula yang bersifat keduanya. Aliran tersebut muncul karena adanya perbedaan
metodologi dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits dengan pendekatan
kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedangkan umat islam
lainnya menggunakan aliran yang bersifat liberal dan tradisional. Aliran
pemikiran umat islam tersebut yaitu:
 Mu’tazilah, kaum rasionalis di kalangan muslim yang
menggunakan akal pikiran dalam memahami semua ajaran dalam
islam. Dalam menganalisis ketuhanan mereka menggunakan ilmu
logika Yunani untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil
dari aliran Mu’tazilah adalah muncul abad kemajuan ilmu
pengetahuan dalam islam. Namun kemajuan itu akhirnya menurun
dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum islam
ortodoks.
 Qodariah, manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak dan
berbuat. Manusia bebas memilih apakah ia akan menjadi kaum
kafir atau kaum muslim dan hal itu menyebabkan manusia harus
bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.
 Jabariah, manusia tidak memiliki kebebasan dalam bertindak dan
berbuat. Semua tingkah laku manusia diatur dan dikehendaki oleh
tuhan.
 Asy’ariyah dan Maturidiyah, manusia bebas memilih aliran mana
yang akan dianutnya asalkan tidak bertentangan dengan ajaran
dasar islam dan tidak menyebabkan ia keluar dari islam.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, umat islam perlu


berlandaskan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul tanpa dipengaruhi oleh aturan
politik. Diantara aliran-aliran diatas, yang dianggap dapat menunjang
perkembangan ilmu pengetahuan adalah aliran Mu’tazilah dan Qodariah.

2.3 Bukti-bukti Adanya Tuhan


a. Keberadaan Alam Semesta
Adanya alam semesta yang menakjubkan memberikan penjelasan bahwa
ada sesuatu atau ada kekuatan yang telah menciptakannya. Setiap manusia normal
akan percaya bahwa alam ini ada. Jika kita percaya tentang eksistensi alam, maka
secara logika kita juga harus percaya tentang adanya pencipta alam semesta.
Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada
tanpa diciptakan. Segala sesuatu yang ada pasti ada penciptanya, dan pencipta
alam semesta tiada lain adalah Tuhan. Dalam islam Tuhan yang kita yakini dan
percayai sebagai pencipta alam semesta adalah Allah SWT.
b. Pembuktian Tuhan Dengan Pendekatan Fisika
Ada beberapa pendapat para ilmuwan yang mengatakan bahwa alam ini
tercipta sendiri. Pendapat ini jelas tidak mungkin karena dianggap bertentangan
dengan hukum kedua termodinamika yang dikenal dengan hukum keterbatasan
energi atau teori perbatasan perubahan energi panas.
Hukum ini menerangkan tentang energi panas selalu berpindah dari
keadaan panas menjadi tidak panas, sedangkan kebalikannnya tidak mungkin
seperti berubahnya keadaan tidak panas menjadi panas. Hal ini membuktikan pasti
bahwa alam tidak bersifat azali. Jika alam ini bersifat azali maka alam akan
kehilangan energi dan sesuai hukum tersebut tentunya tidak akan ada lagi
kehidupan didunia ini.
c. PembuktianTuhan Dengan Pendekatan Astronomi
Astronomi menjelaskan tentang jumlah bintang di langit yang sebanyak
butiran pasir yang ada di seluruh dunia dan bulan yang jaraknya dekat dengan
bumi dan bergerak mengelilingi bumi. Dan planet lainnya termasuk bumi yang
berputar mengelilingi matahari dengan kecepatan yang luar biasa.
Logika manusia memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi
yang teliti. Itu artinya mustahil semua ini terjadi dengan sendirinya. Dan pasti
dibalik itu semua pasti ada kekuatan yang maha besar yang menciptakan dan
mengendalikan semuanya dan itu adalah Tuhan.
d. Argumentasi Qur’an
Allah SWT. telah berfirman dalam surah Al-Fatihah ayat 2 yang berarti
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Maksud dari ayat tersebut yaitu
Tuhan yang dimaksud adalah Allah SWT. Allah SWT. yang menciptakan alam
semesta, makhluk-makhluknya dan yang menentukan aturan dan memberi
petunjuk terhadap ciptaannya. Jadi alam semesta dan seisinya tidak tercipta
dengan sendirinya tetapi ada yang menciptakan dan mengatur yaitu Allah SWT.
Ada banyak firman Allah SWT. yang menjelaskan tentang terciptanya
alam semesta beserta makhluk-makhluknya. Dalam menciptakan sesuatu Allah
tinggal berfirman Kun Fayakun yang berarti jadilah maka jadi. Akan tetapi butuh
waktu sekitar enam periode agar sampai kepada manusia dan hal ini yang
menyebabkan manusia ingin meneliti dan mengkaji dengan metode ilmiah
sehingga muncul berbagai ilmu pengetahuan.

2.4 Konsep Ketuhanan


Pengkajian manusia tentang Tuhan hanya didasari oleh pengamatan dan
pengalaman serta pemikiran manusia yang tidak akan benar. Sebab tuhan
merupakan sesuatu yang ghaib, sehingga informasi tentang Tuhan yang berasal
dari manusia dinyatakan tidak benar. Informasi tentang asal usul kepercayaan
tuhan antara lain:
 QS Al-Anbiya:92
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama
yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah aku”.
Ayat ini memberi petunjuk kepada manusia bahwa tidak ada perbedaan
konsep tentang ajaran ketuhanan sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Melalui para rasulnya, Allah memperkenalkan dirinya melalui ajarannya
yang dibawa oleh para rasulnya.
 QS Al-Maidah: 72
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata “Sesungguhnya
Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata:
“Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka”.
 QS Al-Baqarah:163
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan kecuali Dia
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang mutlak
keesaannya. Seseorang yang mengaku beragama islam dan telah
mengikrarkan dua kalimat syahadat berarti memiliki keyakinan yang besar
dan sebagai konsekuensinya ia harus menempatkan Allah SWT. sebagai
prioritas utama dalam kehidupan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Konsep ketuhanan dalam islam diantaranya adalah bahwa Tuhan itu maha
pencipta dan pengatur alam semesta. Tuhan dikenal melalui tanda-tanda
kekuasaannya. Tuhan maha pencipta dan pengatur alam semesta adalah Esa atau
tunggal. Keyakinan kepada tuhan yang maha esa adalah fitrah yang mengandung
arti kecenderungan untuk menerima kebenaran sebab secara fitri manusia
cenderung dan berusaha mencari serta menerima kebesaran walaupun hanya
dalam hati kecilnya. Konsep ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan,
mengagumi atau sesuatu yang dianggap penting oleh manusi terhadap sesuatu hal.
Bukti dan dasar-dasar percaya terhadap tuhan telah ada sejak zaman dahulu.
Agama mengharuskan seseorang untuk meyakini dan mengetahui tuhannya.

3.2 SARAN
Sebagai makhluk atau umat manusia yang memiliki agama dan iman
kepada tuhan, kita harus meyakini dan menaati perintah tuhan sebagai bentuk
kecintaan kita kepada sang pencipta.
Sebagai pemula saya sadar bahwa makalah saya jauh dari kata sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. maka dari itu saya memohon kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Khairuddin, (2021), Konsepsi Islam Tentang Tuhan dan Implikasinya Dalam


Pendidikan, Vol. 9, No.1
Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M, M.Ag.,M.H, (2017), Filsafat Islam: filosof dan
filsafatnya, Jakarta: PT Rajawali Pers
Tim Pendidikan Agama Islam. (2021), Modul Perkuliahan Pendidikan Agama
Islam, Bandung: Universitas Widyatama

Anda mungkin juga menyukai