FENOMENOLOGI AGAMA
STIE MUSI PALEMBANG
DOSEN PENGAMPU :
DRS. ALPHONSUS SUPARDI, MM
MATERI
1. Overview Fenomenologi Agama (1)
2. Basic Trust awal terbentukbnya agama
3. Obyek agama ( 53)
4. Agama dan Pengungkapannya (75)
5. Agama dan kepercayaan di dunia(113)
6. Agama dan Kebudayaan (156)
7. Agama dan kehidupan politik
8. Agama dan moralitas (166)
9. Agama dan psikologi (192)
10. Agama dan kesehatan
11. Agama dan kehidupan sosial
12. Agama dan tehnologi
13. Agama dan kehidupan pasca kematian
14. Dialog Agama(204)
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian :
1. Fenomenologi berasal dr bhs Yunani “phaenein” yg
berarti memperlihatkan, yg dari kata ini muncul kata
“phainemeon” yg berarti sesuatu yg muncul. Logos
berarti kata, ucapan ,ratio, pertimbangan. Istilah ini
diperkenalkan oleh filsuf Jerman : Edmund Husserl.
Fenomenologi juga dipahami sebagai studi tentang
struktur kesadaran yg memungkinkan kesadaran-
kesadaran yg menunjuk kepada obyek-obyek diluar
drinya. FA : kajian thdp fenomena2 atau apa yg
nampak.
B. Apa itu Fenomenologi Agama
( Dauglas Allen)
1. FA : Sebuah investigasi thdp fenomena atau
obyek-obyek, fakta-fakta, dan peristiwa-peristiwa
agama yg bisa diamati
2. Sebuah studi komparatif dan klasifikasi tipe-tipe
fenomena agama yg berbeda. Pengertian ini
berkembang dikalangan ilmuwan Belanda dari :
P.D. Chantepie de la Sausaye.
3. Cabang, disiplin atau metode khusus dalam
kajian-kajian agama. Pengertian ini diajukan oleh
W. Brede Kristanse.
C. Tujuan Fenomenologi Agama
Mengkaji pola/struktus agama yang
menekankan essensi agama dibalik
manifestasinyayang beragam.
Memahami sifat-sifat yang unik
padafenomena keagamaan serta unytuk
memahami peranan agama dalam sejarah
dan budaya manusia.
D. Metode Fenomenologi agama
Teologis normatip : untuk menghasilkan dan
menyumbangkan pemahaman yang lebih baik
mengenai dunia agama. Shg menjadikan agama
tertentu sbg agama yg benar
Reduksionis : Melihat agama lebih sbg fakta-fakta
intelektual, emosional, psikologis dan sosiologis. Disini
agama diselidiki melalui beberapa disiplin ilmu diluar
ilu agama (teologi). Ilmu-ilmu ini menghasilkan
beberapa kesimpulan misalnya : ia sbg pemerasan
ekonomis (Marx), frustasi jiwa manusia (Feuerbach),
suatu fase mns dlm keadaan keterbelakangan (Comte).
Lanjutan
1. PENGERTIAN
a. Segala bentuk hub mns dgn Yang Suci
Yang Suci yang bersifat transenden dan imanen.
b. Sikap dasar yang seharusnya dr mns kpd Tuhan
segabai pencipta & penyelenggara Illahi.
c. Segenap kepercayaan (kpd Tuhan, Dewa) serta
kebaktian & kewajibankewajiban yg berkaitan
dgn kepercayaan itu. (kms Bhs Ind)
d. Hub Mns dgn sesuatu kekuasaan yg lebih tinggi
dimana mns merasa tergantung & berusaha
mendekatinya. ( Frans Dahler)
2. Unsur-unsur penting dalam agama
Adanya Jemaat/jemaah/umat
Adanya Tradisi :
- Semua agama mempunyai “Sejarah” – tokoh awal
- Semua agama mempunyai “ajaran” – Kitab Suci
ajaran itu spt : Keselamatam, moral, ibadat
Ibadat
- Sbg sarana pertmn mns dgn Tuhan
- Sbgungkapan ketaqwaan dan iman kpd Tuhan
Tempat Ibadat – sbg tempat yg suci – pertmn mns dgn
Tuhan.
Petugas Ibadat
Ibadat yg dilayani itu suci, mk petugas ibadat itu suci
Selain unsur-unsur tsb,setiap agama mempunyai 4 segi pokok yg menyangkut
keseluruhan hidup beragama :
2. Ada Pelakunya
(perlu kesiapan khusus
spt pantangan)
Unsur Praktek :
1.Alat / obat-obatan
2.Acara / garapan
3.Mantera
Jenis Magi
Magi
Putih
Bertujuan Baik
Magi
Bertujuan Jahat
Hitam
Pembagian Berdasarkan Tujuan
Magi untuk: berburu; menyuburkan
Magi tanah; menanam dan menuai panenan;
pembuatan hujan; pelayaran;
Produktif perdagangan; percintaan.
Tabu-tabu untuk menjaga milik.
Magi Magi untuk: mengumpulkan uang;
menanggulangi kemalangan; pemeliharaan
Protektif orang sakit; keselamatan perjalanan;
lawan terhadap magi destruktif
serupa bagian
mempengaruhi yang mempengaruhi
serupa bagian
Magi Tiruan
Jika seorang
menusukkan jarum
pada boneka, maka
orang yang
diserupakan dengan
boneka akan
terkena
pengaruhnya.
Magi Tiruan
Pada saat petani Rusia menuangkan air melalui
saringan pada musim kering, mereka membayangkan,
karena air saringan jatuh tampak seperti hujan
disertai guntur, penyiraman air dengan cara semacam
ini betul-betul akan memaksa hujan turun dari langit.
Ketika kekeringan menghantam beberapa desa di
India, orang-orang mendandani seorang anak laki-
laki dengan pakaian dari daun, menamainya Raja
Hujan, dan semua keluarga memercikinya dengan air,
dengan keyakinan bahwa ritual ini akan dapat
menurunkan hujan, membuat tanaman tumbuh hijau
kembali.
Magi Sentuhan
Ahli magi dapat
mencelakakan/membunu
h orang lain kalau ia
mendapatkan sehelai
rambut, sepotong kuku,
atau kain yang pernah
disentuh oleh orang yang
bersangkutan.
Magi Sentuhan
Ketika orang-orang Indian Pawnee
menyentuh darah seorang perawan
yang dikorbankan untuk alat pertanian
mereka, mereka melakukan hal
demikian karena mereka sangat
percaya bahwa, hanya dengan kontak,
kekuatan yang memberi hidup dapat
ditransfer ke benih jagung mereka.
Agama Vs Magi
Tunduk
Sikap Memaksa
Adikodrati = Manusia Adikodrati =
Subyek Obyek
Hubungan
Soal
kemasyarakatan Dengan Soal perorangan.
Peribadatan yang Masyarakat Praktek Individual
terorganisasi
Sering
Tidak
menggunakan
Sarana menggunakan
“obat-obatan”
“obat-obatan”
D. BENTUK –BENTUK PRIMITIP AGAMA
1. Animisme :
a. Pengertian (E.B.Tylor).
1. - Suatu sistem kepercayaan dimana mns relegius,
khususnya orang2 primitip, membubuhkan jiwa
pd mns dan jg pd semua makluk hidup dan
benda mati.
2. - Kepercayaan pd makluk2 adikodrati yg
dipersonalisasikan. Manifestasinya adalah dr Roh yg
Mahatinggi hingga pd roh halus yg tak terhitung
banyaknya, roh leluhur, roh dalam obyek2 alam.
b. Macam2 roh :
- Roh yg berhubungan dgn manusia ; jiwa2 mns sbg
daya vital, roh leluhur, roh jahat dr org2 yg meninggal
tdk wajar.
- roh yg berhubungan dgn obyek2 alamiah seperti : air
terjun,batu, pohon2 berbentuk aneh, roh dr tempat
berbahaya.
- roh yg berhubungan dgn kekuatan alam seperti :
mangin, kilat, banjir
- roh yg berhubungan dgnkelompok2 sosial, dewa,
setan dan para malaikat.
2. Pra Animisme atau Animatisme
a. Pengertian :
- Suatu kepercayaan atau teori untuk menjelaskan
asal usul historis agama dlm kontek pemikiran
evolusianis.
- Suatu daya/kekuatan supernatural ada dlm
pribadin tertentu, binatang dan obyek tak berjiwa
lainya.
3. Totemisme
Fenomena yg menujuk pd hubungan organisasional
khusus antara suku bangsa /klan dan suatu spesies
tertentu dlm wilayah binatang atau tetumbuhan yg
diungkapkan dlm upacara-upacara khusus.
4. Pemujaan terhadap leluhur
Pemujaan leluhur : suatu kumpulan sikap,
kepercayaan dan praktekberhubungan dgn
pendewaan orang2 yg sdh meninggal dlm suatu
komunitas, khususnya dlm hubungan keluarga.
Dlm masyarakat aristokrasi trdpt kepercayaan
bhw roh-roh leluhur mengawasi nasib mns, memberi
hadiah, menghukum menurut jasa atau kekurangan,
serta menuntut pelayanan dan ketaatan.
lanjutan
Dlm tradisi Cina, roh leluhur dipuja dlm tempat2 suci
keluarga yg terletak di sudut barat daya rumah.
Nama para leluhur tercatat di sini. Persembahan yg
disajikan terdiri dr : makanan, cabik2an kain, uang
kertas palsu yg dipercaya punya nilai tukarsama di
duniaroh sprt uang sebenarnya.
Pemuja leluhur di Jepang mrpk penghormatan thdp
leluhur kerajaan dan leluhur keluarga mrpkn unsur
yg penting dlm agama Shinto.
III. OBYEK AGAMA
A. YANG KUSUS DAN YANG PROFAN
1. Yang Kudus.
Dalam arti luas, Yang Kudus : sesuatu yg terlindung
dr pelanggaran, pengacauan atau pencemaran,
yang dihormati,dimuliakan, tdk dpt dinodai.
Dlm arti sempit , Yang Kudus ; sesuatu yg dilindungi,
Khususnya oleh agama, thdp pelanggaran,
pengacauan, pencemaran. Yang Kudus : sesuatu
yang suci, keramat.
2. Profan
Yang profan : sesuatu yg biasa, umum, tdk
dikuduskan, bersifat sementara.
B. Paham Tentang Yang Kudus
1. Yang Kudus pd bangsa primitip
Suatu obyek, pengalaman, fenomena yg semula
profan menjadi suatu obyek, pengalaman,
fenomena yg suci berkat hubungan khusus yg
dimiliki individu/klpk org thdp obyek, pengalaman
atau fenomena tsb Berkat hub. Itulah suatu
fenomena termuati kekudusan, mengandung arti
relegius dan menjadi suci.
Agama primitip dicirikan oleh “suatu rasa luar
biasa, misterius/adikodrtati dan jawaban relegius
adalah rasa kagum dan terpesona” (Paul Radin).
2. Yang Kudus Dalam Hindu
Bagi org Hindu, yang kudus ada dalam Veda
(pengetahuan suci), Brahman (formula suci),
Dharma (hukum suci, kewajiban suci) dan
Moksha (pembebasan sbg sarana dan tujuan
pembebasan).
Pengalaman akan yang kudus, ilahi,
dinyatakan dlm tek-teks suci Hindu
3. Yang Kudus pada Budha
Cita-cita relegius Sang Budha : pembebasan dr
perbudakan dan kelahiran kembali, dr kematian dan
derita. Jd untuk memperoleh kedamaian dan
kesadaran yg lbh tinggi dlm Nirwana.
1. Mitos relegius
Secara terminologis, mitos dapat diartikan sebagai
kiasan atau cerita sakral yang berhubungan
dengan even primordial, yaitu waktu permulaan
yang mengacu pada asal mula segala sesuatu dan
dewa-dewa sebagai objeknya, cerita atau laporan
suci tentang kejadian-kejadian yang berpangkal
pada asal mula segala sesuatu dan permulaan
terjadinya dunia
2. Makna Simbol-Simbol Kegamaan
a. Makna Simbol :
Istilah simbol diambil dari bahasa Yunani yaitu “
sumbolon” yang diartikan sebagai suatu benda
ingat-ingatan atau tanda pengingat. Simbol bisa
berupa kata, objek, barang, atau benda, tindakan,
peristiwa, yang mengisyaratkan sesuatu yang lebih
besar, agung, mulia, dari apa yang di
simbolkannya
b. Makna simbol keagamaan
A. Salib
Salib yang terdiri dari kayu vertikal dan horisontal
melambang najaran tentrang Kasih. Kasih kepada
Allah dan kasih kepada sesama. Untuk dapat
melaksanakan ajaran kasih itu, mns hrs berani
menggantung mati sifat-sifat egonya.
Salib merupakan simbol khas dari orang
katolik/kristen. Disetiap rumah orang kristiani selalu
ada salib sebagai tanda pengikut Kristus, tanda
keselamatan.
b. Merpati
1. Bunga
2. Dupa
Dupa
3. Dhammacakka
4. Vajra
Dhammacakka Vajra
Bunga
Bunga ini adalah bentuk dari kejujuran, keagungan dalam warna,
pandangan yang indah. Namun semuanya akan berakhir,
bentuknya akan layu, warnanya akan memudar, wanginya akan
hilang. Ini menunjukkan semua kondisi suatu subjek dapat berubah
dan menderita serta tidak nyata. Menyadari hal ini mungkin kita
akan mencapai Nibbana, kedamaian sempurna yang abadi.
Dupa
Dupa merupakan symbol yang menandai semangat kesucian dan
persembahan diri.
Tetapi tanpa memandang bau atau warna. Asap. Ini lambang dari
individu yang mementingkan diri sendiri atau ego untuk bersatu
dengan semua yang lainnya, untuk menyatu dengan kehidupan
Dhammacakka
1. Inisiani :
Kata Latin “Initiatio” – inisiasi dpt berarti
masuk agama ttp lbh menitikberatkan aspek
upacara penerimaan scr resmi seorang anggta
baru kedalam suatu kumpulan keagamaan.
Misal : mau masuk Katolik diterima melalui
pembabtisan, masuk Islam mengucapkan
kalimat syahadat
Contoh Ritual Inisiasi
Ritual inisiasi yang menyebabkan transisi tahap
kehidupan keagamaan yang baru :
a. Suku Afrika
Dalam lembaga ini, anak laki-laki dan perempuan
hidup secara terpisah dalam komunitas serta
menjalani latihan untuk hidup secara dewasa
b. Umat Kristiani
Untuk diakui sebagai anggota gereja secara
penuh, seseorang harus menerima pembabtisan
terlebih dahulu dengan terlebih dahulu
mengucapkan syahadat (pengakuan iman).. Orang
yang ingin dibaptis mempersiapkan diri seperlunya
selama beberapa waktu dengan mengikti
pelajaran agama.
Ritual inisiasi yang dilakukan pada saat seseorang
menerima suatu panggilan sebagai biarawan/wati :
Upacara
Tahbisan/pen
gikraran kaul
Aspiran : yakni tahap pengenalan, ketika calon
menginap di rumah Bruder atau Suster selama
seminggu, sebulan, atau lebih harus menjadi
Aspiran dahulu. Biasanya Aspiran mengadakan
kontak yang intensif dengan pembimbing dari
tarekatnya
Postulat : tahap pendidikan awal (1 tahun).
Noviasat : tahap pendidikan lanjut (2 tahun) serta
Persiapan kaul menjadi Bruder atau Suster
Upacara pengikraran kaul
Setelah lulus Novisiat, calon diterima menjadi
Bruder atau Suster dengan mengucapkan tiga
Kaul yaitu : Ketaatan, Kemurnian dan Kemiskinan
lanjutan :
Muhamad
Hadis : tradisi, kebiasaan Nabi Muhammad
7. Tasawwuf : Mistik dalam Islam
Tasawwuf : gerakan mistik dalam islam dan
cara penghayatan keagamaan.
Sufi : Orang yang menjalankan cara hidup
Jika kita teliti budaya Indonesia, budaya itu terdiri dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili oleh
budaya agama pribumi, Hindu, Buddha, Islam dan Kristen (Andito, ed,1998:77-79)
Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang berkaitan dengan
penyembahan roh nenek moyang yang telah tiada atau lebih setingkat yaitu Dewa-dewa suku
seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di Sumba, Kaharingan di Kalimantan.
Berhubungan dengan ritus agama suku adalah berkaitan dengan para leluhur menyebabkan
terdapat solidaritas keluarga yang sangat tinggi. Oleh karena itu maka ritus mereka berkaitan
dengan tari-tarian dan seni ukiran, Maka dari agama pribumi bangsa Indonesia mewarisi
kesenian dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai kekeluargaan yang sangat luhur.
Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradapan yang menekankan
pembebasan rohani agar atman bersatu dengan Brahman maka dengan itu ada solidaritas
mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk menuju kesejahteraan yang utuh.
Lapisan ketiga adalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-nilai yang menjauhi
ketamakan dan keserakahan. Bersama dengan itu timbul nilai pengendalian diri dan mawas
diri.
Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan
kepekaan terhadap tata tertib kehidupan melalui syari’ah, ketaatan
melakukan shalat dalam lima waktu,kepekaan terhadap mana yang
baik dan mana yang jahat dan melakukan yang baik dan menjauhi
yang jahat (amar makruf nahi munkar) berdampak pada
pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang disumbangkan
Islam dalam pembentukan budaya bangsa.
Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun
Protestan. Agama ini menekankan nilai kasih dalam hubungan antar
manusia. Tuntutan kasih yang dikemukakan melebihi arti kasih
dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak menuntut balasan yaitu
kasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional tapi
sebagai tindakan konkrit yaitu memperlakukan sesama seperti diri
sendiri. Atas dasar kasih maka gereja-gereja telah mempelopori
pendirian Panti Asuhan, rumah sakit, sekolah-sekolah dan
pelayanan terhadap orang miskin
Contoh Hubungan agama dan kebudayaan di dalam
kehidupan sehari hari
1. Ketika seseorang berpindah agama, maka cara berfikir dan
cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. dapat
dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah
menjadi agama islam maka pandangan hidupnya akan
berubah pula, missal: cara dalam berpakaian .
2. Ketika hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak
lagi menjadi perayaan “khas” penganut agama islam tetapi
sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat
Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah
terjadi di negeri-negeri timur tengah tetapi masyarakat
Indonesia justru di jadikan momemtum untuk membangun
kembali tali persaudaraan seta kesetiakawanan lintas
etnoreligius.
3. Budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat
hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya
VII. AGAMA DAN MORALITAS
1. PEMAHAMAN MORAL
Moral- moralitas – Latin: mos (jamak : mores): cara hidup,
kebiasaan.
Ajaran baik/buruk yg ditrima mns mengenai perbuatan,
skp, kewajiban, akhlak, kesusilaan dsb.
Nilai2 tertentu yg diyakin oleh seseorang/ organisasi
tertentu sbg sesuatu yg baik/ buruk shg dpt membedakan
mana yg patut dilakukan dan mana yg tdk patut dilakukan.
Moralitas : sistem nilai bgmn kt hrs hidup scr baik sbg mns.
Sistem nilai ini dpt brbntk ajaran,nasehat, petuah, wejangan,
perintah.
Lanjutan :
Moral kristiani : Ajaran mengenai baik- buruknya
perbuatan mns dlm hubungnnya dgn Allah – mns
berdasarkn iman kristiani (wahyu Allah dlm diri
Yesus Kristus).
Sumber moral Kristiani – Kitab Suci, Tradisi dan
ajaran Gereja.
2. Hal-hal pokok dalam moral
a. Prinsip moral
Selalu melakukan yg baik dan senantiasa
meninglkan yg jahat (berlawanan dgn sikap
kompromistis – oportunistis)
Memilih kemungkinan terbaik dr semua yg mungkin
baik (prinsip probabilitas).
Dlm keraguan jgn mengambil kptsn untk bertindak
(prinsip in dubio non facere)
Memilih yg paling kurang jeleknya dr semua yg
jelek (prinsip minus malum).
b. Nilai Moral
Bersifat umum :
Berlaku bg semua org dan masy. Misal :
larangan mencuri, membunuh, perintah
menghormati orang tua dcs.
Bersifat khusus.
Berlaku hanya untuk penganut agama ybs
mslnya : larangan makan makanan tertentu
c. Dari lingkup berlakunya
1. Pengertian :
Istilah SH - Kesadaran Moral- perbuatan moral tdk
dibedakan scr tgs. Struktur kesadaran moral
digariskan sbg kesadaran akan kewajiban yg
bersifat mutlak, rasional dan brtgjwb. Inti moralitas
: prbuatan yg brtgjwb (dlm kesadaran &
kebebasan). Kebebasan adalah ciri khas mns.
Kebebasan tdk blh dipertentangkan dgn
peraturan/uu. Justru peraturan menjamin,
melindungi dan bisa menambahkan kebebasan yg
sejati.
Lanjutan :
Refleksif Individuatif:
Iman “milik sendiri”
Iman yang logis
Sintetis Konvensional:
Ada Perhatian pada
Hubungan antar pribadi
James Fowler
Iman (agama) Mitis Literal:
Dongeng dan cerita
bersifat aktif dan Sebagai makna
dinamis
Proyektif Intuitif:
Ortu sbg proyeksi
Perkembangan Moral
1. Fungsi edukatif
Dijalankan dengan cara mendidik, membimbing ,
mengajar mns untuk hidup baik dan benar.
2. Fungsi
Integratip/persatuan/persaudaraan
Mempersatukan mns dr berbagai suku, bgs, ras dsb
atas dasar : iman dan kasih. Wujud nyata dpat
dilihat dr aktifitas agama
sambungan
3. Fungsi penyelamatan
Setiap mns ingin selamat baik dlm hdp skrg maupun
ssdh kematian. Jaminan u7ntuk itu dpt ditemukan pd
agama krn :
- Agama dipercayai dptmembantu mns mengenal
“Yang skral”.
- Agama dipercayai dpt mendamaikan kembali mns
yg salah dgn Tuhan dgn jln pengampunan dan
penyucian.
4. Fungsi pengawasan sosial
5. Bersikap toleran.
Bersikap toleran tehadap sesama yg tidak seiman
berarti ia tdk hanya untuk membiarkan orang lain
berkembang, melainkan sekaligus juga ikut ambil
bagian dalam menanggung beban kerepotan dan
kesusahan mereka, tanpa hrs setuju dng ajaran
mereka
lanjutan