BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
realitas sejarah yang tidak dapat diragukan lagi. Oleh sebab itu, dari masa ke
masa, manusia manapun tidak akan dapat melepaskan diri dari agama. Orang
melihat agama yang ada di dunia ini secara menyeluruh akan mendapatkan paham
dalam bentuk yang sangat rumit. Sejak dahulu hingga sekarang, bentuk-bentuk
adalah mereka yang menganut salah satu agama2. Artinya segala aktivitas dan
hubungan antar manusia dan hubungan dengan ciptaan lainnya. Agama yang
berorientasi pada Tuhan maka manusia merasa terjaga karena meyakini ada
kepada manusia. Agama yang berorientasi pada dimensi hubungan antar manusia
1
Arifinsyah, Agama Dialogis Misi Profetik Mencegah Konflik (Yogyakarta: Perdana
Publishing, 2016), hlm.13.
2
Michael Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: PT Kanisius, 2014), hlm.6.
2
akan membentuk solidaritas dalam masyarakat dan agama yang berorientasi pada
dimensi hubungan dengan makhluk ciptaan lain maka akan terjalin sebuah
kerukunan sehingga manusia akan bersinergi dengan alam. dari uraian di atas
manusia seakan tersekat oleh benteng tembok yang kokoh sehingga antara satu
komunitas agama dengan komunitas agama lain harus terpisah dan tidak
agama seperti menawarkan dua hal yang bertentangan sekaligus, yakni di satu sisi
Salib. Kebencian itu bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait Al-
Maqdis pada tahun 471 H. Penguasa Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi
umat Kristen yang ingin berziarah ke sana. Peraturan itu sangat menyulitkan
itu, pada tahun 1095 M, Paus urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa
3
Ahmad Salehuddin, Memahami Kekerasan Agama Yang Terulang: Analisis
Doktri, Struktur dan Kultur dalam buku Antologi Studi Agama (Yogyakarta : Belukar,
2012) hlm.217.
3
supaya melakukan perang suci. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang
“keberadaan Tuhan” karena nilai-nilai ketuhanan telah melekat dan menjadi fitrah
berbagai agama baik dalam bentuk pemahaman, aliran bahkan komunitas agama.
Pada umumnya gerakan keagamaan baru hadir sebagai respon dari ajaran agama
yang dianggap sudah tidak sesuai terhadap sistem keagamaan mainstream dan
hal yang bersifat fundamental dalam agama seperti diri, hakikat Tuhan, eskatologi
Menurut Wilhelm Schmidt dalam bukunya the Origin the idea of God ia
terhadap satu Tuhan tertinggi, yang menciptakan dunia, mengatur dan menata
adalah hal yang terus dilakukan oleh manusia bahkan sejak awal sejarah dari
kehidupan manusia itu sendiri sehingga ketika satu ide keagamaan tidak lagi
efektif maka ia akan segera diganti5. Seperti yang disebut E.B Tylor tentang
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: PT Grafindo Persada, 2017)
hlm. 77.
5
Karen Armstrong, Sejarah Tuhan,Terj. Zaimul Am (Bandung : Mizan, 2011),
hlm. 27-28.
4
akan terus berevolusi karenanya agama yang ada saat ini adalah hasil evolusi dari
proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan Tuhan yang disebut
mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah di janjikan bagi semua umat. Ia
wahyu agama Baha’i serta utusan Tuhan yang dipercaya sebagai “Dia yang
Agama Baha’i merupakan salah satu agama dengan jumlah penganut tidak
diakui sebagai masyarakat agama. Agama Baha’i ini tetap eksis dan berkembang
serta menjadi fenomena keagamaan yang unik dan menarik di seluruh penjuru
dunia7.Dalam sejarah tercatat bahwa agama Baha’i masuk ke Indonesia pada akhir
abad ke-19. Saat ini agama Baha’i telah ada lebih dari 191 negara dan 46 wilayah
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Agama baha’i merangkul orang-orang yang berasal dari ratusan ras, suku dan
6
Daniels L. Pals, Seven Theories of Religion (Yogyakarta: IRCisod, 2011) hlm.70.
7
Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2015), hlm. 1.
8
.....Agama Baha’i (T.Tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia, 2013), hlm. 32.
5
menumbuhkan pola toleransi, kerja sama, dan persaudaraan dengan berbagai cara.
Sebagai individu, umat Bahá'í berusaha setiap hari untuk hidup sesuai ajaran dan
Kepada umat Bahá'í di dunia Balai Keadilan Sedunia telah menyatakan “Pikiran
dan tindakanmu harus begitu bebas dari segala jejak prasangka ras, agama,
ekonomi, kebangsaan, suku, kelas, atau budaya sehingga orang asing melihat
dirimu sebagai teman yang penuh kasih. “Sejak usia dini umat Bahá'í diajarkan
tentang kesamaan dasar dari semua agama dunia, untuk menerima dan mencintai
para Pendiri dari semua agama itu sebagai milik mereka sendiri, dan untuk
merangkul semua orang dari semua agama atau mereka yang tidak beragama
dengan cara mencintai seluruh dunia; mencintai umat manusia dan berusaha untuk
persaudaraan universal.10 Selama ini, masalah yang dihadapi umat Baha’i dalam
9
www. Bahaiindonesia.org diakses Kamis, 02 Agustus 2018 jam 13:00Wib
10
Moh. Rosyid, Agama Baha’i Dalam Lintasan Sejarah di Jawa Tengah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 48.
6
api yang dapat membakar seluruh dunia, yang kekerasannya tak terpadamkan oleh
siapa pun. Hanya Tangan kekuatan Ilahi-lah yang dapat menyelamatkan umat
manusia dari bencana yang menghancurkan itu." Dia meminta umat Bahá'í untuk
ayat di atas. Menurut al-Hujurat ayat 10 ini, bahwa orang-orang mukmin adalah
kepada perselisihan harus dihindari, dan jika terjadi perselisihan maka mukmin
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Jumanatul Ali-
11
buku Taman Baru, dikatakan bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang
Maha Esa. Jika percaya kepada Bapa Surgawi yang satu, maka harus saling
menganggap satu sama lain sebagai saudara, anggota dari satu keluarga, yakni
keluarga manusia. Umat manusia diumpamakan sebagai suatu kebun yang luas,
bentuk dan wanginya. Keindahan dan daya tarik dari kebun itu terletak pada
keanekaragaman tersebut.12
persaudaraan dan cinta. Dia mendesak, "semoga semua umat manusia memasuki
agama di dunia memasuki kuil kesatuan Ilahi, karena fondasi-fondasi dari agama-
Baha’i tentang konsep persaudaraan serta bagaimana upaya yang dilakukan umat
Baha’i untuk menjalin persaudaraan manusia. Hal itulah yang menarik penulis
12
Hushmand Fathea’zam, Taman Baru, (t.t : Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia,
2009), hlm. 58.
8
B. Rumusan Masalah
konsep Persaudaraan ?
C. Batasan Istilah
tersebut, yakni:
rancangan atau buram surat dan sebagainya; ide atau pengertian yang
13
https:kbbi.web.id/konsep html diakses tgl 16 Agustus 2018 jam 12:00 Wib
14
https:kbbi.web.id/saudara.html diakses tgl 02 Agustus 2018 jam 13:00 Wib
9
sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan
nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
agama berarti “tradisi”. kata agama juga berasal dari kata Sanskrit. Kata
itu tersusun dari dua kata, a=tidak dan gam=pergi, jadi agama artinya tidak
pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun dari satu generasi ke
nama Iran) pada abad 19 oleh sang deklarator bernama Baha’u’llah. Pada
awal abad ke-21 jumlah penganut Baha’i mencapai sekitar enam juta
orang yang berdiam di lebih dari dua ratus negara di seluruh dunia16.
Agama Baha’i bermula pada tahun 1844 dengan sebuah misi yang
Baha’u’llah. Pada hari ini, sifat kesatuan yang menjadi ciri khas agama
yang mereka dirikan ini berasal dari perintah langsung oleh Baha’u’llah,
15
Maratua Simanjuntak dkk, Merawat Kerukunan Umat Beragama, (Medan: CV.
Manhaji, 2016), hlm.1.
16
Moh. Rosyid, Agama Baha’i Dalam Lintasan Sejarah di Jawa Tengah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 50.
10
Baha’u’llah.
D. Tujuan Penelitian
persaudaraan manusia.
E. Manfaat Penelitian
maupun praktis :
F. Tinjauan Pustaka
Untuk membuat suatu karya ilmiah menjadi lebih baik dari segi validitas
dan keabsahan suatu penelitian maka penulis perlu menampilkan beberapa karya
ilmiah baik skripsi, buku maupun artikel sehingga dapat mengetahui beberapa
Buku karangan Dr. Moh. Rosyid yang berjudul Agama Baha’i dalam
lintasan sejarah di Jawa Tengah. Dalam buku tersebut Moh Rosyid lebih fokus
meneliti kehidupan serta peta problematika umat agama Baha’i di Pati. Sedangkan
fokus penulis adalah konsep persaudaraan menurut agama Baha’i sehingga jauh
Teologi dan Etika Agama-Agama menjelaskan secara singkat profil dan sejarah
12
Litbang Agama dan Perguruan Tinggi Agama (IAIN) yang berjudul Direktori
Buku yang ditulis oleh Nuhrison M Nuh, Kustini yang berjudul Baha’i
Sikh, Tao: Penguatan Identitas dan Perjuangan hak-hak Sipil membahas seputar
Indonesia.
Baha’i.
Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia yang berjudul Taman Baru membahas
Baha’i.
Baha’i
Agama Baha’i di Kota Medan Sumatera Utara Tahun 1957-2015. Dalam skripsi
13
ke kota Medan dan Implementasi pelayanan hak-hak sipil umat Baha’i oleh
G. Kerangka Teori
Horton Coolley dan George Herbert Mead. Fokus teori Mead ada pada
menunjukkan bahwa metode ilmu alam dapat diterapkan dalam studi pikiran
manusia dan aktivitas sosialnya. Menurutnya, pikiran manusia dapat diteliti secara
kausal, observasi, dan interpretasi. Dalam hal ini termasuk penerapan prosedur
dan proses penelitian yang digunakan dalam fisika, kimia, dan biologi yang
misalnya frustrasi dan agresi. Kita dapat menunjukkan secara ilmiah variabel
independent dan variabel dependen. Dalam hal ini, Blumer berbeda dengan Mead.
Blumer berpendapat bahwa transfer prosedur (ilmu alam ke dalam ilmu sosial)
14
objek-objek termasuk batu, sungai, gunung, dan bahkan binatang seperti sapi dan
merupakan sesuatu yang spritual dan tidak dapat didekati manusia yang penuh
dosa. Ritual ibadah juga merupakan simbol lahiriah dari suatu kehidupan yang
sama dapat menghasilkan interpretasi yang berbeda karena konteks sosial budaya
antar orang berbeda. Dalam perspektif ini, teks kitab suci, misalnya, dilihat
17
Sindung Haryanto, Sosiologi Agama dari Klasik hingga Postmodern, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), hlm. 53-54.
15
H. Metode Penelitian
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoritis mengenal
suatu cara/metode; atau cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum
kebenaran, harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam
metode ilmiah.18
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang berorientasi pada
Baha’i sebagai sumber pokok referensi dan sumber pendukung untuk dapat
2. Sumber Data
Dari sisi penyajian data, maka data dalam penelitian bersumber dari dua
bentuk, yaitu data primer dan data sekunder. Kedua data ini merujuk kepada studi
18
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Kencana, 2011), hlm. 22.
16
bahasa Indonesia oleh Lauren Silver dan Soesiana tri Ekawati. Penulis
dari berbagai literatur lainnya yang relevan dengan topik yang sedang
diteliti. Antara lain sumbernya adalah berasal dari tulisan berupa buku
agama Baha’i.
kedalam pola, kategori, dan satuan dasar sehingga dapat dipertemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Setelah data
penyusunan dan penjelasan atas data, artinya data yang terkumpul kemudian di
analisa. Metode deskriptik analitik bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat
ini berlaku atau dengan istilah lain, metode deskriptik analitik berfungsi untuk
17
berikut:
perilaku sosial, yakni perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah
fenomena lain.
I. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini ditulis dan disusun terdiri dari lima bab bahasan, dimana
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini dimaksudkan agar
19
Sayuthi Ali, Metodologi Penelitan Agama, Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 100.
18
Agama Baha’i.
terdiri dari: Pengertian, Ajaran Baha’i tentang Manusia, Pola Dasar Ajaran
dan Perbedaan.
BAB II
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
agama didasarkan pada bathin dan setiap orang memiliki pengertian sendiri
terhadap agama. Dasar kata agama sendiri berbeda menurut berbagai bahasa.
Dalam bahasa Sansekerta agama berarti “tradisi”. Kata agama juga berasal dari
kata Sanskrit. Kata itu tersusun dari dua kata, a=tidak dan gam=pergi, jadi agama
artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun dari satu
Agama Baha’i (dari kata Baha’ berarti kemuliaan dan i berarti pengikut)
dideklarasikan di Iran 23 Mei 1844 oleh Mirza Husein Ali bergelar Baha’u’llah
Yang Maha Esa pencipta alam, berasaskan mencari kebenaran dengan bebas,
20
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Pen. Universitas
Indonesia, 1985), hlm. 5.
20
Iran adalah negara Muslim Syi’ah. Dalam tradisi Syi’ah itsna Asyariyah
agama. Imam yang ke-12 hilang pada abad ke-19, dan kaum Syi’ah meyakini
bahwa suatu saat nanti imam yang hilang akan muncul kembali sebagai al-Mahdi.
Gerakan Syaykhis muncul tahun 1830 dipimpin Sayyid Kazim Rasyti, sebuah
selanjutnya gerakan Babism (Babi) tahun 1844-1852, dipimpin oleh Sayyid ‘Ali
Muhammad dari Syiraz. Tidak seperti gerakan mesianis Islam lainnya, gerakan
Babi berusaha memulai sistem agama baru. Ia memberi tafsiran berbeda terhadap
finalitas wahyu Muhammad yang secara universal diterima semua kalangan Islam
21
Moh. Rosyid, Agama Baha’i Dalam Lintasan Sejarah di Jawa Tengah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 52.
22
Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2015), hlm. 243.
21
bergelar Bab (pintu). Ia mengemukakan dan menyuruh agar semua orang bersiap-
siap untuk menerima kedatangan al-Mahdi al-Munthadzar, yaitu nabi yang akan
datang di muka bumi ini yang akan mempersatukan seluruh umat manusia.
Pandangannya yang seperti ini mendapat penolakan keras dari para ulama dan
Pada 1863 muncul seorang yang menyatakan diri sebagai nabi yang akan
datang sebagaimana yang disebutkan oleh Bab. Orang ini berasal dari bangsawan
Iran bernama Baha’u’llah (kemuliaan Tuhan). Dari nama inilah selanjutnya agama
agama sedunia yang bertujuan mempersatukan semua ras dan bangsa dalam satu
Sayyid Ali Muhammad atau yang lebih dikenal dengan gelarnya Sang Bab
yang artinya pintu gerbang, dilahirkan pada tanggal 20 Oktober 1819 di shiraz,
dunia ketika Bab masih kecil, setelah itu ia diasuh dan dibesarkan oleh pamannya.
kota di barat daya kota Shiraz. Ketika berada di kota tersebut, ia menikah dan
22
dikaruniai seorang anak yang bernama Ahmad, namun meninggal ketika masih
bayi pada tahun sebelum Bab mengumumkan dirinya sebagai qaim yang
dijanjikan.23
Sekitar tahun 1840, Sang Bab tinggal selama setahun di kota suci Syi’ah di
Irak. Di tempat inilah, ia menjalin kontak langsung dengan Sayyid Khazim Rasyti,
Selanjutnya, dikisahkan bahwa setelah Sayyid Khazim wafat pada awal tahun
1844, seorang muridnya yang bernama Mulla Husain pergi ke sebuah masjid dan
bermeditasi selama 40 hari. Konon, Mulla Husain ke sana kemari mencari qaim
yang telah dijanjikan itu hingga akhirnya dia bertemu dengan Bab. Setelah
dirinyalah qaim yang dijanjikan itu. Kemudian, ia berkata kepada Mulla Husain,
“wahai kamu yang pertama beriman kepadaku, sesungguhnya akulah bab pintu
Tuhan, dan kamulah babul bab, pintu dari segala pintu itu.
Sejak itu, Bab mengumumkan dirinya adalah pembawa amanat baru dari
Tuhan. Ia juga menyatakan bahwa ia datang untuk membuka jalan bagi wahyu
yang lebih besar lagi, yang disebutnya “Dia yang akan Tuhan wujudkan”.
Selanjutnya, Bab mengajarkan bahwa banyak tanda dan peristiwa yang ada di
dalam kitab-kitab suci harus dimengerti dalam arti kias, bukan secara harfiah. Ia
melarang perbudakan dan perkawinan sementara, yang pada waktu itu merupakan
23
M Ali Imran, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia (Dari Masa Klasik Hingga
Modern), (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hlm. 511.
23
Sejak itu, ajaran Bab tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di
semua kalangan di Iran. akan tetapi ajarannya dilawan dengan keras, baik oleh
pemerintah maupun para pemimpin agama. Akibatnya, Sang Bab ditangkap dan
hampir semua penduduknya bersuku Kurdi, yang dikira membenci orang Syi’ah.
akan tetapi, tindakan itu tidak berhasil memadamkan api agama yang dibawa oleh
Sang Bab. Mereka justru sangat ramah dan menerima dengan baik ajaran yang
dibawa oleh Sang Bab. Karena inti ajaran Baha’i adalah keselarasan umat
manusia.
Benteng Chihr’q yang lebih terpencil lagi, tetapi ini juga tidak berhasil
lapangan kota Tabriz pada 9 Juli 1850, saat ia baru berusia 30 tahun. Jenazahnya
diambil oleh para pengikutnya secara diam-diam, dan akhirnya dibawa dari Iran
ke Bukit Karmel, di Haifa, dan dikuburkan di suatu tempat yang ditentukan oleh
Baha’u’llah.
Israel, makam Sang Bab dibangun. Di tempat tersebut, dibangun sebuah taman
yang indah dan luas. Makam Sang Bab berada di senuah bangunan megah dengan
kubah emas. Sebelum Sang Bab meninggal, ia memilih dua muridnya sebagai
keduanya juga diusir dari Iran. Subuh Azal diusir ke Siprus, sedangkan
Baha’u’llah ke Turki.
Sang ayah memiliki hubungan dekat dengan duta besar Iran untuk Rusia
beruang merah tersebut. Adapun ibunya adalah Hanim Jani, yang merupakan istri
buku sufi dan Syi’ah, terutama buku Syi’ah Ismailiyah dan filsafat Yunani klasik.
Selain itu, ia juga banyak terpengaruh oleh pemikiran Buddha dan Zoroaster.
sebagai Perwujudan Tuhan dan menjadi salah satu di antara pengikut yang
terkenal dan berpengaruh. Ketika pemerintah dan ulama menentang dan mengejar
24
Ibid., hlm. 513.
25
para pengikut Sang Bab, Baha’u’llah tidak luput dari tindakan tersebut. Ia dua kali
Antara 1848 sampai 1852, lebih dari 20.000 pengikut Bab telah dibunuh,
penjara bawah tanah Siyah-Chal (lubang hitam) di kota Teheran, dia menerima
permulaan dari misi Ilahinya sebagai ‘Dia yang akan Tuhan wujudkan’
sebagaimana telah diramalkan oleh Bab. Ia menceritakan pada suatu malam dalam
Kami akan menjadikan engkau menang melalui engkau sendiri dan melalui
tulisan-tulisan.
dari dahulu kala sebagai tujuan dan janji semua nabi Tuhan serta hasrat yang
Taman Ridwan, kepada para pengikut Bab yang berada di Baghdad, dan sejak itu
yakni janji yang abadi di mana Pencipta segala makhluk menjanjikan kepada
pembuangan, dan pemenjaraan. Dia diasingkan sebanyak empat kali dari satu
26
firman Tuhan selama lebih empat puluh tahun dengan membawa cinta dan energi
dan menjadi tempat tersuci bagi umat Baha’i. Dalam surat wasiatnya, Baha’u’llah
menunjuk putra sulungnya, Abdul Baha’, sebagai suri teladan agama Baha’i.
penafsir yang sah atas tulisan sucinya, serta pemimpin agama Baha’i setelah
Baha’u’llah wafat.
3. Abdul Baha’
Nama Abdul Baha’ artinya “hamba Allah”, putra sulung dari Baha’u’llah
dilahirkan pada 23 Mei 1844, tepat pada malam yang sama ketika Sang Bab
mengumumkan firman Tuhan kepada Abdul Baha’ meski dia masih anak-anak.
memohon agar diterima sebagai kurban bagi ajaran-Nya. Sejak hari itu, Abdul
penjara bawah tanah. Ia menyertai berbagai kesulitan yang dialami oleh sang
ayah, dan melewatkan empat puluh tahun dari hidupnya sebagai tawanan dan
27
orang buangan. Dia telah mengalami pembuangan dan pemenjaraan yang panjang
bersama ayahnya. Sampai pada saat dibebaskan sebagai akibat dari Revolusi
Pemuda Turki pada 1908, usianya sudah lanjut. Namun ia selalu bahagia.
Amerika Serikat, Jerman, Austria, dan Hungaira, dimana dia membawa amanat
khalayak umum lainnya. Dia menulis ribuan Loh kepada individu dan kelompok
ibadah Baha’i yang pertama di Barat. Perjalanan Abdul Baha’ ke Eropa dan
banyak negara, dan ketika Abdul Baha’ wafat, agama Baha’i telah tersebar di 35
Abdul Baha’ meninggal dunia pada tanggal 23 November 1921 dalam usia
77 tahun. Makamnya terletak di salah satu ruang di sebelah makam Sang Bab, di
Haifa. Abdul Baha’ ialah juru tafsir agama Tuhan, juru tafsir tulisan-tulisan
28
Baha’u’llah, dan teladan yang sempurna dan utama dari ajaran-ajarannya. Dalam
4. Shoghi Effendi
Shoghi Effendi dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1897. Ibunya ialah putri
Abdul Baha’dan ayahnya keluarga dekat Sang Bab. Sang kakek, Abdul Baha’
mengagumkan, unik, dan tak ternilai, berkilau dari lautan kembar yang
bergelombang,” dan “dahan suci yang telah bercabang dari pohon-pohon suci
kembar”, karena dalam diri Shoghi Effendi bersatu keluarga Sang Bab dan
Baha’u’llah.
Abdul Baha’. Shoghi Effendi masih kecil ketika Abdul Baha’ menulis wasiat
sebagai penggantinya. Dan, ketika menjadi wali agama Baha’i dan penafsir yang
sah ajaran-ajaran Baha’i sesuai dengan wasiat Abdul Baha’, ia berusia 24 tahun.
bahasa Inggris supaya dibaca ribuan mukmin yang tidak bisa membaca dalam
bahasa Persia.
banyak tulisan suci Baha’u’llah dan Abdul Baha ke dalam bahasa Inggris, dan
29
Effendi juga membangun atau memperluas kuil Baha’i dan taman di Israel.
tahun 1963. Menurut rencana tersebut, semua sahabat Baha’i di seluruh dunia
rencana ini pada tahap-tahap awal, dan sebelum meninggal lebih dari 4200 pusat
Agung, yakni Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengirim pada utusan Tuhan
untuk membimbing manusia. Tuhan adalah pencipta dari segala sesuatu. Dia telah
menciptakan langit dan bumi, dengan gunung dan lembah, gurun dan laut, dengan
Umat Baha’i percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta alam semesta
dan Dia bersifat tidak terbatas, tak terhingga, dan Maha Kuasa. Tuhan tidak dapat
Oleh karena itu, Tuhan telah memilih untuk membuat diri-Nya dikenal manusia
Buddha, Isa, Muhammad, dan Baha’u’llah. Para utusan Tuhan yang suci itu
merupakan saluran suci untuk menyalurkan kehendak Tuhan bagi umat manusia
melalui wahyu Ilahi, yang terdapat dalam kitab suci berbagai agama di dunia.
Wahyu Ilahi adalah “Sabda Tuhan” yang dapat membuka potensi rohani setiap
2. Kitab Suci
Kitab suci dalam agama Baha’i adalah kumpulan tulisan dan amanat Sang
Bab dan ajaran Baha’u’llah yang dikumpulkan dalam sebuah kitab disebut Kitab-
i-Aqdas. Tulisan-tulisan suci dalam bentuk asli disahkan oleh Baha’u’llah sendiri,
sehingga tidak ada keraguan atas keasliannya. Dalam ayat-ayat suci-Nya yang
keesaan Tuhan dan fungsi wahyu Ilahi; tujuan hidup; ciri dan sifat roh manusia;
perkembangan kondisi dunia serta masa depan umat manusia, selain berpijak pada
tulisan suci Baha’u’llah, kehidupan masyarakat Baha’i juga dituntun melalui buku
31
dan surat yang ditulis oleh Abdul Baha dan Shoghi Effendi, juga dibimbing oleh
3. Konsep Ibadah
ziarah ke Tanah Suci, dan berdoa. Sembahyang terbagi dalam tiga macam yaitu
sebanyak 3 kali yaitu pagi, siang dan sore. Sedangkan sembahyang panjang
waktunya 24 jam. Setiap umat Baha’i bebas memilih salah satu dari tiga macam
sembahyang itu.25
Berdoa dilakukan pada waktu pagi dan petang, semakin banyak berdoa
maka akan semakin baik. Umat Baha’i mengerjakan puasa selama satu bulan (19
hari) dari tanggal 2-20 Maret. Puasa dilakukan dengan tidak makan dan minum
dari sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam. Mereka juga melakukan
Setiap tahun mereka merayakan hari raya Nawruz (tahun baru) yang
dilaksanakan pada tgl 21 Maret. Pada hari raya tersebut dibacakan puji-pujian
pada Tuhan, berdoa dan saling bersilaturahmi. Mereka mengadakan open house
untuk menerima kedatangan keluarga dan teman-teman. Pada hari raya Nawruz
ada pejabat desa yang datang bersilaturahmi. Tempat ibadah umat Baha’i tidak
dikhususkan untuk orang Baha’i. di dalamnya semua orang bisa beribadah dan
berdoa. Rumah ibadah agama Baha’i umumnya terdiri dari 9 pintu yang
Sampai saat ini gedung tempat ibadah seperti ini sudah terdapat di Amerika
Umat Baha’i percaya bahwa semua agama berasal dari Tuhan. Ketika
mereka menjadi penganut agama Baha’i, mereka tidak menukar agama mereka,
karena mereka percaya bahwa Tuhan hanya mempunyai satu agama yang turun
kepada manusia dari waktu ke waktu, walaupun dengan nama yang berbeda-beda.
akar, lalu batang dan daun, kemudian bunga dan buah. Dari semula pohon itu
tetap pohon yang sama. Ia tidak berubah, tapi hanya tumbuh dan berkembang.
Matahari adalah matahari yang sama, meskipun ia terbit dari ufuk yang berbeda.
33
Orang Baha’i percaya bahwa semua Utusan Tuhan dari zaman yang lampau
memiliki derajat yang sama dan tujuan yang sama pula. Mereka memelihara
kebun Ilahi, dan membantu pertumbuhan Pohon Ilahi yang diberkati. Karena itu
orang-orang Baha’i yang berasal dari agama yang berbeda-beda dapat bersatu
Agama Baha’i memiliki sikap yang sangat terbuka terhadap agama lain,
dan diharapkan dapat mengobati pemeluk agama lain dengan persahabatan dan
perdamaian. Tidak dijumpai aturan dalam komunitas Baha’i yang merugikan umat
di luar agama ini. Tidak ada paksaan terhadap anak-anak Baha’i untuk menerima
iman orang tua mereka, meskipun pendidikan spritual komprehensif yang mereka
Baha’i mengatakan bahwa tujuan agama adalah untuk mewujudkan persatuan dan
kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, para pengikut Baha’i
sangat dianjurkan untuk saling menghormati dan mencintai, serta kerja sama di
yang damai. Itulah sebabnya, umat Baha’i aktif berperan di berbagai usaha serta
komunitas agama yang berbeda. Selain itu, Baha’i tidak percaya bahwa iman
mereka mengandung kebenaran final dan agama yang lengkap. Baha’i percaya
bahwa semua agama berasal dari satu sumber, dan mereka senang untuk
“Agama merupakan sarana terbesar untuk menciptakan tata tertib di dunia dan
kebahagiaan yang sentosa bagi semua yang berdiam di dalamnya. Agama Tuhan
pemikiran.”
5. Prinsip-Prinsip Moral
manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jika percaya kepada Bapa
Surgawi yang satu, maka harus menganggap satu sama lain sebagai saudara,
anggota dari satu keluarga, yakni keluarga manusia. Berbagai macam warna kulit
taman. Jika semua bunga dari suatu taman semuanya berwarna sama, taman itu
Bahaullah bersabda bahwa Tuhan itu seperti seorang Gembala yang baik
hati, yang bagi-Nya domba putih tidaklah lebih baik daripada yang cokelat atau
yang hitam. Tuhan mencintai semua tanpa mempedulikan warna kulit apa pun
b. Penghapusan Prasangka
perdamaian di bumi ini. Semua peperangan yang telah terjadi di masa lalu, segala
itu.26
orang di dunia mau berhenti meniru nenek moyang mereka dan mencari
kebenaran untuk diri mereka sendiri, mereka semua akan mencapai kesimpulan
kedua sayapnya: laki-laki dan perempuan. Burung itu tak dapat terbang ke langit
kecuali kedua sayap-nya kuat dan digerakkan oleh kekuatan yang sama”.
Hushmand Fathea’zam, Taman Baru, (t.t : Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia,
26
karena Rahmat Tuhan mencapai keduanya. Bagi orangtua yang penyayang, anak
Kemajuan materi tidak ada gunanya bagi manusia jika tidak maju pula
tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan juga dapat menyebabkan kesukaran. Untuk
Dalam Agama Baha’i ada beberapa hukum dan ajaran yang mengagumkan
untuk menciptakan suatu masyarakat yang seimbang, di mana tak akan ada
ini, tetapi pemecahan dasar dari masalah-masalah ekonomi saat ini tergantung
pada individu. Bagi seorang Baha’i, kekayaan sejati adalah adanya cinta pada
Tuhan dalam hatinya, jika ia memiliki kekayaan yang besar ini, yang tak seorang
pun dapat merebut darinya, maka kekayaan material menjadi tidak bernilai di
baginya.
37
kekal, meskipun manusia tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh tersebut.
Dalam kehidupan yang fana ini, roh seseorang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan jalan mengenal Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya yang diwahyukan oleh para
rasul dan nabi-Nya, seperti cinta kepada Tuhan, doa, meditasi, puasa, disiplin
manusia serta kemajuan sosial, dan untuk menyiapkan rohnya dalam kehidupan
sesudah mati.
para rasul dan telah mengembangkan kapasitas rohani mereka. Sesudah mati,
Sementara itu, terkait dengan surga dan neraka, agama Baha’i mempercayai
bahwa surga dan neraka bukanlah tempat, tetapi kondisi dari jiwa, yang tiada lain
adalah realitas manusia. Sifatnya abadi dan terus sesuai dengan keinginan Tuhan,
maka itulah surga. Sebaliknya, jika jiwa manusia adalah Tuhan maka itulah
neraka. Dengan demikian, penggambaran surga pada agama lain hanya simbol,
semua agama berasal dari satu sumber surgawi dan kesatuan umat manusia; ia
menyadari bahwa agama bersifat terus maju; dan tujuan agama adalah persatuan,
bukan perpecahan. Selain itu, seorang Baha’i yakin bahwa semua agama berasal
dari Tuhan dan mempunyai kedudukan yang sama. Orang Baha’i percaya bahwa
Baha’u’llah, Kemuliaan Tuhan, adalah Perwujudan Tuhan untuk zaman ini. Dan
Baha’u’llah, seperti juga para Perwujudan Tuhan pada zaman lampau, telah
datang untuk membuka suatu zaman baru yang akan membawa kebahagiaan dan
persatuan.27
hatinya. Jika ia yakin atas semua itu, ia adalah seorang Baha’i. tidak perlu ada
Dengan kata lain, orang tidak bisa menjadi Baha’i jika dia tidak yakin atas hal-hal
tersebut dan keyakinan itu cukup dalam hati, tidak memerlukan upacara apapun.
Tujuan orang Baha’i adalah mengabdi kepada semua manusia, dan membawa
27
Ibid., hlm. 186-187.
39
1. Periode I {1844-1853}28
Periode ini dimulai pada 23 Mei 1844 di kota Syiraz, ketika Sang Bab
puncaknya pada 9 Juli 1850 di Kota Tabriz ketika Sang Bab di matisyahidkan,
dan berakhir pada waktu Baha’u’llah menerima wahyu di Siyah-Cal pada 1852.
Agama Baha’i meyakini periode ini merupakan awal dari perkembangan dunia
baru, dan permulaan dari kurun zaman yang paling mulia dan yang agung dalam
Wahyu baru ini mulai dengan pengumuman Sang Bab kepada Mulla
Husayn, pada malam yang agung itu Sang Bab mewahyukan Qayyumul-Asma,
yaitu kitab-Nya yang pertama, yang paling hebat dan yang paling agung di mana
Ia mengumumkan dirinya sebagai Dia Yang dijanjikan oleh para Rasul, Sang
Qa’im, dan perintis dari seorang yang jauh lebih agung dari dia sendiri.
Mulla Husayn diikuti oleh 17 orang lainnya yang dikenal dengan gelar
huruf-huruf hidup yang mendapatkan Sang Bab dengan berbagai macam cara.
28
Nadroh, Agama-Agama Minor, hlm. 244-247.
40
Ada yang melalui mimpi, vision, atau bertemu langsung. Huruf-huruf hidup ini
Baha’u’llah.
penganutnya.
Benteng Chihriq.
Sang Bab didirikan sebagai wahyu yang baru yang berdiri sendiri.
Sang Bab wafat di Tabriz pada 9 Juli 1850 oleh 750 serdadu dan
2. Periode II (1853-1892)29
kepada raja-raja dan penguasa di dunia. Periode ini berlangsung selama 39 tahun,
berakhir dengan wafat Sang Baha’u’llah dan wahyu ini merupakan bimbingan
Tuhan bagi umat manusia sekurang-kurangnya untuk 1000 tahun. Agama Baha’i
disebarkan ke negara Turki, Rusia, Irak, Syiria, Mesir, dan India. Burma dan
Indonesia, meski ditentang terus oleh Raja Iran dan Sultan Turki, dua penguasa
29
Ibid., hlm. 247-249.
42
paling kuat pada masa itu di negara-negara Timur, serta dimusuhi oleh kaum
fanatik.
Sang Hakim.
b. Pembuangan ke Irak
Suci (Akka).
sahabatnya di Taman Ridwan, di luar kota Baghdad. Hari itu dijadikan Hari Raya
Baha’i yang paling suci dan paling penting dari semua hari besar. Sang
Baha’u’llah memanggil hari itu sebagai hari raya terbesar, raja semua hari raya,
perayaan Tuhan.
30
Kitab Al-Aqdas, merupakan buku utama Agama Baha’i yang ditulis oleh pendiri agama
Baha’i, Baha’u’llah. Ini memiliki status yang sama seperti Al-Qur’an bagi umat Islam, Al-Kitab
bagi umat Kristen. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab al-Kitabu I-Aqdas, tetapi sering disebut
dengan judul Persia, Kitab Aqdas.
44
gelap dan penuh bencana tetapi paling mula dimulai. Masa ini
luar biasa.
Akka.
e. Pengasingan di Akka
Abud, di mana ia tinggal selama tujuh tahun, dan di sini pula kitab Aqdas
diwahyukan. Baha’u’llah pindah ke Mazraih selama dua tahun dan pindah lagi ke
Istana Bahji, adalah tempat yang tersuci di bumi dan merupakan kiblat umat
tahun, bernama Aqa Buzurq yang diberi gelar badi. Ia wafat setelah
Periode ini diawali pada saat wafatnya Baha’u’llah, dan pemberian wasiat
Baha’u’llah kepada Abdul Baha’ sebagai pusat perjanjian, dan diakhiri dengan
31
Ibid., hlm. 249-250.
45
dijaga.
dan Inggris.
masih dengan sederhana, setelah 50 tahun, jenazah suci sang Sang Bab
kepada umat Baha’i agar tersebar luas dan bertempat tinggal di seluruh
wali agama.
4. Periode IV (1921-1944)
Periode ini diawali pada saat wafatnya Abdul-Baha’ dan Shoghi Effendi
menjadi wali agama. Dan diakhiri pada tahun 1944 bersamaan dengan peringatan
Baha’i.
Kitab Aqdas dan buku sejarah The Dawn Breakers. Buku-buku yang
yang lain.
g. Sang Wali menyusun buku sendiri, yaitu buku God Passes By (dalam
h. Setiap hari beliau membalas surat dari seluruh teman Baha’i di seluruh
dunia sebanyak 700 halaman per hari, sehingga tidak ada satu surat
47
j. Dalam masa ini agama Baha’i diakui sebagai agama yang berdiri
sendiri.
Periode I: Masa Sang Bab (sembilan tahun pertama), Persia dan Irak.
Periode II: Masa Baha’u’llah (37 tahun), India, Mesir, Turki, Caucasus,
(Sulawesi/Indonesia).
Periode III: Masa Abdul Baha’ (29 tahun), Amerika, Kanada, Perancis,
Inggris, Jerman, Austria, Rusia, Itali, Belanda, Hungaria, Swiss, Arab, Tunisia,
Periode IV: Agama Baha’i selama periode ini (23 tahun) tersebar ke 34
negara merdeka dan banyak lagi pulau dan negara yang belum merdeka di dunia.
Dengan data ini menunjukkan perkembangan agama Baha’i dalam abad pertama,
32
Ibid., hlm. 251-252.
48
dan semakin meningkat dalam abad kedua, hampir tidak ada lagi negara di dunia
Keempat periode ini dianggap sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan
dari suatu sistem yang akan mewujudkan Tata Tertib Dunia Baru Baha’u’llah.
Masa seribu tahun agama Baha’i dibagi dalam tiga zaman, yaitu zaman
Zaman ini meliputi masa kehidupan Sang Bab, Baha’u’llah dan Abdul-
Baha’.
Baha’i telah menampilkan permulaan sistem tata tertib agama Baha’i. sekaligus
sebagai suatu sistem yang juga menjadi pendahulu dan inti dari tata tertib dunia
baru. Dua puluh tiga tahun terakhir dari abad pertama agama Baha’i dapat
dianggap sebagai tahap permulaan masa pembentukan agama Baha’i. Suatu masa
transisi untuk berdirinya tata tertib administrasi yang di atasnya akan didirikan
33
Ibid., hlm. 252-253.
49
agama lain dan statusnya sebagai agama yang merdeka akan diakui
secara universal.
Persemakmuran dunia Baha’i akan berdiri dengan kukuh, lalu akan lahir
Dalam Agama Baha’i, salah satu ciri-cirinya adalah, jabatan atau profesi
bahwa meskipun pada zaman dulu jabatan ini dibutuhkan, namun tidak diperlukan
lagi pada zaman sekarang agar masing-masing manusia mencari kebenaran bagi
keulamaan ini, agar tak seorang pun dapat menyalahgunakan agama untuk
Baha’i diibaratkan “Suatu sistem saluran dan selokan, yang melaluinya roh suci
dari Tuhan tercurah kepada masyarakat Baha’i yang tersebar di seluruh dunia”.
itu disebut Tata Tertib Dunia Baha’u’llah, dan administrasi Baha’i adalah
sebagian dari tata tertib itu. Baha’ullah meletakkan dasar tata tertib dunia dan
membuat rencana dari tata tertib itu. Abdul Baha’ menjelaskan rencana Ilahi
masyarakat Baha’i yang tersebar di berbagai belahan dunia dapat bergabung dan
menjadikan satu dengan lainnya sebagai bagian dari kesatuan masyarakat yang
besar.
51
sama lain. Administrasi ini terdari dari Majelis-majelis Rohani Setempat yang
dipilih oleh umat Baha’i dari suatu desa atau kota. Dalam kitab Aqdas,
orang atau lebih disuatu tempat, maka majelis rohani setempat harus dibentuk.34
Majelis Rohani ini merupakan suatu badan yang akan mengabdi kepada
Baha’i dari suatu negara; dan Balai Keadilan Sedunia dipilih oleh semua orang
BAB III
A. Pengertian Persaudaraan
dasar ‘saudara’ yang artinya adik/kakak seayah dan seibu, sedangkan arti
(saudara) ini dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali.36 Kata ini dapat
persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.
persamaan ini pada tahap yang paling dalam akan membawa manusia menyadari
Islam mengingatkan orang akan kejadiannya yang berasal dari satu jiwa,
kepada-Nya semua akan dikembalikan. Nabi Adam oleh seluruh agama semit
35
https:kbbi.web.id/saudara.html diakses tgl 02 Agustus 2018 jam 13:00 Wib
36
M. Quraish Shihab, Wawasan Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 486.
53
dipercayai sebagai bapak dari umat manusia. Dari-Nya muncul kesadaran bahwa
semua manusia pada hakikatnya adalah bersaudara, dan diciptakan oleh satu
ini menjadi lebih kuat dalam ikatan yang lebih sakral yaitu satu iman.
pelajari dahulu istilah saudara dalam Alkitab. Arti Saudara dalam Alkitab
melalui hubungan darah daging, istilah saudara juga digunakan untuk mereka
yang berkaitan satu sama lain melalui hubungan rohani. Misalnya persaudaraan
berkat iman: “hai tuan-tuan dan saudara sekalian, beranilah aku menyatakan
kepadamu dari hal nenek moyang kita Daud...” (Kisah Para Rasul 2: 29).
satu orang saja” (Kisah 17:26, Lihat kejadian 1-2). Hubungan sebagai saudara
terputus. Kain membunuh Habel, saudaranya (Kejadian 4: 1-6). Tetapi Allah tetap
idamkan dan diperjuangkan oleh para nabi. Persaudaraan sejati yang meliputi
semua orang terwujud dalam Yesus Kristus. Dari Yesus sendiri berkata: “Siapa
54
dialah saudara-Ku perempuan, dialah Ibu-Ku” (Matius 12:50 Lihat Mikha 3:35;
Lukas 8:21). Maksudnya adalah bila umat ingin membangun persaudaraan sejati
maka yang dilakukan adalah mengikuti jalan yang dibenarkan oleh Yesus, karena
dia tidak pernah membedakan umat-Nya dari jenis kelamin, keturunan, profesi
dan sebagainya.
makhluk lain sama dengan dirinya sendiri (Dhammasugiri, 2004: 21). Hal tersebut
mencerminkan bahwa dengan melaksanakan cinta kasih maka akan dapat tercipta
Buddha menjelaskan sifat cinta kasih secara rinci didalam Karaniya metta
mengembangkan hati kepada semua makhluk dengan pikiran cinta tanpa batas
37
Khemanando Thera, Beauty of Dhamma (Perubahan, Cinta, dan Kebahagiaan),
(Medan: Triagung Abadi, 2015) hlm. 27.
55
dan pedang, malu dengan perbuatan kasar, hidup dengan cinta kasih, kasih sayang
dan bijaksana terhadap semua makhluk yang hidup, ini sila yang harus
dilaksanakan. (D.i.227)
masalah persaudaraan dijelaskan secara gamblang dalam ajaran Tattwam asi yaitu
ajaran sosial tanpa batas. Saya adalah kamu, dan sebaliknya kamu adalah saya,
dan segala makhluk adalah sama sehingga menolong orang lain berarti
menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri
Hakikat Atman yang menjadi hidup di antara saya dan kamu berasal dari satu
sumber yaitu Tuhan. Ajaran tattwam asi mengajak setiap orang penganut agama
untuk turut merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain. Membuat orang lain
senang dan bahagia, maka sesungguhnya dirinya sendirilah yang ikut merasakan
persaudaraan yang saling tenggang rasa, dan tidak membebani satu sama lain.
“di empat penjuru lautan, kita semua bersaudara,” berarti bahwa semua rata-rata
38
Arifinsyah, Agama Dialogis Misi Profetik Mencegah Konflik (Yogyakarta: Perdana
Publishing, 2016), hlm. 54.
56
di seluruh dunia dilahirkan sama dan karenanya harus bergaul dengan satu sama
satu pohon dan daun-daun dari satu dahan. Meskipun berbeda satu sama lain
secara jasmani dan perasaan, serta memiliki bakat dan kemampaun yang berbeda-
beda, namun manusia tumbuh dari satu akar yang sama. Oleh karena itu, semua
manusia adalah satu keluarga manusia. Karena kedudukan manusia sama di depan
mencela perbedaan ras dan kesukuan, serta mengajarkan bahwa semua orang
merupakan anggota dari satu keluar ga manusia, yang justru diperkaya dengan
sifat mulia serta bertingkah laku sesuai dengan standar moral yang tinggi.
kedermawanan, toleransi, belas kasihan, sifat dapat dipercaya, niat yang murni,
dan semangat pengabdian. Kejujuran adalah dasar dari segala kebajikan manusia,
39
https://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com di akses pada tanggal 26 September
2018 jam 13:22 Wib
40
M. Ali Imran, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, (Yogyakarta: PT. IRCiSoD,
2015), hlm. 523.
57
tanpa kejujuran kemajuan dan keberhasilan dalam semua alam Tuhan tidaklah
bisa dikatakan merupakan bagian dari alam hewan, bedanya manusia memiliki
kemampuan berpikir yang lebih unggul daripada semua makhluk lainnya. Jika
seseorang selalu ditunjukan pada soal-soal ketuhanan, orang itu akan menjadi
orang yang suci, tetapi sebaliknya bila pikirannya dipusatkan pada hal-hal
duniawi saja, orang itu akan semakin tenggelam dalam hal-hal duniawi hingga
akhirnya ia sampai pada keadaan yang hanya sedikit lebih baik daripada hewan.42
Manusia. Semua manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jika umat Baha’i
percaya kepada Bapa Surgawi yang satu, maka harus saling menganggap satu
sama lain sebagai saudara, anggota dari satu keluarga, yakni keluarga manusia.
pertumpahan darah tidak akan ada lagi. Semoga fanatisme dan pemisahan agama
41
....Renungan Tentang Kehidupan Roh (T.Tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia,
2006), hlm. 14
42
...,Khotbah-khotbah Abdul Baha’ di Paris terj dari Paris Talks. Addresses Given by
Abdul Baha’ in 1911 (T.Tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia, 2008), hlm. 5.
58
terwujud karena sikap saling tolong menolong dan kerja sama merupakan dua
prinsip pokok yang diperlukan yang mendasari kemakmuran umat manusia. Ini
tentang kesatuan umat manusia dan kesatuan asasi agama. Peperangan akan
Maha Agung akan datang, dunia akan dipandang sebagai suatu dunia yang baru,
Tujuan dasar yang mendorong wahyu Tuhan dan Agama-Nya adalah agar
kehidupanmu satu sama lain, bukan saja untuk mereka yang engkau cintai tetapi
untuk seluruh umat manusia. Anggaplah seluruh umat manusia sebagai anggota-
anggota satu keluarga, semuanya anak Tuhan, dan bila engkau berbuat
43
Majelis Rohani Baha’i Nasional Baha’i Indonesia, Tulisan Suci Baha’i mengenai
Kesatuan, hlm. 12.
59
antaramu menjadi sumber segala kebaikan bagi manusia, dan suri teladan
Tinggi. Jika ada perselisihan timbul di antara engkau, lihatlah aku berdiri
kepentingan nama-Ku dan sebagai tanda cintamu pada Agama-Ku yang nyata dan
dan persaudaraan.
dibersamai dengan doa yang berbunyi “Ya Tuhan Yang Maha Pengasih! Engkau
telah menjadikan semua manusia dari keturunan yang sama. Engkau telah
44
......Kehidupan Keluarga, Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia, hlm. 9
60
dan kebahagiaan yang telah Ia ciptakan dalam hati Baha’i. gembira karena cinta
Tuhan ada di dalam hati. Bahagia karena mengerti arti dan tujuan hidup yang
singkat di bumi ini. Senang karena telah menemukan Kekasih dan melalui
mengenal Sang Kekasih dan mendengar suara-Nya. Kurnia yang besar ini telah
mereka yang berharga demi Kekasih mereka. Jika kegembiraan karena agama
merebut hati, tak ada apa pun di bumi ini yang dapat menyebabkan umat Baha’i
berkecil hati atau bersedih hati. Kemiskinan, penyakit dan kesukaran dapat
dilupakan jika cinta pada Tuhan dan cinta pada makhluk-makhluk-Nya ada dalam
hati.
Kebahagiaan yang disebabkan oleh cinta yang dirasakan untuk Tuhan dan
sesama makhluk, membuat umat Baha’i lebih patut untuk memberikan pujian
kepada Yang Maha Kuasa dan menerima berkat-Nya. Orang Baha’i harus selalu
Kekayaan dunia tak dapat menambah kegembiraan, tidak pula kemiskinan dapat
kebahagiaan yang sejati karena tidak berlangsung lama. Umat Baha’i diajak untuk
bergembira karena hidup pada zaman yang begitu mengagumkan. Orang Baha’i
harus menikmati surga yang telah disediakan Tuhan, di mana manusia hidup
sebagai saudara, dan di mana berbagai pertengkaran dan perselisihan di masa lalu
telah dilupakan.
62
BAB IV
PERSAUDARAAN MANUSIA
A. Pendidikan Universal
perintah Baha’u’llah:
anak mereka agar beriman, karena jika anak-anak tidak mencapai perhiasan
yang terbesar ini, mereka tidak akan patuh pada orang tua mereka, yang dalam
pengertian tertentu berarti mereka tidak akan mentaati Tuhan. Sungguh, anak-
anak demikian tak akan menunjukkan sikap tenggang rasa kepada orang lain, dan
mereka akan berbuat apa saja sesuka hati mereka. (Loh-loh Baha’u’llah yang
darinya apa yang diperlukan untuk pendidikan mereka, dan jika tidak, persoalan
46
...Pendidikan Baha’i, No 14, Dihimpunkan oleh Departemen Riset 1976, hlm. 5.
63
Barangsiapa yang mendidik anaknya atau anak orang lain, seakan-akan ia telah
dapat dihapuskan dari muka bumi melalui kekuatan Nama Terbesar, dan seluruh
umat manusia menjadi penegak dari satu Tata Tertib, dan penghuni dari satu
mengabaikan tugas ini, maka Majelis Rohani harus memaksa agar memperhatikan
pendidikan anak-anak itu, tetapi jika orang itu tidak mampu, Majelis Rohani harus
dari masyarakat. Abdu’l Baha’ berkata bahwa meskipun ada persamaan hak antara
laki-laki dan perempuan, tetapi dalam hal pendidikan, jika ada prioritas, maka
menjadi ibu di kemudian hari, dan seorang ibu yang terdidik dapat mendidik
menulis. Anak-anak harus dididik sedemikian rupa sehingga mereka akan dapat
47
...Kitab Aqdas, No. 48 hal. 53
...Pendidikan Baha’i, No. 5 Hlm. 2.
48
64
anak-anak dalam prinsip-prinsip agama, agar janji dan ancaman yang tercatat
dalam Kitab-kitab Tuhan dapat mencegah mereka dari hal-hal yang dilarang dan
kefanatikan yang bodoh dan keras kepala.” (Daun Firdaus yang Kedelapan,
Sekarang ini, anak-anak yang hidup di berbagai bagian dunia dididik agar
setia pada negeri mereka sendiri saja, dan kadang-kadang kebencian terhadap
bangsa lain diukir dalam pikiran mereka yang masih muda, mereka diajari agar
bangga karena mereka bangsa Jerman atau Arab, atau China dan mereka diajari
untuk percaya bahwa ras mereka, agama mereka atau kasta istimewa mereka
adalah yang terbaik di dunia. Menurut Agama Baha’i hal ini tidak dibenarkan.
bahwa “Bumi hanyalah satu tanah air dan umat manusia warganya.” Dengan
perbaikan seluruh dunia. Menurut umat Baha’i, jika orang-orang memakai cara
pendidikan seperti ini, maka hanya akan memerlukan satu generasi untuk
B. Persatuan Bahasa
orang tidak dapat saling memahami bahasa mereka. Setiap negara mempunyai
49
Ibid., No, 15 hlm. 5.
65
bahasa yang berbeda dengan bahasa yang dipakai oleh negara lain, dan jika
asing.
semua orang di dunia dan menjadikan mereka seperti anggota-anggota dari satu
keluarga. Oleh karena itu salah satu dari hukum-hukum-Nya ialah bahwa satu
bahasa umum harus diajarkan di setiap negara di dunia, sehingga setiap orang
akan belajar bahasa itu di samping bahasanya sendiri. Dengan demikian, orang
akan merasa bahwa dia berada di rumahnya sendiri kemana pun mereka pergi,
karena mereka semua dapat saling mengerti. Bahasa sedunia akan menghilangkan
Pencipta; dalam bahasa Hindi ia disebut Ishwara, dalam bahasa Arab disebut
Allah dan dalam bahasa Indonesia disebut Tuhan. Orang-orang berpikir bahwa
mempersoalkan nama yang berbeda ini. Jika semua orang dapat berbicara dalam
satu bahasa umum atau bahasa sedunia, mereka akan menyadari bahwa mereka
dari 800 bahasa di dunia, karena orang-orang belum mengerti satu bahasa sedunia.
Jika bahasa sedunia telah ada, maka akan lebih mudahlah untuk memberikan
tersebut.
antara berbagai bahasa, dan demikian pula salah satu tulisan yang ada, atau
menciptakan suatu bahasa yang baru dan suatu tulisan yang baru untuk
diajarkan kepada anak-anak di sekolah di seluruh dunia. Dengan cara ini mereka
akan memperoleh hanya dua bahasa; satu adalah bahasa aslinya sendiri, yang
lain adalah bahasa yang akan dipakai oleh semua orang di dunia. Jika manusia
berpegang erat kepada apa yang telah disebut. Seluruh dunia akan dianggap
sebagai satu negara, dan manusia akan dibebaskan dari memperoleh dan
persaudaraan dan cinta di antara para mukmin. Majelis harus menciptakan suasana
persatuan yang penuh kasih sayang di antara umat Baha’i; Majelis itu harus
berusaha agar setiap orang dapat merasa gembira berada dalam lingkungan itu.
50
......Ibid. Hlm. 7
67
Jika ada suatu masalah di antara teman-teman, Majelis Rohani harus dapat
berusaha menyelesaikan masalah itu. Majelis Rohani harus laksana orangtua yang
miskin, yang sakit, yang cacat, yang yatim piatu, yang janda, tanpa memandang
warna kulit, kasta dan kepercayaan.” Tugas penting lainnya dari Majelis Rohani
menurut Sang Wali adalah: “mereka harus melakukan persiapan untuk pertemuan-
pertemuan tetap bagi teman-teman, pertemuan Sembilan Belas Harian dan Hari-
sesama manusia.
1. Pertemuan 19 harian
Dalam agama Baha’i tidak dikenal ibadah mingguan, karena dalam satu
bulan hanya ada 19 hari. Sehingga yang ada adalah ibadah harian dan bulanan.
Dalam ibadah bulanan tersebut yang terjadi setiap tanggal 19 pada penanggalan
Baha’i, biasanya diadakan pada hari pertama setiap bulan Baha’i yaitu malam
sebelumnya setelah matahari terbenam. Ini yang dianjurkan oleh Shoghi Effendi.
Waktu pertemuan 19 hari-an ini tidak mutlak harus dilakukan dengan menafikan
berbagai halangan dan kondisi yang tidak memungkinkan. Bila karena satu dan
maka acara selamatan tersebut sejatinya dapat diundurkan. Jika masyarakat Baha’i
68
merasa bahwa kebanyakan teman tidak dapat hadir pada hari itu, Majelis Rohani
boleh memutuskan untuk mengadakan sembilan belas harian itu pada hari yang
lebih cocok.
beberapa orang Baha’i untuk menjadi Tuan Rumah secara bergiliran. Pertemuan
Salah satu kewajiban Majelis adalah berusaha agar semua teman di desa
ini “... dimulai oleh Sang Bab dan ditetapkan oleh Baha’u’llah.”
Abdu’l Baha berkata bahwa dalam Sembilan Belas Harian tujuan dari
acara ini yaitu “...Pertemuan ini adalah pembawa kegembiraan, Pesta ini
kasih sayang dan persaudaraan. Dan pertemuan ini menebarkan kesatuan umat
manusia.”51
cinta, untuk mengingat Tuhan dan memohon kepada-Nya dengan kalbu yang
sama lain dengan cinta dan kasih sayang yang mendalam. Jika suatu masalah
dan harus dilakukan usaha untuk menyelesaikan perbedaan yang ada di antara
dapat menjadi bersatu dengan sempurna, dan sikap saling tolong menolong dan
Pertemuan sembilan belas harian terdiri atas tiga bagian, yaitu acara
Abdu’l-Baha. Ini dapat dilakukan oleh siapa pun di antara kawan-kawan Baha’i
yang hadir yang diminta oleh ketua, dan yang lain mendengarkan Sabda-sabda itu
dengan penuh khidmat dan perhatian. Jumlah doa dan Tulisan Suci yang dibaca
jangan terlalu banyak sehingga membuat orang-orang menjadi letih. Ketika umat
Baha’i selesai dengan bagian pertama, kemudian masuk kepada bagian kedua
yaitu acara administrasi, Ketua Majelis Rohani meminta kepada Sekretaris untuk
Bagian ketiga dari acara Sembilan Belas Harian itu adalah acara ramah
tamah. Umat Baha’i menyediakan hidangan makanan ala kadarnya untuk dimakan
menyanyi, dan teman-teman yang lain ikut menyanyi bersama. Umat Baha’i
kasih sayang, dan ini membawa anugerah-anugerah rohani yang dirasakan oleh
Kegiatan ini dimulai dari tingkat majelis rohani setempat dan majelis
pemeluk Baha’i tetapi juga bisa dihadiri oleh non Baha’i. karakter Baha’i ini
sangat terbuka sehingga keberadaannya mudah diterima oleh berbagai etnis, ras,
2. Do’a Bersama
Setiap pertemuan umat Baha’i selalu dibuka dan ditutup dengan doa. Doa
bersama merupakan salah satu kegiatan atau budaya yang ingin dibangun dalam
masyarakat dari berbagai latar belakang dan keyakinan. Doa bersama lintas agama
Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi kerinduan setiap kalbu
dalam doa dan menghadapkan hati mereka pada Sang Pencipta. Pada saat-saat
tetangga terdekat, melakukan doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa tanpa
memandang latar belakang masing-masing. Biasanya, para umat yang ikut do’a
bersama ini akan bergiliran berdoa menurut cara dan ajaran agama atau
rohani dengan berbagai aneka doa yang dipanjatkan kepada Sang Tuhan Yang
Maha Esa. Umat Baha’i meyakini dari keadaan dan latar belakang apapun, semua
52
Nuhrison M Nuh, et.al, Baha’i, Sikh, Tao: Penguatan Identitas dan Perjuangan Hak-
Hak Sipil (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI, 2015). hlm. 151-152.
72
BAB V
BAHA’I
tercermin jelas seperti yang dibawa oleh para Nabi kepada Ummat manusia.
Ukhuwwah Al-Islamiyyah. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Diantara firman Allah yang menjelaskan
53
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Jumanatul Ali-
ART, 2004), hlm. 516.
73
atas. Menurut ayat ini, bahwa orang-orang mukmin adalah saudara, tidak perlu
mendamaikannya.
Selain di dalam Alqur’an, Nabi SAW. juga bersabda dalam hadits yang
muslimin yang begitu eratnya menurut Islam. Hubungan antara mereka dalam hal
kasih sayang, cinta, dan pergaulan diibaratkan hubungan antara anggota badan,
yang satu sama lain saling membutuhkan, merasakan, dan tidak dapat dipisahkan.
Jika salah satu anggota badan tersebut sakit, anggota badan lainnya ikut
merasakan sakit.54
Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada
ataupun rusak. Hal itu menggambarkan betapa kokohnya hubungan antara sesama
umat Islam. Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh kaum
mukmin dalam berhubungan antara sesama kaum mukminin. Sifat egois atau
mementingkan diri sendiri sangat ditentang oleh Islam. Sebaliknya umat Islam
seiman lebih erat daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang akan menjadi
Keadaan seperti itu telah dicontohkan oleh kaum mukminin pada masa
hijrah ke Madinah. Di kota inilah, persaudaraan antara umat Islam terlihat sangat
suka cita, melebihi sambutan kepada oranglain karena pertalian darah atau
keluarga. Segala keperluan dan kepentingan kaum Muhajirin, mulai dari tempat
sebutan kaum Anshar, yakni kaum penolong dan pembela dalam arti yang luas,
Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau
bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan oleh
bangsa Arab yang sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai, tetapi
setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama (way
Dalam syari’at Islam pun banyak sekali ajaran yang mengandung muatan
untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas sesama umat Islam, seperti
dalam keluarga sering kali terjadi, dengan berbagai sebab. Misalnya karena faktor
maupun masalah lainnya. Mungkin kita masih ingat, pembunuhan yang dilakukan
SAW telah mengajarkan kepada kita dengan sabda nya: “Sedekah kepada orang
miskin hanya mendapat pahala sedekah saja, sedang sedekah kepada sanak
Ibnu Majah). Disisi lain Nabi saw juga memberikan penegasan dan sekaligus
76
ancaman bagi orang yang memutuskan tali persaudaraan dengan sabdanya: “Tidak
Bukhari Muslim).
Pada dasarnya semua manusia itu berasal dari bapak yang sama, yakni Adam.
Artinya: Manusia adalah umat (bangsa) yang satu lalu diutus oleh Tuhan
nabi-nabi yang menjadi pembawa berita gembira dan menyampaikan peringatan.
Dan diturunkan-Nya bersama mereka (nabi-nabi tersebut) kitab yang
mengandung kebenaran supaya dia memberikan keputusan antara sesama
manusia dalam persoalan-persoalan yang mereka perselisihkan.” (Q.S. Al-
Baqarah: 213).55
bahwa ayat al-Qur’an di atas merupakan peringatan kepada kita untuk senantiasa
pertikaian, hendaklah kita membuka nurani dengan mengingat kembali pada asal
mula kita. Manusia pada hakikatnya adalah umat yang satu, yakni sama-sama
meyakinkan kita bahwa, sebagai manusia kita sama-sama diciptakan Allah dari
tanah, dan kelak jika meninggal kita akan dikubur ke dalam tanah (juga).
Dengan pandangan ini, perbedaan yang ada bukan menjadi masalah, tapi
yang ditawarkan oleh Islam. Ajaran untuk berpegang teguh kepada persaudaraan
manusia. Juga bukan sebatas sikap tidak mau mengganggu orang lain. Namun
tindakan aktif yang merupakan panggilan jiwa untuk menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan. Jiwa kita akan terpanggil untuk memberi makan bagi
mereka yang lapar dan menolong yang terkena musibah. Bersedia meringankan
beban penderitaan orang lain dengan atau tanpa dimintai pertolongan. Dan yang
55
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 33.
78
Salah satu Persamaan antara konsep persaudaraan agama Islam dan agama
karena semua manusia pada hakikatnya adalah bersaudara, dan diciptakan oleh
satu Tuhan yang sama. dalam Surah Al-Baqarah ayat 213 disebutkan bahwa
manusia adalah umat (bangsa) yang satu. Namun demikian, persamaan yang
menimbulkan persaudaraan ini menjadi lebih kuat dalam ikatan yang lebih sakral
yaitu satu iman. Begitupun di dalam ajaran Baha’i, Baha’u’llah telah mengajarkan
kepada umat Baha’i bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
dalam Islam ajaran yang mengandung muatan untuk mempererat tali persaudaraan
sesama umat Islam seperti zakat, Qurban, Shalat berjamaah, ibadah Haji.
79
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baha’i ada tiga pilar yaitu; Tuhan itu satu, yang menciptakan bumi dan seluruh
isinya, walaupun penyebutan nama Tuhan itu bias berbeda-beda, ada yang
menyebut Allah, Allah swt, Syanghiyang widi, dll; Manusia itu satu, karena
manusia diciptakan dari asal dan sumber yang sama; Agama itu satu, karena
dapat ditegakkan. b). Pendidikan universal, bahwa setiap anak laki-laki ataupun
rupa sehingga mereka akan dapat mengabdi kepada umat manusia demi
terlepas dari tugas Majelis Rohani setempat dimana setiap bulannya mereka
B. Saran-Saran
berikut:
penelitian ini, karena masih banyak hal-hal yang bisa dikaji dari sisi
Abrahamik.
DAFTAR PUSTAKA
https:kbbi.web.id/saudara.html.
Nuhrison M Nuh, et.al, Baha’i, Sikh, Tao: Penguatan Identitas dan Perjuangan
Hak-Hak Sipil Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama RI, 2015
Rahmat Syafe’i, AL Hadist Aqidah, Akhlak, Sosial,dan Hukum, Bandung:CV
Pustaka Setia, 2000
Rosyid,Moh. Agama Baha’ Dalam Lintasan Sejarah di Jawa Tengah,Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015.
www. Bahaiindonesia.org
GLOSARIUM
Bab, Sang; Arti harfiahnya “Pintu Gerbang”, gelar yang dipakai oleh Mirza Ali
Muhammad setelah pengumuman Misi-Nya di Shiraz. Ia adalah pendiri
Agama-Nya dan Bentera bagi Baha’u’llah.
Baha’; Baha’ berarti kemuliaan. Ini adalah nama terbesar Tuhan dan suatu gelar
dengan mana Baha’u’llah dipanggil.
Baha’u’llah; “Kemuliaan Allah”, gelar Mirza Husein Ali pendiri agama Baha’i.
Kitab Al-Aqdas; kitab tersuci agama Baha’i yang ditulis oleh pendiri agama
Baha’i, Baha’u’llah. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab Al-Kitabu I-
Aqdas, tetapi sering disebut dengan judul Persia, Kitab Aqdas.
Nawruz; Tahun baru dari kalender Baha’i, jatuh pada hari musim semi ekuinoks,
yaitu hari dimana matahari memasuki rasi Aries dilihat dari Teheran.
Shoghi Effendi; Wali agama Baha’i. ia adalah cucu tertua Abdul-Baha dan
diangkat oleh-Nya sebagai kepala agama.
Siyah-Chal; Secara harfiah berarti “Lubang Hitam”. Penjara bawah tanah yang
gelap, berbau busuk di Teheran dimana Baha’u’llah dipenjarakan selama
empat bulan dalam tahun 1852.
84
I. IDENTITAS PRIBADI
2. Nim :42.14.4.001
Medan Tembung