KAJIAN PUSTAKA
dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
adalah usaha atau cara yang digunakan untuk meraih suatu tujuan yang
diharapkan.
kemasyarakatan.3
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), hlm. 126.
2
Zul Fajri, Ratu Aprilia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (t.tp.Difa Publisherhlm.
852.
3
H. Masdar Helmy, Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat, (Semarang: Dies
Natalies, IAIN Walisongo Semarang, 2001), hlm. 31.
19
20
usaha yang dilakukan dengan sabar, berencana, teratur dan terarah serta
aspeknya.4
tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien untuk memperoleh hasil
Religion (bahasa Inggris, Perancis, Jerman) dan religie (bahasa Belanda). Istilah
ini bukannya tidak mengandung arti yang dalam melainkan mempunyai latar
belakang pengertian yang lebih mendalam dari pada pengertian yang lebih
“re dan eligare” yang berarti “memilih kembali” dari jalan sesat kejalan
tuhan.
b. Religie, menurut Lactantius, beasal dari kata “re dan ligare” yang artinya
c. Religie berasal dari “re dan ligere” yang berarti “membaca berulang-ulang
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN,
(Jakarta: 1979), hlm. 2.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 137.
21
belum menggambarkan arti sebenarnya dari pada apa yang kita maksudkan
untuk hidup iman, sebab pada dasarnya hidup merupakan penyerahan diri penuh
kepada Tuhan.7
hati, yakni pembinaan yang bersifat menyeluruh, dapat berlangsung hanya jika
6
Abdurrahman Mas’ud, Antologi Studi Agama Dan Pendidikan, (Semarang: CV Aneka
Ilmu, 2014), hlm. 55-56.
7
Darmita. Praksis Bimbingan Rohani, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm.16.
8
Bernart, Hagent. Agama Bertindak. (Jakarta: Kanisius, 2006), hlm. 171.
22
sadar dan sukarela mau melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan sesuai
Sekolah adalah sebagai pembantu pendidikan anak, yang dalam banyak hal
pribadi anak terlaksana dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja
dengan mudah dan membina masa remaja itu tidak akan mengalami kesusahan.
Akan tetapi jika si anak kurang bernasib baik, dimana pembinaan pribadi di
mengahadapi masa remaja yang sulit dan pembinaan pribadinya akan sangat
sukar.
pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga,
atau membentuk keagamaan pada diri anak agar menerima pendidikan agama
yang diberikan.
berkaitan dengan amalan hati dan anggota tubuh. Iman juga merupakan
menampakkan ketundukan syariat Allah dan terhadap apa yang dibawa oleh
Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan hati, tanpa ada kebimbangan
pikiran maupun prilaku dan jasmani. Iman merupakan gizi bagi rohani dan unsur
unsur iman itu tumbuh dan tertanam dengan benar dalam diri manusia maka setiap
Menurut Nurul Zuriah, “iman adalah meyakini akan adanya Tuhan Yang
sehingga apabila keimanan tersebut sudah tertanam dalam diri manusia dengan
benar, maka sikap dan perbuatan yang dihasilkan pun akan mencerminkan nilai-
ibadah yang dibedakan menjadi dua macam yaitu yang bersifat umum dan yang
bersifat khusus.
a) Umum
Nya disebut ibadah. Banyak perbuatan baik yang merupakan ibadah yang
bersifat umum yang diajarkan oleh agama yang ada di dunia ini, seperti tolong-
menolong dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah dan sopan dan lain
sebagainya.
12
Jatmiko, Agung, Skripsi:Hubungan Aktivitas Pembinaan Rohani Dengan Perubahan
Sikap Siswa, (Lampung: Muhibbin, 2012), hlm. 19.
13
Muryono, Sigit, Empati, Penalaran Moral dan Pola Asuh, (Yogyakarta: Gala Ilmu
Semesta, 2011), hlm. 135.
25
b) Khusus
perilakunya pun akan sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya serta tidak
2. Pembinaan Pemikiran
yaitu : ”setiap akal yang berusaha menyingkap dan mengungkap berbagai hal.
Sosok, sikap dan peristiwa dengan simbol-simbolnya tanpa melakukan upaya fisik
pemikiran dapat dilihat dari nilai pemikiran yang dicapai oleh akal dan pengaruh
dalam kehidupan manusia. Nilai pemikiran itu akan nampak pada hasil wawasan
dan paradigma yang dicapai oleh seseorang manusia setelah mengarahkan seluruh
upayanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemudian itu semua itu
3. Pembinaan akhlaq
Akhlaq adalah tata cara berperilaku dengan norma dan aturan, baik yang
bersumber dari adat, negara, dan agama. Akhlaq agama adalah perilaku dengan
ukuran nilai-nilai dan aturan agama, yang dianggap baik adalah menurut agama
dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama.15
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlaq mulia. Akhlaq mulia mencakup
etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
Tuhan.16
tertuang dan terkandung dalam al-Qur’an dan al-sunnah sebagai sumber pokok.
sekolah yang dapat dilakukan oleh para guru agama antara lain:
mahluk jagad.
sesuai ajaran agama islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah
kehidupan.
17
Ibid., hlm. 24.
28
4. Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam
penyimpangan terjadi agar suatu tindak pelanggaran dapat diredam atau dicegah.
bimbingan, pengarahan dan ajakan kepada siswa dan juga pengendalian secara
represif artinya suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak sekolah/madrasah pada
19
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 420.
29
berulang lagi.20
tiga kerangka ilmu yaitu: dasar filsafat, tujuan, dan nilai serta orientasi
kehidupan duniawi bukan tujuan final, tetapi sekadar gerbong menuju kehidupan
yang kekal dan abadi sebagai tujuan final perjalanan hidup manusia. Ketiga, nilai
dan orientasi religiusitas pendidikan menjadikan iman dan taqwa sebagai ruh
kecerdasan spiritual juga memberi guide line kepada guru untuk mengajarkan arti
kebajikan, kebarsamaan, kesetiakawanan sosial kepada siswa sejak usia dini, dan
dan untuk guru juga dapat memperoleh hal tersebut melalui sikap keteladan dalam
setiap proses yang terjadi dalam pendidikan. Semua hal tersebut tentu saja tidak
20
Haedari, Amin, Ishoma El-Saha, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah
Diniyah, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hlm. 26.
30
situasi dan kondisi tempat model itu akan diterapkan beserta penerapan nilai yang
mendasarinya.
disekolah yang bersifat ubudiyah, seperti: shalat berjama’ah, puasa Senin Kamis,
sebagainya.22
penanaman nilai-nilai agama. Peran semua unsur sekolah, orang tua, siswa dan
21
Asmaun Sahlan. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya Mengembangkan
PAI dari Teori ke Aksi), (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 32.
22
Ibid., hlm. 47.
31
Swt.
komunitas sekolah.23
إِنَّا َخلَ ْقنَ ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َواُْنثَى َو َج َع ْلنَ ُك ْم ُشعُ ْوبًا َو َقبَا ئِ َل لَِت َع َارفُوا إِ َّن
)13( خبِْير ِ ِ ِ ِ
ٌ َ اَ ْكَر َم ُك ْم عْن َد اهلل أَْت َق ُك ْم إ َّن اهللَ َعلْي ٌم
Artinya:” Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa dan bersuku-suku supaya
kamu salinh kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuai lagi maha mengenal.”(Q.S. Al-Hujurat : 13)24
23
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA, MA, SMALB, SMK, dan
MAK, Lampiran 3,2.
24
Khadim Al-Hramain Asy Syarifai, Alqur’an dan Terjemahnya, 1418 H, 847.
32
mulia (HR. Ahmad), maka para pengasuh pesantren , sebagai ulama pewaris para
tinggi (shalih)25
1. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Serta akhlaq mulia
peserta didik secara optimal, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
2. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meniti kehidupan untuk
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
hari.
5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari pengaruh
Perilaku Siswa
Faktor ini di sebut faktor interen, maksudnya faktor yang timbul dari diri
siswa itu sendiri. Dari faktor ini kita dapat melihat kemungkinaan yang menjadi
Diantara adalah kesadaran akan pentingnya perilaku yang baik. Dalam masa itu
26
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (Upaya Reaktualisasi
Pendidikan Islam), (Malang: LKP21,2009), hlm. 59-69.
34
siswa sangat memerlukan bimbingan untuk menjadi diri sendiri dengan demikian
kita dapat memahami karekter yang akan timbul dalam diri siswa tersebut.
kehidupan manusia. Anggotanya terdiri dari ayah-ibu dan anak, bagi anak-anak
kehidupan keluarga merupakan fase pertama yang pembentukan sosial bagi anak.
Menurut islam anak merupakan amanat dari Allah bagi kedua orang
tuanya ia mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang, bila ia sejak kecil di biasakan
berbuat baik. Pendidikan yang dilatih secara continue akan menumbuhkan dan
dapat berkembang menjadi anak yang baik pula. Dan sebaliknya apabila ia di
biasakan berbuat buruk, nantinya ia akan terbiasa berbuat buruk pula dan menjadi
rusak mental dan moral mereka. Oleh karena itu perlu dibentuknya lembaga
Tingkah laku anak tidak hanya di pengaruhi oleh bagaimana sikap orang tua yang
berada dalam lingkungan keluarga itu. Melainkan juga bagaimana sikap mereka
dan di luar rumah. Dalam hal ini peranan orang tua penting sekali untuk
27
Muhaimin-Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 290.
35
mengikuti apa saja yang di butuhkan oleh anak dalam rangka perkembangan nilai-
nilai anak.
Orang tua harus bisa menciptakan keadaan dimana anak bisa berkembang
dalam suasana ramah, ikhlas, jujur dan kerjasama yang di perhatikan oleh masing-
untuk menumbuhkan sikap yang baik pada anak di kemudian hari, bilamana anak
menjadi hal yang biasa dalam hubungan antara anggota keluarga ataupun dengan
orang yang ada di luar rumah. Kebijakan orang tua menciptakan suasana baik
dalam rumah, menuntut pengertian yang cukup dari orang tua terhadap danak.
yang di miliki orang tua akan menciptakan anak-anak yang kurang bermoral,
ataupun sebaliknya, orang tua yang memiliki taraf kemampuan dan kecerdasan
yang tinggi akan memjamin dapat menciptakan anak dengan nilai moral yang
tinggi pula.
pengaruh terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak tetapi faktor lain yang
mungkin lebih berperan dan akan lebih mempengaruhi. Rumanh miskin tidak
khususnya pada mereka dengan taraf sosial ekonomi yang rendah sering
cara bersikap rendah terhadap orang lain di abaikan, dengan nilai moral yang
kurang di perhatikan.
karena makin besar kebutuhan siswa, maka orang tua menyerahkan tanggung
siswa mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk
pengajaran kepada anak didik. Perndidikan budi pekerti dan keagamaan yang di
ajaran islam mereka berusaha untuk memasukan anak mreka ke sekolah yang
diberikan pendidikan agama. Dasar kepribadian dan pola sikap siswa yang telah di
apabila anak memasuki sekolah. Corak hubungan antara murit dengan guru atau
Tipe seorang guru keras mernyebabkan sikap rendah diri pada siswa akan tetapi
sikap ini akan berubah apabila menemukan guru yang bersikap demokratis.
kagumi, karena itu timbul hasrat peniru terhadap sebagian atau keseluruhan
tingkah laku guru tersebut. Di pihak lain rasa tidak segan dapat menimbulkan
pihak lain terhadap guru menjadi negatif khususnya baik hubungan antara murid
dengan guru maka makin tinggi pula nilai kejujuran dan akan lebih efektif suatu
tinggi bilamana kelompok itu sendiri sudah mempunyai norma-norma moral yang
kekalahan orang lain, belajar berkerja sama, sehingga secara tidak langsung siswa
perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadikan sebab tidak adanya
yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang
besar pengaruhnya terhadap pola sikap kepribadian mereka. Konflik akan terjadi
pada siswa bilamana norma pribadi sangat berlainan dengan norma yang ada di
menuntut siswa untuk meperlihatkan pola lain yang bertentangan dengan pola
anak menjadi anak yang baik dan juga membuat anak yang suka melanggar
kawasan yang ada, kawasan yang kami maksut adalah kawasan yang ada
sebagai generasi muda. Para ahli ilmu social pada umumnya berpendapat bahwa
itu yang lebih penting adalah menggerakan hati mereka untuk secara otomatis
yang tidak berpengaruh apa-apa dalam kehidupan sehari- hari. Untuk itu
dengan jalan mencarikan hikmah dan manfaat setiap ketentuan agama itu. Jangan
perintah tuhan yang terpaksa mereka patuhi, tanpa merasakan manfaat dari
kepatuhan itu. Hal ini tidak dapat di capai dengan penjelasan yang sederhana saja,
orang tua atau guru agama, bahwa perbuatan yang tidak baik akan di hukum oleh
penguasa yang tertinggi yaitu Tuhan. Sekalipun tokoh tuhan ini adalah tokoh
abstrak yang tidak kelihatan tetapi pengaruhnya besar sekali. Siswa akan
yang boleh dan wajar di lakukan dan dapat berupa pengontrolan untuk melakukan
oleh guru dan dapat mereka terapkan dalam ke kehidupan sehari-hari. Bagaimana
seorang siswa mengisi waktu luang seiring dikemukakan sebagai sesuatu yang
berpengaruh besar terhadap konsep moral siswa. Orang tua dan guru menyadari
betapa pentingnya bacaan pada siswa yang antara lain juga membentuk segi-segi
moral bagi siswa. Perhatian dan anjuran untuk membaca ini minimbulkan
keinginan dan kebebasan yang besar untuk membaca. Akan tetapi kebiassaan dan
keinginan membaca ini juga di arahkan untuk membaca yang sekiranya dapat
Dengan hal ini makam pemikiran siswa akan semakin meningkat dan
dapat menjangkau apa yang mereka inginkan. Selain dari factor di atas masih ada
factor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menghambat pembinaan moral, di
alasan bahwa untuk mengerti hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan di
butuhkan kemampuan yang baik. Sebaliknya kemampuan yang baik dan yang
dapat mengeti perbuatan yang baik dan yang tidak baik. Jenis kelamin
di temui pada siswa laki-laki dari pada siswa perempuan . ini pun tidak dikatakan
secara umum, juga hal-hal yang sebaliknya yakni bahwa siswa perempuan lebih
kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran
transmisiskan bersama.29
sebagai: pikiran; adat istiadat; sesuatu yang sukar berkembang; sesuatu yang
knowledge, beliefs, art, morals, laws, cusoms and other capabilities and habits
yang unik dan bukan jumlah dari bagian-bagian suatu kemampuan psikologis
sebagainya.31
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol- simbol yang dipraktikan oleh
28
Singgih D. Gunarsa-Ny, Psikologi Praktis anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2001), hlm. 38-46.
29
Muhaimin dan Abdul Mudjib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung: Triganda Karya, 1993), hlm. 35.
30
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 149.
31
Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral Berpijak pasa Karakteristik Siswa dan Budaya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 18.
42
semua warga sekolah, meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan
masyarakat sekolah32.
Menurut Ismail Raji budaya religius sekolah merupakan cara berfikir dan
yang agamis.34
dan dapat juga secara terprogram sebagai learning process atau solusi terhadap
skenario (tradisi, perintah) dari atas atau dari luar pelaku budaya yang
learning procces. Pola ini bermula dari dalam diri pelaku budaya, dan suara
kebenaran, keyakinan, anggapan dasar atau dasar yang dipegang teguh sebagai
c. Menegakkan disiplin
anak36
a. Tataran nilai yang dianut, nilai-nilai agama yang disepakati dan perlu
35
Talizuhu Ndara, Teori Budaya Organisa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 24.
36
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja; Rosda Karya,
2004), hlm. 112.
44
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keseharian oleh semua warga
sekolah.
menganti simbol-simbol budaya yang kurang sejalan dengan ajaran dan nilai-
nilai agama dengan simbol budaya yang agamis. Perubahan simbol dapat
foto dan motto yang mengandung pesan-pesan dan nilai-nilai keagamaan dan
lain-lain.
dilakukan melalui:
menggunakan kekuasaan atau melalui people’s power, dalam hal ini peran
perubahan.
menganti paradigma berpikir warga sekolah yang lama dengan yang baru.
larangan. Allah Swt. Memberikan contoh dalam hal shalat agar manusia
45
melaksanakan setiap waktu dan setiap hari, maka diperlukan hukuman yang
warganya dengan cara yng halus dengan memberikan alasan dan prospek baik
samping sebagai do’a bagi orang lain juga sebagai bentuk persaudaraan antara
interaksi antar sesama, dan berdampak pada rasa penghormatan sehingga antara
37
Riyadus Shalihin, hlm:158-159.
38
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (Upaya Reaktualisasi
Pendididkan Islam), (Malang: LKP21, 2009), hlm.160-167.
46
damai dan bersahaja dan rasa hormat. Namun seiring dengan perkembangan dan
berbagai kasus yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, sebutan tersebut berubah
menjadi sebaliknya. Sebab itu, budaya senyum, salam dan sapa harus dibudayakan
cerminan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang santun, damai, toleran dan
memberikan berkah yang baik bagi siapa yang memasuki rumah dengan memberi
ِ فَِإ َذا دخ ْلتُم بيوتًا فَسلِّموا علَى اَْن ُف ِس ُكم حَتِ يَّةً ِمن ِعْن ِد
ًاهلل ُمبَ َار َكةً طَيِّبَة ْ ْ َ ْ ُ َ ْ ُُ ْ َ َ
)61( ات لَ َعلَّ ُك ْم َت ْع ِقلُ ْو َن
ِ ك يبنِّي اهلل لَ ُكم اآْل ي
َ ُ ُ ُ َُ َ َك َذال
ِ
Artinya: Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari)
rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada
(penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu
sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat
lagi baik, Demikian Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu,
agar kamu memahaminya. (Q.S An-Nur)39
Budaya saling hormat dan toleran juga nampak pada tiga sekolah. Saling
menghormati antara yang muda dengan yang lebih tua, menghormati perbedaan
bersama. Dalam perspektif apapun toleransi dan rasa hormat sangat dianjurkan.
39
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 385.
47
Bangsa Indonesia sebagai bangsa berbhineka dengan ragam agama, suku, dan
Bahasa sangat mendambakan persatuan dan kesatuan bangsa, sebab itu melalui
Pancasila sebagai falsafah bangsa menjadikan tema persatuan sebagai salah satu
sila dari Pancasila, untuk mewujudkan hasil tersebut maka kuncinya adalah
disebabkan karena tidak adanya toleransi dan rasa hormat diantara sesama warga
atau masyarakat yang memiliki paham, ide, atau agama yang berbeda. Sebab itu
melalui pendidikan dan dimulai sejak dini, sikap toleran dan rasa hormat harus
Adapun dalil al- Qur’an yang menerangkan anjuran untuk mempunyai rasa
اَْنتُ ْم ) َواَل2( ) اَل اَ ْعبُ ُد َم ا َت ْعبُ ُد ْو َن1( قُ ْل يَ آ اَيُّ َه ا الْ َك افُِر ْو َن
اَْنتُ ْم ) َواَل4( ْ) َواَل اَنَ ا َعابِ ٌد َم ا َعبَ دْمُت3( َعابِ ُد ْو َن َم آ اَ ْعبُ ُد
)6( ن ِ ْ) لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َوىِل َ ِدي5( َعابِ ُد ْو َن َمآ اَ ْعبُ ُد
Artinya: Katakanlah : Hai orang-orang kafir, aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan
penyembah tuhan yang aku sembah, dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah,
untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (Q.S. Al-
Kafirun). 40
spiritualitas dan jiwa sosial. Puasa hari Senin dan Kamis ditekankan di sekolah
40
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 602.
48
Rosulullah SAW. Juga sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran takziyah agar
siswa dan warga sekolah memiliki jiwa yang bersih, berfikir dan bersikap positif,
tersebut merupakan nilai-nilai luhur yang sulit dicapai oleh siswa-siswa di era
sekarang ini, disamping hantaman budaya negatif dan arus globalisasi juga karena
piranti untuk penangkal arus budaya negatif tersebut yang tidak maksimal baik
dalam bentuk pendidikan maupun keteladanan dari tokoh dan warga masyarakat.
Sebab itu melalui pembiasaan puasa senin kamis diharapkan dapat menumbuhkan
Dalam hadist yang riwayat oleh Imam Muslim dalam Riyadus Shalihin
menjelaskan Rasulullah senang jika dalam hari Senin dan Kamis dalam keadaan
berpuasa karna pada saat hari itu ditunjukkanlah amalan-amalan oleh para
4. Shalat Dhuha
spiritualitas dan mentalitas bagi seorang yang akan menuntut ilmu dianjurkan
untuk melakukan pensucian diri baik secara fisik maupun ruhani. Berdasarkan
Waqi’, menuturkan bahwa kunci sukses mencari ilmu adalah dengan mensucikan
dan waktu dalam mengerjakannya, dijelaskan dalam surat ad-dhuha ayat 1-2:
5. Tadarrus al-Qur’an
peribadatan yang diyakini dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dapat
41
Riyadus Shalihin, hlm. 498
42
Mohammad Sholeh, Terapi Sholat Tahajjud, (Jakarta: Hikmah Populer, 2007), hlm. 14.
43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 596.
50
perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga, dan istiqamah
dalam beribadah.
keimanan dan kecintaan pada al-Qur’an juga dapat menumbuhkan sikap positif
diatas, sebab itu melalui tadarus al-Qur’an siswa-siswi dapat tumbuh sikap-sikap
luhur sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar dan juga
Allah akan menyempurnakan pahala dan menambah karunia bagi mereka yang
selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menafqahkan sebagian dari
44
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm.437.
51
dari Allah SWT. Inti dari kegiatan ini sebenarnya dihikrullah dalam rangka
taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah SWT). Jika manusia sebagai
hamba selalu dekat dengan sang khalik, maka segala keinginannya akan
dikabulkan olehnya.
Istilah ini biasa digunakan dalam salah satu madzab atau tarikat yang
oleh semua aliran dengan tujuan meminta pertolongan dari Allah SWT. Dalam
Allah akan memperkenankan permohonan do’a dari do’a yang dilakukan dengan
bersama-sama:
45
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 220.
52
pendekatan ini lebih bersifat “top down” yakni kegiatan keagamaan yang dibuat
pelajaran PAI di sekolah yang setiap minggu untuk sekolah negeri diterapkan dua
jam pelajaran. Dengan demikian, dalam pendekatan formal ini, guru PAI
mempunyai peran yang lebih banyak dibanding guru-guru mata pelajaran yang
lain.
siswa tidak hanya memahami PAI secara kulikuler dikelas saja, namun juga
sekolah sudah menjadi komitmen dan mendapat dukungan dari seluruh warga
sekolah.
pendekatan ini lebih bersifat “top down” yakni kegiatan keagamaan yang dibuat
dalam upaya pewujudan budaya religius perlu dirumuskan secara bersama nilai-
nilai agama yang disepakati dan perlu dirumuskan secara bersama nilai-nilai
yang telah disepakati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hicman dan Silva
47
Hickman dan Silva, Budaya Perusahaan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001), hlm. 67.
54
horizontal. Yang vertikal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan
Allah, dan yang horizontal berwujud hubungan manusia dengan warga sekolah
b) Khataman Al-Qur’an, kegiatan ini diadakan setiap bulan sekali agar siswa
suasana sekolah dengan nilai-nilai dan perilaku religius (keagamaan). Hal itu
b. Internalisasi Nilai
55
ekslusif.
kata yang sopan dan bertata krama baik terhadap orang tua, guru, maupun
sesama orang lain. Selain itu proses internalisasi tidak hanya dilakukan oleh guru
ajaran agama dengan keilmuwan yang mereka miliki seperti guru biologi yang
lainnya.
nilai yang tahan lama, maka harus ada proses internalisasi budaya. Dalam bahasa
c. Keteladanan
lain dalam hal kebaikan. Rosulullah Saw sendiri di utus ke dunia tidak lain adalah
d. Pembiasaan
warga sekolah dengan cara yang halus, dengan memberikan alas an dan prospek
baik yang bias menyakinkan mereka. Sikap kegiatannya berupa proaksi, yakni
membuat aksi atas inisiatif sendiri, jenis dan arah ditentukan sendiri, tetapi
munculnya aksi-aksi agar dapat ikut memenciptakan situasi dan kondisi memberi
warna dan arah pada perkembangan nilai-nilai religiusitas di sekolah. Bisa pula
berupa antisi, yakni tindakan aktif menciptakan situasi dan kondisi ideal agar
Untuk membangun kesadaran diri dapat dilakukan oleh guru bidang studi
yang lain, misalnya guru biologi dan guru bahasa. Dalam pembelajaran bahasa
guru juga memberikan pemahaman kepada siswa bahwa ketika berbicara dengan
kepada orang lain utamanya yang lebih tua, sebaiknya menggunakan bahasa yang
sopan.
Talizhidu Dhara, Budaya Organisasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 63-64.
50
51
Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, (Bandung: Raja Grafindo Persada,
2005), hlm. 195.
57
suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas keyakinan atau
Sekolah
optimal bila tidak diidukung oleh semua komponen sekolah seperti guru,
karyawan, siswa bahkan para orang tua siswa. Mereka dalam bahasa manajemen
disebut sebagai pelanggan internal pendidikan. Semua jenis pelanggan ini adalah
hal penting yang harus dikenali oleh lembaga pendidikan atau kepala sekolah
tidak lain agar mutu atau kualitas sekolah tersebut dapat ditingkatkan secara terus-
1. Pengertian Perilaku
52
Madyo Ekosusilo, Hasil Penelitian Kualitatif Sekolah Unggul Berbasis Nilai,
(Sukoharjo: Univet Bantara Pres, 2003), hlm. 22.
58
reaksi seseorang terhadap sesuatu yang dilakukan, didengar, dan dilihat. Perilaku
hidup lahir dan batin berdasarkan keyakinan dan kepercayaan yang bersumber
kepada kitab suci dalam hal ini adalah Al-qur’an dan As-sunnah.
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
Respon.53
atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran agama. Definisi
perbuatan seseorang baik dalam tingkah laku maupun dalam berbicara yang di
peserta didik sudah dengan kesadaran dirinya melakukan tindakan atau perbuatan
yang berada dalam norma agama Islam dan masih berada dalam peraturan yang
2. Macam-Macam Perilaku
53
Notoadmodjo, Soekidjo, Perilaku Kesehatan dan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 64.
59
a. Perilaku terpuji
Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang baik
sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun apabila tidak sesuai
dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik. Sebailiknya, walaupun
manusia menilai kurang baik, apabila Islam meyatakan baik, maka hal itu tetap
baik.
1) Ta’aruf
maka tidak sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa saja baik itu dalam
dengan sesama manusia, kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan
(sangkaan) yang bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu
baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena itu supaya
Perkenalan bukan hanya dari segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa arab disebut
Ta’aruf. Ta’aruf dapat di artikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu
dengan manusia lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari dengan
membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun agama. Dalam
60
ta’aruf perbedaan-perbedaan itu harus kita jauhkan dan di ganti dengan kasih
sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lahir didunia yang memiliki berbagai
macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna kulit, rambut, suku bangsa,
maupun yang dibentuk oleh manusia itu sendiri seperti kelompok buruh, majikan
dan lain-lain. Adanya perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan
harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang dituju disini bukan hanya
kaum mukmin, malinkan manusia pada umumnya yang mereka itu seakan-akan
satu keluarga dan terbagi menjadi bangsa, kebilah dan keluarga. Supaya
perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada beberapa hal yang perlu
a. Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya setiap muslim itu adalah
saudara.
2) Tafahum
3) Jujur
61
berlaku benar dan jujur, karena kebenaran dan kejujuran merupakan hal yang
melalaikan hal yang pokok ini, maka kehancuran dan kekacauan yang akan
kebenaran dalam segala hal merupakan faktor yang penting dalam membina
sesungguhnya, tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa
arab benar atau jujur disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur perkataan artinya
pula menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia
atau menjaga nama baik seseorang, maka itu diperbolehkan. Benar atau jujur
dalam perbuatan ialah melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan atau
oetunjuk agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan, maka itu benar, dan
apabila perbuatan itu menurut agama dilarang, berarti perbuatan itu tidak benar.
Benar atau jujur pada diri sendiri berarti kita harus bersungguh-sungguh
untuk meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita untuk memberikan sesuatu
yang terbaik bagi orang lain, yaitu kita memperlihatkan diri kita yang sebenarnya,
tangpa dibuat-buat, bersih dan lurus. Benar atau juur kepada orang lain tidak
hanya sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan tetapi harus berusaha
yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi
62
orang lain.” Disamping memberikan manfaat kepada orang lain rasulullah juga
Jujur adalah kata yang mudah umtuk diucapkan, akan tetapi berat dalam
jujur dapat menepiskan segala prasangka buruk, dia berani karena benar.
4) Adil
Adil menurut istilah agama adalah sama dalam segala urusan dan
menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata lain, adil adalah
Adil adalah jalan bagi seseorang untuk menuju kepada ketakwaan. Apabila
didalam masyarakat. Salah satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang untuk dapat
golongan yang kita bencipun kita haarus tetap berlaku adil. Dengan berbuat adil,
maka akan mendekatkan kita kepada sifat takwa. Firman Allah SWT dalam Q.S.
Al-Maidah : 8
ب لِ َّلت ْق َوى ِ ِ ط ٍ
ُ َواَل جَيْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوم َعلَى أَاَّل َت ْعدلُوا ْاعدلُْوا ُه َو أَْقَر
ز
5) Amanah
Berdasarkan istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada pihak lain
Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang pokok kepada
ulama, kaum cerdik pandai dan para sarjana. mereka ini bertanggungjawab
pada mereka itu merupakan amaliah Allah yang harus dilaksanakan sesuai
3) Amanah harta, amanah ini dilimpahkan Allah kepada mereka hartawan,
Oleh karena itu amanah itu hendaknya diberikan kepada orang yang
6) Tasamuh
Tasamuh dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak terburu-
buru menerima atau menolak saran atau pendapat orang lain, sekalipun hal
7) Toleransi
macam paham, keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus
hidup antar manusia, dan dalam agama Islam juga diajarkan bahkan merupakan
sesuatu ajaran yang sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang
demikian ini merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka bumi ini dan
sesuai pula dengan kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai dengan sesama
umat manusia.
8) Ta’awun
kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak. Karena manusia tidak
dapat hidup sendiri maka manusia memerlukan bantuan atau pertolongan orang
semua manusia antara lain berupa panca indera, akal dan sebagainya. Namun,
diantara manusia ada yang tidak dapat memanfaatkan karunia dari Allah dengan
sempurna karena beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena lanjut usia, karena
mereka masih mempunyai sanak keluarga yang mampu, mereka dapat membantu
dari haratanya sebagai zakat untuk mencukupi keperluan hidup mereka. Adapun
bagi orang Islam yang mempunyai sedikit kelebihan dari keperluan hidupnya
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena
pertalian saudara ataupun pertalian darah, bahkan mungkin tidak seagama dengan
kita.
66
mencari lawan, karena mencari lawan merupakan perbuatan yang tertcela yang
dilarang agama. Dalam hal ini keyakinan kita harus berbeda, tetapi dalam
berakhlak terpuji tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga
terhadap Allah SWT. sebagai Zat Yang Maha Pencipta. Akhlak terpuji kepada
Allah adalah suatu sikap atau perilaku terpuji yang hanya ditujukan kepada Allah
SWT. sebagai hamba ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji kepada Allah.
Hal ini wujud rasa terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang telah
1) Ikhlas
hanya karena Allah SWT. Orang yang berbuat ikhlas tidak mengharapkan balas
jasa atau pujian dari orang lain kecuali hanya mengharap rida dari Allah SWT.
c) Merasa lebih dekat dengan Allah,karena amalnya diterima oleh Allah SWT.
a) Melatih diri untuk beramal baik saat tidak dilihat oleh orang lain.
b) Tidak merasa kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain.
c) Melatih diri agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya dipuji orang.
d) Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena hal itu
2) Taat
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun taat dalam
berakhlak terpuji kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan setia kepada Allah SWT
larangannya.
Orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan memperoleh
a) Memperoleh rida dari Allah SWT, karena mampu menaati perintah-nya dan
menjauhi larangan-nya.
bahwa orang yang taat kepada Allah SWT akan mendapatkan balasan yang sesuai
Perilaku yang harus di hindari, dan Allah tidak suka pada perilaku tercela karna
1) Sikap Memfitnah
kali. Dalam bentuk masdar nakirah (fitnah) 22 kali. Masdar makrifah dengan alif
fitnatahun) 4 kali sisanya dalam bentuk kata kerja. Sebagian besar digunakan
untuk pengertian cobaan atau ujian, dan sebagian lain dalam arti azab atau
55
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 79.
56
Tufiqurokhman, Aqidah Akhlaq Kelas X Madrasah Aliyah Semester Ganjil, (Jakarta:
Madrasah Development Centre, 2005), hlm. 97-119.
69
merusak nama baik orang tersebut, padahal dia tidak pernah melakukan perbuatan
keji. Fitnah seperti ini dapat berakibat fatal, baik bagi klorban fitnah secara
pribadi maupun bagi keluarga, bahkan masyarakat sekalipun. Oleh sebab itu
untuk menunjukkan bahwa fitnah itu sangat keji, masyarakat menyatakan fitnah
itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Ungkapan ini sebenarnya terjemahan dari
Artinya :
“ Dan bunuhlah mereka dimana kamu temui merelka, dan usirlah
mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu
lebih kejam dari pada pembunuhan. Dan jagalah kamu perangi
mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu
di tempat itu. Jika mereka memerangikamu, maka perangilah
mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir”. (Q.S. Al-
Baqarah 2 :191)57
Adapun hikmah menghindari sikap memfitnah diantaranya adalah:
57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 30.
70
2) Sikap Mencuri
Kata mencuri dalam bahasa arab dikenal dengan istilah"َ " َس َرقsedangkan
ialah mengambil milik orang lain dengan cara yang tidak sah. Sedangkan yang
dan korupsi. Pekerjaan mencuri mestinya tidak lazim dilakukan manusia sebagai
hamba Allah. Karena manusia adalah mahluk Allah yang diberikan kelebihan dari
mahluk yang lain. Salah satu kelebihan manusia di bekali akal yang mampu
Artinya :
sesungguhnya kami telam menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin 95 : 4)58
rosululloh SAW.:
58
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,
2005), hlm. 597.
71
2. Menjaga harga diri: manusia lebih mulia dari mahluk lain karena akal dan
sebagai manusia.
59
Shohih Bukhori Muslim, hlm: 233
60
Taufiqurahman, Akidah Akhlak Kelas X Semester Ganjil, (Jakarta: Madrasah Develop
ment Centre, 2005)), hlm. 151-156.
72
E. Penelitian Terdahulu
banyak kesamaan dan perbedaan dengan penelitian ini dapat disajikan dalam tabel
Tabel E.1
Dari penelitian terdahulu yang sudah ada, yang menjadi persamaan dan
perbedaan dengan masalah yang diteliti yaitu peneliti mengambil judul “Strategi
Awang-awang Mojosari”
sama dengan metode yang digunakan oleh peneliti, yaitu menggunakan metode
74
Siswa Kls XII” berbeda dengan penelitian yang sekarang yaitu penelitian yang
kualitataif.
75