OLEH :
ABDULLAH MOH. ANALALAKI (A1R117032)
PENI NOVIANTI (A1R117018)
PUTRI HANDAYANI SARIS (A1R117019)
PUTU YULI ASTUTI (A1R117020)
QISTY AULIA (A1R117021)
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya dan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan bagi
siapapun yang memabaca makalah ini yang berjudul pembiasaan asosiasi dekat.
kedekatan hubungan antara stimulus dengan respon relevan. Ada banyak hal lagi
Kami ucapkan banyak terima kasih atas perhatiannya dan memohon maaf
KElOMPOK IV
A. Latar Belajar
Teori belajar merupakan kumpulan prinsip umum yang saling
berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan
dengan peristiwa belajar. Secara umum, teori belajar terbagi menjadi tiga, yaitu
stimulus dengan respon yang biasa diamati dan tidak menghubungkan dengan
kesadaran maupun kontruksi mental. Teori ini berlawanan dengan teori kognitif
yang mengemukakan bahwa proses belajar merupakan proses mental yang tidak
secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Belajar dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
Psikologi belajar merupakan adalah suatu ilmu jiwa yang berisi teori-teori
dilakukan oleh ahli psikilogi seperti Eddinghaus (1885), Bryan dan Harter (1887,
bahawa belajar merupakan hal sentral dalam mempelajari tingkah laku dalam
mempelajari tingkah laku (Hilgard, 1956). Pernyataan ini didukung oleh Tollman,
Secara pragmatis teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
B. Rumusan Masalah
2. Apa pandangan Guthri tentang Motivasi, lupa, hukuman, niat dan transfer
training?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
sederhana dan efisien , karna didalamnya hanya terdapat satu prinsip ,yaitu
kontiguitas (contiguity) yaitu kedekatan antara stimulus dan respon. Dalam teori
ini apa yang sesungguhnya dipelajari orang, misalnya seseorang siswa, adalah
reaksi atau respon terakhir yang muncul atas sebuah rangasangan atau stimulus.
Yang berarti setiap peristiwa belajar hanya mungkin terjadi sekali saja untuk
asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperlukan. Dalam kehidupan sehari-
seorang tokoh yang bernama Guthrie. Menurut aliran behavioristik, belajar pada
hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra
respons (R-S). belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan
sederhana dapat diartikan bahwa gabungan atau kombinasi suatu kelas stimuli
yang menyertai atau mengikuti suatu gerakan tertentu, maka ada kecenderungan
bahwa gerakan itu akan diulangi lagi pada situasi/stimuli yang sama.
satu cabang mazhab behaviorisme itu tak dapat diterima begitu saja terutama
mengingat kecenderungannya yang serba mekanis dan otomatis seperti robot atau
akan berlanjut terus,namun teori tersebut sebenarnya telah kehilanggan daya tarik
bagi generasi penerus ahli psikologis belajar seiring dengan muncul dan
Menurut teori ini, apa yang sesungguhnyadipelajari orang, misalnya seorang siswa
adalah suatu reaksiatau respon terakhir yang muncul atas sebuah rangsangan atau
stimulus. Artinya setiap peristiwa belajar hanya mungkin terjadi sekali saja atau
siswa itu bukanlah hasil dari berbagai respons kompleks terhadap stimulus-
Yang dimaksud dengan asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu
tanggapan dalam hal kesadaran. Disamping itu ada juga jenis-jenis reproduksi
yaitu:
1. Menurut yang menimbulkan
Menurut Berbart dan Aristoteles dalam aliran ilmu jiwa daya, bahwa
hukum asosiasi itu berlaku kepada hukum asosiasi mekanis dan logis:
a. Hukum serempek
b. Hukum berurutan
2. Logis
a. Hukum berlawanan
hukum-hukum asosiasi itu mereka cenderung pada pandangan ilmu jiwa modern,
yaitu hukum asosiasi itu bukan seperti yang telah disebutkan di atas, melainkan
2. Tipe-tipe seseorang
training
laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan reaksi dari
stimulus sebelumnya, dan kemudian unit tersebut menjadi stimulus untuk tingkah
dapat diartikan bahwa gabungan atau kombinasi suatu kelas stimuli yang
menyertai atau mengikuti suatu gerakan tertentu, maka ada kecenderungan bahwa
gerakan itu akan diulangi lagi pada situasi/stimuli yang sama. Teori behaviorisme
yang menekankan adanya hubungan antara stimulus (S) dengan respons (R)
secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang penting bagi siswa untuk meraih
pembelajaran, dan dengan cara ini siswa akan merespons secara positif apa lagi
1. Lupa
baru. Jadi menurut Guthrie, lupa pasti melibatkan proses belajar baru.
belajar tugas B lalu diuji untuk tugas A. satu orang lainnya belajar tugas A,
tetapi tidak belajar tugas B, dan kemudian diuji pada tugas A. secara umum
ketimbang orang kedua. Jadi, tampak bahwa mempelajari hal baru (tugas B)
telah mencampuri retensi dari apa yang dipelajari sebelumnya (tugas A).
Pendapatnya adalah bahwa setiap kali mempelajari hal yang baru, maka
proses itu akan menghambat sesuatu yang lama. Dengan kata lain, lupa
disebabkan oleh intervensi. Tak ada intervensi, maka lupa tidak akan terjadi.
2. Hukuman
oleh apa penyebab tindakan yang dilakukan oleh organisme yang dihukum
itu. Hukuman bekerja baik bukan karena rasa sakit yang dialami oleh individu
dengan perilaku yang dihukum. Hukuman akan gagal jika perilaku yang
seorang guru yang melihat siswanya ramai, siswa tersebut diingatkan, jika
masih tetap ramai, guru menghukum siswa untuk menyanyi di depan kelas.
3. Motivasi
tetap aktif sampai tujuan tercapai. Misalnya, rasa lapar menghasilkan stimuli
internal yang terus ada sampai makanan dikonsumsi. Ketika makan diperoleh,
telah berubah. Misalnya, seorang siswa yang mendapat nilai jelek saat
4. Niat
dengan materi yang disampaikan oleh guru maka dia akan langsung
mengerjakan soal yang diberikan. Tetapi jika dia belum paham maka dia akan
5. Transfer Training
Guthrie dalam hal ini kurang terlalu berharap. Karena pada dasarnya
seseorang akan menunjukkan respons yang sesuai dengan stimuli jika pada
universitasnya, jika anda ingin mendapat manfaat terbesar dari studi anda,
anda harus berlatih dalam situasi yang persis sama-dalam kursi yang sama-di
mana anda akan diuji. Jika anda belajar sesuatu di kamar, tidak ada jaminan
kita lakukan nanti, selain itu, kita harus melatihnya dalam kondisi yang persis
sama dengan kondisi ketika nanti kita diuji. Gagasan mengenai pemahaman,
wawasan dan pemikiran hanya sedikit, atau tidak ada maknanya bagi Guthrie.
dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respons apa yang harus
memunculkan respons yang diinginkan bersama dengan adanya stimuli yang akan
diletakkan padanya. Jadi motivasi dianggap tidak terlalu penting, yang diperlukan
bahwa belajar 2 ditambah 2 di papan tulis tidak menjamin siswa bisa 2 ditambah 2
ialah:
merasa ketakutan saat disuruh gurunya maju untuk mengerjakan soal di papan
tulis, untuk menghilangkan perasaan takut siswa tersebut, guru bisa menyuruh
siswa maju terus menerus tiap ada soal yang hendak dikerjakan di papan tulis.
Hubungan antara stimulus dan reaksi yang buruk itu dibiarkan saja
menghentikan perilaku buruk itu, seorang guru bisa menyuruh siswa tersebut
bosan dengan sendirinya. Contoh lain, seorang siswa yang suka mengobrol
dengan temannya ketika pelajaran berlangsung, guru dapat memberi efek jera
pada siswa tersebut dengan menyuruh siswa tersebut berbicara selama 1 jam
pelajaran sehingga siswa tersebut akan bosan dan berhenti dengan sendirinya.
3. Metode Mengubah Lingkungan (Change of EnvironmentMethod)
memisahkan hubungan antara Stimulus (S) dan Reaksi (R) yang buruk yang
sekolah lain. Contoh lain, seorang siswa yang suka ramai di belakang kelas,