Anda di halaman 1dari 4

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental.

Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi
merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos =
ilmu pengetahuan). Jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum
bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari "jiwa yang
memateri" atau gejala "jiwa yang meraga/menjasmani", yaitu bentuk tingkah laku manusia
(segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi
butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.

Psikologi dapat juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
dalam hubungan dengan lingkungannya. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi
melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya
tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang
manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi
sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di
benua Amerika.

Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya
mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak
dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar,
mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis,
senyum dan lai-lain.

Kegiatan berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari
kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam dan mendengarkan musik atau
tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif. Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak
ada unsur keaktifan, disebut dengan mati.

Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah kegiatan psikis, seperti berpikir,
belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada
umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi,
3) kemauan atau konasi, 4) gejala campuran.

Namun hendaknya jangan dilupakan, bahwa setiap aktivitas psikis/jiwani itu pada waktu yang
sama juga merupakan aktifitas fisik/jasmani. Pada semua kegiatan jasmaniah kita, otak dan
perasaan selalu ikut berperan ; juga alat indera dan otot-otot ikut mengambil bagian didalamnya.

Penyelidikan terhadap organ-organ manusia digolongkan dalam ilmu fisiologi. Yaitu meneliti
peranan setiap organ dalam fungsi-fungsi kehidupan seperti meneliti segala sesuatu tentang mata,
ketika subyek bisa melihat dan juga meneliti pengaruh kerja otak untuk mengkoordinir semua
perbuatan individu guna menyesuaikan dengan lingkungnnya. Jika fungsi segenap organ dan
tingkah laku banyak dijelaskan oleh fisiologi, maka masih perlukah bidang keilmuan psikologi?
Fisiologi memberikan penjelasan macam-macam tingkah laku lahiriah yang menjasmani
sifatnya. Sedang manusia merupakan suatu totalitas jasmaniah rokhani. Semua bentuk dorongan
dan impuls dalam diri manusia yang menyebabkan timbulnya macam-macam aktifitas fisik dan
psikis, dijelaskan oleh psikologi. Misalnya, jika seseorang menaruh rasa semangat yang tinggi ,
ketika ia mengahadapi suatu masalah tertentu maka ia akan menaggapi masalah itu dengan
semangat untuk menyelesaikannya.

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :

Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan
akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian,
seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.

Observasi Ilmiah

Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja.
Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula
pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba
ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang
bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui
?jiwa? orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas
mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang
dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.

Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang
diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya
dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua
informasi yang dibutuhkan.

Angket

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara
tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca
pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan
dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah
minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang
diperiksa itu.

A. Hubungan psikologi dengan fisiologi.

Manusia hidup secara keseluruhan jasmani dan rohani. Keduanya saling terjalin yang tampak di
dalam tingkah laku, sehingga hubungan antara psikologi dan fisiologi nampak pada pengetahuan
tentang nervous sistem, glandular sistem, dan sebagainya, sehingga diperoleh kejelasan tentang
bagaimana sebenarnya proses tingkah laku ini.

Pengetahuan tentang embriologi dan genetik akan memberi kejelasan tentang masalah heredity
sebagai suatu basis daripada perbedaan manusia itu dan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan.

Pada dasarnya, filsafat dan psikologi memiliki hubungan yang sangat erat, bagaimana pun juga
filsafat adalah induk dari segala cabang ilmu, baik itu psikologi, ilmu pengetahuan alam,
matematika dan cabang ilmu lainnya. Namun saat ini psikologi sudah berdiri sendiri alias
berpisah dari ibu kandungnya (filsafat).

Sebelum membahas hubungan mengenai kedua cabang ilmu tersebut, mari kita mulai dengan
pengertian dari psikologi dan filsafat itu sendiri. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia atau ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala jiwa manusia.

Filsafat—setidaknya menurut pemahaman saya—adalah usaha manusia dalam mencari


kebenaran. Sedangkan menurut watak dan fungsinya, filsafat adalah sekumpulan problematika
langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan di carikan jawabannya oleh ahli-ahli
filsafat. (Drs.Rizal Mustansyir M.Hum, 2000:2).

Mengapa filsafat dan psikologi memiliki hubungan yang erat? karena keduanya memiliki
hubungan khususnya dengan filsafat ilmu tentang tujuan ilmu pengetahuan, sifat dan hakekat.
Manusia adalah subjek utama dari ilmu psikologi karena mempelajari tingkah laku manusia,
bagaimana ia berperan memecahkan masalah yang berkaitan dengan akal, pengetahuan dan
kehendak.

Sementara filsafat juga sama-sama berdasarkan dari apa yang dialami manusia, karena semua
pengetahuan dan problema yang ada, haruslah bersentuhan terlebih dahulu dengan indra. Maka
dari itu, ia harus mengetahui gejala tindakan manusia itu, dalam hal ini, ilmu psikologi akan
membantu mencari jawaban dari pertanyaan filsafat atau problema tersebut dengan hasil
penelitiannya.

Karena pertanyaan filsafat mengenai “manusia” akan sangat jauh dari kebenaran jika
menghiraukan hasil peneitian psikologi. Filsafat akan selalu mempertanyakan jawaban,
sementara psikologi menjawab pertanyaan dari masalah yang ada, sehingga dengan berfilsafat,
psikologi akan mendapatkan solusi dari permasalahan yang tengah dihadapi.

Dari pembahasan tersebut, saya dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai hubungan antara
filsafat dan psikologi, diantaranya:

Ilmu psikologi membantu menjawab pertanyaan filsafat manusia melalui hasil penelitiannya.

Filsafat memberikan cara pola berpikir yang logis, sistematis dan rasional bagi para psikolog.

Filsafat mengankat asumsi-asumsi pada ilmu psikologi dan berperan sebagai “kritik” terhadap
asumsi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai