2 Tahun 2017
LIBRARY PATHFINDER: KEMAS ULANG INFORMASI DALAM MEMUDAHKAN TEMU KEMBALI BAGI
PEMUSTAKA
Ayu Wulansari
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak. Temu kembali informasi saat ini menjadi trend bagi pemustaka salah satunya terkait dengan keberaksaraan
informasi masyarakat terhadap pemenuhan informasinya. Melakukan kemas ulang informasi merupakan upaya untuk
menarik untuk pengguna dalam menemukan dan menggunakan informasi, dan layanan ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pengguna secara spesifik. Jenis kemas ulang infomasi sangat beragam salah satunya dengan pathfinder.
Library Pathfinder dirancang sebagai panduan untuk mengumpulkan informasi dan mencakup langkah-langkah
penelitian yang spesifik atau pencarian subyek. Pathfinder merupakan panduan awal, atau sebagai alat bantu yang
memungkinkan pemustaka (users) melakukan penelusuran secara mandiri, memberikan informasi bagaimana
menelusur mengenai sebuah subjek di sebuah perpustakaan. Artikel ini membahas library pathfinder online sebagai
salah satu solusi dalam temu kembali melalui kemas ulang informasi yang mudah dalam penelusurannya diharapkan
penyedia informasi seperti pustakawan serta pemustaka mengerti cara penelusurannya sehingga dapat memenuhi
akan informasi.
Abstract. Retrieval of information is now a trend for pemustaka one of them related to public information literacy on
the fulfillment of information. Retyping information is an attempt to appeal to users in finding and using information,
and the service is designed to meet the specific needs of users. Types of re-packing information is very diverse one of
them with pathfinder. Library Pathfinder is designed as a guide for collecting information and includes specific research
steps or subject search. Pathfinders are an early guide, or as a tool that enables users to search independently,
providing information on how to track a subject in a library. This article discusses online pathfinder libraries as one of
the solutions in retrieval through easy information retrieval in its search is expected to provide information providers
such as librarians as well as users to understand how they are tracked so as to comply with information.
Corresponding Author. E-mail: aywasmart@gmail.com
Tel: +62-352481126
44
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
45
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
menyebarkan informasi, melestarikan dan fisik, pengaturan dan penyajian informasi pada
memberikan kontribusi untuk kehidupan media tertentu dan dalam dan dalam bentuk
intelektual, sosial dan budaya(Dongardive, 2013) yang diberikan. Tujuannya adalah adalah untuk
meningkatkan penerimaan dan penggunaan
Informasi dalam Kamus besar bahasa
produk informasi(Dongardive, 2013)
indonesia(sumberhttp://kbbi.web.id/informasi)
adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau “The aim of repackaging is to enhance the
berita tentang sesuatu. Menurut (Anton, acceptance and useof information products and
1990)“Informasi adalah data yang telah diproses the assimilation and recall of their contacts”
untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut Kemas ulang informasi dapat menghemat
adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan”. waktu, tenaga, dan biaya kepada pengguna.
Sedangkan, davis memaparkan tentang informasi “Information repackaging can save time,labour,
bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah and costs to the user”(Iwhiwhu, 2008). Ini adalah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi proses sistematis menambahkan nilai ke layanan
penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan informasi (Greer, Agada dan Grover, 1994 dalam
keputusan saat ini atau mendatang”(Davis, 1991). Iwhiwhu, 2008)Hal ini sejalan dengan pergeseran
Dari beberapa pengertian tentang informasi dari dokumen ke isinya dan dari koleksi untuk
diatas, bahwa pentingnya informasi dalam penggunanya.
kehidupan saat ini. Dalam melaukan segala
bentuk aktifitas dilakukan dengan berdasarkan Metode kemas ulang informasi
informasi. Informasi adalah penerang bagi Kemas ulang informasi membuatuhkan
individu maupun organisasi untuk menghasilkan sebuah cara ataupun metode disesuaikan dengan
keputusan yang dapat digunakan. kebutuhan dan sestematis. Prinsip-prinsip apa
saja yang perlu diperhatikan yang mendasari
Belkin (1978) mendefinisikan informasi
pilihan yang terlibat pada setiap tahap Informasi
merupakan kumpulan teks yang telah
pengemasan ulang dan apa urutan yang benar
digenerator dan dilakukan modifikasi dengan
untuk unsur-unsurnya. Menurut (Dongardive,
tujuan pengetahuan tentang keadaan
2013) ada beberapa langkah dalam melakukan
pengetahuan penerima) meliputi konseptual,
kemas ulang informasi diantaranya adalah
struktur.
"the information associated with a text is the 1. Seleksi terhadap informasi
generator's modified (by purpose, intent, Tahap ini melakukan kemas ulang informasi
knowledge of recipient's state of knowledge) dengan menyeleksi informasi yang relevan
conceptual, structure which underlines the dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini
surface structure (e.g.language) of that text” diperiksa untuk akurasinya Isinya kemudian
(Khomarudin, 2001) disintesis dan diedit untuk meningkatkan
ketepatan mereka dengan filosofi keseluruhan
Kemas ulang informasi dalam kaitannya dengan relevansinya
Kemas ulang informasi dalam istilah menurut pengalaman, pengetahuan dan
bahasa inggris yaitu repackaging information keterampilan. Berdasarkan diagnosis ini,
merupakan aktifitas yang merubah bentuk informasi yang dibutuhkan dikodekan atau
kemasan informasi menjadi produk yang baru didokumentasikan dalam format yang terbaik.
atau sesuatu yang baru. Proses repackaging ini
2. Analisis Singkat
dilakukan untuk membentuk format yang lebih
Menganalisis dengan mengacu pada target
cocok. Dalam perpustakaan kemas ulang
audiens, isi informasi, anggaran serta siklus
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
hidup dari carrier. Produk dikemas kembali
Pengemasan ulang informasi dalam bentuk digital
harus memberikan gambaran yang cukup
atau media elektronik seperti CD, DVD, dll.
Pengemasan ulang informasi adalah rekaman
46
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
tentang topik informasi yang diperlukan dan available online( Reitz, Joan.
berkomunikasi dengan target audiens "Pathfinder(definition)". Online Dictionary for
3. Kriteria Library and Information Science. ABC-CLIO).
Desain untuk pembawa pesan/ informasi (alat Menurut Taylor, A.G., Joudrey,D.N “A
komunikasi) : pembawa pesan harus pathfinder is a bibliography created to help
sedemikian rupa sehingga menarik bagi research a particular topic or subjectarea.
pembaca (Pathfinders are also referred to as subject
4. Pemilihan pembawa Informasi guides, topic guides, researchguides, information
Penyampaian informasi harus disampaikan portals, resource lists or study guides”(
dengan alat yang dirancang dengan berbagai Nugraha,2016)
bentuk dan ukuran serta jenis Pathfinder adalah bibliografi yang dibuat
5. Produksi pembawa informasi sesuai subjek atau topik. Pathfinder dapat juga di
Menyampaiakn pesan yang terkandung dalam sebut subject guide, research guide dll yang
informasi harus dirancang dengan baik memiliki fungsi memandu pemustaka atau
sebelum memproduksinya pencari informasi untuk subjek bidang khusus
6. Umpan Balik Perencanaan system atau topik untuk meraih hasil yang lebih baik.
penting untuk merancang sistem umpan balik
Temu kembali informasi
untuk menilai keberhasilan pengemasan ulang
informasi. Temu kembali informasi atau lebih
banyak dikenal dengan penelusuran informasi
Fungsi Kemas Ulang Informasi (Information retrieval) merupakan cara atau
kemampuan seseorang mengakses informasi.
Fungsi dari melakukan kemas ulang infromasi
Penelusuran informasi merupakan kemampuan
diantaranya (Dongardive, 2013)adalah :
seseorang dalam menemukan informasi. Lebih
1. Sebagai alat untuk menyimpan informasi. lanjut lagi menurut (Manning, Prabhakar, &
2. Sebagai penyortir sistematis dan selektif Hinrich, 2008)
informasi yang berguna. “Information retrieval is finding material (usually
3. Sebagai sarana untuk transmisi informasi yang documents) of an unstructured nature (usually
luas dan pengiriman. text) that satisfy an information need from within
4. Sebagai alat terjemahan. large collections (usually on local computer
5. Sebagai kesempatan bagi aplikasi praktis dari servers or on Internet)”
hasil penelitian. Penelusuran informasi adalah
6. Sebagai sarana untuk mempromosikan menemukan bahan (biasanya dokumen) dari
alam yang tidak terstruktur (biasanya teks) yang
penyampaian yang informasi relevan.
memenuhi kebutuhan informasi dari dalam
koleksi besar (biasanya disimpan di komputer).
Pathfinders Dalam melakukan temu kembali akan lebih cepat,
akurat dan mudah bagi pemustaka apabila
Pathfinder merupakan sebuah panduan menggunakan system yang useability, user
atau petunjuk lebih tepatnya adalah panduan friendly.
untuk mencari sejumlah sumber yang cocok baik
secara online maupun offline. Information retrieval membantu
pengguna dalam browsing atau penyaringan
“Pathfinder is asubject bibliography designed to koleksi dokumen atau diproses lebih lanjut dalam
lead the user through the process of researching pengambilan satu set dokumen. Pengelompokan
a specific topic, or any topic in a given field or ini merupakan tugas untuk seluruh dokumen
discipline, usually in a systematic, step-by-step berdasarkan isinya .Hal ini mirip dengan
way, making use ofthe best finding tools the mengatur buku tentang sebuah topik yang sesuai
library has to offer. Pathfinders may be printed or dengan apa yang mudah terlihat pada rak buku.
47
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
(Manning, Raghavan, & Schütze, 2008) system?. Kelima inverted index, indeks terbalik.
Apabila menemukan redudansi, indeks kembali
dari istilah untuk bagian dari dokumen mana
Sistem temu kembali informasi mereka terjadi. Namun demikian, indeks terbalik,
Perencanaan dalam pembuatan system atau berkas kadang terbalik, telah menjadi istilah
dalam mempermudah penelusuran informasi standar.
yang dirancang userfriendly dapat disebut
Permodelan dalam sistem temu kembali
sebagai sistem temu kembali informasi. Sistem
informasi dengan operator boolean merupakan
temu kembali informasi merupakan sistem yang
salah satu awal dalam penelusuran informasi.
diciptakan melaui sebuah proses dan terstruktur
Model ini mempresentasikan dokumen sebagai
antara obyek sistem, system setting, dan kondisi
suatu himpunan keyword (set of keywords).
yang memungkinkan terjadinya penelusuran dan
Sedangkan query direpresentasikan sebagai
ditemukannya informasi yang potensial yang
ekspresi boolean. Query dalam hal ini adalah
diinginkan oleh penelusur informasi (Ingwersen,
ekspresi dari operator boolean merupakan
1992).
kumpulan kata kunci yang saling
Infromation retrivel system ini sendiri dihubungkanmelaluiperator boolean seperti
merupakan sistem yang digunakan untuk AND, OR dan NOT serta menggunakan tanda
menemukan kembali (retrieve) dokumen yang kurung untuk menentukan scope operator. Hasil
sesuai, relevan terhadap kebutuhan pengguna pencarian dokumen dari model oerator boolean
dari berbagai kumpulan informasi berdasarkan ini adalah sekumpulan dokumen yang
kata kunci atau keywoards atau query yang relevan(Manning, Prabhakar, & Hinrich, 2008).
digunkan oleh user. Sedangkan dalam
menemukan dokumen yang relevan dengan Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Kembali
query akan ditemukan berdasarkan perengkingan Informasi
terhadap hasil pencarian tersebut. Dokumen Menurut Belkin (1980) bahwa Sistem
yang memiliki rangking yang lebih tinggi daripada Temu Kembali Informasi memiliki tujuan sebagai
dokumen lain akan dianggap lebih relevan jembatan atara penggunan dan kebutuhan
terhadap query. Kebutuhan informasi yang terhadap informasi dengan sumber informasi
berbeda-beda dan bervariasi memungkinkan yang tersedia
pemanfaatan dan penggunaan system temu (sumber:staf.cs.ui.ac.id/WebKuliah/.../MIK%20Ba
kembali informasi mengalami bermacam b%201%20konsep%20IRS.
kebutuhan dan bervariasi pula (Manning et al.,
2008) Selain itu tujuan dilakukan temu kembali
informasi diantaranya pertama Mengolah koleksi
Cara kerja sistem temu kembali informasi dokumen yang besar dengan cepat. Kedua Untuk
Cara kerja sistem temu kembali memungkinkan operasi pencocokan yang lebih
informasi atau model sistem temu kembali fleksibel, ketiga memungkinkan pengambilan
informasi menurut (Manning et al., 2008)yaitu peringkat terhadap dokumen yang dicari.
bahwa model sistem temu kembali informasi Sehingga akan memepermudah dalam
menentukan detail sistem temu kembali, meliputi pencarian(Manning et al., 2008)
pertama information need query relevance, PEMBAHASAN
kesesuaian (relevance notation) dokumen
terhadap query. Kedua, effectiveness, menilai Library Pathfinder
efektivitas sistem temu kembalikualitasnya Dalam dunia perpustakaan banyak
dengan hasil pencarian. Ketiga precision, hasil dikenal oleh masyarakat tentang panduan
pencarian relevan dengan informasi yang pustaka (library pathfinder). Panduan pustaka ini
dibutuhkan. Keempat recall, apakah dokumen sebagai subject guide atau petunjuk bagi
yang relevan dalam koleksi dikembalikan oleh
48
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
pemustaka untuk mencari subjek dalam pathfinders yang disediakan perpustakaan yaitu
informasi. memiliki format yang konsisten. Misalnya
membuat cetak biru untuk membuat pathfinders
Menurut Stevens (1973, 41-42) dalam
pada banyak subyek, kemudian memberikan
(Kapoun, 1995) pathfinders harus mencakup
kontinuitas informasi untuk setiap buku, dan
peta, sebuah lokasi informasi, dan judul subjek
memastikan bahwa sumber informasi utama
yang tepat untuk awal investigasi topik.
dengan menggunakan katalog, indeks, jurnal, dll
“pathfinders should include a map, an tercantum. Kemudian pilih format yang mudah
information locator, and subject headings diikuti dan cepat ditemukan. Pertimbangkan
appropriate for an initial investigation of a topic” tentang anggaran perpustakaan dalam membuat
“A library pathfinder is a checklist of references to termasuk kemampuan pustakawan, staf dan
those basic sources representing the variety of ketersediaan koleksi. Thompson dalam (Kapoun,
forms in which information on a specific topic can 1995) bahwa Kuncinya adalah untuk membangun
be found (Canfield, 1972:287)”. sebuah pathfinder harus memiliki format yang
konsisten. Dibutuhkan pula seorang pustakawan
Canfield (1972:287) berpendapat bahwa yang berpengalaman.
bahwa Library pathfinder merupakan daftar
referensi dari berbagai sumber-sumber dasar Pathfinder dirancang sebagai panduan
yang mewakili berbagai bentuk di mana informasi untuk mengumpulkan informasi dan mencakup
mengenai topik tertentu yang dapat ditemukan. langkah-langkah penelitian yang spesifik atau
pencarian subyek yang lebih spesifik. Pembuatan
Menurut Breivik Pathfinders merupakan pathfinder sebagai tool dalam mempermudah
subject guide bagi pemustaka menemukan pemustaka dalam penelusuran informasi,
langsung untuk semua jenis informasi tentang berfungsi sebagai langkah awal bagi pemustaka
topik tertentu dengan daftar tidak hanya judul (users) dalam melakukan penelusuran secara
subjek, tetapi juga indeks, abstrak, dan bahan mandiri, memberikan informasi bagaimana
tambahan yang relevan (Kapoun, 1995). Pada menelusur mengenai sebuah subjek di sebuah
dasarnya, pathfinders dibangun dengan memiliki perpustakaan, digunakan oleh pemustaka (users)
dua elemen kunci: kekompakan dan sumber daya yang masih awam atau bahkan baru pertamakali
dasar informasi. Banyak pathfinders mencakup berkunjung ke perpustakaan. Informasi yang
beberapa halaman informasi lengkap dengan tercantum dalam pathfinder berasal dari
bibliografi luas. Bibliografi tersebut berguna alat dokumen-dokumen yang berisi informasi dasar
untuk penelitian. mengenai sebuah subjek tertentu.
Pathfinder menyediakan sumber daya Temu kembali informasi menggunakan
untuk melakukan mendalam investigasi, pathfinder
memandu pengguna melalui metode pencarian
yang kompleks, dan menggambarkan sumber Kreativitas, inovasi pustakawan dalam
daya yang tepat. Pathfinders tidak hanya meningkatkan professionalitas sebuah profesi
panduan lengkap untuk literatur, bukan hanya pustakawan harus mampu mengemas informasi
aksesi alat, buukan hanya bibliografi. Pathfinder sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemustaka
adalah dirancang untuk pemula yang dengan baik. Pilihan pembuatan pathfinder
membutuhkan bantuan untuk menemukan dalam mengemas informasi sehingga dapat
fundamental literatur subjek(Kapoun, 1995) disajikan secara cepat, mudah, dan user friendly
perlu dilakukan sehingga mampu merancang
Sebagai pustakawan harus
mempertimbangkan pembuatan format Sebagaimana penjelasan sebelumnya
pathfinder supaya lebih efektif yaitu dengan dalam membuat system temu kembali informasi,
membentuk format dan isi yang konsisten. maka pustakawan harus memperhatikan
Aturan pertama adalah konsistensi, dalam beberapa hal yang dirujuk dalam pembuatan
menggunakan desain yang sama untuk pathfinder. Sehingga pathfinder tersebut dapat
49
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
50
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
jawab dari sumber daya ini dan kemudian dari pathfinders di meja referensi sehingga
mengarahkan mereka ke katalog perpustakaan salinan cetak dapat dibuat dan diberikan
atau ke database jika sesuai. Dalam pathfinder kepada pemustaka bila diperlukan.
harus menyoroti cara membantu untuk mencari.
Dengan mengkuti langkah-langkah ini,
Memberikan instruksi tentang bagaimana
pustakawan dapat membuat pathfinders
untuk mengakses dan mencari database online,
efektif dan bisa digunakan untuk setiap topik
termasuk tips pencarian fordatabases diri serta
mekanisme pencarian situs Web perpustakaan dengan cepat dan mudah. Berikut contoh
Anda memiliki di tempat untuk mencari beberapa pathfinder untuk dipelajari sehingga
database sekaligus. Jangan menganggap pustakawan mampu mendesain sendiri untuk
pelanggan Anda telah menggunakan database kepentingan institusinya sesuai dengan
sebelumnya. karakteristik pemustaka:
Jika Anda tidak memiliki akses ke database
dan jurnal online, memberikan bagian terpisah
tentang bagaimana untuk mencari majalah cetak
dalam koleksi perpustakaan Anda. Selain itu,
menginstruksikan pelanggan tentang bagaimana
untuk mencari sumber terpercaya online, seperti
Google Scholar, untuk informasi.
c. Organisasi Pathfinder Gambar 1. Subject Corner FIP UNY
Membuat pathfinders supaya berguna
dan efektif, desain sesuai dengan kebutuhan
pengguna, yang berarti dimulai dengan umum,
"gambaran" sumber daya, dan kemudian pindah
ke aspek yang lebih spesifik dari topik sebagai
proyek berlangsung.
Berbagai jenis sumber harus tersebar di
seluruh pathfinder, sehingga buku-buku, artikel,
dan sumber daya multimedia ditempatkan
bersama-sama di setiap tingkat pathfinder itu.
d. Membuat Informasi anda berguna, tetapi
tidak Overwhelming Gambar 2. Pathfinder IPL2
51
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
(UiTM).
DAFTAR PUSTAKA
Anton, M. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Manning, C., Prabhakar, R., & Hinrich, S. (2008).
Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Davis, G. (1991). Kerangka Dasar Sistem Informasi Introduction to Information Retrieval.
Manajemen Bagian pertama. Jakarta:
Pustaka Binamas Presindo. Cambridge University Press, UK.
52
ISSN 2598-7852 JURNAL PUBLIS Vol. 1 No.2 Tahun 2017
experience/continuing-staff-development/make-
a-pathfinder, di akses 21 oktober 2015
http://pustakawan.web.id/
53