Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI

DI PERPUSTAKAAN STIKES ST. ELISABETH SEMARANG

IG. BAMBANG UNTORO

Pustakawan Stikes St. Elisabeth Semarang


STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI

DI PERPUSTAKAAN STIKES ST. ELISABETH SEMARANG

A. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini membawa


dampak bagi pesatnya perkembangan informasi yang beredar di dunia. Hal ini
didukung oleh pesatnya perkembangan pemanfaatan internet sebagai media
dimana saat ini berbagai informasi dapat ditemukan di internet. Perkembangan
pengguna internet sendiri mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Perpustakaan sebagai lembaga yang menjadi pusat informasi mau tidak
mau harus dapat menghadapi kenyataan derasnya informasi di era milenial ini.
Jutaan bahkan milyaran informasi yang ada harus mampu dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Namun disisi lain, pengguna juga harus pintar dalam
memilah dan menemukan informasi yang berada dalam belantara yang seolah
tidak bertepi. Berbagai isu terkait bagaimana menemukan informasi yang tepat
menjadi isu penting pada masa sekarang ini. Pengguna harus mempunyai strategi
jitu untuk menemukan informasi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan
serta mampu dipertanggungjawabkan secara kualitas.

B. TUJUAN

Tujuan utama sistem temu kembali informasi adalah untuk menemukan


dokumen yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan
efisien, sehingga dapat memberikan kepuasan baginya. Sedangkan Secara teknis
tujuan Sistem temu kembali informasi adalah menyesuaikan (matching)
dengan term atau istilah yang dibangun (query) dengan term atau indeks yang
ada dalam dokumen, sehingga dengan kesesuaian tersebut maka
dokumen-dokumen yang relevan akan terambil (retrieved) dari database.

C. LANDASAN TEORI

 Pengertian Informasi dan Penelusuran Informasi

Secara sederhana informasi dapat dipahami sebagai data yang diberi makna.
Artinya informasi merupakan bentuk ‘olahan’ dari data yang diperuntukan
untuk tujuan tertentu agar penerima dapat mengerti arti dan makna dari data
tersebut. Sedangkan menurut businessdictionary.com informasi didefinisikan
sebagai berikut: “Data that is (1) accurate and timely, (2) specific and
organized for a purpose, (3) presented within a context that gives it meaning
and relevance, and (4) can lead to an increase in understanding and decrease
in uncertainty.”

Definisi di atas jelas memperlihatkan bahwa informasi merupakan bentuk


pemaknaan dari data dalam konteks tertentu yang ditujukan agar dapat
meningkatkan pemahaman dan mengurangi ketidakpastian atau
ketidakjelasan.

Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas
permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai (Sulistyo Basuki, 1992).
Temu balik informasi merupakan istilah yang mengacu pada temu balik
dokumen atau sumber atau data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau
perpustakan. Sedangkan penelusuran informasi merupakan bagian dari
sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan
berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki
perpustakaan / unit informasi.

Informasi secara prinsip sebetulnya terdiri dari dua jenis yakni informasi
lisan dan informasi tulisan (terekam). Informasi lisan merujuk pada
informasi yang disampaikan secara lisan dan merupakan bentuk komunikasi
di dalam masyarakat. Sedangkan informasi terekam merujuk kepada
informasi yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, jurnal,
compact disc, ataupun bentuk lainnya. Perpustakaan sebagai lembaga pusat
sumber informasi biasanya lebih banyak mengelola informasi terekam bukan
informasi lisan.

Informasi yang terekam dalam perpustakaan dapat dilihat dalam berbagai


bentuk koleksi ataupun media seperti koleksi buku fiksi, koleksi buku non
fiksi, koleksi media cetak non buku, koleksi multimedia, dan koleksi
digital/online. Koleksi buku non fiksi biasanya menyimpan informasi fiktif,
inspiratif, dan rekreatif yang berupa buku cerita, novel, dan lain-lain.
Sedangkan koleksi buku non fiksi biasanya menyimpan informasi yang lebih
bersifat informatif, edukatif, dan ilmiah yang berupa buku teks, buku
referensi, buku pedoman, buku manual, dan lain-lain. Adapun koleksi media
non buku biasanya berupa terbitan berkala, leaflet, pamlet, brosur, poster,
kliping, lukisan atau gambar, peta, globe bahkan alat peraga. Koleksi
multimedia merupakan satu bentuk informasi terekam dalam berbagai media
yang mengandalkan teknologi elektronik seperti video cassette, audio
cassette, CD, DVD, media mikro, audio reader, slide suara, audio book, dan
lain-lain. Bahkan kemajuan internet telah membuat informasi dapat diakses
secara online melalui situs web, video onine, audio online, journal online,
database online, majalah online, koran online dan media online lainnya.

Keberadaan informasi dalam keanekaragaman bentuk media atau sumber


tentu menjadikan masalah tersendiri dalam bagaimana menemukan kembali
informasi yang ada. Apalagi apabila jumlah informasi yang beredar sudah
mencapai ribuan, jutaan bahkan milyaran. Hal inilah yang kemudian
mengapa diperlukan adanya media atau strategi untuk mendapatkan
informasi secara cepat, tepat dan akurat. Proses dalam menemukan informasi
inilah yang sering disebut sebagai temu kembali informasi, dimana secara
spesifik juga akan menyangkut penelusuran informasi.

Penelusuran informasi menjadi penting karena “ruh” atau “nyawa” dari


sebuah layanan informasi dalam unit informasi atau perpustakaan adalah
bagaimana memenuhi kebutuhan informasi yang diminta pemakai,
bagaimana menemukan informasi yang diminta pemakai, dan bagaimana
memberikan “jalan” kepada pemakai untuk menemukan informasi yang
dikehendaki. Proses penelusuran informasi menjadi penting untuk
menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang relevan, akurat dan tepat.
Proses dan penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan informasi yang
tepat pula.

 Tipe Penelusuran Informasi

Dari pola telusurnya, penelusuran dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu


Telusur dokumen adalah penelusuran dimulai dengan identifikasi dokumen
dan / atau sumber, baru dari sini dihasilkan informasi aktual. Telusur
informasi adalah penelusuran dimulai dengan informasi yang diperoleh dari
bank data, kumpulan data, atau perorangan. Berdasarkan alat yang digunakan,
penelusuran dapat pula dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu penelusuran
informasi konvensional: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui
cara-cara konvensional/manual seperti menggunakan kartu katalog, kamus,
ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya dan penelusuran informasi
digital: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media digital atau
elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog), Search
Engine (di Internet), Database Online, Jurnal Elektronik, Reference Online,
dan informasi lain yang tersedia secara elektronik/digital. Namun pada
layanan penelusuran informasi, pembedaan tersebut seringkali diabaikan
dikarenakan banyak pemakai yang memilih menggunakan berbagai cara
untuk memperoleh apa yang dikehendaki. Bahkan seringkali terjadi
penelusuran informasi menggunakan kombinasi dari perangkat penelusuran
konvensional dan digital untuk mendapatkan data atau informasi setepa
mungkin. Beberapa hal penting dalam penelusuran informasi:

a) Kunci Telusur yakni merupakan karakteristik informasi atau dokumen


yang dapat digunakan untuk keperluan telusur dan pemilihan dokumen /
informasi. Sebagai contoh adalah data atau informasi kebutuhan yang
diberikan oleh pemakai seperti subyek, nama penulis, judul, tahun terbit,
geografis, dan sebagainya.
b) Pencatatan Pertanyaan, merupakan sebuah prosedur yang akan
membantu penelusur dalam proses penelusuran terutama untuk keperluan
menghindari pengulangan penelusuran, bahan evaluasi temu balik informasi
termasuk analisis prosedur yang digunakan dan efektifitasnya, identifikasi
kebutuhan informasi dan dokumen, pencatatan pertanyaan yang diajukan
pemakai, memahami bahasa dokumenter dari pemakai, misal ada pemakai
yang memakai istilah kera namun dalam perpustakaan dikenal sebagai
macacaicus, evaluasi pemakai.

c) Alat Telusur, yakni merupakan alat yang digunakan sebagai sarana


untuk proses penelusuran informasi / dokumen.

D. PEMBAHASAN

Teknik penelusuran informasi yang akan ditentukan pada saat analisa


dilakukan. Sehingga pada tahap ini merupakan tahap penting bagi pemustaka
untuk memahami apa yang dicari dan bagaimana menemukannya. Menurut
Yusuf (1988) beberapa teknik penelusuran yang biasanya ada di perpustakaan
dengan memanfaatkan berbagai alat/sumber penelusuran dijelaskan dalam
pembahasan selanjutnya di bawah ini.

Penelusuran yang efektif akan memberikan dampak yang sangat besar bagi
si pencari informasi. Efek kepuasaan akan timbul ketika informasi yang
dinginkan dapat diperoleh secara utuh dan update. Berbagai metode penulusuran
informasi di perpustakaan Stikes St. Elisabeth Semarang telah dilakukan guna
membantu pencari mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Metode yang
dilakukan oleh perpustakaan Stikes St. Elisabeth Semarang antara lain:

 Penelusuran konvensional

Teknik penelusuran menggunakan katalog perpustakaan ini biasanya


difokuskan untuk menemukan sebuah kode atau angka klasifikasi yang akan
menuntun pemakai ke dalam sumber informasi / koleksi perpustakaan yang
dibutuhkan. Pemakai akan diarahkan kepada jajaran koleksi perpustakaan.
Pemakai atau staf dapat menelusur melalui tiga entri penting yakni
berdasarkan judul, pengarang dan / atau subyek. Berikut secara ringkas dapat
diberikan ilustrasi diagram alur penelusuran informasi melalui katalog

 Penelusuran Informasi Digital/Online

Penelusuran informasi digital atau elektronik merupakan satu metode


penelusuran informasi yang menggunakan teknologi informasi dan computer
terutama untuk keperluan penelusuran koleksi atau sumber-sumber informasi
yang berupa file elektronik atau digital. Sehingga pada penelusuran
informasi digital atau elektronik ini, apa yang dicari dan alat yang digunakan
untuk dicaripun sama-sama merupakan hasil dari sebuah pengembangan
teknologi informasi dan komputer yang berupa digital atau elektronik.
Sumber-sumber digital sendiri sebetulnya sangat beragam, akan tetapi
setidaknya ada beberapa yang mungkin sering digunakan oleh para praktisi
dan akademisi yakni:

 OPAC (Online Public Access Catalog)

OPAC merupakan alat penelusuran informasi yang bersifat elektronik


dan digital yang dapat digunakan untuk menemukan informasi
pustaka/koleksi baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik/digital.
Namun memang pada kenyataannya untuk saat ini OPAC ini masih
banyak digunakan ‘hanya’ untuk keperluan temu kembali informasi
pustaka terutama yang tercetak atau dengan kata lain fungsinya tak lain
hanya sebagai pengganti katalog tercetak.

 E-Book

E-book atau buku elektronik merupakan satu sumber digital atau


elektronik yang dapat digunakan oleh pengguna yang ingin mendapatkan
informasi dari sebuah buku yang dikemas dalam format elektronik atau
digital. Pengguna dapat melakukan penelusuran sekaligus membaca
bahkan mendownload file buku elektronik yang tersedia di banyak situs
di internet. Buku elektronik ini bisa berasal dari buku tercetak yang
dielektronikan atau didigitalkan, atau bisa juga hanya terbit dalam versi
digital/elektronik.
 E-Resources

F-reosurces atau sumber daya elektronik merupakan sumber informasi


digital/elektronik yang berisi berbagai macam jenis informasi digital
seperti e-journal, e-book, e-proceeding, e-articles, abstracts, images, dan
publikasi lainnya yang dapat diakses dari satu situs web atau pangkalan
data elektronik. Basis data ini seringkali mengalami distorsi pengertian
dengan e-journal, hal ini dikarenakan memang sebagian besar informasi
yang ada di dalamnya berupa jurnal elektronik. Journal elektronik atau
orang sering menyebut sebagai e-journal merupakan satu bentuk sumber
digital yang dapat digunakan dalam penelusuran informasi yang berasal
dari jurnal ilmiah atau popular, baik jurnal tercetak yang dielektronikan
maupun jurnal yang memang ‘hanya’ terbit secara elektronik. Dalam hal
teknik penelusuran, pada prinsipnya antara satu database dengan
database yang lain, biasanya mempunyai metode pencarian yang sama.
Artinya tidak akan berbeda jauh walaupun mungkin hanya berbeda
istilah. Sehingga yang perlu dipelajari dalam sebuah penelusuran melalui
media online atau elektronik adalah metode yang biasa digunakan dalam
penelusuran online, seperti penggunaan tanda wildcard, penggunaan
truncation, penggunaan Boolean, dan sebagainya. Jadi mau anda akan
menggunakan akses melalui Database Ebsco, Proquest, Jstor,
ScienceDirect, IEEE, Westlaw, Scopus maupun jenis database lainnya,
maka anda hanya perlu memahami satu metode penelusuran saja, yang
lainnya anda tinggal menyesuaikan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat banyak cara atau teknik untuk mencari sumber informasi baik tercetak
maupun digital (elektronik), baik melalui media online (internet) maupun
perpustakaan. Beberapa penjelasan di atas adalah merupakan beberapa hal yang
sering digunakan dan menjadi standar dalam pelayanan penelusuran informasi di
perpustakaan. Pada prinsipnya penelusuran informasi merupakan sebuah proses
pengidentifikasian, pencarian, penyediaan dan pemberian informasi atas
kebutuhan atau permintaan pemakai unit informasi dan atau perpustakaan.
Keberhasilan sebuah penelusuran informasi ditentukan oleh beberapa hal:

 Kejelasan dalam identifikasi kebutuhan informasi yang disampaikan oleh


pemakai

 Ketepatan dalam menggunakan berbagai alat / sumber penelusuran

 Ketepatan dan kecermatan dalam melaksanakan dan menggunakan prosedur


penelusuran
 Kecermatan dalam menentukan analisa hasil penelusuran informasi.
 Ketekunan dalam menggunakan berbagai cara dan teknik penelusuran.

Pemanfaatan search engine dalam penelusuran informasi terkadang


menimbulkan dilematis. Disatu sisi pemanfaatan search engine dalam
penelusuran informasi sangat membantu dalam proses temu kembali informasi
karena mampu membantu menemukan informasi secara cepat dan tepat. Disatu
sisi lainnya justru pemanfaatan search engine dapat menghambat seseorang
menemukan informasi secara cepat dan tepat apabila tidak mengerti bagaimana
memanfaatkan sarana ini dengan tepat. Seseorang justru hanya akan
menghabiskan waktu dan tidak akan memperoleh informasi yang dibutuhkan jika
tidak memiliki strategi jitu dalam memanfaatkan seach engine.
Maka dari itu, dalam pemanfaatan penelusuran informasi dibutuhkan kecerdasan
untuk mendapatkan informasi dari internet secara optimal. tujuannya agar tidak
terjadi kesalahan atau hanya menghabiskan waktu dalam memperoleh informasi
yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Gash, Sarah. 2000. Effective Literature Searching for Research. Second Edition.
Hampshire: Gower
Sulistyo-Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Yusuf, Pawit M. 1988. Pedoman mencari sumber informasi. Bandung: Remadja
Karya
Internetworldstat.com – diakses tanggal 22 Mei 2018
Businessdictionary.com – diakses tanggal 22 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai