Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Temu Kembali Informasi

Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS). Temu


kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi
atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali informasi
(Information Retrieval System) merupakan salah satu sistem informasi khususnya di
perpustakaan. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi
untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Sistem temu kembali
informasi berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi pengguna dengan sumber
informasi yang tersedia. Pengertian yang sama mengenai sistem temu kembali informasi
menurut Sulistyo-Basuki sistem temu kembali informasi adalah kegiatan yang bertujuan
untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan
atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali
informasi memiliki fungsi dalam menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan
dan permintaan penggunanya.
Definisi lain yang mengemukakan bahwa: “Sistem temu kembali informasi adalah suatu
proses yang dilakukan untuk menemukan dokumen yang dapat memberikan kepuasan bagi
pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya” 1. Tujuan utama sistem temu kembali
informasi adalah untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan informasi
pengguna secara efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan kepuasan baginya, dan
sasaran akhir dari sistem temu kembali informasi adalah kepuasan pemakai. Sistem temu
kembali informasi merupakan ilmu pengetahan yang berfungsi dalam penempatan sejumlah
dokumen dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Menurut Hasugian, dasar dari
sistem temu balik informasi adalah proses untuk mengidentifikasi kecocokan diantara
permintaan dengan representasi atau indeks dokumen, kemudian mengambil dokumen dari
suatu simpanan sebagai jawaban atas pemintaan tersebut. Sistem temu kembali informasi
pada prinsipnya bekerja berdasarkan ukuran antara istilah query dengan istilah yang menjadi
representasi dokumen. Pengertian lain yang menyatakan bahwa Sistem temu kembali
informasi adalah proses yang berhubungan dengan representasi, penyimpanan, pencarian, dan
pemanggilan informasi yang relavan dengan kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna,
Pendapat ini menunjukkan bahwa dalam Sistem Temu Kembali Informasi terkandung
sejumlah kegiatan yang meliputi proses identifikasi kecocokan, representasi, penyimpanan,

1
Titan Violita, PENGARUH SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TERHADAP
PEMANFAATAN KOLEKSI OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN JEPARA, 9Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2 No. 3 Tahun 2013)
pengambilan, serta pencarian atau penelusuran dokumen yang relevan atau sesuai, dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem temu kembali informasi merupakan sebuah sistem
yang berguna dalam memanggil dan menempatkan dokumen dari/dalam basis data sesuai
dengan permintaan pengguna. Sistem temu kembali informasi memiliki tujuan akhir, yaitu
memberikan kepuasan informasi bagi pengguna sistem. Jadi, temu kembali informasi
merujuk pada keseluruhan. kegiatan yang meliputi pembuatan wakil informasi
(representation), penyimpanan (storage), pengaturan (organization) sampai kepada
pengambilan (access)2.

Komponen sistem temu kembali informasi


Sistem temu balik informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu
sama lain. Menurut Chowdury 1999 dalam Zaenab, 2002: 41 “Pada intinya dalam sistem
temu balik informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1)
kumpulan dokumen; (2) kebutuhan informasi pengguna, dan (3) proses pencocokan
(matching) antara keduanya”
Pernyataan yang sama juga diuraikan Hasibuan dalam Hasugian (2006: 3) bahwa “Secara
garis besar komponen sistem temu balik informasi terdiri dari pemakai (user), dokumen, dan
matcher-machine”.
Adapun komponen-komponen sistem temu balik informasi menurut Hasugian (2008: 14)
antara lain, (1) Pengguna; (2) Query; (3) Dokumen; (4) Indeks Dokumen dan (5)
Pencocokan/ Matcher Fungtion.
1. Pengguna

2
Yusrawati, STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI
BERBASIS IMAGE DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI, (Jurnal LIBRIA Vol.9 No.1
Juni 2017)
Pengguna STBI adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan STBI dalam rangka
kegiatan pengelolaan dan pencarian informasi. Berdasarkan perannya, pengguna STBI
dibedakakan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna (user) dan pengguna akhir (end user).
2. Query
Query adalah format bahasa permintaan yang di input (dimasukan) oleh pengguna kedalam
STBI. Dalam interface (antar muka) STBI selalu disediakan kolom/ruas sebagai tempat bagi
pengguna untuk mengetikkan (menuliskan) query nya.
3. Dokumen
Dokumen adalah istilah yang digunakan utnuk seluruh bahan pustaka, apakah itu artikel,
buku, laporan penelitian dsb. Seluruh bahan pustaka dapat disebut sebagai dokumen.
4. Indeks Dokumen
Indeks adalah daftar istilah atau kata (list of terms). Dokumen yang dimasukkan/disimpan
dalam database diwakili oleh indeks, Indeks itu disebut indeks dokumen.
5. Pencocokkan (Matcher Fungtion)
Pencocokkan istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang
tersimpan dalam database adalah dilakukan oleh mesin komputer. Komputerlah yang
melakukan proses pencocokkan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan
kecepatan memory dan processing yang dimiliki oleh komputer itu.
Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa sistem temu balik informasi memiliki
komponen-komponen penyusun yang paling sedikit terdiri dari tiga bagian yaitu dokumen,
pencari informasi dan proses pencocokan atau penghubung antara dokumen dan pencari
informasi. Dan lebih rincinya sistem temu balik informasi terdiri atas lima komponen yaitu
pengguna, query, dokumen, indeks dokumen dan pencocokan.

Pengaplikasian STBI dalam perpustakaan


Ada beberapa contoh pengaplikasian STBI :
a. Google search engine
b. Google scholar
c. OPAC
Yang akan kita bahas sekarang adalah OPAC
1. Pengertian OPAC
OPAC dalam Kamus istilah Dictionary for Library Information Science
dalam skripsi Latipah (2016) menjelaskan bahwa OPAC adalah sebagai berikut:
"an acronym for online public access catalog, a database composed of bibliographic
records describing the books and other material owned by a library system, accessible
via public terminals or workstations ussualy concentrated near the reference desk to
make it easy for user to request the assistance of a trained reference desk to make it
easy for user to request the assistance of a trined reference librarian. Most online
catalogs are searchable by author, title, subject, and keywords and allow users to
print, download, or export records to an email account”3
Definisi di atas menjelaskan bahwa OPAC merupakan akronim untuk akses katalog
online bagi publik. OPAC merupakan sebuah database yang terdiri dari cantuman
bibliografi dengan menggambarkan buku-buku dan bahan lain yang dimiliki oleh
system perpustakaan atau perpustakaan, yang diakses melalui terminal atau
workstationyang biasanya terletak di dekat meja referensi untuk memudahkan
pengguna untuk meminta bantuan dari pustakawan referensi. Biasanya catalog online
dapat diakses melalui pendekatan pengarang, judul, subjek, kata kunci, dan
memungkinkan pengguna untuk mencetak, mengunduh, atau mengekspor catatan ke
email.
Lasa HS dalam skripsi Mahdiah (2011) menyebutkan bahwa OPAC adalah suatu
database dari record-record katalog yang diakses oleh pencari informasi. OPAC ini
berfungsi sebagai katalog terpasang (online catalog) yang dapat diakses secara
langsung oleh pencari informasi di perpustakaan. Katalog online atau OPAC
merupakan sistem katalog perpustakaan yang menggunakan
komputer.Pangkalandatanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan
dengan menggunakan perangkatlunak komersial atau buatan sendiri. Katalog ini
memberikan informasi bibliografis dan letak koleksinya. Katalog biasanya dirancang
untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam
menggunakannya (user friendly) (Saleh dan Mustafa 1992).
Sebelum teknologi informasi masuk dalam dunia perpustakaan, catalog yang
dikenalhanya dalam bentuk kartu atau lembaran kertas. Sekarang katalog tidak saja
dibuat dalam bentuk kartu, tetapi juga dalam bentuk digital. Katalog dalam bentuk
digital biasanya disimpan dalam hard disk komputer atau media penyimpanan
lainnya, seperti disket, CD ROM, dan DVD.OPAC bekerja berdasarkan konsep
jaringan, baik berupa LAN maupun WAN. LANdigunakan untuk keperluan hubungan

3
Ernawati, PERPUSTAKAAN DIGITAL DALAM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN
OPAC, (Jurnal JIPI Vol.3 No. 1 Tahun 2018)
kerja dalam satu ruangan atau bangunan, sedangkanWAN untuk keperluan kerja
dalam lingkup yang lebih luas, yaitu antarwilayah misalnyadengan adanya OPAC
yangterkomunikasi melalui internet, jangkauan penggunaperpustakaan menjadi lebih
luas.Hal tersebut menjadikan nilai guna informasi jauh lebihtinggi.Menurut Christie
(1986), beberapa tujuanyang ingin dicapai dalam pembuatanOPAC adalah: (1)
pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan datayang
dimilikiperpustakaan, (2) mengurangi beban biaya dan waktuyang diperlukan dan
yangharus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi, (3) mengurangi
beban pekerjaandalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan
efisiensi tenaga kerja, (4) mempercepat pencarian informasi, dan (5) dapat
melayanikebutuhan informasi masyarakatdalam jangkauan yangluas.
OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal
komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek,
kata kunci dan sebagainya. Pendapat ini selain menunjukkan fungsi OPAC pada
penelusuran informasi, juga menekankan fungsi lain dari OPAC yaitu untuk
menunjukkan keberadaan atau kekayaan koleksi dari suatu perpustakaan tertentu.
Melalui OPAC, pengguna akan bisa mengetahui seberapa banyak judul, subjek,
eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan tertentu. Berdasarkan
uraian di atas dapat dinyatakan bahwa OPAC adalah suatu sistem temu balik
informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi
suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai